Metode Penentuan Responden Definisi Operasional

29

4.3. Metode Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini data primer yang diperoleh dengan cara observasi dan, wawancara dan diskusi dengan manajer perusahaan. Proses pengumpulan data dilakukan langsung oleh peneliti. Observasi dilakukan dengan dengan pencatatan langsung di lokasi penelitian tentang aktivitas produksi dan pemasaran dan berbagai kendala risiko yang dihadapi perusahaan. Wawancara dan diskusi dilakukan dengan mengadakan tanya jawab dengan manajer perusahaan tentang risiko yang biasa muncul terkait dengan kegiatan produksi dan pemasaran. Sumber data sekunder diperoleh dari pihak perusahaan berupa informasi yang berupa data produksi harian, penggunaan obat, penggunaan pupuk, harga jual bunga dan data terkait yang mendukung penelitian.

4.4. Metode Penentuan Responden

Pengambilan responden untuk penelitian ini menggunakan metode purposivejudgement sampling . Responden merupakan pihak yang berhubungan dan mengetahui jelas produksi dan pemasaran dan risiko yang sering dihadapi perusahaan yaitu manajer produksi dan manajer pemasaran pada PT Saung Mirwan.

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Semua data yang dikumpulkan akan diolah dan dianalisis dengan Microsoft Excel untuk mengetahui besarnya risiko yang dihadapi dan manajemen risiko yang diterapkan di PT Saung Mirwan. Adapun metode analisis yang digunakan meliputi analisis risiko baik kualitatif maupun kuantitatif. Analisis risiko dilakukan dengan melihat penyimpangan yang terjadi antara nilai yang diharapkan dengan nilai yang terjadi. Untuk menilai tingkat risiko tersebut beberapa ukuran yang digunakan antara lain nilai Variance, Standard Deviation, dan Coefficient Variation. Nilai Variance menunjukkan adanya penyimpangan, Standard Deviation diperoleh dari nilai kuadrat Variance, dan Coefficient Variation diperoleh dari rasio Standard Deviation dengan Expected Return. 30

4.5.1. Analisis Deskriptif

Analisis kualitatif dilakukan melalui pendekatan deskriptif yang digunakan untuk menggambarkan keadaan umum perusahaan dan manajemen risiko yang diterapkan pada PT Saung Mirwan. Analisis manajemen risiko produksi berdasarkan penilaian pengambilan keputusan di perusahaan secara subjektif yang dilakukan untuk melihat apakah manajemen risiko yang diterapkan sudah efektif untuk meminimalisir risiko produksi. Pengelolaan risiko dapat dilakukan dengan mengidentifikasi faktor-faktor penyebab adanya risiko produksi dan risiko pasar, kemudian melakukan pengukuran risiko, menangani risiko dan mengevaluasi fungsi manajemen risiko yang diterapkan pada perusahaan. Metode analisis deskriptif dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan diskusi dengan manajer produksi dan manajer pemasaran.

