Martandang Manjalo Tanda Prosesi Adat Dalam Perkawinan Masyarakat Batak Toba

75 individu yang akan menikah. Benda-benda ritual yang sering dipakai dalam tradisi upacara adat perkawinan Toba Sebagai sebuah proses transaksional adalah beras, ulos selendang tenunan khas Batak, daun sirih, jambar daging dan uang. Tiap individu yang menghadiri satu upacara harus mengerti status serta perannya, hal ini terkait dengan benda-benda ritual apa yang harus dibawanya dan yang akan diterimanya dalam upacara tersebut. Dengan kata lain, perkawinan merupakan sistem transaksi tukar menukar exchange yang mana hal ini ditandai dengan tradisi tuhor artinya:”membeli”, yakni semacam prasyarat pemberian mahar dari pihak laki-laki Dalam masyarakat Batak Toba, prosesi adat perkawinan secara lengkap bukanlah hanya yang dilaksanakan di gedung-gedung atau wisma-wisma adat seperti yang sering kita lihat, itu hanya bagian penutup dalam proses adat perkawinan orang Batak. Namun sebenarnya prosesi adat itu sangat panjang dan bertingkat yang dibagi berdasarkan pembagian berikut : 1. Martandang berkunjung 2. Manjalo Tando bertukar cincin

3. Marhusip

4. Marhata Sinamot

5. Paulak Une

Berikut pemamparan prosesi adat-adat tersebut di atas yang dimulai dari awal hingga ke akhir prosesi adat.

1. Martandang

Ada umpama Batak menyatakan “Balga anak parsohotan, mangodang boru pamulion asa marhasohotan” ini berarti agar setiap anak laki-laki dan anak perempuan yang telah dewasa agar memikirkan untuk membentuk rumahtangga.Pencarian pasangan atau jodoh ini dilakukan Universitas Sumatera Utara 76 dalam berbagai bentuk.Ada dengan perjodohan biasanya dengan pihak keluarga istri yang disebut sebagai perkawinan ideal dan juga dengan usaha si anak untuk menemukan jodohnya sendiri dengan usahanya sendiri.Bilamana perkenalan itu dilanjutkan dengan tahap pacaran, dan pasangan kekasih ini sudah saling mencintai dan berkeinginan untuk melanjutkan hubungan ke jenjang perkawinan, maka dimulailah dengan masa perkenalan orangtua. Jawaban ini tidak akan langsung diberikan pada saat martandang itu, selanjutnya orangtua si perempuan juga akan mengutus utusannya ke rumah orangtua si laki-laki untuk tujuan menyampaikan jawaban dari pihak keluarga si perempuan kepada pihak keluarga si laki-laki. Pada tahap perkenalan orantua, peristiwa ini disebut untuk kalangan orang Batak Toba dengan istilah domu-domu, yaitu diutusnya utusan dari kalangan orangtua laki-laki ke orangtua perempuan untuk tujuan menyampaikan hasrat untuk meminang anak gadis mereka.

2. Manjalo Tanda

Dalam tahap ini, bilamana jawaban yang diteriman pihak laki-laki dari perempuan setuju, maka selanjutnya diadakan acara manjalo tanda tukar cincin yang tujuannya adalah mengikat hubungan antara si anak perempuan dengan si laki-laki. Pada zaman dulu benda-benda yang diberikan dapat berupa uang, atau pisau dari pihak laki-laki, sedangkan pihak perempuan memberikan ulos. Namun semuanya ini telah digantikan dengan cincin Dengan diadakannnya acara manjalo tando tukar cincin, maka kedua belah pihak sudah saling terikat dan tidak boleh manjalin hubungan kasih lagi dengan pihak lain. Namun bilamana rencana pernikahan dibatalkan karena sesuatu hal dan lain hal, maka diadakan ganti rugi. Universitas Sumatera Utara 77

3. Marhusip