pengaruh dari faktor-faktor tersebut terhadap kegiatan perikanan panah di Karimunjawa, seperti tersaji pada Tabel 8.
Tabel 8 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal EFE strategi pengembangan
perikanan panah di Karimunjawa
NO FAKTOR EKSTERNAL
KUNCI BOBOT
NILAI NILAI
TERBOBOT PELUANG
1 Membaiknya iklim investasi
dibidang perikanan 0,08 1 0,08
2 Terbukanya peluang untuk
mendapatkan modal usaha 0,08 2 0,17
3 Operasi penangkapan ikan
menjadi semakin mudah 0,13 3 0,38
ANCAMAN
1 Meningkatnya jumlah ikan
di pasar 0,13 2 0,25
2 Perkembangan usaha
perikanan panah kurang baik 0,13 3 0,38
3 Persaingan di pasar ikan
semakin ketat 0,08 3 0,25
4 Semakin meningkatnya
tekanan terhadap ekosistem laut
0,13 3 0,38 5
Memperbesar peluang rusaknya ekosistem
0,13 3 0,38 6
Potensi timbulnya konflik antar nelayan
0,13 2 0,25 JUMLAH 1,00
2,50
Faktor eksternal, setelah dievaluasi mendapatkan nilai rata-rata, yaitu sebesar 2,50. Artinya kondisi lingkungan faktor eksternal cukup berpengaruh
terhadap pengembangan kegiatan perikanan panah di Karimunjawa. Peluang yang ada dapat dimaksimalkan dengan meminimalisir kelemahan.
4.4.2 Analisis faktor internal
Analisis Fungsional
Beberapa fungsi nelayan dalam pengembangan perikanan panah di Karimunjawa adalah :
Fungsi bagian manajemen
Fungsi ini menekankan pada sinergi antar fungsi bagian yang menunjang pengembangan perikanan panah.
Fungsi bagian sumberdaya manusia
Fungsi ini menekankan terwujudnya kualitas nelayan yang handal dalam pengembangan perikanan panah.
Fungsi bagian sumberdaya ikan
Fungsi ini menekankan kelestarian sumberdaya ikan untuk keberlanjutan kegiatan perikanan panah.
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi kegiatan perikanan panah di Karimunjawa disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9 Analisis fungsional faktor internal
Kekuatan Manajemen Kelemahan Manajemen
Nelayan memahami hak dan kewajibannya masing-masing
Komunikasi antar nelayan belum terjalin dengan baik
Kekuatan Sumberdaya Manusia Kelemahan Sumberdaya Manusia
Jumlah penduduk yang cukup banyak
Banyak diadakan pelatihan dan penyuluhan oleh instansi terkait
Keselamatan nelayan semakin terjamin
Latar belakang pendidikan rendah Kesadaran terhadap kegiatan
perikanan yang berkelanjutan masih kurang
Kekuatan Sumberdaya Ikan Kelemahan Sumberdaya Ikan
Sumberdaya ikan target penangkapan masih relatif banyak
Semakin meningkatnya usaha-usaha konservasi sumberdaya
Terjaganya ekosistem, yang akan meningkatkan sumberdaya ikan
Nelayan panah memanah semua jenis dan ukuran ikan yang
mempunyai nilai ekonomis
Faktor-faktor internal tersebut, kemudian dievaluasi dan diberi nilai kuantitatif berdasarkan kondisi perikanan panah di Karimunjawa, seperti disajikan
pada Lampiran 18. Nilai dari evaluasi faktor internal ini dapat menunjukkan pengaruh dari faktor-faktor tersebut terhadap kegiatan perikanan panah di
Karimunjawa, seperti tersaji pada Tabel 10. Tabel
10 Matriks Evaluasi Faktor Internal IFE strategi pengembangan perikanan panah di Karimunjawa
NO FAKTOR INTERNAL
KUNCI BOBOT
NILAI NILAI
TERBOBOT KEKUATAN
1 Nelayan memahami hak
dan kewajibannya masing- masing
0,11 3 0,32 2
Jumlah penduduk yang cukup banyak
0,07 3 0,21 3
Banyak diadakan pelatihan dan penyuluhan oleh
instansi terkait 0,11 1 0,11
4 Semakin meningkatnya
usaha-usaha konservasi sumberdaya
0,11 4 0,43
5 Terjaganya ekosistem, yang
akan meningkatkan sumberdaya ikan
0,11 2 0,21 6
Keselamatan nelayan semakin terjamin
0,11 3 0,32 KELEMAHAN
1 Komunikasi antar nelayan
belum terjalin dengan baik 0,07 2 0,14
2 Latar belakang pendidikan
rendah 0,11 2 0,21
3 Kesadaran terhadap
kegiatan perikanan yang berkelanjutan masih kurang
0,11 3 0,32
4 Nelayan panah memanah
semua jenis dan ukuran ikan yang mempunyai nilai
ekonomis 0,11 3 0,32
JUMLAH 1,00 2,61
Faktor internal setelah dievaluasi mendapatkan nilai diatas rata-rata 2,5, yaitu sebesar 2,61. Kondisi faktor internal mampu mengatasi berbagai masalah
yang ada pada kegiatan perikanan panah di Karimunjawa.
