Pentingnya Studi Pendahuluan PENDAHULUAN

5

4. Kontribusi Lainnya Sektor Pertanian

Salah satu fungsi penting sektor pertanian yang belum banyak digali adalah fungsi yang terkait dengan keanekaragaman hayati. Fungsi ini penting mengingat di masa depan diperkirakan industri yang berbasis bioresource seperti farmasi, kesehatan, pangan, pertanian, kosmetika dan biomaterial akan mengalami kemajuan pesat. Dalam kaitan tersebut, sektor pertanian memegang peranan penting sebagai penyedia bahan baku untuk industri bioresources . Dengan disertai pengetahuan dan teknologi yang memadai, di masa depan industri ini dapat menjadi salah satu industri yang potensial. Sumber daya hayati yang berbasis pertanian ini juga penting sebagai penyedia bahan baku alternatif untuk mempertahankan ketahanan pangan disamping sumber-sumber pangan yang telah dikenal selama ini. Sebagai contoh beberapa komoditas pertanian yang potensial untuk dikembangkan untuk mempertahankan ketahanan pangan adalah aren untuk memenuhi kebutuhan gula nasional, dan juga beraneka jenis umbi-umbian lokal. Sementara itu, untuk daerah pesisir dapat dikembangkan kecondangumbi empu taca leontopetaloides sebagai alternatif bahan pangan pokok. Untuk industri farmasi, sumber daya pertanian Indonesia menyediakan berbagai keanekaragaman hayati yang memadai seperti anggrek mutiara yang diiduga dapat dimanfaatkan sebagai obat penangkal radikal bebas, tanaman begonia yang dapat dimanfaatkan untuk obat limpa dan batuk, pakis, kentang hitam serta bambu yang banyak memberi manfaat pengobatan dan juga untuk produk-produk kosmetik. Kekayaan hayati sektor pertanian juga berkontribusi dalam penyediaan bahan-bahan herbal yang saat ini banyak dipakai sebagai salah satu alternatif untuk pengobatan berbagai penyakit.

1.2. Pentingnya Studi Pendahuluan

background study Rencana pembangunan pertanian dibuat lima tahunan. Dengan akan berakhirnya RPJMN 2010-2014 pada tahun 2004, maka diperlukan RPJPMN 2015- 2019. Untuk menyusun RPJMN 2015-2019 yang lebih akurat, diperlukan studi pendahuluan background study yang menyediakan datainformasi awal yang akan digunakan untuk menyusun RPJMN final. Beberapa aspek yang mendapat perhatian lebih besar adalah: 1 Beberapa sasaran strategis RPJMN 2010-2014 belum tercapai, yaitu swasembada pangan strategis seperti beras, jagung, kedelai, gula dan RPJM.indd 5 2112014 3:28:07 PM 6 daging sapi. Realisasi produksi jagung, kedelai dan daging sapi masih jauh dari target. Belum tercapainya target swasembada tahun 2014 mengindikasikan kurang akuratnya kalkulasi yang digunakan dalam penyusunan RPJMN 2010-2014. 2 Laju pertumbuhan penduduk makin cepat, yaitu dari 1,40tahun pada periode 1990-2000 menjadi 1,49tahun pada periode 2000-2010. Ini mengindikasikan kegagalan serius pemerintah di dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. Implikasinya adalah bahwa kebutuhan pangan ke depan akan meningkat lebih cepat. Disamping itu, proporsi jumlah penduduk di wilayah perkotaan terus meningkat sebagai akibat dari meningkatnya urbanisasi, yang mengindikasikan adanya kecenderungan kaum muda perdesaan makin tidak tertarik bekerja di sektor pertanian. Jumlah pengangguran terbuka masih cukup tinggi yaitu 7.244.956 orang yang merupakan 6,14 dari angkatan kerja tahun 2012. 3 Meningkatnya pendapatan, pendidikan dan proporsi penduduk perkotaan merubah pola konsumsi yang makin mengarah kepada produk-produk makanan yang lebih berkualitas, lebih aman, lebih bergengsi dan lebih siap saji. Perubahan ini telah direspon secara baik oleh industri pengolahan makanan untuk menyediakan produk makanan yang diminati oleh masyarakat. Untuk itu, maka petani sebagai penyedia bahan baku industri pengolahan makanan tersebut dituntut untuk memproduksi hasil pertanian yang sehat, aman, dan berkualiitas. RPJM.indd 6 2112014 3:28:07 PM 7

BAB II REVIEW RPJMN 2010-2014 BIDANG PANGAN DAN PERTANIAN

2.1. Evaluasi Sasaran RKP dengan RPJMN dan Renstra Kementerian

Pertanian Evaluasi atas sasaran RKP ditujukkan untuk melihat capaian sasaran yang telah dilaksanakan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan di dalam RPJM dan Renstra Revisi Kementerian Pertanian. Hal ini penting dilakukan untuk melihat apakah sasaran-sasaran yang diamanatkan di dalam RPJM atau Renstra Revisi Kementerian Pertanian tersebut telah dilaksanakan ataupun tidak. Berdasarkan hasil peninjauan atas pelaksanaan sasaran yang dilaksanakan di dalam RKP Bidang Pangan dan Pertanian Tahun 2010, 2011, dan 2012, hasilnya menunjukkan sebagai berikut: 1. Sasaran RPJM dan Renstra Kementerian Pertanian. Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM merupakan dokumen perencanaan pemerintah yang nantinya akan diderivasi oleh Kementerian atau Lembaga dalam bentuk Rencana Strategis Renstra. Berdasarkan hasil pemetaan terdapat 26 sasaran yang hendak dicapai di dalam RPJM Bidang Pangan dan Pertanian sampai dengan tahun 2014. Namun, hanya ada 11 sasaran dalam Renstra Kementerian Pertanian yang match dengan sasaran RPJM. Di samping itu, terdapat 3 tiga sasaran dari Renstra yang tidak termuat di dalam RPJM 2. Sinkronisasi sasaran RKP Bidang Pangan dan Pertanian dengan RPJM. Berdasarkan hasil pemetaan sasaran RKP tahun 2010, 2011, dan 2012 dengan RPJM menunjukkan bahwa masih terdapat banyak sasaran di dalam RPJM yang belum dilaksanakan di dalam sasaran RKP, yaitu sebanyak 21 sasaran. Artinya, baru 5 sasaran yang dapat dilaksanakan oleh RKP tahun 2010, 2011, dan 2012. Dengan demikian, masih banyak pekerjaan rumah yang belum dapat dilaksanakan padahal kurun waktu pelaksanaan RPJM tinggal dua tahun lagi. Di samping itu, terdapat dua sasaran dari RKP yang sebenarnya tidak terdapat di dalam RPJM, yaitu sasaran peningkatan pertumbuhan PDB sektor pertanian dan peningkatan kesejahteraan petani yang diukur dengan nilai tukar petani NTP. Berdasarkan hasil pemetaan tersebut dengan jelas bahwa capaian sasaran yang diharapkan di dalam RPJM kemungkinan besar tidak akan terpenuhi mengingat kurun waktu pelaksanaan RPJM tinggal dua tahun lagi. Oleh karena itu, RPJM.indd 7 2112014 3:28:07 PM