86
Tabel 3.18. Pola Konsumsi Pangan: Harapan dan Kenyataan gram kapitahari Sumber: Hardinsyah et al, 2012
Program lain yang harus digalakkan dan dikampanyekan secara luas pelaksanaannya adalah Program “Gemar Ikan” yang telah diinisiasi oleh
Kementerian Kelautan dan Perikanan. Demikian pula salah satu agenda yang perlu dilakukan segera untuk meningkatkan penggunaan bahan pangan lokal non beras
adalah dengan menginstruksikan penggunaan pangan berbahan baku lokal pengganti beras untuk kudapan saat rapat, dimulai dari lingkungan instansi
pemerintah, sekolah-sekolah agar menginstruksikan penjualan penganan jajanan di lingkungannya dengan jajanan berbahan baku pangan lokal, dan pada saat
yang sama mendidik para pelajar untuk mengkonsumsi pangan berbahan baku lokal.
Selain itu konsumsi buah dan sayur harus ditingkatkan melalui berbagai program pemanfaatan perkarangan yang dapat memberikan sumbangan untuk
konsumsi rumahtangga. Salah satu program terkait adalah program Kawasan Rumah Pangan Lestari KRPL yang kegiatan utamanya adalah intensifikasi
pemanfaatan perkarangan, serta menggalakkan pertanian di perkotaan sebagai sumber bahan pangan rumah tangga sekaligus sumber pendapatan keluarga serta
pengembangan pertanian di wilayah perkotaan.
3.7. Kesejahteraan Petani
Terminologi kesejahteraan pada hakekatnya sangat luas, bukan hanya ditunjukkan dari indikator ekonomi yang dalam hal ini diwakili dengan
pendapatan, namun juga mengandung pemenuhan kebutuhan individu dari indikator non ekonomi atau indikator sosial lainnya, seperti tingkat pendidikan,
RPJM.indd 86 2112014 3:28:17 PM
87
kecukupan kebutuhan perumahan, kualitas pelayanan kesehatan, keamanan dan sebagainya. Bahkan mengacu pada UU Nomer 10 Tahun 1992 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, definisi Keluarga sejahtera adalah ”Kondisi dinamik suatu keluarga yang memiliki keuletan
dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik material dan psikis mental spiritual guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk
hidup harmonis dan meningkatkan kesejahteraan lahir dan bathin.” Dari UU tersebut definisi kesejahteraan sangat luas menyangkut aspek persepsi individu
atau keluarga terhadap kondisi pemenuhan kebutuhan pokoknya. Oleh karenanya definisi kesejahteraan seringkali direduksi menjadi indikator ekonomi dan indikator
non ekonomi, yaitu sebatas terpenuhinya kebutuhan fisik dasar minimal seperti sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan. Namun mengingat masih
sangat luasnya indikator-indikator non ekonomi yang merupakan indikator pendukung kesejahteraan maka indikator kesejahteraan petani seringkali di-
proxy
melalui indikator ekonomi, khususnya oleh variabel pendapatan. Peningkatan kesejahteraan identik dengan peningkatan pendapatan untuk
memperbaikimeningkatkan kebutuhan konsumsi. Dengan demikian peningkatan kesejahteraan dapat ditempuh melalui upaya untuk meningkatkan pendapatan
dan atau meningkatkan kebutuhan konsumsi rumahtangga. Secara garis besar indikator kesejahteraan petani terkait dengan dua aspek penting kebijakan, yaitu
kebijakan untuk meningkatkan sebesar besarnya pendapatan rumahtangga petani, dan kebijakan untuk sedapat mungkin menekan biayapengeluaran rumahtangga
petani.
Upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga petani
Pembangunan pada umumnya bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat, dan pembangunan pertanian bertujuan untuk mensejahterakan
petani. Inti upaya mensejahterakan petani adalah membuat pertanian dan petani maju sehingga paradigma baru pertanian di Abad 21 adalah dengan menetapkan
keberdayaan petani sebagai fokus pembangunan pertanian. Sedangkan fokus pembangunan pertanian lainnya adalah upaya peningkatan daya saing produk dan
kelestarian lingkungan. 1. Salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan dan keberdayaan
empowerment
petani adalah melalui
employment shifting
. Beban sektor pertanian dengan jutaan petani gurem harus dikurangi. Ini berarti industri
nasional harus bergerak dengan laju yang lebih cepat dan investasi harus segera masuk untuk kemudian menyap tenaga-tenaga kerja. Tanpa
employment shifting
, yang terjadi adalah bertambahnya petani kecil atau petani gurem yang merupakan cerminan dari kemiskinan petani.
