Uji Bivariate Granger Causality

beras domestik HBDOM dengan harga minyak mentah dunia HMMD. Sedangkan hubungan dua arah terjadi antara harga beras impor HBI dengan harga beras domestik HBDOM. Pembahasan hasil uji Granger Causality dibatasi hanya pada hubungan harga dan produksi beras yaitu hubungan antara harga minyak mentah dunia, harga beras dunia, harga beras impor, dan harga beras domestik. Hubungan dua arah yang terjadi antara harga beras dunia HBDOM dan harga beras impor HBI memiliki arti bahwa diantara kedua variabel tersebut terjadi saling mempengaruhi satu sama lain atau terjadi kausalitas dua arah. Hal ini dapat diartikan bahwa perubahan harga pada beras impor dapat berpengaruh pada perubahan harga beras domestik. Oleh karena itu, jika terjadi shock pada harga beras dunia, maka harga beras impor akan terkena imbasnya. Demikian pula jika terjadi sebaliknya, perubahan harga beras domestik akan berpengaruh pada harga beras impor. Sumber : Lampiran 6, diolah Gambar 12 Hubungan antar variabel berdasarkan uji granger causality Hubungan searah terjadi antara harga minyak mentah dunia HMMD dengan harga beras dunia HBD. Artinya, perubahan harga minyak mentah dunia dapat mempengaruhi harga beras dunia, tetapi perubahan harga beras dunia tidak dapat mempengaruhi harga minyak mentah dunia. Hal ini dapat dijelaskan karena di pasar dunia, beras memiliki skala pasar yang sempit thin market. Artinya, hanya sedikit volume beras yang diperdagangkan oleh setiap negara produsen beras di pasar dunia. Hal ini terjadi karena pada hakikatnya, komoditi beras merupakan komoditi pokok di negara-negara pengekspor, sehingga tujuan utama setiap negara adalah untuk memenuhi kebutuhan negaranya terlebih dahulu baru kemudian sisanya di ekspor. Kondisi “thin market” ini menyebabkan jika terjadi sedikit saja shock di pasar dunia, contohnya shock dari kenaikan harga minyak mentah dunia maka akan mempengaruhi harga beras dunia. Hubungan searah juga terjadi antara harga beras dunia HBD dan harga beras impor HBI. Artinya, perubahan harga beras dunia mempengaruhi harga beras impor, tetapi perubahan harga beras impor tidak mempengaruhi harga beras dunia. Kondisi ini dapat dijelaskan karena Indonesia merupakan negara peringkat ketiga terbesar dalam mengimpor beras setelah Filipina dan Nigeria. Impor beras Indonesia terbesar dari Thailand sedangkan yang dimaksud dengan harga beras dunia dalam penelitian ini adalah harga beras Thailand. Digunakannya harga beras Thailand sebagai acuan harga beras dunia karena Thailand termasuk negara utama pengekspor beras dunia disamping Vietnam dan Pakistan. Share masing- masing negara terhadap komoditas beras yang di ekspornya adalah 28.94 persen, 21.54 persen, dan 13 persen sedangkan sisanya 36.73 persen merupakan rest of PB HMMD HBI HBD HBDom TFP the world ROW USDA, 2010. Kondisi inilah yang menyebabkan harga beras dunia dalam penelitian ini mempengaruhi harga beras impor. Hubungan searah lainnya terjadi antara harga beras domestik HBDom dengan produksi beras PB. Artinya, perubahan harga beras domestik dapat mempengaruhi produksi beras, tetapi perubahan produksi beras tidak dapat mempengaruhi harga beras domestik. Hal ini membuktikan bahwa harga merupakan sinyal atau variabel “stimulus” bagi produsen. Ketika harga beras domestik meningkat maka peningkatan harga beras tersebut akan menstimulasi para produsen untuk meningkatkan produksi beras, begitu pula sebaliknya. Hubungan searah terakhir adalah hubungan antara total faktor produktivitas TFP dengan produksi beras PB. Hasil analisis menunjukkan TFP mempengaruhi PB tetapi PB tidak mempengaruhi TFP. Hal ini sesuai dengan teori fungsi produksi Cobb-Douglas yang dirumuskan diawal, bahwa salahsatu faktor yang mempengaruhi besar kecilnya atau naiknya turunnya produksi padi selain capital K dan tenaga kerja L adalah total faktor produktivitas A. Hubungan searah antara total faktor produktivitas A dan output padi Y mengandung arti bahwa ketika A meningkat maka Y pun akan meningkat. Hubungan kausalitas antar variabel dapat dilihat secara lengkap pada Gambar 12. 