4.5.2. Analisis Risiko Komoditas Tunggal

Analisis kuantitatif diawali dengan menentukan besarnya peluang. Penentuan peluang diperoleh berdasarkan dari suatu kejadian pada kegiatan budidaya yang dapat diukur dari pengalaman yang telah dialami oleh perusahaan. Peluang dari masing-masing kegiatan budidaya akan diperoleh pada tiga kondisi yaitu tertinggi, normal dan terendah. a. Peluang Probability Peluang merupakan kemungkinan terjadinya suatu peristiwa. Peluang hanya suatu kemungkinan, jadi nilai dari suatu peluang bukan merupakan harga mutlak dalam suatu kondisi. Nilai peluang ditentukan berdasarkan pengalaman dan faktor dari variabel-variabel yang mempengaruhi suatu kejadian yang akan dihitung nilai peluangnya. Peluang dari suatu kejadian pada kegiatan usaha dapat diukur berdasarkan pengalaman yang telah dialami pelaku bisnis dalam menjalankan kegiatan usaha. Nilai peluang ditentukan dengan mengobservasi kejadian yang sudah terjadi. Kejadian-kejadian tersebut kemudian diekspresikan sebagai persentase dari total exposure dalam rangka mendapatkan estimasi empiris dari probabilitas. Menurut Kountur 2008, dari sudut pandang empiris maka probabilitas dapat dipandang sebagai frekuensi terjadinya event dalam jangka panjang yang 31 dinyatakan dalam persentase. Probabilitas adalah nilaiangka yang terletak antara 0 dan 1 yang diberikan kepada masing-masing event. Apabila nilai suatu peluang adalah 1, maka hal tersebut merupakan sebuah kepastian. Berarti, peristiwa yang diperkirakan pasti terjadi. Pengukuran peluang P pada setiap kondisi diperoleh dari frekuensi kejadian setiap kondisi yang dibagi dengan periode waktu selama kegiatan berlangsung. Total peluang dari beberapa kejadian berjumlah satu dan secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: ∑ Pij 伸 1 …………………………………… 1 Dalam menganalisis risiko produksi dilakukan analisis mengenai faktor- faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan oleh pelaku usaha. Faktor-faktor eksternal yang dimaksud antara lain faktor iklim dan cuaca, peristiwa alam seperti bencana alam yang mempengaruhi produksi dan serangan hama penyakit. Analisis terhadap faktor eksternal ini dilakukan dengan melihat dari seberapa besar kemungkinan terjadinya probabilitas kejadian dari faktor-faktor eksternal yang dianalisis dan seberapa besar kerugian yang disebabkannya. Semakin besar probabilitas kejadian eksternal yang merugikan maka semakin besar pula tingkat risiko yang mungkin dihadapi oleh pelaku usaha. Pengukuran probabilitas pada setiap kejadian diperoleh dari frekuensi setiap kejadian yang dibagi dengan jumlah periode waktu proses produksi dalam satu tahun. Secara matematis pengukuran probabilitas dapat dituliskan sebagai berikut: P = ……………………………………………… 2 Keterangan: f = frekuensi kejadian T = periode waktu proses produksi Untuk menentukan berapa besar peluang yang akan terjadi maka perlu ditetapkan kisaran produktivitas bunga yang ada. Menurut manajemen PT Saung Mirwan produktivitas bunga yang diusahakan sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan lingkungan, serangan hama dan penyakit dan pemeliharaan bunga. Kisaran produktivitas yang ditetapkan PT Saung Mirwan untuk komoditas bunga yang diusahakan dapat dilihat pada Tabel 10. 