Manulangi ANALISIS PERBANDINGAN KONSEP DAUR HIDUP PADA

64 rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan. Dapat diprediksi, umur yang mauli bulung sudah sangat panjang, barangkali 90 tahun keatas. Mereka yang memperoleh predikat mauli bulung sekarang ini sangat langka. Dalam tradisi adat Batak , mayat orang yang sudah Mauli Bulung di peti mayat dibaringkan lurus dengan kedua tangan sejajar dengan badan tidak dilipat.

a. Manulangi

Masyarakat Batak Toba percaya apabila ada Orangtua yang menderita penyakit yang sulit untuk disembuhkan maka pada keturunannya beserta sanak famili biasanya melakukan acara adat khusus baginya, yang disebut dengan manulangi memberi makan. Sebelum diadakan acara manulangi ini maka para keturunannya beserta sanak famili lebih dahulu harus mengadakan musyawarah untuk menentukan berbagai persyaratan seperti menentukan hari pelaksanaan adat panulangion itu, jenis ternak yang akan disembelih, dan jumlahnya serta biaya yang dibutuhkan untuk mempersiapkan makanan tersebut. Sesuai dengan hari yang ditentukan, berkumpullah semua keturunan dan sanak famili di rumah orangtua tersebut dan dipotonglah seekor ternak babi untuk kemudian dimasak sebagai makanan yang akan disuguhkan untuk makan bersama-sama. Pada waktu itu juga turut diundang hula-hula dari suhut, dongan tubu, dan natua-tua ni huta orang yang dituakan di kampung tersebut. Acara panulangion dimulai dengan sepiring makanan yang terdiri dari sepiring nasi dan lauk yang sudah dipersiapkan, diberikan kepada orangtua tersebut oleh anak sulungnya, dengan harapan bahwa Orangtuanya dapat merestui semua keturunannya hingga beroleh umur yang panjang, murah rezeki dan tercapai 65 kesatuan yang lebih baik. Ia juga mendoakan agar Orangtuanya dapat lekas sembuh. Setelah anaknya yang sulung selesai memberikan makan, maka dilanjutkan oleh adik-adiknya sampai kepada yang bungsu beserta cucu-cucunya. Sambil disuguhi makanan, semua keturunannya diberi nasehat-nasehat. Setelah selesai memberi makan, maka selanjutnya keturunan dari Orangtua itu harus manulangi hula-hulanya dengan makanan agar hula-hulanya juga memberkati mereka. Acara kemudian dilanjutkan dengan makan bersama Setelah acara panulangion itu selesai, maka pada hari berikutnya pihak hula-hula pergi menjenguk Orangtua tadi dengan membawa dengke ikan dan sehelai ulos kain adat batak yang disebut ulos mangalohonulos naganjang. Ketika hula-hula menyampaikan makanan itu kepada Orangtua yang sakit, disitulah mereka memberikan ulos naganjang kepada Orangtua itu dengan meletakkannya diatas pundak bahu Orangtua tersebut. Tujuan dari pemberian ulos dan makanan ini adalah supaya Orangtua tersebut cepat sembuh, berumur panjang dan dapat membimbing semua keturunannya hingga selamat dan sejahtera di hari-hari mendatang. Setelah pemberian ikan dan ulos itu maka pihak boru berdoa dan menyuguhkan daging lengkap kepada pihak hula-hula.

b. Upacara Kematian