4.4.3 Analisis internal-eksternal
Tabel 11 Tabel Matriks Eksternal - Internal
Total Nilai IFE Kuat
3,00 - 4,00 Rerata
2,00 - 2,99 Lemah
1,00 - 1,99 Kuat
3,00 - 4,00 I II III
Rerata 2,00 - 2,99
IV V VI
Total Nilai E FE
Lemah 1,00 - 1,99
VII VIII IX
Total nilai EFE = 2,50
Total nilai IFE = 2,61
Berdasarkan matriks internal-eksternal, posisi faktor internal-eksternal ada pada sel V sehingga direkomendasikan untuk mempertahankan dan memelihara
kekuatan yang ada dengan memanfaatkan peluang yang ada.
4.4.4 Matriks SWOT
Tabel 12 Matriks SWOT pengembangan perikanan panah di Karimunjawa
Kekuatan
1. Nelayan memahami hak
dan kewajibannya masing- masing
2. Jumlah penduduk yang
cukup banyak 3.
Banyak diadakan pelatihan dan penyuluhan
oleh instansi terkait 4.
Semakin meningkatnya usaha-usaha konservasi
sumberdaya 5.
Terjaganya ekosistem, yang akan meningkatkan
sumberdaya ikan 6.
Keselamatan nelayan semakin terjamin
Kelemahan
1. Komunikasi antar
nelayan belum terjalin dengan baik
2. Latar belakang
pendidikan rendah 3.
Kesadaran terhadap kegiatan perikanan
yang berkelanjutan masih kurang
4. Nelayan panah
memanah semua jenis dan ukuran ikan yang
mempunyai nilai ekonomis
Peluang
1. Membaiknya iklim
investasi dibidang perikanan
2. Terbukanya peluang untuk
mendapatkan modal usaha 3.
Operasi penangkapan ikan menjadi semakin mudah
Strategi SO Strategi 1
; pemanfaatan peluang untuk meningkatkan
kesadaran nelayan terhadap kegiatan perikanan yang
berkelanjutan.
Strategi WO Strategi 2
; memperkuat kerjasama antar sesama
nelayan untuk pengembangan dan
perbaikan metode operasi perikanan panah,
sehingga keselamatan nelayan terjamin dan
menjaga keberlanjutan kegiatan perikanan panah.
Ancaman
1. Meningkatnya jumlah ikan
di pasar 2.
Perkembangan usaha perikanan panah kurang
baik 3.
Persaingan di pasar ikan semakin ketat
4. Semakin meningkatnya
tekanan terhadap ekosistem laut
5. Memperbesar peluang
rusaknya ekosistem 6.
Potensi timbulnya konflik antar nelayan
Strategi ST Strategi 3
; mengoptimalkan sinergi antar nelayan untuk
menekan potensi konflik dan mengembangkan usaha
perikanan.
Strategi WT Strategi 4
; meningkatkan kualitas
pengetahuan dan pemahaman nelayan
terhadap kegiatan perikanan yang
berkelanjutan.
