Rencana Bisnis Industri Manisan Stroberi

(1)

iii

BUSINESS PLAN OF STROBERI CONFECTIONERY INDUSTRY

Supervised by Dr. Ir. Hartrisari H, DEA and Ir. Sugiarto, M.Si

Departement of Agroindustrial Technology, Faculty of Agrotechnology, Bogor Agricultural University IPB Dramaga Campus, PO Box 220, Bogor, West java, Indonesia

Phone 62 251 8624622, e-mail : iqbalardiwibowo@yahoo.co.id

ABSTRACT

Strawberries (Fragaria vesca) are the fruit of herbaceous plants which were first discovered in Chile, the United States. Fruit confectionery or candied fruit is fruit preserved with sugar. Candied processing can be grouped into wet and dry process. The different types of wet and dry candied views of the process after a soaking in sugar solution. The production of fruit confectionery is by soaking (impregnation of sugar into fruit), washing, and drying process. Candied strawberries business used the concept of a business plan. Selection of business due to potential prospects and a good target market. One thing that became surplus of this new business is candied strawberries are still scarce in the community so that it can be an alternative to snacks that are healthy and delicious.To open greater interest of investment in agro-industries, particularly commodity strawberries, we need a tool that can easily provide information about the commodity and can help potential investors to determine the appropriate business planning to run in this field.

The design process undertaken to determine the Business Plan: Net Present Value (NPV) of business, B / C Ratio, IRR, Pay Back Period (PBP) and Break Even Point, which will determine the business whether viable to run or not. The process of calculation are financial analysis / feasibility studies, market potential of candied strawberry industry are still open, the location chosen for this industry is Ciwidey with certain considerations. Based on the calculation of costs and production capacity, the sale price of candied strawberries were Rp 125.000/kg. Total production capacity of 13.520 kg / year with a workforce of 12 people. Based on the analysis of financially, this project NPV Rp. 1.070.841.068, -; IRR at 33%; B / C ratio of 2.4, and PBP for 4 years and 4 months so it can be concluded that the Candied StrawberriesIndustry is worth to establish. Based on the sensitivity analysis, the industry will be established if it is not feasible to achieve price increases of raw materials for 22.3% or decline in selling prices by 12.4%.


(2)

1

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara yang beriklim tropis, terletak di garis khatulistiwa dan memiliki curah hujan yang tinggi sepanjang tahun. Daerah penghasil stroberi di Indonesia antara lain daerah Lembang dan Ciwidey di Bandung, kawasan Puncak, Bogor, Garut, Probolinggo, dan daerah lainnya. Salah satu daerah di Indonesia yaitu daerah Ciwidey, Bandung, Jawa Barat yang terletak di dataran tinggi merupakan daerah yang potensial untuk perkebunan stroberi. Namun sejauh ini, output yang dihasilkan umumnya berupa buah stroberi segar, sementara itu produk olahannya belum banyak diproduksi oleh produsen setempat.

Stroberi merupakan salah satu bahan hasil pertanian yang mudah rusak (perishable). Hal ini disebabkan stroberi merupakan buah yang mempunyai tekstur yang lembut dan tidak mempunyai serat sehingga relatif sensitif terhadap gesekan fisik, suhu, dan sinar matahari (Budiman dan Saraswati 2010). Selain itu, stroberi mempunyai kadar air tinggi sehingga mikroorganisme akan tumbuh dengan cepat. Laju respirasi stroberi sangat tinggi yaitu 20 – 40 mg CO2/kg/jam proporsional dengan laju kerusakan buah (Norman, 1988). Dengan sifat stroberi yang mudah rusak, maka diperlukan penanganan atau cara untuk bisa mempertahankan kualitas dan kandungan stroberi sehingga akan memperpanjang umur simpan.

Berdasarkan hasil penelitian, stroberi berkhasiat untuk meningkatkan nafsu makan, zat penenang, antioksidan, dan berbagai jenis vitamin. Stroberi bisa dikonsumsi dalam berbagai bentuk, selain dapat dinikmati langsung dalam bentuk buah segar dan bisa juga dinikmati dalam bentuk lain seperti jus, selai, sirup, dodol, manisan, buah kering, dan sebagai perasa dalam makanan lain. Stroberi tidak hanya diproduksi sebagai makanan, tapi ekstraknya dapat digunakan sebagai bahan dasar kosmetik dan obat – obatan ( Anonim, 2010).

Salah satu produk olahan stroberi yang belum dikenal di Indonesia adalah manisan stroberi kering. Manisan merupakan salah satu produk awetan dengan menggunakan gula atau dengan kata lain, manisan buah adalah buah yang diawetkan dengan menambahkan gula. Pemberian gula dengan kadar yang tinggi pada manisan buah, selain untuk memberikan rasa manis, juga untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme (jamur dan kapang). Proses pembuatan manisan buah juga menggunakan bahan pengawet seperti natrium metabisulfit untuk mempertahankan bentuk (tekstur) serta menghilangkan rasa gatal atau getir pada buah. Manisan berdasarkan pengolahannya dapat dikelompokan menjadi manisan basah dan manisan kering. Perbedaan jenis manisan basah dan kering dilihat dari proses setelah perendaman dalam larutan gula. Pada prinsipnya pembuatan manisan ialah perendaman dalam gula (peresapan), pencucian, dan pengeringan.

Di negara seperti Jepang dan Thailand, manisan stroberi sudah banyak diproduksi. Namun saat ini usaha manisan stroberi di Indonesia masih jarang ditemukan. Dikarenakan bahan bakunya yang mahal dan sifat dari stroberi sendiri yang sukar untuk dijadikan manisan, berbeda dengan buah-buahan tropis lain seperti mangga, pepaya, jambu, nanas, tomat, jeruk, pala, dan sebagainya yang relatif mudah dan sudah umum dijadikan manisan. Tekstur buah stroberi yang lembek dan tidak memiliki serat sebanyak buah-buahan lain membuat produk manisan stroberi belum banyak diproduksi di Indonesia.

Melihat potensi dan peluangnya yang masih terbuka, pengembangan usaha dari komoditi stroberi dalam bentuk manisan merupakan lahan investasi yang mempunyai prospek yang cukup baik. Namun, minat investor untuk merealisasikan proyek-proyek agroindustri dihadapkan pada


(3)

2

kendala-kendala ketidakteraturan dalam penyediaan bahan baku serta sulitnya mendapatkan produk pertanian dalam mutu, jumlah dan keseragaman yang tepat (Sutiyono, 2002). Untuk membuka minat investasi yang lebih besar lagi pada agroindustri, khususnya komoditi stroberi dan produk olahannya yang berupa manisan, maka diperlukan suatu rancangan bisnis yang dapat dengan mudah memberikan informasi mengenai komoditi tersebut dan dapat membantu para calon investor untuk menentukan perencanaan bisnis yang sesuai untuk dijalankan pada bidang ini.

Rancangan industri manisan stroberi diharapkan dapat membantu pengambilan keputusan rencana bisnis yang cepat, tepat dan efisien. Menurut Sutiyono (2002), minat investor untuk merealisasikan proyek-proyek agroindustri sering dihadapkan pada kendala- kendala ketidakteraturan dalam penyediaan bahan baku serta sulitnya mendapatkan produk pertanian dalam mutu, jumlah dan keseragaman yang tepat. Oleh karena itu, penyusunan sebuah rencana bisnis adalah satu tahap penting dalam pendirian setiap bisnis baru. Dalam mendirikan suatu usaha diperlukan rencana yang baik. Dengan perencanaan, keuntungan yang akan dicapai dapat diperkirakan dan hambatan yang mungkin akan dihadapi dapat diantisipasi.

Rencana yang telah dibuat tersebut dapat menjadi pedoman bagi pelaksanaan kegiatan dan memiliki gambaran yang jelas dan tegas terhadap sesuatu yang akan dikerjakan. Perancangan rencana bisnis industri manisan stroberi yang terkomputerisasi ini akan memudahkan dalam memberikan informasi mengenai komoditi tersebut dan dapat membantu pengguna dalam menyusun rencana bisnis yang sesuai untuk dijalankan pada bidang ini. Selain itu, dengan pengambilan keputusan secara cepat, tepat dan efisien, akan menghemat waktu dan biaya.

1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Mempelajari berbagai faktor dan parameter yang berpengaruh terhadap industri manisan stroberi serta melakukan analisis investasi.

2. Mengkaji dan membuat rancangan bisnis industri manisan stroberi

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak, seperti : 1. Para pelaku industri manisan stroberi dapat memanfaatkannya program ini dalam menyusun

rencana bisnis bagi usahatani atau agroindustri yang akan dijalankan, dan untuk menentukan sumber modal bagi usaha tersebut.

2. Lembaga keuangan dapat memanfaatkannya sebagai salah satu pertimbangan dalam meminjamkan dana bagi usahatani maupun agroindustri.

3. Pihak akademisi dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai salah satu alat bantu dalam menyusun rencana bisnis untuk industri manisan stroberi


(4)

3

1.3 Ruang Lingkup

Pengkajian masalah khusus ini meliputi pengamatan terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap rencana bisnis pada industri manisan stroberi dan membuat rancang bangun rencana bisnisnya. Keputusan yang diambil dalam rencana bisnis ini adalah keputusan yang berkaitan dengan jumlah prakiraan permintaan, penentuan prioritas produksi, pemilihan lokasi, penentuan rencana kebutuhan produksi, dan analisis kelayakan finansial. Keputusan tersebut didasarkan kajian mengenai aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen dan organisasi dan aspek finansial secara umum.

Aspek pasar dan pemasaran meliputi prakiraan permintaan dan harga pokok produk. Aspek teknis dan teknologis meliputi lokasi yang tepat dan kebutuhan bahan baku untuk produksi. Aspek manajemen dan organisasi meliputi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, sedangkan aspek kelayakan finansial meliputi sumber pembiayaan dan besarnya bunga pinjaman bank.

1.4 Keluaran Hasil Penelitian

Hasil keluaran dari penelitian ini adalah suatu rancangan bisnis industri manisan stroberi yang diharapkan dapat menjadi acuan untuk bisnis lain. Rancangan Bisnis ini dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usahatani stroberi, pelaku industri manisan stroberi, koperasi, lembaga keuangan, calon investor dan pemerintah dalam menyusun rencana bisnis mengenai usaha yang akan dijalankan, dalam hal ini khususnya adalah industri manisan stroberi. Pengumpulan data dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Data primer diperoleh dengan cara melakukan penelitian dalam pembuatan industri manisan stroberi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi pustaka di Perpustakaan LSI-IPB, Pusat Informasi dan Teknologi Pertanian-FATETA, Departemen Pertanian, Badan Pusat Statistik, dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan pengkajian masalah khusus ini.


(5)

4

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Stroberi

Stroberi (Fragaria vesca) adalah tanaman yang tergolong family Rosaceae. Tanaman stroberi berasal dari Brittany, Perancis, dan kemudian dikembangkan di daerah timur Amerika Utara yang berjenis Fragaria virginia dan juga di daerah Cile serta Argentina, yang mengembangkan stroberi Fragaria chiloensis. Spesies tanaman stroberi ini yaitu Fragaria chiloensis L menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia. Selanjutnya spesies lain, yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis stroberi ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia.

