Analisis Kebutuhan Analisis Sistem Perikanan Panah

 Mudah digunakan Alat tangkap panah relatif mudah digunakan. Untuk menjadi mahir memanah ikan dengan panah, memang diperlukan jam layar yang cukup banyak.  Produktif Jumlah hasil tangkapan ikan per unit upaya perikanan panah Karimunjawa meningkat cukup tinggi, dari 8 kgtrip pada tahun 2005 Mukminin et. al., 2006 menjadi rata-rata 63,27 kgtrip pada periode November 2009 sampai Desember 2010. Keuntungan per unit perikanan panah di Karimunjawa pada periode yang sama adalah Rp. 873.484. Perikanan panah merupakan unit penangkapan ikan yang paling produktif bila dibandingkan dengan alat penangkapan ikan lainnya yang beroperasi di Karimunjawa. 3 Aspek ekonomi  Menguntungkan Perikanan panah merupakan salah satu alat tangkap di Karimunjawa yang cukup menguntungkan. Rata-rata keuntungan per trip adalah Rp. 873.484, dengan rata-rata 20 trip per bulan, maka rata-rata keuntungan satu unit perikanan panah per bulan mencapai Rp. 17.469.684. Keuntungan tersebut kemudian dibagikan, satu bagian untuk nelayan, satu bagian untuk nakhoda, dan dua bagian untuk kapal dan kompresor. 4 Aspek sosial  Persepsi nelayan alat tangkap lain terhadap nelayan panah Penggunaan panah speargun dalam kegiatan perikanan mendapat sorotan di beberapa negara kepulauan Pacific karena dianggap bertanggung jawab terhadap berlebihnya upaya penangkapan ikan pada perikanan pantai yang menyebabkan terjadinya penurunan sumberdaya ikan Gillet Moy, 2006. Kondisi yang hampir sama terjadi di Karimunjawa, menurut Ardiwijaya et al. 2010 penurunan biomasa dan kelimpahan ikan yang terjadi disebabkan oleh tekanan perikanan yang tinggi. Terutama disebabkan oleh penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan seperti cantrang dan penggunaan alat tangkap panah dengan alat bantu kompresor sehingga produktifitasnya sangat tinggi. Kondisi ini menyebabkan nelayan panah kurang mendapat sambutan yang baik dari nelayan alat tangkap lain, karena dianggap bertanggung jawab terhadap menurunnya stok sumberdaya ikan.  Tidak menimbulkan konflik sosial Nelayan perikanan panah, memanah semua jenis ikan yang dijumpai dan mempunyai nilai ekonomis. Hal tersebut, menimbulkan keluhan dari nelayan alat tangkap lainnya, terutama dari nelayan pancing. Menyikapi hal tersebut dan untuk mencegah timbulnya konflik, kedua kelompok nelayan tersebut membuat kesepakatan diantara mereka untuk lebih arif dalam melakukan operasi penangkapan ikan.  Tidak berisiko tinggi atau tidak membahayakan keselamatan jiwa nelayan Mayoritas nelayan panah Karimunjawa menggunakan alat bantu kompresor. Operasi penangkapan ikan dilakukan dengan cara menyelam dengan kompresor. Menyelam merupakan kegiatan yang berisiko tinggi, oleh karena itu nelayan harus mengikuti standar baku penyelaman untuk menekan risiko yang mungkin timbul. 5 Aspek lingkungan  Unit penangkapan ikan tidak merusak lingkungan atau ekosistem; tidak menangkap di habitat kritis seperti hutan bakau dan terumbu karang. Dewasa ini masalah lingkungan menjadi isu yang cukup sensitif. Target penangkapan perikanan panah terutama adalah ikan-ikan karang, sehingga daerah penangkapan ikan nelayan panah ada di daerah ekosistem terumbu karang. Oleh karena itu perlu diperhatikan metode operasi penangkapan ikan agar tidak merusak ekosistem terumbu karang. Masalah ini juga menjadi perhatian bagi pengelola Taman Nasional Karimunjawa.