58 4.
Melakukan kegiatan promosi untuk memenuhi saluran distribusi Kegiatan pemasaran yang dilakukan PT Saung Mirwan terbagi menjadi
kegiatan pemasaran untuk produk sayuran dan kegiatan pemasaran untuk produk bunga krisan. Untuk produk sayuran, PT Saung Mirwan melakukan kegiatan
pemasaran ke supermarket-supermarket besar yang berada di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi Jabodetabek.
Untuk bunga krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba dalam pot pemasaran dilakukan ke wilayah domestik sekitar Jabodetabek. Pemasaran bunga krisan
ditujukan kepada distributor, produsen bunga, florist, dekorator atau konsumen retailer. Konsumen retailer merupakan konsumen yang melakukan pembelian
permintaan dengan waktu yang tidak menentu. Konsumen retail biasanya melakukan pembelian dengan cara langsung datang ke PT Saung Mirwan, jumlah
pembeliannya pun tidak banyak. Untuk sistem pemesanan ada standar minimal order
yakni 100 pot untuk krisan pot. Untuk sistem order pihak pemesan harus memberikan uang Down Payment DP atau membayar abodemen.
Pembayaran dapat dilakukan dengan dua cara yakni tunai dan pembayaran abodemen. Pembayaran secara tunai adalah apabila pelanggan pada saat
mendapatkan langsung membayarnya secara tunai, biasanya dilakukan oleh customer retail
, untuk pembayaran secara tunai selambat-lambatnya satu sampai dua minggu setelah produk sampai ke tangan konsumen. Untuk pembayaran
secara abodemen adalah pelanggan yang melakukan pembayaran pada akhir periode tertentu misalnya untuk 3 atau 4 bulan sesuai dengan jumlah bunga yang
telah dipesan. PT Saung Mirwan selalu berupaya untuk menghasilkan dan menawarkan
produk yang terbaik kepada pelanggan mencakup mutu, jumlah, tepat waktu, harga yang terjangkau, kesinambungan dalam ketersediaan produk, kemudahan
informasi serta keramahan untuk mencapai kepuasan konsumen.
5.7. Analisis Pendapatan
Perencanaan finansial merupakan rencana bagaimana memperoleh dan mengalokasikan dana. Dana yang akan digunakan dalam kegiatan usaha tanaman
hias pada PT Saung Mirwan bersumber dari modal pemilik, Theo Hadinata.
59 Perencanaan finansial bertujuan untuk menganalisis keragaan aspek finansial
suatu kegiatan usaha. Perencanaan keuangan yang dilakukan adalah dengan mengkalkulasikan biaya dengan penerimaan yang diperoleh PT Saung Mirwan
dalam usaha bunga krisan, kalandiva, kalanchoe dan katuba. Analisis tersebut akan menghasilkan perhitungan pendapatan yang diterima PT Saung Mirwan dari
usaha bunga yang diusahakan. a.
Biaya Investasi Biaya investasi merupakan biaya yang umumnya dikeluarkan pada awal
kegiatan dan pada saat tertentu untuk memperoleh manfaat beberapa tahun kemudian. Pengeluaran biaya investasi pada umumnya dilakukan satu kali atau
lebih, sebelum bisnis berproduksi dan baru menghasilkan manfaat beberapa tahun kemudian. Biaya investasi yang dikeluarkan PT Saung Mirwan dalam usaha
bunga yang diteliti antara lain pembangunan green house, cooling room, peralatan dan perlengkapan produksi. Rincian biaya investasi dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Biaya Investasi Komoditas Bunga PT Saung Mirwan dengan Luas
Lahan 2.500 meter
2
pada Tahun 2008 Uraian
Nilai Rp Umur
Ekonomis Penyusutan
RpThn Persentase
Green house 80.000.000
10 8.000.000
40,39 Cooling room
35.000.000 10
3.500.000 17,67
Jaringan nutrisi 15.000.000
5 3.000.000
7,57 Instalasi listrik dan
air 2.000.000
5 400.000
1,01 Net penyangga
1.500.000 4
375.000 0,76
AC 2.000.000
5 400.000
1,01 Komputer
2.000.000 5
400.000 1,01
Genset 2.000.000
10 200.000
1,01 Kendaraan
operasional 40.000.000
15 2.666.667
20,19 Pompa sprayer
15.000.000 5
3.000.000 7,57
Krat box 2.500.000
5 500.000
1,26 Ruang propagation
1.000.000 4
250.000 0,50
Cangkul 40.000
4 10.000
0,02 Garpu
25.000 4
6.250 0,01
Gunting 23.000
4 5.750
0,01 Total
198.088.000 22.713.667
100
Sumber: PT Saung Mirwan 2010
60 Pembangunan green house memberikan kontribusi biaya yang paling
tinggi dalam biaya investasi. Green house merupakan bangunan utama yang sangat berperan penting dalam usaha produksi bunga krisan, kalandiva, kalanchoe
dan kastuba yang diusahakan oleh PT Saung Mirwan. Bangunan green house berfungsi untuk melindungi bunga krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba dari
hujan yang berlebihan, terpaan sinar matahari yang panjang, terpaan angin dan serangan hama. Green house memiliki umur ekonomis yang cukup lama yaitu
sekitar 10 tahun dimana setelah 10 tahun umur ekonomisnya habis dan sebaiknya dilakukan reinvestasi terhadap green house. Biaya investasi lainnya yang cukup
tinggi adalah cooling room, jaringan nutrisi, kendaraan operasional dan pompa sprayer.