Gambar 1. Komoditi Stroberi

Stroberi kaya dengan air dan energi yang rendah (hanya 35 kkal dalam 100g), sedang konten seratnya cukup tinggi. Tanaman stroberi dalam taksonomi tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut (Rukmana, 1998) :

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan) Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup) Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua)

Ordo : Rosales

Famili : Rosaceae

Genus : Fragaria

Spesies : Fragaria >< ananassa Duchesne, disebut stroberi modern atau stroberi komersial.

Stroberi yang kita temukan di pasar swalayan adalah hibrida yang dihasilkan dari persilangan F. virginia L. var Duchesne asal Amerika Utara, dengan F. chiloensis L. var Duchesne

asal Cile. Persilangan tersebut menghasilkan hybrid yang merupakan stroberi modern atau stroberi yang komersil saat ini, Fragaria x annanassa var Duchesne. Di Indonesia, stroberi berasal dari Belanda dan Jepang. Aneka varietas unggul stroberi introduksi yang sudah beradaptasi di Indonesia antara lain adalah varietas Ostara, Tenira, Robunda, Bogota, Elvira, Grella, dan Red Gantlet. Selain itu, varietas Hokowaze asal Jepang telah mulai dicoba di Cianjur, Jawa Barat.


(6)

5

Karakteristik varietas Hokowaze adalah cepat berbuah, rasanya manis, beraroma harum, berukuran besar, dan tekstur daging buah lembut. Semua varietas tersebut umumnya dikonsumsi dalam keadaan segar (Rukmana, 1998). Petani Lembang, Bandung, yang sejak lama menanam stroberi, menggunakan varitas lokal Benggala dan Nenas yang cocok untuk membuat makanan olahan dari stroberi seperti jam atau selai.

Tabel 1. Ekspor Stroberi Segar Januari-Desember 2006

Negara

Jumlah

Volume (Kg) Nilai (US$)

Thailand 22,229.00 70,704.00

Singapura 450.00 2,189.00

Malaysia 5,415.00 8,000.00

Brunei Darussalam 1,172.00 25,951.00

Sri Lanka 5.00 83.00

Saudi Arabia 26,321.00 9,397.00

Australia 20.00 180.00

Kepulauan Cook 179.00 353.00

Amerika Serikat 128.00 242.00

Perancis 706.00 2,387.00

Spanyol 572.00 1,656.00

Total 57,197.00 97,782.00

(Sumber : deptan.go.id)

Dari data Departemen Pertanian Republik Indonesia, ekspor buah stroberi segar ditujukan ke beberapa negara, seperti Thailand, Singapura, Malaysia, Brunei, Sri Lanka, Saudi dan seterusnya. Ekspor tertinggi buah stroberi segar Indonesia ke negara Saudi Arabia. Total nilai ekspor ke beberapa negara tersebut dalam periode Januari – Desember 2006 adalah US$ 97.782.

Tabel 2. Impor Stroberi Segar Januari – September 2006

Negara

Jumlah

Volume (Kg) Nilai (US$)

Jepang 1,715.00 37,861.00

Korea Selatan 65 294

China 244,598.00 315,612.00

Thailand 8,241.00 9,575.00

Singapura 3,550.00 2,547.00

Mesir 2,147.00 3,106.00

Australia 9,494.00 10,534.00

New Zealand 360 2,094.00

Amerika Serikat 13,802.00 37,859.00

Belanda 1,555.00 7,226.00

Perancis 6,034.00 28,061.00

Jerman 15 1,153.00

Total 291,929.00 457,550.00


(7)

6

Indonesia mengekspor stroberi ke negara-negara, seperti Thailand, Singapura, Malaysia, Brunei, Sri Lanka, dan Saudi Arabia. Sementara impor buah stroberi segar ke Indonesia didatangkan dari beberapa negara, seperti Jepang, Korea, Thailand, Singapura, Malaysia, Brunei, Sri Lanka, Saudi dan seterusnya. Impor tertinggi buah stroberi segar Indonesia dari negara China. Total nilai impor dari beberapa negara tersebut dalam periode Januari – September 2006 adalah US$ 457.550. Nilai ekspor komoditi stroberi segar masih jauh di bawah nilai impor stroberi ke Indonesia.

Meluasnya pasar buah impor di Indonesia, karena kualitas produk buah lokal Indonesia belum bisa menunjukkan keunggulannya dibandingkan dengan buah impor dari luar. Sampai saat ini perkembangan komoditi stroberi di Indonesia belum berpikir ke arah perbaikan kualitas buah dan penanganan pascapanen, perkembangan komoditi ini baru ke arah perluasan lahan untuk meningkatkan kuantitas produksi. Sehingga ukuran, bentuk, warna, aroma, serta ketahanan buah masih kalah dengan stroberi impor. Akibatnya konsumen dalam negeri lebih memilih membeli buah stroberi impor dibanding stroberi lokal.

Berlakunya sistem perdagangan bebas membuat pemerintah tidak bisa berbuat banyak untuk menanggulangi terjadinya peningkatan impor buah. Hal tersebut tidak perlu terjadi jika kita bisa membuktikan bahwa produk buah Indonesia pada dasarnya sanggup bersaing dengan buah impor baik dalam kualitas maupun harga.

Buah stroberi dimanfaatkan sebagai makanan dalam keadaan segar atau olahannya. Produk makanan yang terbuat dari stroberi telah banyak dikenal misalnya sirup, jam, ataupun stup (compote) stroberi. Budidaya stroberi belum banyak dikenal dan diminati. Karena memerlukan temperatur rendah, budidaya di Indonesia harus dilakukan di dataran tinggi. Lembang dan Cianjur, Jawa Barat adalah daerah sentra pertanian di mana petani sudah mulai banyak membudidayakan stroberi. Dapat dikatakan bahwa untuk saat ini, kedua wilayah tersebut adalah sentra penanaman stroberi.

Tanaman stroberi (Fragaria vesca), hanya dapat diusahakan di daerah – daerah pegunungan di atas 1000 meter dari permukaan laut. Untuk dapat berbunga tanaman ini memerlukan musim kering yang panjang dan buahnya tidak boleh kena hujan (Tohir, 1984). Tanaman stroberi membutuhkan lingkungan tumbuh bersuhu dingin (sejuk) dan lembab. Meskipun demikian, tanaman stroberi mempunyai kemampuan beradaptasi yang cukup luas, yakni dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada daerah-daerah yang mempunyai kondisi iklim sebagai berikut (Rukmana, 1998). Suhu udara optimum antara 170 C – 200 C dan suhu udara minimum antara 40 C – 50 C, kelembapan udara (rH) 80 % – 90 %, penyinaran matahari 8 – 10 jam per hari, curah hujan berkisar antara 600 mm – 700 mm per tahun.

Tanaman stroberi menyebar luas ke seluruh daratan tropis dan sub tropis, terutama di daerah pegunungan tropik. Tanaman ini dapat tumbuh pada beberapa jenis tanah, mulai dari tanah berpasir hingga tanah berliat dengan PH 5,5 – 6,5. Tanaman stroberi menghendaki suhu sejuk dan dingin sehingga di Indonesia banyak ditanam pada lahan dataran tinggi (Fachrudin, 1998). Cara memanen buah stroberi sampai dikemas adalah (Trubus, 2003) :

1. Panen dilakukan pada pagi dan sore hari saat intensitas matahari rendah. Buah stroberi dengan kematangan 75 % – 90 %, dipanen dengan cara memotong tangkai dengan kuku ibu jari.

2. Buah dikumpulkan di tray plastik, dan diletakkan di rak yang ternaungi agar tidak terkena cahaya matahari langsung.


(8)

7

4. Buah dimasukkan ke ruang penyimpanan sementara bersuhu 18o C selama 45 menit agar

ketahanan buah lebih awet.

5. Buah disortir berdasarkan bobot, kemudian dikelompokkan ke dalam tiga kelas, yaitu kelas A, B, C,D dan E.

6. Buah terpilih dimasukkan ke dalam keranjang plastik (punnet) berbobot ¼ kg, kemudian disusun rapi dalam kardus dan dilabeli nama dan lokasi produsen. Satu kardus terdiri dari 12

punnet.

7. Buah kemudian dimasukkan ke dalam ruang pendingin bersuhu 180C selama delapan jam dan siap dipasarkan.

Stroberi (Fragaria spp) sangat kaya akan nutrisi (gizi). Kandungan nutrisi (gizi) dari buah stroberi dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Komposisi stroberi per 100g

Komponen Kadar (mg)

Kalori total 113

Protein 3,4

Kandungan air 74,1

Lemak 2,8 Karbohidrat 18,9 Abu 0,9 Serat 0,4 Gula N/A

Vitamin C 60

Fosfor 23

Kalsium 20

Magnesium 12 Besi 0,40 (Hancock, 1999)

Secara umum buah stroberi di Indonesia digolongkan ke dalam lima kelas berdasarkan diameter dan penampakan buah, yaitu :

Kelas A : berat rata-rata buah 22-23 gram, isi dalam kemasan 12 buah stroberi. Kelas B : berat rata-rata buah 16 gram, isi dalam kemasan 16 buah stroberi. Kelas C : berat rata-rata buah 12-13 gram, isi dalam kemasan 24 buah stroberi. Kelas D : berat rata-rata buah 7-8 gram, isi dalam kemasan 40 buah stroberi. Kelas E : berat rata-rata buah 5 gram, isi dalam kemasan 60 buah stroberi.

Buah kualitas E tidak dijual sebagai buah segar, tetapi dikupas untuk dijadikan buah frozen (Rukmana, 1997).


(9)

8

Gambar 2.a Stroberi Kelas A Gambar 2.b Stroberi Kelas B Gambar 2.c Stroberi Kelas C

Gambar 2.d Stroberi Kelas D Gambar 2.e Stroberi Kelas E

Menurut Childers (1995) Stroberi adalah komoditi yang pertama dijual di pasaran saat musim semi. Tingginya permintaan terhadap buah stroberi di berbagai daerah dimana buah ini di budidayakan dikarenakan daya adaptasinya yang luas terhadap iklim dan kondisi lahan, buah stroberi dapat tumbuh dan tersebar mulai dari daerah tropis, hingga daerah subarctic sepanjang tahun. Saat ini produksi buah stroberi tertinggi berada di negara Amerika Serikat, disusul Jepang, Mexico, Polandia, Italia, Perancis dan lainnya.

