Nilai hasil tangkapan famili Pomacanthidae
Upaya penangkapan ikan dilakukan hampir sepanjang tahun. Baik itu yang dilakukan oleh nelayan panah maupun nelayan alat tangkap lainnya,
seperti pancing, jaring insang, muroami, dan bubu. Pola upaya penangkapan ikan tersebut menyebabkan stok sumberdaya ikan menurun.
Laju rekrutmen sumberdaya ikan lebih rendah dibandingkan dengan upaya penangkapan ikan yang dilakukan. Apabila pola penangkapan ikan
seperti ini dipertahankan, maka dikhawatirkan kondisi lebih tangkap akan terjadi.
Informasi tersebut memberikan dasar bagi pengelola perikanan untuk lebih memperketat pengawasan kegiatan perikanan tangkap di
Karimunjawa, sehingga tidak terjadi kondisi lebih tangkap yang dapat membahayakan keberlanjutan kegiatan perikanan.
2 Aspek teknologi
Unit penangkapan ikan selektif Alat tangkap ini sangat selektif dari sisi ukuran ikan target penangkapan,
tetapi tidak selektif terhadap jenis ikan target. Nelayan tidak mungkin memanah juvenil ikan, nelayan memanah ikan-ikan yang ukurannya
cukup besar dan mempunyai nilai ekonomis. Selektifitas alat tangkap panah ini sangat tergantung kepada nelayan penggunanya. Nelayan dapat
saja memanah jenis-jenis ikan yang dilindungi. Jenis ikan yang dipanah oleh nelayan panah Karimunjawa termasuk ke
dalam kelompok ikan target dan kelompok ikan lain mayor famili yang jumlahnya masih cukup banyak.
Aman digunakan Panah merupakan alat tangkap yang relatif aman. Nelayan panah
Karimunjawa memasang karet pada panah siap ditembakkan setelah berada di air dan langsung menyelam untuk memanah ikan. Risiko
tertusuk panah memang masih tetap ada, tetapi belum pernah terjadi kasus nelayan tertusuk panah.
Mudah digunakan Alat tangkap panah relatif mudah digunakan. Untuk menjadi mahir
memanah ikan dengan panah, memang diperlukan jam layar yang cukup banyak.
Produktif Jumlah hasil tangkapan ikan per unit upaya perikanan panah Karimunjawa
meningkat cukup tinggi, dari 8 kgtrip pada tahun 2005 Mukminin et. al., 2006 menjadi rata-rata 63,27 kgtrip pada periode November 2009
sampai Desember 2010. Keuntungan per unit perikanan panah di Karimunjawa pada periode yang sama adalah Rp. 873.484. Perikanan
panah merupakan unit penangkapan ikan yang paling produktif bila dibandingkan dengan alat penangkapan ikan lainnya yang beroperasi di
Karimunjawa. 3
Aspek ekonomi Menguntungkan
Perikanan panah merupakan salah satu alat tangkap di Karimunjawa yang cukup menguntungkan. Rata-rata keuntungan per trip adalah Rp. 873.484,
dengan rata-rata 20 trip per bulan, maka rata-rata keuntungan satu unit perikanan panah per bulan mencapai Rp. 17.469.684. Keuntungan
tersebut kemudian dibagikan, satu bagian untuk nelayan, satu bagian untuk nakhoda, dan dua bagian untuk kapal dan kompresor.
4 Aspek sosial
Persepsi nelayan alat tangkap lain terhadap nelayan panah Penggunaan panah speargun dalam kegiatan perikanan mendapat
sorotan di beberapa negara kepulauan Pacific karena dianggap bertanggung jawab terhadap berlebihnya upaya penangkapan ikan pada
perikanan pantai yang menyebabkan terjadinya penurunan sumberdaya ikan Gillet Moy, 2006. Kondisi yang hampir sama terjadi di
Karimunjawa, menurut Ardiwijaya et al. 2010 penurunan biomasa dan kelimpahan ikan yang terjadi disebabkan oleh tekanan perikanan yang