Latar Belakang Impact of world oil price shock on domestic rice price (cointegration analysis)

dapat berpengaruh cukup besar pada nilai tukar USD yang nantinya akan berimbas terhadap komoditi-komoditi yang diperdagangkan di dunia termasuk perdagangan beras. Berdasarkan pemaparan mengenai besarnya peranan beras baik di Indonesia maupun di sebagian besar negara-negara di dunia serta adanya minyak mentah dunia yang sering dijadikan tolok ukur perdagangan komoditi dunia, maka analisis mengenai dampak guncangan harga minyak mentah dunia terhadap harga beras domestik menjadi menarik dan penting untuk dilakukan.

1.2 Perumusan Masalah

Harga beras dunia dalam tiga puluh tahun terakhir sangat tidak stabil dan kemungkinan besar terjadinya volatilitas harga beras di pasar internasional tidak hanya didorong oleh penawaran dan permintaan tetapi juga oleh kekuatan- kekuatan ekonomi eksternal lainnya Mondi, 2010. Menurut Mondi salahsatu kekuatan ekonomi eksternal yang besar mempengaruhi pasokan dan harga beras dunia adalah fluktuatifnya harga minyak mentah dunia. Minyak mentah dunia mempengaruhi harga beras melalui lima saluran kemungkinan utama, yaitu : 1 Harga pupuk. 2 Biaya transportasi. 3 Ekspektasi pasar dan permintaan pencegahan. 4 Spekulasi di pasar berjangka. 5 Efek substitusi produksi beras dengan biji-bijian lainnya yang digunakan dalam pembuatan biofuel. Sumber : BPS 1990 – 2011 Gambar 1 Grafik fluktuasi harga beras dunia, domestik, dan harga gabah kering panen tahun 1990-2011 rpkg Gambar 1 menunjukkan, baik harga beras dunia maupun harga beras domestik selain berfluktuasi juga terus memiliki tren harga yang meningkat. Kenaikan harga beras dunia diprediksi akan terus terjadi mengikuti kenaikan harga minyak mentah dunia yang terus meningkat. Syahputra 2009 memprediksikan masih akan terjadi kenaikan harga minyak mentah dunia dalam lima tahun ke depan. Lima tahun ke depan harga minyak mentah dunia akan 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 Rpkg P.Domestik P.GTP P.Dunia meningkat hampir dua kali lipat dari harga saat ini. Harga minyak mentah dunia yang akan ditransmisikan terhadap harga beras dunia yang kemudian dilanjutkan ditransmisikan terhadap harga beras domestik akan menjadikan tingginya harga beras domestik. Dengan dimulainya harga beras yang tinggi dan sangat berfluktuasi, telah menjadi ancaman serius bagi kehidupan jutaan rakyat miskin di Indonesia. Selain itu, dari gambar 1 juga dapat dilihat bahwa setelah krisis ekonomi terjadi yaitu setelah tahun 1998, harga beras domestik terus meningkat dan peningkatannya telah melebihi harga beras dunia. Hal ini mengindikasikan, bahwa kenaikan yang dialami oleh harga beras domestik setelah krisis ekonomi lebih dipengaruhi oleh supply dan demand di pasar domestik. Kenaikan harga beras pada tahun 1998 sangat drastis bila dibandingkan dengan kenaikan harga gabah kering panen GKP setelah itu tampak fluktuasi harga beras lebih besar daripada harga gabah. Pada Tahun 2006, harga rata-rata beras kualitas medium di seluruh Indonesia adalah Rp 3615kg dengan kisaran harga antara Rp 3500kg sampai dengan Rp 4200kg. Harga gabah rata-rata di seluruh Indonesia adalah Rp 1978kg dengan kisaran harga antara Rp 1837kg sampai dengan Rp 2066kg. Sementara harga beras dunia rata-rata adalah Rp 1418kg dengan kisaran harga antara Rp 539kg sampai dengan Rp 2363kg Bulog, 2006. Kondisi harga beras di tahun 2011 sudah jauh mengalami perubahan. Harga beras domestik, yaitu harga beras kualitas medium telah mengalami peningkatan menjadi Rp 7231kg, naik dua kali lipatnya atau naik sebesar 100 persen. Harga gabah meningkat sebesar 71 persen menjadi Rp 3378kg sementara harga beras dunia naik menjadi Rp 4795kg. Range antara harga gabah dengan harga beras domestik terus semakin meningkat dan diprediksi akan terus mengalami peningkatan. Dilihat dari sisi produktivitas Gambar 2, produktivitas padi dari tahun 1983- 2011 terus berfluktuasi dan memiliki tren yang terus meningkat meskipun peningkatannya relatif stabil, berkisar antara angka 4-5 ton per hektar padahal peningkatan produktivitas merupakan kunci utama peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selain produktivitas, penyerapan tenaga kerja juga merupakan faktor pendorong pertumbuhan ekonomi. Penyerapan tenaga kerja pada usahatani padi Sumber : BPS, 1983 - 2011 Gambar 2 Produktivitas padi tahun 1983-2011 tonha 1 2 3 4 5 6 1 9 8 3 _ Q1 1 9 8 4 _ Q1 1 9 8 5 _ Q1 1 9 8 6 _ Q1 1 9 8 7 _ Q1 1 9 8 8 _ Q1 1 9 8 9 _ Q 1 1 9 9 _ Q1 1 9 9 1 _ Q1 1 9 9 2 _ Q1 1 9 9 3 _ Q1 1 9 9 4 _ Q1 1 9 9 5 _ Q1 1 9 9 6 _ Q1 1 9 9 7 _ Q 1 1 9 9 8 _ Q1 1 9 9 9 _ Q1 2 _ Q1 2 1 _ Q1 2 2 _ Q1 2 3 _ Q1 2 4 _ Q1 2 5 _ Q1 2 6 _ Q1 2 7 _ Q1 2 8 _ Q1 2 9 _ Q1 2 1 _ Q1 TonHa Produktivitas Padi