Sarana Fisik .1 Sarana Sejarah Perkawinan Masyarakat Batak Toba di Kelurahan Timbang Deli

49 Total 14.018 100 Kenyataan seperti itu semakin jelas, bahwa tingkat pendidikan di daerah ini memang cukup rendah, apalagi mereka adalah orang yang tinggal berdekatan dengan kota. Rendahnya tingkat pendidikan berkaitan dengan penghasilan.Penghasilan yang rendah berkaitan dengan pendidikan yang rendah, sebab dengan penghasilan yang rendah maka pendapatan hanya diutamakan untuk makan sehari-hari saja, sehingga tidak ada sisanya untuk biaya pendidikan. Biaya pendidikan yang tinggi merupakan salah satu penyebab dari rendahnya tingkat pendidikan di Kelurahan Timbang Deli Cita-cita orang tua untuk anaknya sebenarnya pada umumnya adalah cukup baik.sebagian orang tua menginginkan anaknya sekolah tinggi dan dapat berkerja yang tetap dan mendapatkan hasil yang cukup. Sebagian lainnya mengatakan agar anaknya kelak dapat mandiri dan dapat hidup dengan baik. 4.3 Sarana Fisik 4.3.1 Sarana Peribadatan Penduduk daerah penelitian sebagian besar beragama Islam, maka di kelurahan ini lebih banyak terdapat tempat beribadah agama islam, yaitu Masjid sebanyak 9 buah, Mushola sebanyak 5 buah, sedangkan gereja sebanyak 13 buah adapun lebih jelasnya dapat dilihat dalam table berikut. Universitas Sumatera Utara 50 Tabel 4 Sarana Peribadatan No Sarana Peribadatan Jumlah 1 Masjid 9 33,33 2 Musholah 5 18,51 3 Gereja 13 48,14 Total 27 100 Sumber: Kantor Kelurahan Timbang Deli Prasarana beribadah yang ada di daerah Kelurahan Timbang Deli Amplas ini dibuat bukan semata-mata dari penduduk setempat saja, tetapi sumbangan dari yayasan atau perorangan dari luar warga kelurahan ini.Masjid, Mushollah dan Gereja yang dibangun tersebut, kondisi bangunanya sudah permanen dan tanah yang digunakan tersebut tidak menyewa lagi.

4.4 Sejarah Perkawinan Masyarakat Batak Toba di Kelurahan Timbang Deli

Masyarakat Batak Toba Menurut Informasi ketua adat setempat di Kelurahan Medan Amplas bahwa pada umumnya Batak Toba yang ada di Kelurahan Timbang Deli berasal dari daerah Tapanuli dan menetap di Kelurahan Medan Amplas. Meski perantau, masyarakat Batak Toba tidak melupakan adat istiadat yang diwariskan oleh oppung sijolo-jolo tubu nenek moyang kepada mereka.Salah satu adat istiadat tersebut adalah adat perkawinan. Pelaksanaan adat perkawinan masyarakat adat Batak Toba di Kelurahan Timbang Deli sekitar tahun 1975 dan merupakan awal pelaksanaan adat perkawinan yang dilakukan untuk masyarakat masyarakat Batak Toba yang berdomomisili di Kelurahan Timbang Deli, kemudian disusul oleh masyarakat Universitas Sumatera Utara 51 Batak Toba pendatang yang hanya tinggal untuk beberapa waktu untuk bekerja atau sekedar untuk mengetahui bagaimana kehidupan di Kota Medan. Masyarakat Batak Toba memilih melangsungkan pernikahan di Kelurahan Timbang Deli dari pada kampung huta disebabkan beberapa faktor. Faktor pertama yang menjadi alasan mereka melangsungkan pernikahan di Kelurahan tersebut dikarenakan pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan dalam waktu lama, ini menjadi alasan bagi masyarakat Batak Toba perantau di Kelurahan Timbang Deli untuk melangsungkan pernikahan di tempat perantauan, mereka beranggapan jika melaksanakan upacara di kampung halaman atau daerah asal akan membutuhkan waktu yang lama, sementara pekerjaan tidak bisa ditinggalkan dalam waktu yang lama. Untuk mengatasi hal tersebut maka calon pengantin sepakat untuk mengadakan upacara perkawinan di Kelurahan Timbang Deli. Faktor ekonomi juga berpengaruh bagi calon pengantin untuk memilih melaksanakan upacara perkawinan di Kelurahan Timbang Deli. Dengan prosesi pernikahan yang dilakukan di perantauan akan mempermudah berjalannya suatu acara pernikahan adat, hal ini disebabkan dengan lengkapnya segala kebutuhan fasilitas pendukung upacara adat seperti rumah adat atau Wisma tempat dilaksanakannya pesta. Dengan keadaan ekonomi yang memadai maka calon pengantin dapat mengurus segala keperluan adat perkawinan.semuanya itu harus didukung oleh keadaan ekonomi. Pada dasarnya pelaksanaan adat Batak Toba memerlukan biaya yang cukup banyak, bila pasangan calon pengantin kurang dalam perekonomian maka banyak diantara mereka melaksanakan mangalua. Untuk mengurus semua keperluan upacara pernikahan yang terjadi di Kelurahan Timbang Deli, tentunya melibatkan berbagai pihak yang mempunyai kepentingan tertentu.Pihak Universitas Sumatera Utara 52 yang terkait adalah pihak dari marga calon pengantin laki-laki dan marga dari pihak calon pengantin perempuan. Dengan adanya kumpulan marga yang sudah terbentuk dari tahun 1975 akan memudahkan masyarakat Batak Toba dalam mengurus adat Perkawinan. Kemudian marga dari pihak calon pengantin laki-laki dan marga dari pihak calon perempuan akan merundingkan segala sesuatu yang diperlukan dalam upacara perkawinan. Mulai dari uang mahar, waktu pelaksanaan upacara, parjambaron pembagian jambarberkat berupa daging, jumlah ulos yang akan diberikan pihak calon pengantin perempuan kepada kedua pengantin beserta keluarga dekat dari pihak calon pengantin laki-laki. Perundingan ini disebut juga dengan upacara-upacara sebelum perkawinan pra perkawinan, yaitu membicarakan segala sesuatu yang diperlukan untuk upacara pelaksanaan perkawinan dan upacara setelah perkawinan pasca perkawinan

4.5 Tata Cara Adat Perkawinan Masyarakat Batak Toba di Timbang Deli