Tabel 4. Kandungan Vitamin dan Mineral Stroberi

Kategori Nutrient Kandungan per 144g Unit / Satuan

Uji Proksimat

Kadar air 132 g

Energi 43 kkal

Protein 0.88 g

Lemak 0.53 g

Karbohidrat 10.1 g

Serat 3.3 g

Kadar abu 0.62 g

Mineral

Kalsium 20 mg

Zat besi 0.55 mg

Magnesium 14 mg

Fosfor 27 mg

Potasium 240 mg

Sodium 1.44 mg

Zinc 0.19 mg

Copper 0.07 mg

Vitamin

Vitamin C 82 mg

Thiamin 0.03 mg

Riboflavin 0.1 mg

Vitamin B6 0.09 mg

Vitamin B12 0 mg

Vitamin A 39 µg IU

Vitamin E 0.2 mg ATE


(10)

9

Stroberi mengandung berbagai vitamin dan mineral. Buah stroberi kaya akan pigmen warna antosianin yang mengandung antioksidan tinggi. Selain itu stroberi juga kaya akan vitamin C, serat, potassium, folat, rendah kalori, dan mengandung asam ellagic. Kandungan vitamin dan mineral buah stroberi dapat dilihat di tabel 4. Namun disamping kaya akan kandungan vitamin dan mineral, stroberi bersifat rentan dan mudah rusak. Untuk menjaga kesegaran buah stroberi yang menjadi bahan manisan stroberi harus diambil paling tidak setiap hari selama panen, akan ditangani sesedikit mungkin, dan didinginkan segera setelah memetik. Di bawah kondisi, ideal, stroberi memiliki umur simpan dari 8-10 hari. Setelah itu, buah stroberi akan rusak, teksturnya menjadi lembek, berbau, dan mudah ditumbuhi kapang serta jamur. Walaupun temperaturnya 0⁰C, setelah periode ini, buah stroberi akan kehilangan warna cerahnya, mulai timbul kerutan / mengkerut, dan rasanya menjadi kurang enak. Pada temperature 40⁰C lebih, kebusukan akibat cendawan kelabu (Botrytis bright), kebusukan akibat jamur Rhyzopus, dan kebusukan kulit menjadi serius. Commercial CA (tecrol) Storage di California menyebutkan bahwa stroberi dapat disimpan selama 2-7 hari tanpa terjadi kerusakan penampakan fisik (Childers, 1995).

2.1.1 Pengawetan Buah

Menurut Norman (1988), pengawetan adalah cara untuk meningkatkan umur simpan suatu bahan atau produk. Beberapa teknologi pengawetan pada buah-buahan adalah pengalengan, pendinginan, dan pengeringan, salah satunya adalah pada pembuatan manisan buah. Manisan buah adalah buah yang diawetkan dengan menambahkan gula, pemberian gula dengan kadar yang tinggi pada manisan buah, selain untuk memberikan rasa manis, juga untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme (jamur dan kapang).

Secara umum pembuatan manisan buah basah dilakukan dengan mengupas buah kemudian dibersihkan dan direndam dalam larutan garam dan larutan gula kemudian ditiriskan. Perendaman dengan menggunakan larutan gula dilakukan selama 3 hari dengan konsentrasi yang semakin lama semakin pekat. Pada pembuatan manisan buah kering, setelah buah direndam dalam air gula semalam kemudian diangkat, permukaannya ditaburi dengan gula pasir kemudian dikeringkan dengan dijemur dibawah sinar matahari. Penjemuran dilakukan 3 hari berturut-turut dan setiap hari kembali ditaburi dengan gula pasir (Norman, 1988).

Dalam proses pembuatan manisan buah ini juga digunakan natrium metabisulfit untuk mempertahankan bentuk (tekstur) serta menghilangkan rasa gatal atau getir pada buah. Manisan buah pada umumnya dibedakan menjadi dua yaitu manisan buah basah dan manisan buah kering. Perbedaan diantara keduanya adalah cara pembuatan, umur simpan, dan penampakannya. Buah-buahan yang biasa digunakan untuk membuat manisan basah adalah jenis buah yang cukup keras, seperti pala, mangga, kedondong, kolang-kaling, dan lain-lainnya. Sedangkan buah-buahan yang biasa digunakan untuk membuat manisan kering adalah jenis buah yang lunak seperti pepaya, dan lain-lainnya. Hasil samping dari proses pembuatan manisan buah ini ialah sirup dari larutan perendamannya (Norman, 1988). Menurut Furia (1986), pertumbuhan bakteri, kapang, dan khamir dapat dihambat pada konsentrasi SO2 200 ppm, dimana bakteri dan kapang lebih lemah terhadap SO2 dari khamir. Sulfur dioksida dan garam sulfit merupakan bahan pengawet yang tidak berbahaya bagi tubuh manusia, senyawa ini akan dioksidasi menjadi sulfat yang kemudian dieksresikan bersama urin (Furia, 1986).


(11)

10

2.1.2 Pengeringan

Pengeringan (drying) atau (dehydration) merupakan pengeluaran kandungan air dari suatu bahan. Pengeringan lebih mengarah pada pengeluaran air dari suatu bahan sampai kandungan air bahan tersebut seimbang dengan keadaan udara disekitarnya, sedangkan dehidrasi lebih mengarah pada pengeluaran air dari suatu bahan hasil pertanian sampai tingkat kandungan air serendah-rendahnya sehingga mendekati kering mutlak (Henderson dan Perry, 1976).

Pengeringan termasuk salah satu cara pengawetan bahan pangan dimana sebagian air dari bahan pangan dihilangkan dengan cara menguapkan air tersebut dengan menggunakan panas. Biasanya kandungan air dalam bahan dikurangi sampai batas agar mikroba tidak tumbuh lagi (Winarno et al., 1980). Umumnya dikenal dua cara pengeringan, yaitu pengeringan alami dengan menggunakan sinar matahari dan pengeringan buatan yaitu menggunakan oven, drum dryer, spray dryer, cabinet dryer, dan lain-lain. Pengeringan mekanis adalah suatu cara pengeringan menggunakan menggunakan panas buatan dimana udara panas bertiup di dalamnya (Thahir, 1986).

Metode pengeringan untuk menambah umur simpan buah dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu :

1. Penjemuran

Proses pengeringan ini sifatnya alamiah, dimana kandungan air dari bahan bakudiuapkan menggunakan pancaran panas sinar matahari. Bila memiliki ruangan yang cukup lebar, maka tidak tidak diperlukan lagi suatu fasilitas yang khusus. Namun, kelemahannya adalah mutu produk tergantung kondisi cuaca dan proses ini tidak dapat dilakukan selama musim hujan. Selanjutnya, oksidasi minyak lipid dilakukan oleh zat ultraviolet dari pancaran sinar matahari, yang menyebabkan terjadinya perubahan warna pada produk akibat minyak yang dihasilkan. (Soetanto, 1996)

2. Pengeringan Oven

Oven adalah alat untuk memanaskan memanggang dan mengeringkan. Oven dapat digunakan sebagai pengering apabila dengan kombinasi pemanas dengan humidity rendah dan sirkulasi udara yang cukup. Kecepatan pengeringan tergantung dari tebal bahan yang dikeringkan. Penggunaan oven biasanya digunakan untuk skala kecil. Oven yang kita gunakan adalah elektrik oven yaitu oven yang terdiri dari beberapa tray didalamnya, serta memiliki sirkulasi udara didalamnya. Kelebihan dari oven adalah dapat dipertahankan dan diatur suhunya. Bahan yang akan dikeringkan diletakkan pada tray-traynya. (Harrison, 2000)

3. Pengeringan Vakum

Pengeringan vakum adalah sistem pengeringan suatu bahan dengan memanfaatkan keadaan vakum. Pada keadaan vakum, titik didih moisture lebih rendah daripada titik didih pada keadaan atmosferik sehingga mempercepat waktu pengeringan dan menurunkan jumlah kandungan nutrisi yang rusak pada bahan yang dikeringkan akibat pengeringan. Metode pengeringan ini sesuai untuk bahan yang memiliki sensitivitas terhadap temperatur, salah satunya adalah bahan pangan. Pada pengeringan temperatur tinggi, kandungan vitamin dalam bahan pangan mudah terdegradasi dan rusak. (Soeharto, 2000)


(12)

11

4. Freeze Dryer

Pada prinsipnya pengeringan beku terdiri atas dua urutan proses, yaitu pembekuan yang dilanjutkan dengan pengeringan. Dalam hal ini, proses pengeringan berlangsung pada saat bahan dalam keadaan beku, sehingga proses perubahan fase yang terjadi adalah sublimasi. Sublimasi dapat terjadi jika suhu dan tekanan ruang sangat rendah, yaitu dibawah titik tripel air. Titik tripel terletak pada suhu 0,01 C dan tekanan 0,61 KPa, dengan demikian proses pengeringan beku harus dilakukan pada kondisi dibawah suhu dan tekanan tersebut. Tekanan kerja yang umum digunakan di dalam ruang pengeringan beku adalah 60 – 600 Pa. Pada saat pembekuan terbentuk kristal-kristal es di dalam bahan, yang mana pada saat pengeringan kristal-kristal es tersebut akan tersublimasi dan meninggalkan rongga (pori) didalam bahan. Keadaan bahan yang bersifat porous setelah pengeringan, meyebabkan bentuk bahan tidak mengalami perubahan yang besar dibandingkan sebelumnya, serta proses rehidrasi air (pembasahan kembali) lebih baik dari pada proses pengeringan lainnya. (Armansyah, 2007)

2.1.3 Manisan Buah Stroberi

Menurut Soetanto (1996), manisan stroberi merupakan salah satu produk olahan dari buah stroberi yang berupa hasil produk awetan dengan menggunakan gula. Manisan berdasarkan pengolahannya dapat dikelompokkan menjadi manisan basah dan manisan kering. Manisan basah diperoleh setelah penirisan buah dari larutan gula, sedangkan manisan kering diperoleh bila manisan yang pertama kali dihasilkan (manisan basah) dijemur sampai kering. Manisan kering adalah produk olahan yang berasal dari buah-buahan dimana pemasakannya menggunakan gula, kemudian dikeringkan. Produk ini memiliki keuntungan diantaranya bentuknya lebih menarik, lebih awet, serta volume dan bobotnya menjadi lebih kecil sehingga mempermudah pengangkutan. Pada prinsipnya pembuatan manisan ialah perendaman dalam gula (peresapan) dan pengeringan untuk meningkatkan umur simpan manisan buah. Sedangkan perendaman dalam natrium metabisulfit dimaksudkan untuk mempertahankan warna dan teksturnya.

Meskipun manisan buah yang yang umum dipasarkan ada bermacam-macam bentuk dan rasanya, namun sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu :

1. Manisan basah dengan larutan gula encer, contohnya buah jambu, mangga salak dan kedondong di dalam larutan gula. 

2. Manisan dengan larutan gula basah menempel pada buah, contohnya adalah pala, lobi-lobi dan ceremai. 

3. Manisan kering dengan gula utuh (gula tidak larut dan menempel pada buah), contohnya adalah mangga, kedondong, sirsak, dan pala.

