Elek Marboru Konsep Perkawinan Dalam Masyarakat Batak Toba

35 keyakinan sangat berkuasa untuk mengetuk pintu hati Debata Mulajadi Na Bolon. Jhon.2002:25 Berkat dari hula – hula ini bukan saja hanya dalam hal keturunan saja, tetapi mencakup pula perlindungan dari mara bahaya seperti ungkapan : “Obuk do jambulan na nidandan bahen samara, Pasu – pasu ni hula –hula pitu sundut so ada marga” Artinya rambut di dandan menjadi busana, berkat dari hula – hula melindungi selama tujuh keturunan tanpa mara bahaya. Oleh karena anggapan – anggapan inilah maka dalam masyarakat Batak wajib untuk senantiasa menjaga nama baik dan menghormati hula – hulanya, ini biasanya dibuktikan dengan membawa makanan berupa ikan mas na ni arsik.

c. Elek Marboru

Dalam tatanan Dalihan Na Tolu yang menganut azas totalitas yakni merupakan keseimbangan mutlak antara unsur – unsurnya.Penghormatan mutlak kepada hula – hula ini juga harus diimbangi dengan kewajiban untuk menyayangi pihak boru.Seseorang yang berkedudukan sebagai hula – hula jika memiliki permintaan terhadap borunya, haruslah berlaku bijaksana.Dalam arti tidak boleh memerintah atau memaksa, sebaliknya harus bersikap membujuk mangelek, diplomatis tanpa meninggalkan bekas sakit hati bagi borunya. Ini membuktikan dengan ungkapan “ molo naeng mamora ho, elek ma marboru”, artinya kalau kau ingin kaya, sayangilah borumu. Universitas Sumatera Utara 36 Kaya dalam arti kata di atas bukan hanya terhadap kebendaan, tetapi juga kaya dalam artian perasaan yang kaya karena merasa senang. Bila pihak boru yang telah memperoleh perlakuan yang lemah lembut dari hula – hulanya, maka dengan senang hati akan memberikan bantuan kepada hula – hulanya baik berupa moril maupun materil dalam keadaan suka maupun duka.

2.6 Konsep Perkawinan Dalam Masyarakat Batak Toba

Perkawinan dalam masyarakat Batak Toba tidak dapat dipisahkan dari berlakunya dasar adat yaitu Dalihan Na Tolu.Konsep ini menentukan segalanya termasuk tutur partuturan. Dalam Dalihan Na Tolu dikenal konsep tiga komponen utama yaitu : 1. Dongan tubu : Mereka adalah saudara laki-laki dari seorang laki-laki yang memiliki atau melaksanakan adat 2. Boru : Pihak yang mengawini anak perempuan sebuah keluarga 3. Hula-hula : Mereka adalah pihak yang memberikan anak gadisnya Dikawini oleh keluarga lain. Perkawinan dalam masyarakat Batak dipandang suatu alat untuk mempersatukan dua buah keluarga atau dua buah marga yang berbeda.Demikian juga dengan pemberian mahar tuhor yang dipandang sebagai suatu alat magis yang tidak dapat dipisahkan dari animisme.Pemberian mahar ini adalah suatu merupakan alat magis yang bertujuan untuk melepaskan ikatan seorang gadis dari klan ayahnya untuk bergabung dengan klan suaminya dengan maksud agar tidak terjadi gangguan dalam kesinambungan kosmo. Universitas Sumatera Utara 37 Sebelumnya telah disebutkan diatas bahwa perkawinan dalam pandangan Batak Toba menentukan peraturan, namun buka saja itu.Perkawinan juga turut menentukan posisi seorang dalam pelaksanaan pesta adat.Ada kalanya pada suatu waktu seseorang itu berkedudukan sebagai dongan tubu, boru, atau hula-hula.Dalam kedudukan sebagai boru ini, menuntut seorang untuk berperan aktif bekerja dalam pelaksanaan seluruh kegiatan dalam pesta. Tapi pada kesempatan lain, dapat saja ia mendapat kedudukan terhormat dalam pesta tersebut yang mengharuskannya mendapatkan pelayanan. Universitas Sumatera Utara 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau melukiskan apa yang sedang diteliti dan berusaha untuk memberikan gambaran yang jelas dan mendalam tentang apa yang diteliti dan menjadi pokok permasalahan. Pendekatan kualitatif diartikan sebagai pendekatan yang menghasilkan data, tulisan, dan tingkah laku yang didapat dan apa yang diamati Nawawi,1994:203

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kelurahan Timbang Deli, Kecamatan Medan Amplas. Lokasi Ini dipilih dengan alasan sebagai berikut: 1. Suku Batak menduduki posisi kedua terbesar dalam hal jumlah setelah suku Jawa. 2. Kelurahan Timbang Deli ini merupakan daerah tempat tinggal peneliti. Disini peneliti memperoleh beberapa kemudahan, seperti adanya akses, hemat uang dan sebagainya.

3.3 Unit Analisis dan Informan

Adapun unit analisis dalam penelitian ini adalah perkawinan yang dilakukan tanpa adat. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui apa saja yang terjadi dalam perkawinan tanpa adat. Data – data diperoleh dari keluarga yang terlibat menikah tanpa melakukan prosesi adat dan para tetua adat. Universitas Sumatera Utara