Latar Belakang Spearfishing Sustainability and Job Safety Analysis in Karimunjawa Islands Jepara Regency Central Java
dalam di lepas pantai Cape Point Cape Town, Afrika Selatan yang banyak disinggahi yellowfin tuna.
Perburuan lepas pantai
Perburuan lepas pantai sangat disukai oleh para penombak ikan kawakan dan menjadi semakin populer beberapa tahun belakangan ini. Biasanya dilakukan
di perairan yang sangat dalam dan jernih untuk mencari dan memburu ikan- ikan pelagis besar seperti marlin, tuna dan kuwe giant trevally. Perikanan
panah di lepas pantai sering dilakukan dengan cara menghanyutkan diri ; pengemudi kapal akan menurunkan para penyelam panah dan membiarkan
mereka hanyut terbawa arus sejauh beberapa kilometer sampai akhirnya dijemput kembali.
Perburuan di lepas pantai juga dilakukan hampir di seluruh dunia, tetapi lokasi favorit terdapat di Afrika Selatan dengan target penangkapan yellowfin
tuna dan di Pasifik selatan dog-tooth tuna.
Tanpa menyelam Metode ini telah dikenal dan digunakan sejak ribuan tahun yang lalu.
Seorang penombak ikan berjalan pelan di perairan yang dangkal dengan panah ditangan. Nelayan harus memperhitungkan refraksi cahaya dari
permukaan air yang membuat ikan terlihat lebih dekat. Perairan yang dangkal dan tenang sangat mendukung keberhasilan menombak ikan dari atas
permukaan air. Ketika perikanan panah dilakukan dengan menggunakan alat bantu
pernafasan SCUBA, hookah, dll maka nelayan atau pelaku perikanan panah lainnya berisiko terkena penyakit yang berhubungan dengan penyelaman.
Menurut Ariadno et al. 2003 potensi bahaya tersebut berasal dari suplai udara, teknik penyelaman waktu penyelaman, alat yang digunakan, dan lain-lain, dan
lingkungan biota berbahaya, tekanan air, suhu, arus, gelombang, dan lain-lain. Untuk memperkecil atau bahkan menghilangkan risiko tersebut, maka standar
baku prosedur dan perencanaan penyelaman harus dilakukan dengan sungguh- sungguh. Standar baku prosedur penyelaman tersebut diantaranya adalah :
Sebelum penyelaman dilakukan maka rencana penyelaman harus dibuat
terlebih dahulu dan menyelamlah sesuai dengan rencana.
Tidak boleh menyelam seorang diri; suatu kegiatan penyelaman harus dilakukan minimal oleh dua orang penyelam buddy pair.
Kecepatan naik dan turun maksimum 0,5 feetdetik.
Tidak boleh menahan nafas selama penyelaman dilakukan.
Tidak boleh menyelam melebihi batas kemampuan.
Sementara itu rencana penyelaman yang harus disiapkan oleh para penyelam, diantaranya adalah :
Tujuan penyelaman
Penentuan lokasi penyelaman; termasuk tempat masukkeluar dari
kedalaman.
Waktu penyelaman maksimum; sangat disarankan untuk melakukan penyelaman tanpa dekompresi no decompression dive
Kedalaman maksimum yang direncanakan; kedalaman penyelaman
ditentukan dengan memperhatikan penyelam dengan kemampuan dan pengalaman paling rendah.
Apabila penyelaman dilakukan oleh lebih dari dua orang, maka pimpinan
penyelaman divemaster menentukan pasangan penyelam buddy pair.
Rencana jumlah penyelaman untuk hari itu; apakah satu kali single dive atau beberapa kali penyelaman repetitive dive.
Apabila akan melakukan repetitive dive; maka penyelaman pertama
dilakukan pada kedalaman yang paling dalam, kemudian penyelaman berikutnya pada kedalaman yang lebih dangkal.