4. Manisan kering asin dengan karena unsur dominan dalam bahan adalah garam, contohnya adalah jambu biji, mangga, belimbing, dan pala. (Soetanto, 1996)


(13)

12

2.2 Rencana Bisnis (

Business Plan

)

Bisnis adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan tujuan dan target yang diinginkan dalam berbagai bidang, baik jumlah maupun waktunya. Keuntungan merupakan tujuan utama dalam dunia bisnis, terutama bagi pemilik bisnis. Bentuk keuntungan yang diharapkan lebih banyak dalam bentuk finansial (Kasmir dan Jakfar, 2007). Brown dan Pertrello (1976) mendefinisikan bisnis sebagai suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Satu tahap penting dalam pendirian setiap bisnis baru adalah penyusunan sebuah rencana bisnis. Menurut Rangkuti (2005), perencanaan bisnis merupakan alat yang sangat penting bagi pengusaha maupun pengambil keputusan kebijakan perusahaan. Tujuan perencanaan bisnis adalah agar kegiatan bisnis yang akan dilaksanakan maupun sedang berjalan tetap berada di jalur yang benar sesuai dengan yang direncanakan. Perencanaan bisnis juga digunakan sebagai pedoman untuk mempertajam rencana-rencana yang diharapkan, karena di dalam perencanaan bisnis, posisi perusahaan, arah tujuan perusahaan dan cara mencapai sasaran yang ingin dicapai dapat diketahui. Djamin (1992) juga menambahkan alasan yang dapat dikemukakan akan betapa pentingnya suatu proyek sebelum dilaksanakan harus terlebih dahulu direncanakan dengan seksama antara lain sebagai berikut :

1. Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan yang ditujukan pada pencapaian tujuan.

2. Dengan perencanaan maka dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai potensi dan prospek perkembangan, juga mengenai hambatan dan resiko yang mungkin dihadapi. Perencanaan mengusahakan agar ketidakpastian dapat dibatasi sekecil mungkin.

3. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik.

4. Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas, memilih urutan-urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya.

5. Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat ukur atau standar untuk mengadakan pengawasan/evaluasi.

6. Dengan adanya perencanaan penggunaan dan alokasi sumber-sumber pembangunan yang terbatas adanya dapat dimanfaatkan secara lebih efisien dan efektif, diusahakan dihindarinya pemborosan. Suatu usaha untuk mencapai hasil secara maksimal dengan penggunaan sumber yang tersedia.

2.2.1 Definisi Rencana Bisnis

Rencana bisnis merupakan dokumen tertulis yang menjelaskan rencana perusahaan atau pengusaha untuk memanfaatkan peluang-peluang usaha (business opportunities) yang terdapat di lingkungan eksternal perusahaan (Solihin, 2007), menjelaskan keunggulan bersaing (competitive advantage) usaha, serta menjelaskan berbagai langkah yang harus dilakukan untuk menjadikan peluang usaha tersebut menjadi suatu bentuk usaha yang nyata (Solihin, 2007).

Perencanaan bisnis mencakup uraian tentang gambaran umum rencana, kondisi perusahaan, produk/jasa yang akan diberikan oleh perusahaan, kondisi pasar, kondisi manajemen, kondisi keuangan, kondisi operasional, strategi untuk pengembangan di masa yang akan datang, informasi keuangan yang dibutuhkan dan lampiran-lampiran. Perencanaan bisnis dapat digunakan


(14)

13

sebagai alat untuk mencari pinjaman dari pihak ketiga, seperti pihak perbankan, investor, lembaga keuangan, dan sebagainya (Rangkuti, 2005). Sementara menurut Baga (1993), tahapan-tahapan dan elemen-elemen yang dapat dikembangkan dalam suatu perencanaan bisnis antara lain deskripsi umum perusahaan, tinjauan umum perusahaan, deskripsi produk, deskripsi pelanggan, deskripsi pasar, deskripsi pesaing, bahan baku dan sumber perolehannya, metode produksi dan peralatan, perencanaan staf karyawan, kemasan, jasa profesional pendukung, perencanaan jangka panjang, resiko, dan asumsi. Menurut Horan (1998), setiap pemilik usaha memiliki rencana bisnisnya masing-masing. Rencana bisnis tidak harus panjang untuk menjadi rencana bisnis yang baik. Satu halaman dapat memuat semua komponen yang dibutuhkan untuk diinformasikan kepada lembaga keuangan atau calon investor mengenai usaha yang akan dijalankan dan bagaimana usaha tersebut berjalan.

Untuk mengurangi kegagalan pada pendirian suatu proyek bisnis, diperlukan suatu perencanaan secara sistematis dan terpadu melalui serangkaian kegiatan yang pada akhirnya akan mencerminkan suatu studi kelayakan. Pembahasan elemen-elemen pada rencana bisnis akan dicakup dalam pembahasan aspek-aspek dari studi kelayakan yang cocok, yang disesuaikan dengan karakteristik proyek bisnis yang direncanakan.

2.2.2 Tujuan Rencana Bisnis

Menurut Pinson (2003), ada tiga tujuan utama menulis rencana bisnis, antara lain : 1. Sebagai panduan

Alasan utama menulis rencana bisnis yaitu mengembangkan suatu panduan yang dapat diikuti sepanjang usia bisnis. Rencana bisnis adalah cetak biru bisnis dan akan dilengkapi dengan alat untuk menganalisa dan menerapkan perubahan-perubahan agar usaha lebih menguntungkan. Rencana bisnis akan memberi informasi yang lebih rinci atas seluruh aspek operasi perusahaan di masa lalu dan masa sekarang, maupun proyeksi beberapa tahun ke depan. Bisnis baru belum memiliki sejarah, informasi yang ada dalam rencana hanya berdasarkan proyeksi. Rencana yang diberikan ke pemberi pinjaman harus dijilid, sedangkan untuk arsip sebaiknya menggunakan

loose-leaf binder. Ini akan mempermudah bila perlu menambah data terbaru, seperti daftar harga, laporan keuangan, informasi pemasaran, dan lainnya.

2. Sebagai dokumentasi pendanaan

Apabila mencari dana, rencana bisnis akan merinci bagaimana dana tersebut dapat memajukan tujuan perusahaan dan meningkatkan laba. Pemberi pinjaman ingin mengetahui cara pengusaha mengatur arus kas (cash flow) dan membayar pinjaman dan bunganya tepat waktu. Sedangkan investor ingin mengetahui apakah investasinya dapat meningkatkan kekayaan bersih (net worth) serta memperoleh laba atas investasi (return on invesetment, ROI) yang diharapkan. Pengusaha harus merinci bagaimana uang tersebut akan digunakan dan menggunakan angka-angka tersebut dengan informasi yang solid, seperti estimasi, norma industri, daftar harga, dan lainnya. Proyeksi tersebut harus beralasan, karena pemberi pinjaman dan investor sangat mungkin memiliki akses atas angka-angka statistik industri.


(15)

14

3. Memperluas ke pasar luar negeri

Apabila berbisnis secara internasional, rencana bisnis menjadi alat standar untuk mengevaluasi potensi bisnis di pasar luar negeri. Saat ini, tidak ada bisnis yang boleh mengabaikan potensi perdagangan internasional, karena pesatnya perubahan teknologi, komunikasi, dan transportasi. Rencana bisnis dapat menunjukkan cara agar bisnis dapat bersaing di era ekonomi global saat ini.

2.2.3 Isi Rencana Bisnis

Selain digunakan untuk keperluan internal perusahaan, rencana bisnis juga berguna untuk meyakinkan para investor maupun kreditor terhadap prospek usaha yang akan dijalankan. Sebagai sebuah dokumen yang akan menjadi peta panduan jalan (road map) bagi seluruh manajemen perusahaan yang berasal dari berbagai bidang fungsional atau pemasaran (marketing), sumber daya manusia (human resources), produksi (production), dan keuangan (finance), rencana bisnis yang dibuat perusahaan harus terhindar dari pandangan sempit masing-masing departemen perusahaan di dalam melihat arah pengusahaan perusahaan dalam jangka panjang. Rencana bisnis yang dibuat harus dapat dijadikan acuan yang handal dalam melihat letak usaha yang akan dijalankan perusahaan di tengah persaingan usaha saat ini dan lima tahun ke depan.

Penentuan input – output didasarkan pada sumber daya industri dan perusahaan yang biasa dikenal dengan 7 M 1E (Man, Material, Method, Money, Market, Management, Machine,

dan Environment). Man atau manusia, dimana aktivitas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan (planning, organizing, directing, dan controlling) tidak akan tercapai tanpa adanya manusia.

Money atau uang, untuk melakukan berbagai aktivitas manajemen diperlukan uang, seperti upah atau gaji pegawai, pembelian faktor produksi dan lain sebagainya. Uang harus digunakan sedemikian rupa agar tujuan yang ingin dicapai bila dinilai dengan uang lebih besar dari uang atau biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut.

Material atau bahan-bahan, dalam proses pelaksanaan kegiatan dalam tingkat teknologi sekarang ini material bukan saja sebagai bahan mentah yang akan diolah menjadi produk, namun juga menjadi pembantu bagi mesin. Methods atau cara pelaksanaan, untuk melakukan kegiatan-kegiatan secara berdaya guna dan berhasil maka manusia dihadapkan pada berbagai alternatif pelaksanaan (metode). Market atau pasar, tanpa adanya pasar untuk hasil produksi, jelas tujuan perusahaan industri tidak mungkin tercapai, sebab masalah pokok yang dihadapi oleh perusahaan industri yaitu minimal mempertahankan pasar yang sudah ada, baru kemudian mencari pasar baru.

Machine atau mesin merupakan salah satu sumber daya industri yang penting untuk menghasilkan produk dengan bentuk dan ukuran yang relative sama, sehingga dapat menggantikan tenaga manusia. Namun sumber daya ini tetap membutuhkan adanya operator yang bertugas menjalankan mesin. Management atau manajemen berfungsi melibatkan perencanaan, pengorganisasian kepurusan pengendalian terkemuka pembuatan area bisnis dalam pemasaran, produksi, penjualan, riset dan pengembangan, sumber daya manusia, keuangan, operasi, dan sebagainya. Manajemen mencakup strategi dan aplikasi bisnis. Manajemen puncak mengambil semua keputusan utama dan penting dengan tujuan membawa perusahaan kea rah yang lebih baik sesuai visi dan misi perusahaan. Environment atau lingkungan adalah daerah di sekitar industri yang mengalami dampak akibat adanya kegiatan industri. Proses produksi umumnya menghasilkan limbah yang mengakibatkan pencemaran. Pencemaran pada setiap proses produksi tidak dapat dihilangkan atau dihindari tetapi pencemaran ini dapat dikendalikan sehingga menimbulkan dampak yang seminimal mungkin.


(16)

15

Menurut Solihin (2007), pada saat menyajikan rencana bisnis kepada para investor ataupun kreditor, hal-hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan atau pengusaha adalah sebagai berikut :

1. Rencana bisnis yang disusun tidak terlalu tebal tetapi lengkap, artinya mencakup berbagai informasi yang dibutuhkan oleh evaluator baik dari pihak investor maupun kreditor untuk melakukan pengambilan keputusan.

2. Penampilan rencana bisnis harus dibuat menarik karena investor dan kreditor akan memperoleh kesan pertama terhadap perusahaan yang sedang mencari pendanaan dari penampilan rencana bisnis yang diajukan kepada mereka.

