Analisis Forecast Error Decomposition

Simulasi FEVD ini diproyeksikan selama 5 periode 5 tahun agar dapat dianalisis efek jangka panjangnya. Analisi FEVD dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar peranan perubahan produksi beras PB, harga minyak mentah dunia HMMD, harga beras dunia HBD, harga beras impor HBI, nilai tukar NT, dan total faktor produktivitas TFP dalam menjelaskan perubahan harga beras domestik HBDom. Berdasarkan pada gambar 15 variabilitas harga beras domestik HBDom secara dominan dipengaruhi HBDom itu sendiri pada satu tahun sebelumnya. Pada periode pertama pengaruh dari HBDom sebesar 100 persen. Kemampuan harga beras domestik dalam mempengaruhi dirinya sendiri pada periode selanjutnya terus mengalami penurunan namun tetap mendominasi. Pengaruh terakhir yaitu pada periode ke-5 adalah sebesar 48.53 persen. Sumber : lampiran 9 Gambar 15 FEVD harga beras domestik Kontribusi yang cukup besar terhadap variabilitas harga beras domestik dipengaruhi oleh harga beras impor yaitu sebesar 0.90 persen pada periode kedua dan terus meningkat mencapai 30.86 persen pada periode kelima. Kemudian pengaruh harga beras dunia juga cukup memberikan kontribusi besar terhadap variabilitas harga beras domestik. Pada periode kedua, harga beras dunia mempengaruhi sebesar 1.95 persen dan terus meningkat hingga mencapai 12.35 persen pada periode kelima. Sama halnya dengan harga beras impor dan harga beras dunia, harga minyak mentah dunia juga memberikan kontribusi yang cukup besar yaitu sebesar 1.61 persen pada periode kedua dan terus meningkat sampai periode ketiga. Tetapi pada pengaruh harga minyak mentah dunia ini berbeda dengan pengaruh yang ditunjukkan oleh harga beras impor dan harga beras dunia. Pada HBI dan HBD respon terus meningkat sedangkan pada HMMD, setelah periode ketiga terus mengalami penurunan mencapai 3.32 persen pada periode kelima. Produksi beras dengan kontribusi sebesar 0.11 persen pada periode kedua dan terus meningkat hingga periode kelima mencapai angka 3.41 persen. Sedangkan untuk variabel nilai tukar NT dan total faktor produktivitas TFP berkebalikan. Variabel nilai tukar mempengaruhi sebesar 1.45 persen pada periode kedua, 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 TFP NT HMMD PB HBI HBD HBDOM meningkat sampai periode ketiga dan kemudian terus menurun hingga periode akhir mencapai 0.91 persen. Sedangkan variabel TFP mempengaruhi harga beras domestik sebesar 0.80 persen pada periode kedua dan terus mengalami peningkatan hingga mencapai 0.89 persen pada periode ketiga, kemudian terus menurun hingga periode kelima mencapai 0.61 persen. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis FEVD yang telah dilakukan adalah berdasarkan variabel-variabel yang ada di dalam model, maka dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok. Pertama, variabel harga yang terdiri dari harga beras domestik HBDom, harga minyak mentah dunia HMMD, harga beras dunia HBD, dan harga beras impor HBI. Kedua, adalah variabel non harga yaitu variabel nilai tukar NT, produksi beras PB, dan total faktor produktivitas TFP. Berdasarkan pengelompokkan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kelompok pertama yaitu kelompok harga adalah kelompok dengan variabel-variabel yang berkontribusi besar terhadap variabilitas harga beras domestik 0-30 persen. Sedangkan untuk kelompok kedua yaitu kelompok non harga hanya variabel nilai tukar, produksi beras, dan total faktor produktivitas yang kurang berpengaruh terhadap variabilitas harga beras domestik 0-3 persen. 5.2.4 Analisis Pass Through Effect Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa derajat pass through harga beras domestik terhadap variabel-variabel yang diteliti adalah lebih kecil dari satu. Nilai derajat pass through yang kurang dari satu 1 mengindikasikan adanya incomplete pass-through . Berdasarkan derajat pass-through pada harga beras domestik, pengaruh negatif berasal dari variabel harga beras impor, harga minyak mentah dunia, dan total faktor produktivitas. Tabel 11 Derajat pass-through harga beras domestik No. Variabel Shock Derajat pass-through 1 Harga Beras Dunia 0.444 2 Harga Beras Impor -0.591 3 Produksi Beras -0.222 4 Harga Minyak Mentah Dunia 0.226 5 Nilai Tukar 0.014 6 Total Faktor Produktivitas -0.001 Sumber : Lampiran 8, diolah Pengaruh terkecil berasal dari variabel total faktor produktivitas TFP yaitu sebesar 0.001 persen. Artinya, perubahan pada TFP sebesar 1 persen direspon oleh variabel harga beras domestik sebesar 0.001 persen. Sedangkan pengaruh terbesar berasal dari variabel harga beras dunia yaitu sebesar 0.21 persen. Artinya, harga beras impor merupakan variabel yang paling besar mempengaruhi perubahan harga beras domestik. Setiap kenaikan 1 persen harga beras impor, maka akan direspon sebesar 0.591 persen oleh harga beras domestik. Berdasarkan Tabel 11, maka variabel kedua yang paling besar mempengaruhi harga beras domestik adalah harga beras dunia sebesar 0.444 persen kemudian disusul harga minyak mentah dunia dan produksi beras masing-masing sebesar 0.226 dan 0.222 persen. Urutan berikutnya variabel yang mempengaruhi harga beras domestik adalah variabel nilai tukar, yaitu sebesar 0.14 persen. Berdasarkan hasil analisis pass through yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat dua kelompok pengaruh. Pertama , kelompok “faktor harga” yang terdiri dari harga beras dunia, harga beras impor, dan harga minyak mentah dunia. Kedua , adalah kelompok “faktor non harga” yang terdiri dari variabel produksi beras, total faktor produktivitas, dan nilai tukar. Dilihat dari besaran koefisien hasil analisis pass through, maka kelompok faktor harga memiliki pengaruh yang lebih besar yaitu berada di kisaran 0.226 - 0.591 persen. Artinya, fluktuasi harga beras domestik lebih banyak dipengaruhi oleh faktor harga dibandingkan faktor non harga. 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai dampak guncangan harga minyak mentah dunia terhadap harga beras domestik, dapat disimpulkan : 1. Harga beras domestik memiliki pola berfluktuatif dan memiliki tren yang terus meningkat, tetapi harga beras domestik selalu berfluktuatif pada trennya. Karakteristik menarik dari harga beras domestik adalah selalu berada diatas harga beras dunia. 2. Hasil estimasi VECM menunjukkan bahwa pada jangka pendek harga beras domestik dipengaruhi oleh harga beras domestik itu sendiri, harga beras impor, dan harga minyak mentah dunia. Pada jangka panjang harga beras domestik dipengaruhi oleh harga beras dunia, harga beras impor, dan produksi beras. 3. a Hasil analisis IRF memberikan simpulan bahwa harga beras domestik memberikan respon yang fluktuatif dengan shock dari semua variabel. Hal ini membuktikan bahwa variabel harga beras adalah variabel yang volatil. Artinya, harga beras akan selalu berfluktuasi pada trennya dari waktu ke waktu. b Berdasarkan hasil analisis FEVD harga beras domestik paling besar dipengaruhi oleh harga beras domestik itu sendiri yaitu rata-rata sebesar 77.03 persen, harga beras impor sebesar 10.18 persen, harga beras dunia sebesar 6.79 persen, harga minyak mentah dunia sebesar 2.72 persen, produksi beras dan nilai tukar masing-masing sebesar 1.67 dan 0.97 persen, sedangkan total faktor produktivitas hanya berpengaruh sebesar 0.61 persen terhadap perubahan harga beras domestik. c Berdasarkan hasil analisis pass through yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat dua kelompok pengaruh. Pertama, kelompok “faktor harga” yang terdiri dari harga beras dunia, harga beras impor, dan harga minyak mentah dunia. Kedua , adalah kelompok “faktor non harga” yang terdiri dari variabel produksi beras, total faktor produktivitas, dan nilai tukar. Dilihat dari besaran koefisien hasil analisis pass through, maka kelompok faktor harga memiliki pengaruh yang lebih besar dibanding faktor non harga.