Biaya-biaya ini relatif tinggi dengan umur ekonomis yang lama juga 10 tahun sampai 15 tahun. Biaya lainnya seperti instalasi listrik dan air, net
penyangga, genset, komputer dan lain-lain menyumbang kontribusi yang lebih rendah terhadap biaya investasi.
b. Biaya Operasional
Biaya operasional termasuk semua biaya produksi, pemeliharaan dan lainnya yang menggambarkan pengeluaran untuk menghasilkan produksi yang
digunakan bagi setiap proses produksi dalam satu periode kegiatan produksi. Biaya operasional terdiri dari dua komponen utama yakni biaya variabel dan biaya
tetap. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai komponen biaya operasional beserta kebutuhan biaya tersebut pada produksi bunga krisan, kalandiva, kalanchoe dan
kastuba pada PT Saung Mirwan.
1. Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh oleh perkembangan jumlah produksi atau penjualan dari satu proses produksi ke proses
produksi berikutnya. Rincian biaya tetap yang dikeluarkan untuk produksi bunga krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba selama satu tahun dapat dilihat pada
Tabel 12.
61
Tabel 12.
Rincian Biaya Tetap Komoditas Bunga PT Saung Mirwan Uraian
Nilai Rp Persentase
Tenaga Kerja 67.200.000
88,77 Pajak Kendaraan
2.500.000 3,60
Alat Tulis Kantor ATK 6.000.000
7,93 Total
75.700.000 100
Sumber: PT Saung Mirwan 2010
Biaya tenaga kerja terhadap biaya tetap menyumbang kontribusi terbesar dalam usaha produksi bunga PT Saung Mirwan. Biaya tenaga kerja ini terdiri dari
biaya gaji kepala bagian produksi dan bagian proteksi tanaman. Biaya tenaga kerja ini besarnya sekitar 88,77 persen dari total biaya tetap yang dikeluarkan PT
Saung Mirwan. Hal ini berarti biaya lebih banyak dinikmati oleh tenaga kerja. Biaya yang lain terdiri dari biaya pajak kendaraan operasional dan alat tulis kantor
yang digunakan untuk urusan administrasi di kantor PT Saung Mirwan.
2. Biaya variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang jumlahnya dipengaruhi oleh output yang dihasilkan pada periode tertentu. Rincian biaya variabel yang dikeluarkan
untuk budidaya bunga krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba dalam satu tahun dapat dilihat pada Tabel 13.
Biaya pupuk, dan pestisida menyumbang kontribusi yang paling tinggi terhadap proporsi biaya varibel produksi bunga PT Saung Mirwan. Besar biaya
pupuk dan pestisida adalah lebih dari 50 persen dari total biaya variabel yang dikeluarkan PT Saung Mirwan. Dalam usaha bunga adalah wajar biaya pupuk dan
pestisida memegang porsi yang paling besar mengingat komoditas usaha ini adalah tanaman yang produksinya sangat bergantung pada kedua input tersebut.
Pupuk sangat mempengaruhi kualitas bunga yang dihasilkan sedangkan pestisida berkaitan dengan upaya pengendalian hama dan penyakit tanaman.
Biaya variabel yang lain disumbang oleh biaya pot, media tanam, biaya listrik, biaya telepon, karet gelang dan sebagainya. Biaya-biaya variabel ini
menyumbang kontribusi yang kecil dibandingkan biaya pupuk dan pestisida. Namun demikian biaya-biaya tersebut berpengaruh dalam kegiatan produksi
62 bunga krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba yang diusahakan PT Saung
Mirwan.
Tabel 13.