3. Sampul depan (front cover) rencana bisnis harus memuat nama perusahaan, alamat, nomor telepon perusahaan, dan bulan serta tahun rencana bisnis dikeluarkan. Hal tersebut untuk memudahkan calon investor atau kreditor melakukan komunikasi dengan perusahaan atau pada saat mereka memberikan jawaban balasan terhadap rencana bisnis yang disampaikan perusahaan.

4. Rencana bisnis yang baik harus mencantumkan ringkasan eksekutif (executive summary) yang dapat disampaikan dalam 2-3 halaman penjelasan mengenai keadaan usaha saat ini.

5. Penyusunan rencana bisnis harus diorganisasikan dengan baik agar pihak-pihak yang memperoleh penawaran rencana bisnis perusahaan dapat mengikuti alur penyajian rencana bisnis tersebut secara urut, sehingga penyajian rencana bisnis menjadi jelas.

6. Rencana bisnis yang baik akan mencantumkan risiko utama (critical risks) dari suatu bisnis yang akan dijalankan. Pencantuman risiko bisnis akan meningkatkan kewaspadaan dari pengusaha dan investor untuk menyiasati cara meminimalisir risiko bisnis tersebut.

2.2.4 Elemen-Elemen Rencana Bisnis

Menurut Solihin (2007), meskipun terdapat variasi dalam penyusunan rencana bisnis, tetapi sebuah rencana bisnis yang baik sekurang-kurangnya akan mencantumkan tujuh elemen pokok, yaitu :

1. Ringkasan eksekutif yang merangkum secara singkat seluruh isi rencana bisnis baik yang menyangkut tujuan usaha, strategi usaha, tujuan penyusunan rencana bisnis, uraian umum usaha, rencana pemasaran, rencana produksi, rencana keuangan, dan risiko-risiko usaha di masa depan.

2. Uraian umum usaha (general business description) yang akan dijalankan. Uraian umum usaha akan menguraikan :

a.Usaha apa yang akan dijalankan di mana hal ini sekaligus menjelaskan barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

b.Tujuan apa yang ingin dicapai perusahaan berikut strategi untuk mencapai tujuan tersebut. c.Bagaimana perkembangan usaha perusahaan sampai pada saat rencana bisnis disusun serta

proyeksi usaha perusahaan di masa mendatang yang dikaitkan dengan tujuan dan strategi perusahaan.

d.Siapa yang menjadi target pasar perusahaan

e.Nilai apa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran untuk dapat meraih keunggulan bersaing (competitive advantage).

f.Dimana usaha tersebut akan dijalankan. Hal ini berkaitan dengan pemilihan lokasi tempat usaha serta berbagai penjelasan yang logis mengapa usaha dijalankan di lokasi yang dipilih.


(17)

16

g.Siapa yang akan menjalankan kegiatan usaha. Dalam bagian ini, uraian umum usaha akan menjelaskan manajemen inti dan tokoh kunci (key person) di dalam perusahaan yang akan terlibat dalam pengurusan perusahaan.

h.Bentuk badan usaha atau badan hukum apa yang dipilih oleh perusahaan untuk menjalankan usahanya.

i. Bagaimana bidang fungsional manajemen akan dijalankan.

3. Rencana pasar dan pemasaran akan menjelaskan pasar sasaran yang dipilih serta bauran pemasaran yang dibuat perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, anggaran penjualan, dan sebagainya.

4. Rencana teknik dan teknologi menjelaskan antara lain proses produksi, bagaimana perusahaan menjaga kualitas produk, memperoleh pasokan bahan baku, pertimbangan pemilihan lokasi pabrik, anggaran produksi, dan sebagainya.

5. Rencana keuangan antara lain berisi proyeksi keuangan yang menunjukkan ekspektasi laba dari usaha yang akan dijalankan dalam beberapa tahun awal operasionalnya, proyeksi arus kas (cash flow), dan sebagainya.

6. Rencana manajemen dan organisasi antara lain berisi uraian mengenai jumlah personil yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha, spesifikasi apa yang dibutuhkan oleh masing-masing personil tersebut dilihat dari pengetahuan, keahlian, dan kemampuan (Knowledge, Skill, and Ability) yang dibutuhkan, anggaran tenaga kerja yang juga berisi proyeksi kebutuhan tenaga kerja dalam lima tahun ke depan, dan sebagainya.

7. Risiko-risiko utama yang dihadapi perusahaan di masa depan dan bagaimana antisipasinya untuk menghadapi risiko tersebut di masa yang akan datang.

2.3 Studi Kelayakan Bisnis

Sutojo (2000) dan Kadariah et al. (1999) menyebutkan bahwa kajian terhadap keadaan dan prospek suatu pabrik dilakukan atas aspek-aspek tertentu, yaitu aspek teknis, aspek manajerial dan administratif, aspek organisasi, aspek pemasaran, aspek finansial, dan aspek ekonomi. Umar (2005) menambahkan bahwa kajian terhadap keadaan dan prospek suatu pabrik juga memerlukan analisis terhadap aspek lingkungan, aspek legalitas, dan aspek sosial dan ekonomi. Aspek-aspek tersebut biasanya dianalisis dengan teknik-teknik tertentu dengan mempertimbangkan manfaat bagi industri tersebut.

2.3.1 Aspek Pasar dan Pemasaran

Aspek pasar dan pemasaran dikaji untuk mengungkapkan permintaan, penawaran, harga, program pemasaran, dan perkiraan penjualan yang dapat dicapai oleh perusahaan, atau pangsa pasar yang dapat dikuasai oleh perusahaan. Selain itu, analisis terhadap pasar dan pemasaran pada suatu usulan proyek ditujukan untuk mendapatkan gambaran tentang potensi pasar bagi produk yang tersedia untuk masa yang akan datang, dan menentukan jenis strategi pemasaran yang digunakan guna mencapai pangsa pasar yang telah ditetapkan (Husnan dan Suwarsono, 2000).

Sutojo (2000) menyebutkan bahwa dalam mengkaji aspek pasar dan pemasaran, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana produk tersebut dalam pasar dewasa ini, berapa permintaan produk dulu dan sekarang, bagaimana komposisi permintaan tiap segmen pasar serta bagaimana kecenderungan perkembangan permintaan, bagaimana proyeksi permintaan produk pada masa mendatang serta berapa persen dari permintaan dapat diambil, serta bagaimana kemungkinan adanya persaingan. Selain itu, Edris (1993) menyebutkan bahwa kegunaan dari analisis pasar adalah menentukan besar, sifat, dan pertumbuhan permintaan total akan produk yang


(18)

17

bersangkutan, deskripsi tentang produk dan harga jual, situasi pasar dan adanya persaingan, berbagai faktor yang ada pengaruhnya terhadap pemasaran produk, dan program pemasaran yang sesuai untuk produk.

2.3.2 Aspek Teknik dan Teknologi

Aspek teknik dan teknologi merupakan salah satu aspek penting bagi proyek karena merupakan jawaban dari pertanyaan dapat tidaknya produk tersebut dibuat. Hal ini sangat dirasakan jika bidang usaha yang digunakan bersifat manufacturing atau poros intinya adalah teknologi (Sutojo, 2000).

Berdasarkan analisis aspek teknik dan teknologi dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi. Analisis teknik berhubungan dengan input proyek berupa barang dan jasa dan menguji hubungan-hubungan teknik yang memungkinkan dalam suatu proyek yang diusulkan serta mengidentifikasi perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam informasi selama perencanaan dan tahap pelaksanaan. Analisis teknik secara spesifik mencakup analisis terhadap ketersediaan bahan baku, proses produksi, mesin dan peralatan, perancangan aliran bahan, analisis keterkaitan antar aktivitas, jumlah mesin dan peralatan, keperluan tenaga kerja, penentuan luas pabrik, dan perancangan tata letak pabrik (Husnan dan Suwarsono, 2000).

Sutojo (2000) menyebutkan bahwa evaluasi aspek teknis dan teknologi meliputi hal-hal berikut.

1. Penentuan lokasi proyek, yaitu lokasi dimana suatu proyek akan didirikan, baik untuk pertimbangan lokasi maupun lahan proyek. Peubah-peubah yang perlu diperhatikan, antara lain: iklim dan keadaan tanah, fasilitas transportasi, ketersediaan tenaga kerja, tenaga listrik dan air, keadaan dan sikap masyarakat, dan rencana masa depan perusahaan untuk perluasan. Penentuan lokasi proyek harus memperhatikan faktor-faktor, antara lain: iklim dan keadaan tanah, fasilitas transportasi, ketersediaan tenaga kerja, tenaga listrik, air, sikap masyarakat, serta rencana pengembangan industri ke depan. Hal lain yang perlu diperhatikan, yaitu letak konsumen potensial atau pasar sasaran, letak bahan baku, dan peraturan pemerintah.

2. Penentuan kapasitas produksi ekonomis yang merupakan volume atau jumlah satuan produk yang dihasilkan selama waktu tertentu. Kapasitas produksi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efisiensi operasi proyek yang akan didirikan. Kapasitas produksi ditentukan berdasarkan perpaduan hasil penelitian berbagai macam komponen evaluasi, yaitu perkiraan jumlah penjualan produk di masa yang akan datang atau kemungkinan pasar yang akan diraih, kemungkinan pengadaan bahan baku, bahan pembantu dan tenaga kerja, serta tersedianya mesin dan peralatan di pasar sesuai dengan teknologi yang diterapkan. Selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 13.

3. Pemilihan teknologi yang tepat yang dipengaruhi oleh kemungkinan pengadaan tenaga ahli, bahan baku dan bahan pembantu, kondisi alam dan lainnya tergantung proyek yang didirikan. 4. Penentuan proses produksi yang dilakukan dan tata letak pabrik yang dipilih, termasuk tata

letak bangunan dan fasilitas lain. Tata letak pabrik merupakan alat efektif untuk menekan biaya produksi dengan cara menghilangkan atau mengurangi sebesar mungkin semua aktivitas yang tidak produktif.

Lokasi merupakan hal yang penting bagi pendirian suatu perusahaan karena akan mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan dan menentukan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Perusahaan yang didirikan tanpa pertimbangan lokasi yang ekonomis, akan mengalami kesulitan dalam menjamin kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi yang kurang tepat merupakan salah satu penyebab perusahaan beroperasi secara tidak efisien dan efektif,


(19)

18

sehingga biaya produksi menjadi tinggi. Oleh karena itu, dalam penentuan lokasi suatu industri diperlukan suatu pengkajian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas dari industri tersebut. Lokasi suatu industri sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, letak sumber bahan baku, daerah pemasaran, serta faktor lingkungan.

Menurut Assauri (1999), faktor-faktor yang mempengaruhi analisis lokasi suatu industri dapat digolongkan menjadi faktor-faktor utama dan faktor-faktor tambahan. Faktor-faktor utama akan berpengaruh secara langsung terhadap kegiatan-kegiatan produksi dan distribusi dari industri yang akan didirikan. Faktor-faktor utama tersebut meliputi letak dari pasar, letak dari sumber bahan baku, tingkat biaya dan ketersediaan fasilitas pengangkutan, biaya ketersediaan tenaga kerja, dan adanya pembangkit listrik.

