39
ke mulut bayi. Dengan melakukan ritus ini, mendoakan agar tidak ada kesulitan makanan seumur hidup bayi dan agar bayi itu panjang umur.
Okuizome ini dilaksanakan untuk mendoakan agar pertumbuhan bayi dapat berjalan dengan baik sampai ia besar dan agar bayi panjang umur. Perayaan
ini dilakukan orang tua dan bayi menjadi tuan dalam ritus ini. Orang tua memberi bayi makan makanan lezat dan mendoakannya kepada dewa.
Dalam ritus ini anak yang menjadi tuan, dan orang tua melakukan setiap upacara dengan tujuan membahagiakan bayinya. Karena tujuannya agar bayi
mendapat umur yang panjang dan hidup sejahtera, maka ritus ini merupakan ritus faktitif, yaitu ritus yang meningkatkan produktivitas atau kekuatan.
d. Hattanjou
Pada masyarakat tradisional Jepang, ulang tahun hanya dilaksanakan pada ulang tahun pertama saja. Ulang tahun pertama pada bayi disebut Hattanjou.
Pada acara hattanjou ini diadakan acara untuk meramal masa depan bayi. Perayaan hattanjou berbeda disetiap daerah. Biasanya pada perayaan hattanjou
ada pembuatan kue mochi, anak disuruh menginjak atau menggendong kue mochi yang besar. Kalau telah berusia 1 tahun, anak sudah bisa berjalan sendiri, tapi
anak yang telah mulai berjalan selama tidak dilaksanakan hattanjou, katanya setelah pertumbuhan akan pergi keluar rumah, waktu anak mulai berjalan, hal
yang tidak menggembirakan adalah kecepatan. Bagi anak yang cepat berjalan, pada hari hattanjou, dengan sengaja menjatuhkan kue mochi yang besar, dan
orang dewasa melemparkan kue mochi yang kecil kepada anak.
40
Selanjutnya di depan anak laki-laki diletakkan sempoa, kuas, dan yang lainnya, sementara itu di depan anak perempuan diletakkan penggaris, kotak
menjahit, dan yang lainnya. Kemudian anak akan menggenggam barang-barang yang ada di sekitarnya itu. Barang-barang itu menunjukkan suatu pekerjaan di
masa mendatang. Ini dimaksudkan apabila bayi tersebut meraih benda tertentu maka profesinya di masa mendatang diramalkan akan berhubungan dengan benda
yang diraihnya tersebut. Ritus ini dilakukan pada anak yang berusia 1 tahun, karena anak yang
berusia 1 tahun sudah dapat bergerak bahkan sudah ada yang dapat berjalan, bayi yang berusia 1 tahun masih polos, belum tahu barang apa yang diraihnya dan
belum memikirkan masa depan. Sehingga dapat melaksanakan ritual meramal masa depan pada ritus hattanjou ini. Tujuan ritus ini mendoakan agar bayi
mendapat masa depan yang baik. Bayi yang berulang tahun yang pertama tersebut menjadi tuan dalam ritus ini, dan orang tua menjadi pelaksana ritus ini.
Ritus ini merupakan perayaan sukacita yang dilaksanakan secara Shinto. Hattanjou juga merupakan ritus faktitif, karena mengharapkan produktivitas yang
terbaik bagi anak di masa mendatang.
e. Shichigosan