32 Tabel 10. Tingkat Produktivitas pada Bunga Krisan, Kalandiva, Kalanchoe dan Kastuba pada PT Saung Mirwan No. Kondisi Produktivitas Produktivitas potm 2 1 Tinggi 5 2 Sedang 3-5 3 Rendah 3 b. Nilai Harapan Expected Return Analisis risiko didasarkan pada teori pengambilan keputusan dengan berdasarkan pada konsep expected utility Robinson dan Barry 1997. Kaitan expected utility sangat berhubungan erat dengan probability. Probability dapat dipandang sebagai frekuensi relatif relative frequency dan digunakan dalam pengambilan keputusan. Utility relatif sulit untuk diukur sehingga umumnya didekati dengan pengukuran return. Indikator adanya risiko ditunjukkan dengan adanya variasi atau fluktuasi dari return dengan asumsi faktor-faktor tertentu bersifat tetap fix. Penyelesaian pengambilan keputusan yang mengandung risiko dapat dilakukan dengan menggunakan expected return nilai harapan. Nilai harapan adalah jumlah dari nilai-nilai kemungkinan yang diharapkan terjadi probabilitas peluang masing-masing dari suatu kejadian tidak pasti. Nilai harapan merupakan besaran perolehan atau yang diperkirakan akan didapatkan kembali dalam melakukan suatu kegiatan usaha. Nilai harapan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melanjutkan kegiatan usaha. Penyelesaian pengambilan keputusan yang mengandung risiko dapat dilakukan dengan menggunakan expected return. Rumus Expected return dituliskan sebagai berikut Elton dan Gruber 1995 : Ri 伸 ∑ Pi. Ri …..………………………… 3 Keterangan: ∑ ﹀ú = Expected Return dari masing-masing komoditas Pi = Peluang pada kondisi tertinggi, normal dan terendah pada komoditas krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba Ri = Return atau penerimaan masing-masing komoditas n = 22 observasi 33 Pengukuran sejauh mana risiko yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan usahanya terhadap hasil atau pendapatan yang diperoleh perusahaan dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut: a. Variance Pengukuran variance dari return merupakan penjumlahan selisih kuadrat dari return dengan Expected Return dikalikan dengan peluang dari setiap kejadian. Nilai variance dapat ditulis dengan rumus matematis sebagai berikut Elton dan Gruber 1995: 酰 伸 ∑ ㎠ú ﹀ú ﹀ú …..………………………… 4 Keterangan: 酰 2 = Variance dari Return Pij = Peluang pada kondisi tertinggi, normal dan terendah pada masing-masing komoditas j = kejadian Rij = Return atau penerimaan masing-masing komoditas Ri = Expected Return dari masing-masing komoditas Semakin kecil nilai variance maka semakin kecil penyimpangan yang berarti semakin kecil risiko yang dihadapi perusahaan dalam melakukan suatu usaha tersebut. b. Standard Deviation Pengukuran Standard Deviation dapat diukur dari akar kuadrat dari nilai variance . Risiko pada penelitian ini merupakan besarnya fluktuasi pendapatan yang diperoleh oleh PT. Saung Mirwan. Semakin kecil nilai dari Standard Deviation maka semakin rendah risiko yang dihadapi dalam menjalankan suatu usaha. Rumus Standard Deviation adalah Elton dan Gruber 1995: 酰 伸 √酰 ………………………………….. 5 Keterangan: 酰 2 伸 Variance masing-masing komoditas 酰 伸 Standard Deviation masing-masing komoditas 34 c. Coefficient Variation Coefficient variation diukur dari rasio perbandingan Standard Deviation dengan Return yang diharapkan Expected Return. Semakin kecil nilai Coefficient Variation maka akan semakin rendah risiko yang dihadapi. Coefficient Variation dapat dirumuskan secara matematis sebagai berikut Elton dan Gruber 1995: ɣ伸 …..………………………… 6 Keterangan: CV = Coefficient Variation masing-masing komoditas 酰 = Standard Deviation masing-masing komoditas Ri = Expected Return masing-masing komoditas