Pola aliran bahan merupakan salah satu langkah yang penting dalam perencanaan fasilitas. Pola aliran dapat dikelompokkan menjadi pola aliran si salam tempat kerja, pola aliran dalam fasilitas, dan aliran antar fasilitas. Menurut Birchfield (1988), terdapat tiga bentuk umum tata letak ruang kerja, yaitu garis lurus, bentuk U, dan bentuk L dimana setiap bentuk memiliki peruntukkannya sendiri. Bentuk garis lurus sering digunakan untuk mengefisiensikan waktu dan pergerakan. Bentuk U akan memberikan area yang cukup, namun jumlah waktu yang terbuang lebih banyak karena pergerakan pekerja untuk masuk dan keluar ruangan. Analisa aliran bahan sangat diperlukan dalam merancang suatu tata letak industri atau pabrik. Penentuan aliran bagi manajemen, material, aliran bahan, distribusi fisik dan logistik merupakan salah satu langkah dalam perencanaan fasilitas yang sangat penting terutama penentuan pola aliran bahan.

Menurut Heizer dan Render (2004), peta keterkaitan kegiatan atau disebut juga

relationship chart, merupakan suatu cara untuk menunjukkan aliran departemen. Peta kegiatan keterkaitan serupa dengan peta dari-ke, tapi tidak seperti peta dari-ke yang berisi data perpindahan material, peta ini berisikan tanda kualitatif yang menggambarkan hubungan antar departemen. Analisis terhadap peta ini memperlihatkan departemen-departemen yang tidak boleh berdekatan. Untuk membantu menentukan kegiatan yang harus diletakkan pada suatu tempat, telah ditetapkan suatu pengelompokkan derajat kedekatan, yang diikuti dengan tanda bagi tiap derajat kedekatan tadi. Keterkaitan antar aktivitas dan hasil dari proses perancangan kegiatan tersebut adalah dalam bentuk bagan dan diagram keterkaitan antar kegiatan, yang secara sistematis telah menunjukkan bagaimana kedudukan (letak atau lokasi) suatu kegiatan (ruang) tertentu dikaitkan dengan kegiatan (ruang) yang kain (Apple, 1990).

2.3.3 Aspek Manajemen dan Organisasi

Hal yang perlu dipelajari dalam aspek manajemen adalah manajemen selama masa pembangunan proyek yang meliputi pelaksanaan proyek tersebut, jadwal penyelesaian proyek, aktor yang melakukan studi setiap aspek manajemen dalam operasi. Manajemen dalam operasi meliputi bentuk organisasi atau badan usaha yang dipilih, struktur organisasi, deskripsi jabatan, jumlah tenaga kerja yang akan dipergunakan dan anggota direksi serta tenaga-tenaga terinci.

Aspek manajemen dan organisasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

1. Manajemen proyek, yaitu pengelolaan kegiatan yang terkait dengan mewujudkan gagasan sampai menjadi hasil proyek berbentuk fisik.

2. Manajemen operasi, yaitu menangani kegiatan operasi dan produksi fasilitas hasil proyek (Soeharto,2000).

Aspek manajemen dan organisasi dapat dikelompokkan menjadi manajemen proyek, yaitu pengelolaan kegiatan yang berkaian dengan mewujudkan gagasan sampai menjadi hasil proyek berbentuk fisik, manajemen operasi atau produksi fasilitas hasil proyek. Lingkup


(20)

19

manajemen organisasi meliputi pengelolaan kegiatan yang langsung berhubungan dengan kegiatan memproduksi barang atau memberikan pelayanan. Mulai dari usaha mendapatkan sumber daya, mengkonversikan masukan menjasi produk atau pelayanan yang diinginkan. Masukan tersebut dapat terdiri dari bahan mentah, tenaga kerja, material, energi, dan waktu.

Ariyoto (1990) menyatakan bahwa manajemen merupakan cara mencapai tujuan dari sumber-sumber yang ada. Sumber-sumber ini adalah uang (modal), mesin dan peralatan, personil (tenaga kerja), dan material. Umar (2005) menyatakan bahwa tujuan kajian aspek manajemen adalah mengetahui apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau sebaliknya.

Aspek manajemen operasional adalah suatu fungsi atau kegiatan manajemen yang meliputi perencanaan organisasi, staffing, koordinasi, pengarahan, dan pengawasan terhadap operasi perusahaan (Umar, 2005). Penelitian aspek manajemen dan organisasi mencakup dua hal, yaitu struktur organisasi dan manajemen tenaga kerja yang mencakup kebutuhan tenaga kerja, kualifikasi tenaga kerja, dan pembagian tugas kerja (Behrens dan Hawranek, 1991).

2.3.4 Aspek Lingkungan

Pembangunan suatu industri hendaknya tetap memperhatikan kepentingan manusia dan lingkungannya. Pembangunan industri yang baik adalah pembangunan yang berwawasan lingkungan. Pembangunan tersebut dapat terwujud apabila semua komponen dalam perusahaan mengerti pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan dalam setiap tahapan proses produksinya. Kajian aspek lingkungan hidup bertujuan untuk menentukan dapat dilaksanakannya industri secara layak atau tidak dari segi lingkungan hidup. Hal-hal yang berkaitan dengan aspek lingkungan, antara lain: peraturan dan perundang-undangan AMDAL dan kegunaan dalam kajian pendirian industri dan pelaksanaan proses pengelolaan dampak lingkungan (Umar, 2005).

Aspek legalitas penting karena menyangkut hukum yang mengatur tingkah laku badan usaha. Untuk menampung aspirasi dalam mencapai tujuan usaha diperlukan suatu wadah untuk menampung kegiatan. Dalam evaluasi yuridis, salah satu pokok pengamatan yang merupakan kekuatan yang menunjang usaha adalah tentang izin-izin yang dimiliki karena dapat dikatakan bahwa izin usaha merupakan syarat legalisasi usaha (Ariyoto, 1990).

Menurut Husnan dan Suwarsono (2000) dalam pengkajian aspek yuridis atau hukum, hal yang perlu diperhatikan meliputi bentuk badan usaha yang akan digunakan dan berbagai akte, sertifikat, serta izin yang diperlukan. Aspek legalitas atau yuridis berguna untuk kelangsungan hidup proyek dalam rangka meyakinkan kreditor dan investor bahwa proyek yang akan dibuat sesuai dengan peraturan yang berlaku (Umar, 2005).

2.3.5 Aspek Finansial

Aspek ekonomi dan keuangan merupakan aspek yang menentukan kelayakan usaha dilihat dari segi ekonomi dan keuangan. Jika sebuah gagasan usaha yang direncanakan telah layak dilihat dari aspek pemasaran dan teknis produksi, langkah selanjutnya adalah mengadakan penilaian dari aspek ekonomi dan keuangan. Pembahasan yang dilakukan menyangkut dengan biaya investasi, modal kerja, biaya operasi dan pemeliharaan, sumber pembiayaan, perhitungan pendapatan yang mungkin diterima, serta perhitungan kriteria invetasi. Selain itu, dalam aspek ini juga dibahas mengenai proyeksi laba/rugi yang bertujuan untuk mengetahui posisi keuangan dari usaha yang akan dilaksanakan (Ibrahim,2003).

Sedangkan Umar (2005) juga menambahkan bahwa bisnis dikatakan sehat apabila dapat memberikan keuntungan yang layak dan mampu memenuhi kewajiban finansialnya. Dalam aspek


(21)

20

ini juga dapat ditentukan struktur pembiayaan bagaimana yang paling menguntungkan dengan menentukan berapa dana yang harus disiapkan lewat pinjaman dari pihak lain dan berapa dana dari modal sendiri. Evaluasi aspek finansial dilakukan untuk memperkirakan jumlah dana yang diperlukan. Selain itu, juga dipelajari struktur pembiayaan serta sumber dana yang menguntungkan (Djamin, 1993).

Menurut Solihin (2007), walaupun keduanya memang mempunyai kesamaan, yaitu sama-sama membahas aspek pemasaran, teknik produksi, manajemen dan keuangan, namun Rencana Bisnis dan Studi Kelauyakan Bisnis merupakan dua hal yang berbeda. Pemanfaatan Studi Kelayakan Bisnis dan Proposal Bisnis umumnya sama, yaitu untuk membantu dalam menganalisis keputusan bisnis dimana keduanya sama-sama menggunakan data historis. Namun data yang digunakan pada Studi Kelayakan Bisnis dapat diambil dari perusahaan lain yang sejenis dengan objek studi (data eksternal) sedangkan Business Plan (Proposal Bisnis) harus menggunakan data historis internal perusahaan sendiri.

Studi kelayakan bisnis didesain untuk menyediakan gambaran ringkas tentang persoalan pokok yang berhubungan dengan gagasan bisnis. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi apakah suatu gagasan bisnis dapat dikatakan layak atau tidak masuk dalam marketplace. Dengan kata lain, Studi Kelayakan Bisnis menentukan bagaimana menuangkan gagasan bisnis ke dalam statement

(pernyataan tertulis). Analisis Studi Kelayakan Bisnis menyediakan banyak informasi penting untuk membuat Business Plan (Proposal Bisnis). Sebagai contoh, analisis pasar dalam Studi Kelayakan Bisnis merupakan data penting dalam menentukan proyeksi karena digunakan sebagai dasar untuk menentukan seggemn pasar dan Rencana Bisnis.

Studi Kelayakan Bisnis mengindikasikan bahwa gagasan bisnis masih berupa statement dan langkah selanjutnya adalah membuat Business Plan (Rencana Bisnis). Rencana Bisnis memerlukan analisis yang lebih mendalam dan kompleks, serta dibangun berdasarkan fondasi yang telah dibuat pada Studi Kelayakan Bisnis. Rencana Bisnis memberikan kesempatan untuk menemukan kelemahan dan ancaman masalah yang berpotensi muncul di masa yang akan datang. Ada dua tujuan dalam Rencana Bisnis, yaitu menganalisis secara seksama bagaimana bisnis akan bekerja, serta mencatat aspek-aspek dalam bisnis (dokumen) guna mendapatkan loan (pinjaman). (Solihin, 2007)

Tabel 5. Perbedaan Studi Kelayakan Bisnis dan Business Plan (Rencana Bisnis) Faktor  Studi Kelayakan Bisnis Business Plan 

Jenis Data Data Estimasi (Estimate Data) Berdasarkan data empiris perusahaan

Sumber Data Data Eksternal Data Internal

Penyusun/Analis Pihak Eksternal (Konsultan/Pakar)

Pihak Internal (manajemen) perusahaan (direksi perusahaan)

Tujuan Menilai kelayakan gagasan

bisnis

Merencanakan kegiatan bisnis untuk masa yang akan datang User (Pengguna) Investor, bank, pemerintah,

LSM

Manajemen, kreditor Waktu Pembuatan Bisa lebih dari 1 tahun Kurang dari 1 tahun

Biaya Relatif besar Relatif lebih kecil dari studi

Kelayakan Bisnis (Solihin, 2007)


(22)

21

Pada Studi Kelayakan Bisnis, jenis data bersumber dari estimasi atau asumsi, sedangkan pada Rencana Bisnis, data diambil dari data empiris perusahaan. Sumber data pada Studi Kelayakan Bisnis, berasal dari data eksternal atau dari luar perusahaan, sedangkan pada Rencana Bisnis, data diambil dari data internal perusahaan. Penyusun Studi Kelayakan Bisnis adalah pihak eksternal perusahaan yaitu konsultan atau pakar, sedangkan penyusun Rencana Bisnis adalah direksi perusahaan sendiri. Tujuan Studi Kelayakan Bisnis adalah menilai kelayakan gagasan bisnis, sedangkan Rencana Bisnis yaitu untuk merencanakan kegiatan bisnis untuk masa yang akan datang. Pengguna dari Studi Kelayakan Bisnis adalah investor, bank, dan pemerintah, sedangkan pengguna Rencana Bisnis adalah manjemen perusahaan sendiri dan kreditor. Waktu dan biaya untuk membuat Studi Kelayakan Bisnis dapat lebih dari satu tahun, dan biayanya relatif besar, sedangkan Rencana Bisnis dapat dibuat kurang dari satu tahun dan biayanya relatif lebih kecil.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji tentang rancangan bisnis atau Business Plan dan beberapa penelitian lain yang masih memiliki kaitan dengan variabel dalam penelitian ini. Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan hasil penelitian terdahulu oleh peneliti yang pernah penulis baca. Penelitian yang dilakukan oleh Harris (2008), dengan judul “Rancang Bangun Business Plan Model untuk Agroindustri Paprika”, pada penelitian tersebut dijelaskan berbagai faktor dan parameter yang berpengaruh terhadap usahatani dan agroindustri paprika serta melakukan analisis investasi.

