Perilaku Nilai Tukar Petani

314 Tabel 7.2. Struktur Rumahtangga Pertanian Menurut Golongan Luas Pemilikan Lahan Tahun 1983-2003 Tahun Golongan Luas Lahan ha 0,5 0,50 – 0,99 1,00 – 1,99 2,00 Total 1983 6.412.246 42,26 3.671.243 24,19 2.922.294 19,26 2.168.315 14,29 12.254.726 100 1993 10.631.887 53,93 4.348.303 22,06 3.132.145 15,89 1.601.409 8,12 19.713.744 100 2003 14.028.589 56,41 4.578.053 18,41 3.460.406 13,91 2.801.627 11,27 23.668.457 100 Perubahan Jumlah Rumahtangga 1983 - 1993 +65,81 +18,44 +7,18 -26,15 +29,92 1993 - 2003 +31,95 +5,28 +10,48 +74,95 +20,06 1983 - 2003 +118,78 +24,70 +18,41 +29,21 +55,98 Sumber: Sensus Pertanian 1983, 1992, 2003 BPS.

7.4. Perilaku Nilai Tukar Petani

Nilai Tukar Petani NTP dihitung dari perbandingan antara harga yang diterima petani HT terhadap harga yang dibayar petani HB. Apabila laju peningkatan HT lebih tinggi dari laju HB maka NTP ak an meningkat , dan sebaliknya. Pergerakan N T P mengidentifikasikan pergerakan t i ngkat kesejahteraan petani . Dalam periode bulan Januari 2008–Mei 2013, perkembangan NTP menunjukkan tren meningkat dengan laju peningkatan marjinal 0,0038bulan. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan laju HT sebesar 0,0233bulan lebih tinggi dibandingkan laju HB 0,0180bulan. RPJM.indd 314 2112014 3:29:04 PM 315 Variabel Dugaan Regresi R 2 Indeks Harga Diterima Petani IHT 0,0233x - 812,2 0,9866 Indeks Harga Dibayar Petani IHB 0,018x - 601,64 0,9837 Nilai Tukar Petani NTP 0,0038x - 51,004 0,8131 Gambar 7.1. Perkembangan Indeks Diterima Petani, Indeks Dibayar Petani, dan Nilai Tukar Petani, Januari 2008-Mei 2013. Indeks HT disusun oleh unsur unsur indeks harga sub sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Peningkatan HT terutama disebabkan oleh kontribusi yang lebih besar dari sub sektor tanaman pangan laju 0,0273bulan dan sub sektor hortikultura laju 0,0264bulan; menyusul sub sektor perikanan laju 0,0180bulan, perkebunan laju 0169bulan dan peternakan laju 0,0155bulan. Penelusuran lebih lanjut menunjukkan bahwa peningkatan harga yang diterima petani sub sektor tanaman pangan disebabkan oleh peningkatan harga palawija laju 0,0273bulan lebih besar dari peningkatan harga padi laju 0,0233bulan. Sementara pada sub sektor hortikultura kontribusi peningkatan harga buah-buahan relatif lebih tinggi laju 0,0262bulan dibandingkan peningkatan harga sayuran laju 0,0262bulan. Pada sub sektor perkebunan tidak dirinci menurut kelompok komoditas secara lebih rinci, sehingga komponen sub sektor perkebunan yang dimaksud berarti juga kelompok tanaman perkebunan rakyat. Pada sub sektor peternakan, kontribusi terbesar dari peningkatan harga yang diterima petani terjadi pada kelompok komoditas ternak kecil laju 0,0213bulan menyusul hasil peternakan laju 0,0178bulan, ternak unggas laju 0,0171bulan dan kelompok ternak besar laju 0,0120bulan. Variabel Dugaan Regresi R 2 Indeks Harga Diterima Petani IHT 0,0233x - 812,2 0,9866 Indeks Harga Dibayar Petani IHB 0,018x - 601,64 0,9837 Nilai Tukar Petani NTP 0,0038x - 51,004 0,8131 Gambar 7.1. Perkembangan Indeks Diterima Petani, Indeks Dibayar Petani, dan Nilai Tukar Petani, Januari 2008-Mei 2013. RPJM.indd 315 2112014 3:29:04 PM 316 Sementara pada sub sektor perikanan kontribusi terbesar dari peningkatan harga yang diterima petani ikan dan nelayan terjadi pada harga produk penangkapan laju 0,188bulan sementara laju harga produk budidaya ikan sebesar 0,0138bulan. Indeks HB disusun dari oleh unsur harga pembelian barang konsumsi rumahtangga dan harga pembelian faktor produksi dan barang modal. Dalam periode Januari 2008 sampai dengan Mei 2013 HB meningkat dengan laju 0,0180bulan, dan peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kontribusi pembelian barang konsumsi rumahtangga laju 0,0202bulan, sementara pengeluaran biaya produksi dan penambahan barang modal meningkat dengan laju 0,0117bulan. Penelusuran lebih lanjut menunjukkan komponen utama peningkatan pengeluaran konsumsi rumahtangga adalah konsumsi bahan makanan laju 0,0238bulan, disusul oleh konsumsi makanan jadi laju 0,0214bulan, sandang laju 0,0195bulan, perumahan laju 0,0193bulan, kesehatan laju 0,0130bulan, pendidikan-rekreasi dan olahrga laju 0,0105bulan, serta transportasi dan komunikasi laju 0,0035bulan. Sementara itu dalam komponen penyusun biaya produksi dan penambahan barang modal, peran terbesar terjadi karena peningkatan biaya modal laju 0,0140bulan, disusul biaya bibit laju 0,0123bulan, upah buruh laju 0,0119bulan, obat-pupuk laju 0,0119bulan,sewa lahan laju 0,0105bulan, dan transportasi laju 0,0073bulan.

7.5. Faktor-Faktor dan Kebijakan yang Memengaruhi NTP