RPJM.indd 87 2112014 3:28:17 PM
88
2. Keberdayaan petani dapat ditingkatkan dan diperbaiki dengan membangun ekosistem penciptaan kesejahteraan petani melalui penciptaan kapasitas untuk
mengkonsumsi. Secara sederhana penciptaan kapasitas untuk mengkonsumsi dilakukan melalui tiga cara yaitu : a upaya peningkatan pendapatan petani
dengan harga-harga barang kebutuhan yang tetap, a hanya menciptakan barang-barang dengan kualitas baik namun dengan harga yang jauh lebih
ekonomis, atau c meningkatkan pendapatan petani sekaligus menciptakan barang kebutuhan dengan harga yang jauh lebih ekonomis. Pemahaman
mengenai kebutuhan barang dan pelayanan yang baik bagi kalangan petani kelas bawah dapat menjadi dasar pengembangan pasar yang menguntungkan
beragam pihak. Dari sudut pandang rantai produsen¬konsumen, selama ini petani memiliki posisi yang kurang menguntungkan; ia sebagai produsen
pertama yang menjual produk pertanian dengan harga paling murah, namun karena petani kebanyakan tinggai pedesaan, dia menjadi konsumen akhir yang
membeli barang dengan harga paling tinggi. Pengembangan pasar dan pelayanan barang dan jasa bagi kalangan petani dapat berjalan hanya
bilamana dibangun kepercayaan sekaligus memberi kesempatan mereka untuk memilih. Banyaknya kesempatan dan alternative mensejahterakan petani
sekaligus menguntungkan privat sektor yang bergerak dalam penyediaan kebutuhan masyarakat kelas bawah. Penciptaan pasar bagi petani kecil yang
jumlahnya sangat besar, dapat membuka keran lapangan usaha yang menguntungkan di segala bidang kebutuhan pokok manusia, yaitu pangan,
pendidikan, kesehatan, barang kebutuhan rumah tangga masyarakat miskin.
3. Daya saing produk pertanian harus selalu diperbaiki. Lembaga-lembaga penelitian pertanian di Indonesia yang jumlahnya sangat banyak harus lebih
banyak menghasilkan karya terapan yang bisa langsung diimplementasikan di lapangan oleh petani. Peningkatan daya saing produk pertanian berkaitan
dengan produktivitas usaha tani yang dipengaruhi oleh ketersediaan, kemudahan memperoleh, serta kualitas sarana produksi pertaian serta akses
dan penerapan inovasi yang dihasilkan penelitian pertanian, sarana dan prasarana serta infrastruktur pertanan seperti irigasi, jalan, dan gudang
penampungan hasil panen dan penyimpanan sementara. Masih banyak celah- celah peningkatan produktivitas pertanian yang sekarang ini terabaikan di
lapangan. Contohnya adalah hasil penelitian efisiensi penggunaan pupuk yang telah ditemukan dalam kurun waktu yang lama, ternyata masih belum
tersosialisasikan dengan baik kepada petani. Masih terus ditemukan kasus dimana petani kesulitan memperoleh benih bermutu, demikian halnya kesulitan
memperoleh pupuk yang menyebabkan terhambatnya penanaman.
4. Menyangkut kelestarian lingkungan, maka sudah saatnya pemerintah memberi apresiasi kepada petani-petani yang mempraktekkan pola pertanian ramah
RPJM.indd 88 2112014 3:28:17 PM
89
lingkungan. Pemanfaatan pupuk organik dan mengurangi penggunaan pestisida akan lebih baik bagi lingkungan hidup. Kebijakan pemerintah untuk menaikkan
harga gabah ternyata tidak serta merta menambah kesejahteraan petani mengingat petani selain sebagai produsen pada dasarnya mereka juga sebagai
konsumer. Banyak di antara mereka yang terjerat hutang dengan tengkulak, dan akhirnya harga gabah pun lebih banyak ditentukan para tengkulak.
Apabila kebijakan pemerintah tidak dapat mengangkat kesejahteraan petani, maka petani maka kebijakan pengentasan kemiskinan akan tanpa hasil,
karena dampak positifnya tertutup oleh dampak negatif kebijakan lain yang tidak tepat. Kerja keras pemerintah akan tidak tampak hasilnya nihil karena
penduduk miskin tidak berkurang. Diharapkan kebijakan pertanian di masa datang bisa lebih fokus pada usaha-usaha memperbaiki kesejahteraan para
pelaku pertanian.
5. Revitalisasi penyuluhan pertanian dipandang sebagai upaya untuk mengembalikan fungsi dan peran penyuluhan sebagai ujung tombak
pembangunan pertanian. Hanya sedikit petani yang tahu informasi dan perkembangan inovasi teknologi pertanian, sehingga bisa dijadikan dasar pe
ngambilan keputusan usahatani. Pada umumnya petani masih memerlukan pembinaan, bimbingan, dan pendampingan.
Berdasarkan uraian di atas, target peningkatan kesejahteraan petani merupakan salah satu target sukses Kementerian Pertanian pada Kabinet
Indonesai Bersatu II disamping tiga target sukses lainnya, yaitu 1 Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan; 2 Peningkatan Diversifikasi Pangan dan 3
Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor Produk Pertanian. Sudah barang tentu peningkatan kesejahteraan petani akan dipengaruhi oleh
keberhasilan tiga target sukses tersebut. Selain itu untuk lebih mengakselerasikan upaya peningkatan kesejahteraan petani dilakukan beberapa kegiatan yang secara
langsung ditujukan untuk pemberdayaan petani dan kelembagaannya antara lain : Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan PUAP, pemberdayaan Lembaga
Mandiri yang Mengakar di Masyarakat LM3, Penggerak Membangun Desa PMD, Sarjana Membangun Desa SMD yang dilaksanakan melalui delapan program dan
15 kegiatan yang terkait langsung peningkatan SDM petani Kementerian Pertanian, 2012
RPJM.indd 89 2112014 3:28:17 PM
90
RPJM.indd 90 2112014 3:28:17 PM
91
BAB IV PROFIL KOMODITAS PERTANIAN UTAMA