Kemudian penelitian Wijono (1993), yang berjudul “Kajian Teknologi Pembuatan Manisan Pepaya (Carica papaya) Kering”. Pada penelitian tersebut dijelaskan tentang teknologi dan proses pembuatan manisan kering Pepaya, dan diambil metode proses pembuatan manisan buah kering. Penelitian Masruri (1998), yang berjudul “Analisis Finansial usaha manisan buah pala (Myristica fragrans) dengan Menggunakan Pengering Rumah Kaca”. Pada penelitian tersebut dijelaskan bagaimana menanalisis usaha manisan buah pala serta kelayakannya. Serta penelitian Erviana (2011), yang berjudul “Pembuatan Manisan Stroberi Kering dan Perubahan Mutu Selama Penyimpanan”. Pada penelitian tersebut dijelaskan teknologi dan proses pembuatan manisan stroberi yang akan dianalisis kelayakan usahanya dan dibuat rancangan bisnisnya.


(23)

22

III.

METODOLOGI

3.1 Kerangka Pemikiran

Saat ini industri manisan stroberi jumlahnya masih terbatas di Indonesia. Peluang tersebut masih terbuka lebar bagi pengusaha dan investor yang berminat menanamkan modalnya pada sektor industri pengolahan stroberi menjadi manisan buah stroberi. Sebelum proyek pendirian industri manisan stroberi diimplimentasikan, terlebih dahulu dilakukan rencana bisnis yang meliputi rencana dari berbagai aspek. Hal ini dilakukan untuk memberikan rekomendasi kepada pihak pengambil keputusan rencana bisnis industri manisan stroberi.

Pengembangan industri manisan stroberi harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu analisis pasar dan pemasaran, analisis ketersediaan bahan baku, analisis teknik dan teknologi, analisis manajemen operasi dan organisasi, analisis legalitas, analisis lingkungan, dan analisis finansial. Hasil dari analisis-analisis tersebut dapat memberikan gambaran mengenai permasalahan-permasalahan yang mungkin ada, sehingga dapat disusun rekomendasi pengembangannya.

Teknik yang dilakukan dalam melakukan studi kelayakan ini adalah dengan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, baik data primer maupun sekunder. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dihitung perincian biaya investasinya. Sebelum perincian biaya, terlebih dahulu ditentukan asumsi-asumsi. Asumsi-asumsi finansial yang digunakan, antara lain: umur ekonomis proyek, biaya-biaya operasional, kapasitas produksi, jumlah produk yang terjual, dan sebagainya.

Secara konsep, penelitian ini dimulai dengan melakukan studi pustaka sekaligus mempelajari deskripsi produk dan industri manisan stroberi. Kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data dan informasi. Data dan informasi yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder yang meliputi aspek pasar dan pemasaran, analisis teknik dan teknologi, analisis manajemen dan organisasi, analisis lingkungan dan legalitas, serta analisis finansial. Apabila data yang dikumpulkan belum cukup, maka kembali dilakukan pengumpulan data. Namun jika data dan informasi yang dibutuhkan sudah mencukupi kemudian dilakukan tabulasi data dan analisis pada tiap aspek. Setelah itu dilakukan analisis data dan informasi yang sudah dianalisis disusun alam bentuk laporan lengkap.

Para petani, agroindustri/UKM, investor, lembaga keuangan, dan pemerintah memerlukan adanya suatu sistem yang dapat memberikan informasi dan alternatif pengambilan keputusan dalam hal budidaya, teknologi, pasar, kelayakan usaha, dan sebagainya. Rancang bangun Business Plan untuk agroindustri stroberi ini dilakukan untuk membuat suatu rancangan bisnis yang akan membantu dalam penyusunan suatu rencana bisnis agroindustri stroberi. Sistem ini dirancang untuk membantu pengambilan keputusan secara cepat, tepat dan efisien apakah bisnis tersebut layak untuk direalisasikan atau tidak. Rencana bisnis yang dihasilkan meliputi rencana bisnis untuk agroindustri stroberi, termasuk usahatani sebagai pemasok utama bagi agroindustri.

Aspek yang secara khusus akan dikaji meliputi prakiraan permintaan di masa yang akan datang, penentuan prioritas produksi, pemilihan lokasi, penentuan rencana kebutuhan produksi, dan analisis kelayakan finansial. Aspek-aspek tersebut dikaji baik untuk usahatani stroberi maupun agroindustri stroberi.

Produksi yang berlebihan atau kekurangan produk dapat menimbulkan masalah bagi perusahaan. Oleh karena itu, prakiraan permintaan diperlukan untuk mengetahui tingkat permintaan yang berguna untuk perencanaan di masa yang akan datang.


(24)

23

Keberhasilan suatu usaha juga dipengaruhi dari lokasi dimana usaha tersebut berada, sehingga diperlukan analisis mengenai lokasi yang palingsesuai untuk usaha yang akan dijalankan. Penentuan lokasi budidaya bertujuan untuk mengurangi resiko terjadinya kegagalan panen dan mengurangi timbulnya biaya-biaya lain akibat ketidakefektifan dan ketidakefisienan lokasi. Selain lokasi budidaya, juga ditentukan lokasi agroindustri yang sesuai untuk pendirian agroindustri stroberi. Lokasi agroindustri ini harus memperhatikan kedekatan dengan pasar dan bahan baku.

Rencana kebutuhan produksi digunakan untuk mengetahui jumlah kebutuhan dengan jumlah produksi tertenu. Penentuan kapasitas produksi tergantung dari pihak perusahaan yang akan menjalankan bisnis ini. Analisis investasi dalam suatu rencana bisnis dapat dijadikan daya tarik terhadap suatu usulan investasi baik bagi petani maupun pihak lain termasuk masyarakat. Analisis finansial suatu usaha diperlukan untuk mengetahui apakah usaha tersebut dapat dijalankan atau tidak dengan menggunakan sarana dan prasarana, dan faktor-faktor yang telah ditentukan. Kelayakan industri dapat diketahui melalui beberapa faktor seperti NPV, BEP, B/C Rasio, dan PBP. Dengan mengetahui kelayakan suatu industri maka resiko penanaman investasi yang tidak berguna dapat dikurangi.

Perencanaan bisnis harus dilaksanakan sebaik mungkin agar kendala- kendala dan ketidakpastian di masa yang akan datang dapat diminimalisasi. Analisis-analisis di atas akan membantu dalam penyusunan suatu rencana bisnis. Dalam membuat suatu perencanaan bisnis, terdapat faktor-faktor yang saling mempengaruhi dan setiap rencana bisnis memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Penggunaan perangkat lunak (software) dalam penyusunan suatu rencana bisnis akan membantu para calon investor maupun pihak lain dalam menganalisis faktor-faktor tersebut untuk mengambil keputusan secara cepat dan tepat mengenai bisnis yang akan dijalankan. Hasil daripada penelitian ini adalah sebuah rencana bisnis Rancang Bangun Business Plan untuk Agroindustri Stroberi. yang terdiri dari profil perusahaan, visi dan misi perusahaan, deskripsi produk, strategi, aspek teknis, rencana, aspek bisnis dan aspek pembiayaan. Ringkasan rencana bisnis tersebut dapat digunakan oleh Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk meminta pinjaman kepada bank ataupun investor.

Teknik yang dapat dilakukan dalam melakukan perencanaan bisnis ini adalah dengan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, baik data primer maupun data sekunder. Data yang terkumpul kemudian diolah, dihitung perencanaan dan perincian biaya investasi, dan dibuat perencanaan strategi yang tepat pada setiap faktor perencanan. Sebelum dilakukan perincian biaya, terlebih dahulu menentukan asumsi-asumsi. Asumsi-asumsi finansial yang digunakan seperti umur ekonomis usaha, biaya-biaya operasional, kapasitas produksi, jumlah produk yang dijual, dan sebagainya.


(25)

24

3.2 Penelitian Pendahuluan : Pembuatan Manisan Stroberi Skala Laboratorium

Pembuatan manisan stroberi kering merupakan modifikasi antara manisan buah basah dan manisan buah kering. Penelitian cara pembuatan manisan stroberi kering dalam skala laboratorium telah dilakukan beberapa kali dengan cara trial and error. Salah satunya adalah perbedaan lama perendaman dalam konsentrasi gula yang berbeda, alat pengeringan, cara pengeringan, dan bahan pengawet.

Pada pembuatan manisan stroberi kering yang pertama adalah penyortiran dan pembersihan buah. Buah stroberi dikeluarkan dari kemasan kemudian dibersihkan dari kotoran yang menempel dan daunnya, setelah itu ditimbang dan dicuci dengan menggunakan air bersih. Kedua, perendaman dengan menggunakan bahan pengawet, buah kemudian dibagi menjadi tiga bagian, bagian pertama untuk perendaman dengan natrium metabisulfit 300 ppm, kedua untuk perendaman dengan natrium metabisulfit 150 ppm dan bagian ketiga tidak menggunakan bahan pengawet. Untuk bagian yang direndam dengan natrium metabisulfit, perendaman dilakukan selama 15 menit kemudian ditiriskan.

Ketiga, perendaman dengan larutan gula. Stroberi dimasukkan pada larutan gula dengan konsentrasi 30 % selama 24 jam. Setelah itu rendaman buah stroberi diangkat dan ditiriskan. Stroberi dimasukkan pada larutan gula dengan konsentrasi 60% selama 24 jam, kemudian diangkat dan ditiriskan. Setelah itu tiap bagian diambil setengahnya untuk langsung dikeringkan dalam oven dengan suhu 47°C selama 48 jam. Sebagian stroberi yang belum dikeringkan kemudian direndam kembali dalam larutan gula sisa perendaman sebelumnya yang telah dipanaskan dan didinginkan kembali. Setelah itu stroberi dikeringkan dalam oven dengan suhu 47°C selama 48 jam.