4.5.3. Analisis Risiko Diversifikasi

Kegiatan usaha diversifikasi merupakan salah satu upaya untuk meminimalisir risiko yang dihadapi. Risiko yang dihadapi disebut dengan risiko portofolio. Untuk mengukur risiko portofolio dapat dilakukan dengan menghitung variance gabungan dari beberapa kegiatan usaha. Diversifikasi yang dilakukan PT Saung Mirwan adalah dengan cara diversifikasi berbagai komoditas bunga. Jika investasi untuk dua aset maka variance gabungan dapat dituliskan sebagai berikut Elton dan Gruber 1995: 酰 伸 酰ú ú 酰 2 ú 酰ú ………... 7 Keterangan: 酰 = Variance portofolio untuk investasi asset i dan j σi = Standard Deviation investasi asset i σj = Standard Deviation investasi asset j σij = Covariance investasi asset i dan j α = Fraction portofolio pada investasi asset i 1- α = Fraction portofolio pada investasi asset j Covariance antara kedua investasi i dan j dihitung dengan menggunakan persamaan berikut Elton dan Gruber 1995: 酰 伸 酰 酰 ……..……………………… 8 35 Keterangan: σ ij = Covariance asset i dan j ú = Nilai koefisien korelasi antara investasi i dan j Nilai koefisien korelasi investasi antara i dan j σ ij mempunyai nilai maksimum positif 1 +1 dan nilai minimum negatif 1 -1. Beberapa kemungkinan korelasi diantara dua investasi adalah: 1. Nilai koefisien korelasi positif satu +1 mempunyai arti bahwa kombinasi antara dua investasi i dan j selalu bergerak bersama-sama searah. 2. Nilai koefisien korelasi negatif satu -1 mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua investasi i dan j selalu bergerak berlawanan arah. 3. Nilai koefisien korelasi sama dengan nol 0 mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua investasi i dan j tidak berhubungan sama sekali. Korelasi merupakan alat ukur statistik mengenai hubungan dari serial data yang menunjukkan pergerakan bersamaan relatif relative comovements antara serial data tersebut. Jika serial data bergerak dengan arah yang sama disebut dengan korelasi positif, sebaliknya jika bergerak dengan arah berlawanan disebut korelasi negatif. Dalam penelitian ini koefisien korelasi diasumsikan memiliki nilai +1 atau memiliki korelasi positif diantara komoditas yang digabungkan. Penilaian berupa peningkatan investasi dalam produksi bunga berupa peningkatan luas lahan dan upaya pengendalian hama dan penyakit. Hal ini akan berpengaruh terhadap pendapatan yang akan diterima dengan harapan risiko yang ditimbulkan akan menjadi lebih kecil. Menurut Diether 2009 jika terdapat 3 aset yaitu A, B dan C. Bobot untuk ketiga asset adalah wa, wb dan wc dimana jumlah ketiga bobot adalah satu wa + wb + wc = 1. Maka besarnya expected return gabungan kombinasi tiga komoditas dapat dituliskan sebagai berikut Diether 2009: Erp = wa Era + wbErb + wcErc ……..……………………… 9 Keterangan: Erp = Expected return gabungan ketiga investasi A, B dan C w a = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset A 36 w b = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset B w c = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset C Era = expected return dari investasi asset A Erb = expected return dari investasi asset B Erc = expected return dari investasi asset C Besarnya variance gabungan ketiga asset dapat dituliskan sebagai berikut Diether 2009: σ 2 r p = w a 2 σ 2 r a + w b 2 σ 2 r b + w c 2 σ 2 r c +2w a w b covar r a , r b + 2w a w c covar r a , r c + 2w b w c covar r b , r c …………………………… 10 Keterangan: σ 2 r p = Variance portofolio untuk investasi asset A, B dan C σ 2 r a = Variance investasi asset A σ 2 r b = Variance investasi asset B σ 2 r c = Variance investasi asset C w a = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset A w b = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset B w c = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset C covar r a , r b = covariance antara investasi A dan B, diperoleh dengan rumus: 酰 酰 dimana diasumsikan nilainya +1. covar r a , r c = covariance antara investasi A dan C, diperoleh dengan rumus: 酰 酰 dimana diasumsikan nilainya +1. covar r b , r c = covariance antara investasi B dan C, diperoleh dengan rumus: 酰 酰 dimana diasumsikan nilainya +1. σ a = Standard Deviation asset A σ b = Standard Deviation asset B σ c = Standard Deviation asset C Jika investasi untuk empat asset maka asumsi jumlah bobot untuk keempat investasi = 1 tetap berlaku wa + wb + wc + wd = 1. Rumus untuk menghitung expected return gabungan keempat investasi dapat dituliskan sebagai berikut Diether 2009: 37 Erp = waEra + wbErb + wcErc + wdErd …………………… 11 Keterangan: Erp = Expected return gabungan keempat investasi A, B, C dan D w a = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset A w b = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset B w c = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset C w d = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset D Era = expected return dari investasi asset A Erb = expected return dari investasi asset B Erc = expected return dari investasi asset C Erd = expected return dari investasi asset D Besarnya variance untuk empat komoditas dapat dituliskan sebagai berikut Diether 2009: σ 2 r p = w a 2 σ 2 r a + w b 2 σ 2 r b + w c 2 σ 2 r c + w d 2 σ 2 r d + 2w a w b covar r a , r b + 2w a w c covar r a , r c + 2w b w c covar r b , r c + 2w b w d covar r b , r d + 2w c w d covar r c , r d + 2w d w a covar r d , r a …………………………………… 12 Keterangan: σ 2 r p = Variance portofolio untuk investasi asset A, B dan C σ 2 r a = Variance investasi asset A σ 2 r b = Variance investasi asset B σ 2 r c = Variance investasi asset C σ 2 r d = Variance investasi asset D w a = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset A w b = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset B w c = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset C w d = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset D covar r a , r b = covariance antara investasi A dan B, diperoleh dengan rumus: 酰 酰 dimana diasumsikan nilainya +1. covar r a , r c = covariance antara investasi A dan C, diperoleh dengan rumus: 酰 酰 dimana diasumsikan nilainya +1. 38 covar r b , r c = covariance antara investasi B dan C, diperoleh dengan rumus: 酰 酰 dimana diasumsikan nilainya +1. covar r b , r d = covariance antara investasi B dan D, diperoleh dengan rumus: 酰 酰 dimana diasumsikan nilainya +1. covar r c , r d = covariance antara investasi C dan D, diperoleh dengan rumus: 酰 酰 dimana diasumsikan nilainya +1. covar r d , r a = covariance antara investasi D dan A, diperoleh dengan rumus: 酰 酰 dimana diasumsikan nilainya +1. σ a = Standard Deviation asset A σ b = Standard Deviation asset B σ c = Standard Deviation asset C σ d = Standard Deviation asset D Perhitungan besarnya fraksi portofolio yang digunakan pada penelitian ini adalah berdasarkan alokasi investasi perusahaan yaitu besarnya penggunaan lahan pada komoditas yang diusahakan. Total luas lahan PT Saung Mirwan untuk keempat komoditas bunga yang diusahakan adalah seluas 1.851 meter 2 . Pembagian lahan komoditas bunga PT Saung Mirwan adalah 1.109 meter 2 untuk krisan, 230 meter 2 untuk masing-masing kalandiva dan kalanchoe serta 282 meter 2 untuk kastuba.

