No Pelaku
Kebutuhan
Nasional Karimunjawa
Konservasi sumberdaya di kawasan taman nasional
Pengelolaan kawasan taman nasional Penegakan peraturan terkait zonasi taman
nasional Mengurangimenanggulangi tekanan sektor
perikanan terhadap ekosistem 9 Organisasi
non pemerintah
Peningkatan aktifitas perikanan Pemberdayaan nelayan
Perlindungan sumberdaya ikan Penegakan hukum
10 Penduduk lainnya.
Terbukanya lapangan kerja Ekonomi masyarakat meningkat
4.2.2 Formulasi permasalahan pada sistem perikanan panah
Permasalahan umum dalam pengembangan kegiatan perikanan adalah adanya konflik kepentingan diantara para pelaku untuk memenuhi kebutuhannya.
Sistem, kemudian dirancang untuk mengakomodir berbagai kepentingan para pelaku, baik yang bersifat memberikan sinergi positif maupun yang merugikan
pelaku lain. Keberhasilan sistem sangat dipengaruhi oleh kemampuan para pelaku untuk mengeliminir kepentingan yang dapat merugikan kepentingan pelaku lain
dan bersinergi untuk mencapai tujuan pengembangan perikanan secara optimal. Pengembangan perikanan pada intinya adalah mengembangkan kegiatan
usaha atau bisnis perikanan. Kelangsungan kegiatan perikanan akan sangat dipengaruhi oleh keberadaan sumberdaya ikan. Ciri utama dari sumberdaya ikan
adalah keberadaannya tidak menetap di suatu kolom perairan, melainkan selalu bergerak bebas secara vertikal maupun horizontal. Oleh karena itu, hasil
tangkapan ikan tidak dapat diprediksi secara pasti, hasil tangkapan ikan akan sangat dipengaruhi oleh kondisi biologi sumberdaya ikan dan lingkungan
perairan.
Pemanfaatan sumberdaya ikan memerlukan teknologi yang tepat sesuai jenis sumberdaya ikan yang menjadi tujuan penangkapan serta aman digunakan baik
terhadap lingkungan maupun bagi nelayan. Penggunaan teknologi penangkapan ikan tersebut, memerlukan SDM dengan kemampuan yang memadai.
Hasil tangkapan dari kegiatan perikanan, baru akan dapat memberikan manfaat bagi para pelaku usaha setelah hasil tangkapan ikan sampai ke tangan
konsumen. Distribusi dan pemasaran menjadi faktor penting, untuk dapat memberikan nilai tambah pada hasil tangkapan ikan. Sifat hasil tangkapan ikan
yang mudah busuk highly perishable, memerlukan penanganan hasil tangkapan ikan yang tepat untuk dapat mengendalikan mutu produk, agar produk dapat
sampai ke tangan konsumen dengan mutu yang baik Nurani, 2010. Berikut ini merupakan kendala yang dihadapi sistem perikanan panah di
Karimunjawa, antara lain : 1
Latar belakang pendidikan nelayan yang masih relatif rendah. Sebagian besar nelayan menjadi nelayan secara turun temurun. Metode operasi penangkapan
ikan dan penggunaan teknologi penangkapan ikan dilakukan berdasarkan pengalaman, tanpa dilandasi pengetahuan ilmiah.
2 Stok sumberdaya ikan tidak dapat diprediksi secara pasti. Informasi ini sangat
penting, bagi pengelola perikanan, untuk menetukan jumlah hasil tangkapan ikan perikanan dalam suatu kawasan dan kurun waktu tertentu, dengan tetap
memperhatikan pelestarian sumberdaya ikan tersebut. 3
Mutu hasil tangkapan masih cukup rendah. Terdapat luka pada ikan hasil tangkapan perikanan panah, sehingga akan mempercepat proses pembusukan.
4 Aksesibilitas pasar sangat terbatas. Nelayan panah Karimunjawa sangat
tergantung kepada tengkulak. Semua unit perikanan panah di Karimunjawa menjual ikan hasil tangkapannya ke tengkulak.
5 Iklim usaha. Walaupun mayoritas nelayan memiliki unit penangkapan ikan
sendiri, tetapi mereka meminjam sejumlah modal untuk operasi penangkapan ikan kepada tengkulak. Ketergantungan inilah yang membuat iklim usaha pada
perikanan panah menjadi kurang sehat.