Internal
Eksternal
Strategi pengembangan perikanan panah yang bisa dilakukan diantaranya adalah :
1 Pemanfaatan peluang untuk meningkatkan kesadaran nelayan terhadap
kegiatan perikanan yang berkelanjutan. 2
Memperkuat kerjasama antar sesama nelayan untuk pengembangan dan perbaikan metode operasi perikanan panah, sehingga keselamatan nelayan
terjamin dan menjaga keberlanjutan kegiatan perikanan panah. 3
Mengoptimalkan sinergi antar nelayan untuk menekan potensi konflik dan mengembangkan usaha perikanan.
4 Meningkatkan kualitas kehidupan nelayan yang pada akhirnya akan
menjamin keberlanjutan sumberdaya ikan.
4.5 Analisis Keselamatan Kerja Job Safety Analysis – JSA
Kapal perikanan dapat menjadi lingkungan kerja yang sangat berbahaya. Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan harus dilakukan untuk mengeliminir
atau bahkan menghilangkan potensi risiko bahaya atau kecelakaan tersebut. Korps penjaga pantai Amerika Serikat US Coast Guard menyatakan bahwa : usaha
perikanan merupakan pekerjaan yang paling berbahaya di Amerika Serikat. Usaha-usaha meningkatkan standar keselamatan dalam usaha perikanan terus
dilakukan, tetapi standar keselamatan kapal perikanan tetap saja masih lebih rendah dibandingkan dengan kapal komersial lainnya. Peningkatan standar
keselamatan juga diikuti dengan meningkatnya biaya untuk memenuhi standar tersebut. Solusi mudah untuk masalah ini diantaranya adalah memastikan kapal
‘layak laut’, awak yang kompeten, alat-alat keselamatan yang cukup, serta kesadaran baik nelayan maupun pihak pengelola perikanan untuk menerapkan
prosedur-prosedur keselamatan Petursdottir, Hannibalson, and Turner, 2001. Sebuah penelitian tentang keselamatan kerja di laut Indonesia, dilakukan
dengan mengambil contoh dari 66 unit kapal perikanan di Tegal pukat tarik, Pekalongan pukat cincin dan Cilacap longline mini dan jaring insang. Hasilnya
menunjukkan bahwa 68 orang nelayan meninggal dunia karena kecelakaan di laut. Kecelakaan yang terjadi antara lain ; kapal tenggelam 46 , tercebur ke laut 27
, sakit dan kelelahan 20 serta kecelakaan ketika operasi penangkapan ikan
7 . Kecelakaan yang terjadi ketika operasi penangkapan ikan dilakukan dapat disebabkan oleh kurangnya kompetensi nelayan dalam mengoperasikan alat
tangkap, kurang atau tidak adanya informasi dan latihan penanggulangan keadaan darurat serta kurangnya penerangan dalam operasi penangkapan ikan di malam
hari Suharyanto, 2010 diacu dalam Chokesanguan, Rajruchithong and Wanchana 2010.
Kapal panah di Karimunjawa, karena tidak ada dermaga, ditambatkan di pantai. Untuk mencapai kapal nelayan harus berjalan kaki dan mereka terbiasa
tidak menggunakan alas kaki. Suplai udara yang digunakan nelayan sebagai alat bantu penyelaman adalah kompresor udara yang biasa digunakan untuk mengisi
ban kendaraan, dengan menambahkan filter untuk menyaring udara yang akan dihisap nelayan. Menurut pengakuan nelayan, bahwa alat-alat yang mereka
gunakan untuk melakukan operasi penangkapan ikan tidak sesuai standar, walaupun begitu, nelayan panah melakukan perawatan alat bantu penangkapan
secara berkala, seperti disajikan pada Lampiran 19. Dalam satu kali trip penangkapan ikan, nelayan melakukan satu sampai dua
kali penyelaman. Penyelaman dilakukan pada kedalaman maksimum 30 meter, dengan lama waktu penyelaman sampai 180 menit lebih lengkap pada Lampiran
20. Pola penyelaman seperti ini sangat berisiko menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit dekompresi.
Urutan langkah kerja dalam kegiatan operasi penangkapan ikan dimasukkan dan kemudian dianalisis potensi bahayakecelakaan yang mungkin timbul serta
tindakan pencegahan apa yang perlu dilakukan untuk menghilangkan atau meminimalisir potensi bahayakecelakaan tersebut, seperti disajikan pada Tabel
13.