4.5.4. Analisis Manajemen Risiko

Analisis manajemen risiko produksi yang dilakukan adalah berdasarkan penilaian pengambilan keputusan di perusahaan secara subjektif. Analisis ini bertujuan untuk melihat apakah manajemen risiko yang diterapkan efektif untuk meminimalkan risiko yang dihadapi PT Saung Mirwan. Pengelolaan risiko dapat dilakukan dengan mengidentifikasi penyebab-penyebab adanya risiko, kemudian melakukan pengukuran risiko, menangani risiko dan mengevaluasi risiko serta melihat sejauh mana fungsi manajemen risiko yang diterapkan pada usaha produksi bunga pada PT Saung Mirwan. Proses dari manajemen risiko operasional dimulai dengan mengindentifikasi risiko-risiko apa saja yang dihadapi perusahaan. Setelah semua 39 risiko dapat teridentifikasi, langkah berikutnya adalah mengukur risiko-risiko yang telah terindentifikasi. Maksud dari pengukuran risiko adalah untuk mengetahui seberapa besar peluang probability terjadinya risiko dan seberapa besar konsekuensi dari risiko tersebut. Setelah setiap risiko terukur, kemudian langkah selanjutnya adalah bagaimana menangani risiko-risiko tersebut sehingga segala kemungkinan rugi dapat diminimalkan. Langkah terakhir yang harus dilakukan adalah evaluasi terhadap penanganan risiko, hal ini bertujuan untuk melihat seberapa efektif manajemen risiko yang telah dilakukan oleh perusahaan sehingga pada masa mendatang dapat menghindari kesalahan pengambilan keputusan dalam manejemen risiko.

4.6. Definisi Operasional

1. Peluang P merupakan frekuensi kejadian setiap kondisi dibagi dengan periode waktu selama kegiatan produksi bunga krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba. 2. Expected return adalah jumlah dari pendapatan yang diharapkan pada komoditas krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba. 3. Variance merupakan ragam atau variasi dari peluang ketiga kondisi pendapatan komoditas krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba. 4. Return yang digunakan berdasarkan penerimaan yang diterima perusahaan dari komoditas krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba rupiah. 5. Standard deviation merupakan penyimpangan dari return yang diharapkan dari memproduksi komoditas krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba. 6. Coefficient variation adalah besarnya risiko yang dihadapi PT Saung Mirwan apabila menginvestasikan satu rupiah pada komoditas krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba. 7. Diversifikasi merupakan suatu kebijakan untuk menyalurkan modal kearah berbagai macam investasi dengan tujuan menekan risiko. 8. Koefisien korelasi pada penelitian ini diasumsikan nilainya sebesar +1. 40

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai keadaan umum tempat penelitian yaitu PT Saung Mirwan. Data mengenai keadaan umum PT Saung Mirwan diperoleh dari hasil wawancara dan data sekunder PT Saung Mirwan. Data tersebut dipergunakan untuk memberikan sejarah, perkembangan dan gambaran umum mengenai tempat penelitian.

5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT Saung Mirwan adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis, tepatnya sebagai produsen dan trading company di bidang sayuran dan bunga. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1983 dan terletak di Desa Sukamanah Kampung Pasir Muncang Kecamatan Megamendung, Bogor. Awal berdirinya PT Saung Mirwan diawali dari kegemaran pemilik, Theo Hadinata terhadap tanaman. Theo Hadinata mengawali kegiatan usahanya dengan menanam melon di atas lahan terbuka yang berlokasi di Desa Sukamanah dengan dibantu beberapa karyawannya. Pada akhir tahun 1985 pemilik PT Saung Mirwan mengembangkan usahanya dengan menanam bawang putih seluas 7 Ha di daerah Cipanas, Kab. Cianjur dan mempekerjakan 100 orang karyawan. Usaha tersebut ternyata kurang memberikan keuntungan karena banyak petani lain yang juga membudidayakan komoditas yang sama. Oleh karena itu pemilik PT Saung Mirwan memutuskan untuk mengembalikan usahanya di sekitar Desa Sukamanah. Pada tahun 1985 PT Saung Mirwan melakukan perubahan dalam pola usahanya, yakni dalam kegiatan budidaya secara tradisional di lahan terbuka menjadi hidroponik di dalam green house dengan sistem irigasi tetes. Perubahan ini menunjukkan hasil yang memuaskan, sehingga diputuskan untuk memperbesar usaha ini dengan jenis tanaman melon, paprika, tomat, Kyuuri dan Shisito. Pada akhir tahun 1991 luas area green house telah mencapai 1,5 Ha. Seiring dengan berjalannya waktu, kegiatan usaha yang dijalankan PT Saung Mirwan terus berkembang. Pada tahun 1992 perusahaan melakukan diversifikasi usaha dengan melakukan percobaan untuk memproduksi stek krisan