Analisis faktor internal Analisis Pengembangan Perikanan Panah

No Urutan Langkah Potensi Bahaya Tindakan Pencegahan Kerja Kecelakaan  Kehabisan udara  Cek BBM kompresor secara berkala  Komunikasi yang baik dengan mitra nelayan di atas kapal  Gunakan isyarat yang sudah disepakati  Keracunan udara  Perhatikan arah angin dan posisi kompresor  Cek saringan udara kompresor  Ganti saringan udara secara berkala  Bersihkan selang udara secara berkala  Ganti selang udara apabila sudah tidak layak  Jangan bernafas pendek- pendek, selalu bernafas dengan panjang dan dalam  Kedinginan  Gunakan wetsuit  Hentikan penyelaman  Pecah gendang telinga  Ekualisasi rongga telinga  Mask squeeze  Hembuskan udara pada masker  Mask clearing  Keracunan nitrogen  Naik ke kedalaman yang lebih dangkal  Buat rencana penyelaman dengan tidak melebihi no- decompression limit  Mengikuti rencana penyelaman yang telah dibuat  Menyelam tidak melebihi waktu dan kedalaman yang aman sesuai tabel selam  Hentikan penyelaman  Barotrauma  Atur kecepatan turun dan naik sesuai dengan standar baku penyelaman 0,5 feetdetik  Ekualisasi  Penyakit dekompresi  Buat rencana penyelaman dengan tidak melebihi no- decompression limit  Mengikuti rencana penyelaman yang telah No Urutan Langkah Potensi Bahaya Tindakan Pencegahan Kerja Kecelakaan dibuat  Atur kecepatan turun dan naik sesuai dengan standar baku penyelaman 0,5 feetdetik  Hentikan penyelaman  Cedera lung over- expansion  Tidak menahan nafas selama penyelaman  Atur kecepatan turun dan naik sesuai dengan standar baku penyelaman 0,5 feetdetik 6 Memindahkan ikan hasil tangkapan ke kapal  Tertusuk  Tergores  Gunakan sarung tangan  Memegang ikan dengan hati-hati 7 Penyelesaian pekerjaan - Membereskan peralatan  Tertimpa benda jatuh  Tersandung  Terpeleset  Simpan peralatan pada tempat yang aman  Pastikan posisi aman dari tertimpa benda jatuh  Gunakan penerangan yang cukup Peralatan di atas dek harus ditata dengan baik, dek harus dijaga agar tetap rapi. Dek yang tidak tertata rapih dapat menimbulkan kecelakaan. Alat-alat di atas dek harus selalu diikat untuk menghindari terjatuh ketika menghadapi gelombang besar. Penggunaan kompresor sebagai alat bantu penangkapan ikan perlu diperhatikan secara serius agar udara yang dipompakan dan kemudian dihirup tetap bersih dan aman bagi nelayan. Fin didesain untuk memudahkan penggunanya berenang, baik di permukaan maupun di bawah permukaan air. Teknik menggunakan fin juga perlu dikuasai untuk mempermudah pergerakan di air. Ketika nelayan tidak memakai fin, diperlukan usaha yang lebih untuk berenang di air. Tanpa fin juga memungkinkan nelayan untuk berjalan di dasar perairan, hal ini menjadi masalah ketika dasar perairannya berupa terumbu karang. Nelayan bisa terluka karena menginjak terumbu karang atau biota lainnya, selain itu terumbu karang juga akan rusak karena diinjak oleh nelayan. Metode operasi perikanan panah dengan menyelam dapat menimbulkan risiko tersendiri, baik penyelaman bebas maupun memakai kompresor. Penyelam bebas berisiko kehilangan kesadaran di bawah air karena kekurangan oksigen dan atau kelebihan kadar CO 2 di dalam darah. Tanpa latihan yang baik dan teratur penyelaman bebas merupakan kegiatan yang sangat berbahaya. Penyelaman dengan kompresor juga sangat berbahaya apabila tidak mengikuti prosedur baku penyelaman. Potensi bahaya paling besar dari kegiatan penyelaman paling tidak berasal dari beberapa aspek, sebagai berikut :  Suplai udara Kompresor, apabila tidak dirawat dengan baik akan memompakan udara yang tidak aman bagi nelayan. Inlet udara kompresor harus diperhatikan, jangan sampai udara buangan dari knalpot terhisap inlet kompresor dan kemudian dipompakan ke nelayan. Apabila itu terjadi, maka nelayan dapat keracunan gas karbon monoksida CO dan karbon dioksida CO 2 . Keracunan gas CO 2 dapat juga terjadi apabila nelayan bernafas pendek-pendek seperti terengah- engah. Untuk menghindari hal tersebut, nelayan harus mengambil dan membuang nafas yang panjang.  Teknik penyelaman Waktu dan kedalaman penyelaman juga harus diperhatikan dengan baik. Apabila nelayan melakukan penyelaman melewati no-decompression limit, maka akan berisiko tinggi terkena penyakit dekompresi. Seorang penyelam tidak boleh melebihi batas tanpa-dekompresi tanpa pelatihan khusus dalam prosedur dekompresi. Sebagai contoh, batas waktu penyelaman no- decompression limit untuk kedalaman 10 meter adalah 300 menit, sedangkan batas waktu no-decompression limit untuk kedalaman 30 meter hanya selama 20 menit Tabel selam U.S. Navy diacu dalam Ariadno et al., 2003, seperti disajikan pada Lampiran 21. Penyakit dekompresi dapat juga timbul karena nelayan terlalu cepat naik ke permukaan atau turun dari permukaan. Selain penyakit dekompresi, beberapa penyakit lain dapat timbul akibat naik atau turun terlalu cepat, diantaranya adalah barotrauma pada telinga dan sinus. Batas kecepatan yang aman untuk naik ke permukaan atau turun dari permukaan adalah 0,5 feet per detik. Selama penyelaman menggunakan suplai udara dari kompresor, nelayan tidak boleh menahan nafas. Lung over-expansion injuries dapat timbul apabila nelayan menahan nafas ketika naik ke permukaan. Terkait kedalaman