Rincian Biaya Variabel Komoditas Bunga pada PT Saung Mirwan Uraian
Nilai Rp Persentase
Pupuk 32.000.000
29,85 Pestisida
26.500.000 24,72
Pot 6.500.000
6,06 Media tanam
6.750.000 6,28
Lampu TL 20 Watt 7.500.000
6,98 Ember plastic
250.000 0,23
Pisau cutting 100.000
0,09 Karung
150.000 0,14
Biaya listrik 4.500.000
4,19 Biaya air
3.500.000 3,26
Biaya telepon 2.500.000
2,33 Biaya pemeliharaan
2.500.000 2,33
Bahan bakar 9.500.000
8,84 Plastik kening
200.000 0,19
Dus box 2.500.000
2,33 Karet gelang
150.000 0,14
Panfix selotip 350.000
0,33 Biaya Komunikasi
2.000.000 1,86
Total 107.450.000
100
Sumber: PT Saung Mirwan 2010
Penerimaan PT Saung Mirwan diperoleh dari penjualan bunga krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba pot. Output bersih yang dihasilkan selama
proses produksi bunga krisan pada tahun 2009 adalah 35.240 pot bunga krisan, 5.523 pot bunga kalandiva, 5.621 pot bunga kalanchoe dan 5.974 pot bunga
kastuba. Harga output untuk masing-masing bunga krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba pada tahun 2009 adalah Rp. 7.500, Rp. 8.000, Rp. 6.000 dan Rp.
7.500. Total penerimaan yang diperoleh PT Saung Mirwan dari memproduksi bunga krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba adalah sebesar Rp. 387.0150.000.
Analisis pendapatan ini bertujuan sebagai gambaran prospek usaha bunga krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba di PT Saung Mirwan, untuk awal
produksi usaha ini mengalami kerugian secara nyata namun secara pembukuan belum dapat dipastikan karena diawal usaha biaya investasi, penyusutan dan biaya
63 tetap telah diperhitungkan sebelumnya. Besarnya total biaya dan total penerimaan
serta analisis pendapatan dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14.
Analisis Pendapatan Usaha Bunga PT Saung Mirwan Uraian
Nilai Rp A. Penerimaan
387.015.000 B. Biaya Operasional
a. Biaya Tetap
75.700.000 b.
Biaya Variabel 108.450.000
C. Total Biaya Operasional 184.150.000
D. Biaya yang Diperhitungkan 22.713.667
E. Total Biaya 206.863.667
F. Pendapatan Atas Biaya Operasional 202.865.000
G. Pendapatan Atas Biaya Total 180.151.333
H. RC Atas Biaya Operasional 2,10
I. RC Atas Biaya Total
1,87
Dari analisis pendapatan usaha bunga diperoleh kesimpulan bahwa pendapatan atas biaya operasional tunai yang diperoleh PT Saung Mirwan dalam
memproduksi bunga krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba selama satu tahun 2009 adalah Rp. 202.865.000 dan nilai RC ratio diperoleh sebesar 2,10. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap Rp. 1 biaya yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan produksi keempat bunga tersebut akan memperoleh penerimaan sebesar
2,10. Nilai ini menggambarkan bahwa penerimaan lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan. Analisis pendapatan atas biaya total adalah sebesar Rp.
180.151.333 dan RC ratio sebesar 1,87. Ini menggambarkan bahwa penerimaan lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan. Oleh karena itu berdasarkan
analisis pendapatan diperoleh bahwa usaha bunga krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba menguntungkan dan efisien untuk dijalankan.
64
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1. Identifikasi Sumber-Sumber Risiko
Adanya risiko dalam suatu usaha akan mempengaruhi tingkat produktivitas dan produksi yang dihasilkan. Oleh karena itu adanya fluktuasi
produktivitas dan produksi mengindikasikan adanya risiko yang dihadapi suatu perusahaan. Adanya risiko akan berdampak pada penerimaan suatu usaha dan
berpengaruh langsung terhadap keberhasilan suatu usaha. Risiko pengusahaan bunga yang dibahas dalam penelitian ini difokuskan
pada empat komoditas yang diusahakan oleh PT Saung Mirwan yaitu bunga krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba. Penentuan risiko produksi pada
penelitian ini didasarkan pada penilaian varians, standar deviasi, dan koefisien variasi yang diperoleh dari hasil peluang terjadinya suatu kejadian. Peluang
terjadinya suatu kejadian dapat dilihat dari kondisi tertinggi, normal, dan terendah dari rata-rata produktivitas yang dihasilkan oleh masing-masing komoditas.
Tabel 15. Rata-rata Produksi, Produktivitas dan Pendapatan PT Saung Mirwan
pada Komoditas Krisan, Kalandiva, Kalanchoe dan Kastuba
Komoditas Kondisi
Peluang Rata-rata
Penerimaan Rp
Produksi pot
Produktivitas potm
2
Krisan Tertinggi
0,18 7757
6,99 58.173.500
Normal 0,64
5345 4,36
42.325.500 Terendah
0,18 3449
2,15 25.865.500
Kalandiva Tertinggi
0,23 982
5,59 7.450.000
Normal 0,18
748 3,66
5.363.000 Terendah
0,59 411
2,27 3.058.000
Kalanchoe Tertinggi
0,27 1179
5,97 7.072.000
Normal 0,27
687 3,67
4.124.000 Terendah
0,46 447
2,52 2.682.000
Kastuba Tertinggi
0,10 2191
5,74 16.430.000
Normal 0,75
884 3,86
7.043.500 Terendah
0,15 369
1,77 2.608.500