40
Selanjutnya di depan anak laki-laki diletakkan sempoa, kuas, dan yang lainnya, sementara itu di depan anak perempuan diletakkan penggaris, kotak
menjahit, dan yang lainnya. Kemudian anak akan menggenggam barang-barang yang ada di sekitarnya itu. Barang-barang itu menunjukkan suatu pekerjaan di
masa mendatang. Ini dimaksudkan apabila bayi tersebut meraih benda tertentu maka profesinya di masa mendatang diramalkan akan berhubungan dengan benda
yang diraihnya tersebut. Ritus ini dilakukan pada anak yang berusia 1 tahun, karena anak yang
berusia 1 tahun sudah dapat bergerak bahkan sudah ada yang dapat berjalan, bayi yang berusia 1 tahun masih polos, belum tahu barang apa yang diraihnya dan
belum memikirkan masa depan. Sehingga dapat melaksanakan ritual meramal masa depan pada ritus hattanjou ini. Tujuan ritus ini mendoakan agar bayi
mendapat masa depan yang baik. Bayi yang berulang tahun yang pertama tersebut menjadi tuan dalam ritus ini, dan orang tua menjadi pelaksana ritus ini.
Ritus ini merupakan perayaan sukacita yang dilaksanakan secara Shinto. Hattanjou juga merupakan ritus faktitif, karena mengharapkan produktivitas yang
terbaik bagi anak di masa mendatang.
e. Shichigosan
Setiap tanggal 15 November anak perempuan berumur 3 dan 7 tahun dan anak laki-laki umur 5 tahun memakai pakaian cerah dan mewah diajak orang tua
ke Jinja untuk bersembahyang. Pada zaman Edo acara shichigosan hanya dilakukan dikalangan bushi, kemudian menyebar di kalangan masyarakat lain
pada zaman Meiji. Sebelumnya, perayaan pada anak yang berusia 3 tahun adalah perayaan kamioki menata rambut, pada saat ini, rambut anak dibiarkan panjang,
41
kemudian perayaan 5 tahun berasal dari perayaan hakamaginoiwai upacara memakai hakama untuk anak laki-laki, upacara ini bermakna pertama kali
memakai hakama pada tempat-tempat resmi, sedangkan perayaan 7 tahun adalah perayaan obitoki memakai obi bagi anak perempuan. Masing-masing perayaan
tersebut awalnya dilaksanakan pada hari yang berbeda-beda. Kemudian disatukan menjadi tanggal 15 November. Sebutan untuk perayaan ini berbeda di setiap
daerah. Usia 3, 5, dan 7 dipilih karena ketiganya merupakan angka ganjil yang
dipercaya membawa keberuntungan. Pada hari ini orang tua mendoakan kesehatan dan pertumbuhan anak. Anak-anak tersebut akan mendapat permen khusus yang
disebut chitose ame, yang dimasukkan ke dalam kantong yang bergambar bangau dan kura-kura. Chitose berarti seribu tahun, bangau dan kura-kura juga merupakan
lambang panjang umur. Selain merupakan angka keberuntungan ritus shichigosan dilakukan pada
usia 3 tahun, karena anak-anak pada usia seperti itu sudah bisa mendapat pengajaran mengenai bersosialisasi secara sederhana dan sudah dapat
berkomunikasi, sehingga bisa diajari untuk berdoa dan bersembahyang kepada Tuhan.
Ritus suka cita ini dilakukan secara Shinto karena anak-anak dibawa ke Jinja yang merupakan kuil Shinto. Melalui ritus ini anak diakui dan dirasakan
secara langsung keberadaannya sebagai tuan dalam suatu upacara yang menunjukkan statusnya sebagai anggota masyarakat yang berusia 3, 5, dan 7
tahun. Hal ini terlihat dari pakaian tradisional yang dikenakan oleh anak-anak pada ritual ini. Anak-anak pertama kali mengenakan pakaian resmi dalam suatu
42
acara. Ini merupakan ritus konstitutif yang menunjukkan keadaan hubungan seseorang dalam kelompoknya.
f. Seijin Shiki