6.2 Implikasi Kebijakan

Rekomendasi kebijakan yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diantaranya : 1. Berdasarkan hasil analisis pass through, faktor harga lebih besar dalam mempengaruhi harga beras domestik dibanding faktor non harga. Oleh sebab itu, maka pemerintah harus lebih mengutamakan harga sebagai alat untuk mengendalikan harga beras domestik dibanding faktor non harga. 2. Pemerintah dalam mengendalikan harga beras domestik diharapkan terus meningkatkan teknologi di bidang usahatani padi. Peningkatan teknologi yang dimaksud adalah pengelolaan usahatani padi yaitu berupa manajemen pengelolaan. Dengan meningkatnya manajemen pengelolaan diharapkan biaya usahatani padi lebih efisien sehingga harga beras domestik dapat bersaing dengan harga beras internasional. 3. Pemerintah diharapkan terus memberikan dukungan terhadap para petani melalui pelatihan-pelatihan untuk membantu petani dalam adopsi teknologi. Pemerintah juga diharapkan memberikan pelatihan yang merata di seluruh lokasi wilayah panen agar produktivitas padi merata di seluruh wilayah lokasi panen di Indonesia.

6.3 Saran Penelitian Lanjutan

1 Untuk penelitian lanjutan sebaiknya meluaskan cakupan penelitian dengan memasukkan beberapa variabel kebijakan ke dalam model seperti variabel subsidi dan tarif impor. 2 Jika sudah tersedia data produksi padi per musim, untuk penelitian lanjutan lebih disarankan untuk memakai data tersebut karena akan lebih dapat menjelaskan variasi harga yang terjadi. DAFTAR PUSTAKA Achsani NA, Nababan HF. 2008. Dampak perubahan kurs pass-through effect terhadap tujuh kelompok indeks harga konsumen di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia 91 : 1-15. Aji BWP. 2010. Analisis integrasi harga minyak bumi, minyak kedelai, CPO, minyak goreng domestik, dan tandan buah segar kelapa sawit [Tesis]. Bogor : Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Amisano G, Giannini C. 1997. Topics in Structural VAR Econometrics. Ed ke-2. New York : Springer Verlag. Anwar C. 2005. Prospek karet alam Indonesia di pasar internasional : suatu analisis integrasi pasar dan keragaan ekspor [Disertasi]. Bogor : Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Aryani D. 2009. Integrasi pasar beras dan gula di Thailand, Filipina, dan Indonesia [Tesis]. Bogor : Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.