5.2 Hasil Penelitian 5.2.1 Hasil Estimasi Vector Error Correction Model VECM Hasil estimasi VECM akan didapat hubungan jangka pendek dan jangka panjang antara harga beras domestik HBDom, produksi beras PB, harga minyak mentah dunia HMMD, harga beras dunia HBD, harga beras impor HBI, nilai tukar NT, dan total faktor produtivitas TFP. Pada estimasi ini, harga beras domestik HBDOM merupakan variabel dependen, sedangkan variabel independennya adalah produksi beras PB pada lag 1 dan 2, harga minyak mentah dunia HMMD pada lag 1 dan 2, harga beras dunia HBD pada lag 1 dan 2, harga beras impor HBI pada lag 1 dan 2, nilai tukar NT pada lag 1 dan 2, dan total faktor produtivitas TFP pada lag 1 dan 2. Hasil estimasi VECM untuk menganalisis pengaruh jangka pendek dan jangka panjang pengaruh variabel dependen terhadap variabel independen dapat dilihat pada Tabel 9. Berdasarkan hasil yang disajikan pada Tabel 9, pada jangka pendek terdapat enam variabel signifikan pada taraf nyata lima persen ditambah satu variabel error correction . Keenam variabel yang signifikan pada taraf nyata lima persen adalah harga beras domestik HBDOM pada lag 1 dan 2, harga minyak mentah dunia pada lag 1 dan 2 HMMD-1 dan HMMD-2, dan harga beras impor pada lag 1 dan 2 HBI-1 dan HBI-2. Adanya dugaan parameter error correction yang signifikan membuktikan adanya mekanisme penyesuaian dari jangka pendek ke jangka panjang. Besaran penyesuaian dari jangka pendek ke jangka panjang yaitu sebesar 0.76 persen. Hasil estimasi jangka pendek menunjukkan bahwa variabel harga beras domestik pada lag pertama dan kedua berpengaruh negatif pada taraf nyata lima persen masing-masing sebesar 0.90 dan 0.78. Artinya, jika terjadi kenaikan 1 persen harga beras domestik pada 2 tahun sebelumnya, maka akan menurunkan harga harga beras domestik sebesar 0.78 persen pada tahun sekarang. Dan jika terjadi kenaikan harga beras domestik sebesar 1 persen pada 1 tahun sebelumnya, maka akan menyebabkan harga beras domestik turun sebesar 0.90 persen pada tahun sekarang. Kondisi ini menunjukkan bahwa variabel harga beras domestik dalam hal ini harga beras eceran di tingkat konsumen untuk komoditas beras merupakan variabel yang banyak diintervensi atau dipengaruhi oleh berbagai variabel lain, contohnya harga pokok pembelian HPP. Hal ini terkait dengan beras sebagai komoditas pokok yang dikonsumsi oleh hampir seluruh rakyat Indonesia, sehingga variabel harga selalu dijaga kestabilannya. Oleh karena itu, jika terjadi kenaikan harga pada waktu sekarang, maka hal itu merupakan sinyal bagi pemerintah untuk menurunkan harga beras di periode berikutnya dengan mengeluarkan sejumlah kebijakan sehingga harga beras di tingkat pengecer relatif stabil dari tahun ke tahun. Tabel 9 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga beras domestik pada jangka pendek Variabel Koefisien t-statistik CointEq1 0.76 5.82 DHBDOM-1 -0.90 -4.66 DHBDOM-2 -0.78 -4.83 DHBD-1 -0.55 -0.73 DHBD-2 0.19 0.48 DHBI-1 2.94 4.20 DHBI-2 2.46 4.53 DPB-1 0.00 -1.52 DPB-2 0.00 -1.95 DHMMD-1 0.01 3.40 DHMMD-2 0.01 2.08 DNT-1 0.00 -0.81 DNT-2 0.00 1.89 DTFP-1 0.02 1.83 DTFP-2 0.01 0.97 C -0.18 -1.87 Sumber : Lampiran 7, diolah Ket. : signifikan pada taraf 5 = 1.96 Variabel harga minyak mentah dunia signifikan pada lag pertama dan kedua serta berpengaruh positif sebesar 0.01 persen. Artinya jika terjadi kenaikan harga minyak mentah dunia sebesar satu persen pada satu tahun sebelumnya, maka akan menyebabkan kenaikan harga beras domestik pada tahun sekarang sebesar 0.01 persen. Hal ini mengindikasikan adanya transmisi harga dari harga minyak mentah dunia ke harga beras domestik melalui harga beras impor. Hal ini terbukti dengan adanya hubungan yang nyata antara harga beras impor dengan harga beras domestik. Dilihat dari Tabel 9 harga beras impor berhubungan positif sebesar 2. 46 persen pada lag ke-2. Artinya jika terjadi kenaikan harga beras impor sebesar 1 persen pada dua tahun sebelumnya, maka akan menyebabkan kenaikan harga beras domestik sebesar 2.46 persen pada tahun sekarang. Begitu pula untuk lag pertama, harga beras impor berpengaruh positif sebesar 2.94 persen. Artinya jika terjadi kenaikan harga beras impor sebesar satu persen pada satu tahun sebelumnya maka menyebabkan kenaikan harga beras domestik sebesar 2.94 persen pada tahun sekarang.