Penelitian pembuatan manisan stroberi skala laboratorium dilakukan penulis di Laboratorium DIT 1 dan DIT 2, Laboratorium Pengawasan Mutu, dan Laboratorium Pengemasan, Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Dramaga, Bogor pada bulan Februari 2011 sampai bulan Mei 2011. Kemudian didapat proses untuk menghasilkan produk manisan stroberi yang terbaik adalah seperti diagram alir pada Gambar 8.


(26)

25

                                                                                 

Gambar 4. Diagram Alir Pembuatan Manisan Stroberi

Stroberi

Pembersihan buah dari kotoran, penimbangan, dan pencucian

Pembagian buah menjadi dua bagian, yaitu A1, A2, dan A3

Perendaman dengan larutan natrium bisulfit untuk A1 dan A2

Perendaman dengan larutan gula 30% selama 24 jam Larutan natrium bisulfit

300 dan 150 ppm

Larutan gula 30% Larutan gula 30%

Perendaman dengan larutan gula 60% selama 24 jam

Penirisan buah Pemanasan larutan

Pendinginan larutan Larutan gula 60%

Pengeringan 48 jam suhu 47°(perlakuan B1)

Stroberi kering A1B1,A2 B1, dan A3B1

Perendaman dengan larutan gula 60% selama 10 jam

Pengeringan dalam oven 47° selama 48 jam(perlakuan B2)

Stroberi kering A1B2,A2 B2, dan A3B2


(27)

26

3.3 Kriteria Kelayakan Bisnis

Pendekatan studi kelayakan dilakukan untuk memecahkan masalah pendirian industri manisan stroberi. Djamin (1993) menyatakan bahwa studi kelayakan terdiri atas lima tahap, yaitu tahap identifikasi, tahap seleksi awal, tahap pengujian, tahap evaluasi, dan tahap penyusunan laporan.

Gambar 5. Kerangka Pemikiran Penelitian

Analisis manajemen dan organisasi • Struktur organisasi

• Deskripsi kerja • Kebutuhan tenaga kerja

Analisis lingkungan dan legalitas • Penanganan limbah

• Perizinan pendirian usaha • Peraturan pemerintah • Peraturan izin gangguan

Analisis finansial • Penentuan asumsi • Biaya investasi • Proyeksi aliran kas

• PBP, IRR, NPV, B/C Ratio, BEP • Analisis sensitivitas

Penyusunan laporan

Selesai

Mulai

Studi Pustaka, mempelajari deskripsi produk dan industri

Pengumpulan data (primer dan sekunder)

Tabulasi data

Analisis pasar dan pemasaran

• Potensi pasar dan persaingan

Segmenting, targeting, positioning, marketing mix

Analisis teknik dan teknologi • Spesifikasi bahan baku

• Ketersediaan bahan baku • Penentuan kapasitas produksi • Penentuan proses produksi • Neraca massa

• Penentuan lokasi

• Perencanaan tata letak pabrik, bangunan, &fasilitas lain


(28)

27

3.4 Tata Laksana

Tahapan yang harus dilakukan pada perencanaan bisnis analisis ini adalah melakukan analisis masalah dan meneliti aspek-aspek yang berhubungan dengan perencanaan bisnis tersebut yaitu rencana pasar dan pemasaran, rencana teknik dan teknologi, rencana manajemen dan organisasi, dan rencana keuangan. Perencanaan bisnis ini terdiri dari pengumpulan data dan analisis data.

Pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan keterangan tentang hal-hal yang berhubungan dengan penelitian yaitu perencanaan bisnis. Data tersebut diharapkan dapat digunakan untuk pemecahan masalah pengambilan suatu keputusan. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara dengan pihak terkait serta para pakar pada bidang teknik dan teknologi yang sesuai. Untuk data sekunder diperoleh melalui laporan, artikel, jurnal, dan statistik dari instansi-instansi pemerintah, swasta, balai penelitian, dan sebagainya. Contoh data yang diperlukan dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini :

Tabel 6. Jenis Data, Sumber, Dan Metode Pengumpulan Data Yang Diperlukan

Jenis Data Sumber Data Metode Pengumpulan

Data 1. Rencana Pasar dan Pemasaran

a. Harga jual stroberi dan manisan stroberi b. Jumlah produksi stroberi c. Jumlah permintaan stroberi d. Jenis manisan buah terlaris

e.Daftar industri manisan stroberi pesaing dan pendatang baru

f. Daftar industri manisan stroberi lokal dan impor

Swalayan, internet, perkebunan

Badan Pusat Statistik (BPS) Badan Pusat Statistik (BPS) Swalayan, internet, konsumen Kementerian Perindustrian, internet Internet Survei Pengumpulan dokumen Pengumpulan dokumen Survei dan wawancara Pengumpulan dokumen

Pengumpulan dokumen 2. Rencana Teknik dan Teknologi

a.Daftar lokasi bahan baku manisan stroberi b.Daftar spesifikasi dan ketersediaan bahan baku

manisan stroberi

c.Kapasitas produksi bahan baku manisan stroberi d.Teknologi dan proses produksi pembuatan

manisan stroberi

e. Mesin dan alat pembuatan manisan stroberi f. Lokasi pendirian industri manisan stroberi g.Metode perencanaan tata letak pabrik

Internet

Dosen ahli, internet

Dosen ahli, internet

Dosen ahli dan internet

Dosen ahli dan pakar mesin dan alat manisan stroberi

Ahli peruntukan wilayah dan pemerintah setempat Buku dan dosen ahli

Pengumpulan dokumen Wawancara dan pengumpulan dokumen Pengumpulan dokumen Penelitian laboratorium Wawancara Wawancara Wawancara


(29)

28

Jenis Data Sumber Data Metode Pengumpulan

Data 3. Rencana Manajemen dan Organisasi

a.Daftar jenis bentuk usaha b.Perizinan

c.Jenis struktur organisasi d.Spesifikasi dan deskripsi kerja

karyawan

Undang-undang Pengumpulan dokumen

Pemerintah setempat Pengumpulan dokumen

Undang-undang Pengumpulan dokumen

Buku, diktat, dan jurnal Pengumpulan dokumen 4.Rencana Keuangan

a.Daftar penentuan asumsi b.Daftar harga mesin dan alat

produksi

c.Metode perhitungan kriteria

investasi (NPV, IRR, Net B/C, PBP, dan BEP)

Buku, diktat, dan jurnal Pengumpulan dokumen Produsen penghasil

mesin, dosen ahli, internet

Wawancara dan pengumpulan dokumen Buku, diktat, dan jurnal Pengumpulan dokumen

d.Analisis sensitivitas

e.Risiko nilai tukar

Dosen ahli, buku

Dosen ahli, buku

Wawancara dan pengumpulan dokumen Wawancara dan pengumpulan dokumen

Pengolahan data yang dilakukan meliputi rencana pasar dan pemasaran, rencana teknik dan teknologi, rencana manajemen dan organisasi, rencana keuangan. analisis terhadap pasar dan pemasaran pada suatu usulan proyek ditujukan untuk mendapatkan gambaran tentang potensi pasar bagi produk yang tersedia untuk masa yang akan datang. Analisis teknik berhubungan dengan input proyek berupa barang dan jasa dan menguji hubungan-hubungan teknik yang memungkinkan dalam suatu proyek yang diusulkan serta mengidentifikasi perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam informasi selama perencanaan dan tahap pelaksanaan. Aspek manajemen dalam operasi meliputi bentuk organisasi atau badan usaha yang dipilih, struktur organisasi, deskripsi jabatan, jumlah tenaga kerja yang akan dipergunakan dan anggota direksi serta tenaga-tenaga terinci. Kajian aspek lingkungan hidup bertujuan untuk menentukan dapat dilaksanakannya industri secara layak atau tidak dari segi lingkungan hidup. Aspek menyangkut hukum yang mengatur tingkah laku badan usaha. Sedangkan aspek finansial menyangkut dengan biaya investasi, modal kerja, biaya operasi dan pemeliharaan, sumber pembiayaan, perhitungan pendapatan yang mungkin diterima, serta perhitungan kriteria invetasi


(1)

86

Lampiran 9. Laporan Rugi-Laba

Deskripsi

Tahun ke- (Rp) Tahun ke- (Rp)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A. Penerimaan

Tingkat Produksi 60% 80% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Jumlah Produksi (Kg) 8,112 10,816 13,520 13,520 13,520 13,520 13,520 13,520 13,520 13,520

Harga Produk 125,000 125,000 125,000 125,000 125,000 125,000 125,000 125,000 125,000 125,000 Penjualan Produk (Rp) 1,014,000,000 1,352,000,000 1,690,000,000 1,690,000,000 1,690,000,000 1,690,000,000 1,690,000,000 1,690,000,000 1,690,000,000 1,690,000,000 Penjualan Produk (Rp) 1,014,000,000 1,352,000,000 1,690,000,000 1,690,000,000 1,690,000,000 1,690,000,000 1,690,000,000 1,690,000,000 1,690,000,000 1,690,000,000

B. Pengeluaran

Biaya Tetap (Rp) 157,176,250 181,176,250 181,176,250 181,176,250 181,176,250 181,176,250 181,176,250 181,176,250 181,176,250 181,176,250 Biaya Variabel (Rp) 598,742,688 798,323,584 997,904,480 1,026,704,480 1,026,704,480 1,026,704,480 1,026,704,480 1,026,704,480 1,026,704,480 1,026,704,480 Sub Total (Rp) 755,918,938 979,499,834 1,179,080,730 1,207,880,730 1,207,880,730 1,207,880,730 1,207,880,730 1,207,880,730 1,207,880,730 1,207,880,730 D. Laba Sebelum Pajak 258,081,062 372,500,166 510,919,270 482,119,270 482,119,270 482,119,270 482,119,270 482,119,270 482,119,270 482,119,270 E. Pajak Penghasilan 516,162 745,000 1,021,839 964,239 964,239 964,239 964,239 964,239 964,239 964,239 F. Laba Setelah Pajak 257,564,900 371,755,166 509,897,431 481,155,031 481,155,031 481,155,031 481,155,031 481,155,031 481,155,031 481,155,031


(2)

87

Lampiran 10. Perhitungan Arus Kas

Deskripsi

Tahun Tahun

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A. Kas Masuk

Laba Bersih 257,564,900 371,755,166 509,897,431 481,155,031 481,155,031 481,155,031 481,155,031 481,155,031 481,155,031 481,155,031

Penyusutan 36,256,950 36,256,950 36,256,950 36,256,950 36,256,950 36,256,950 36,256,950 36,256,950 36,256,950 36,256,950

Nilai Sisa 40,285,500

Modal

Pinjaman 731,230,235

Sub Total 731,230,235 293,821,850 408,012,116 546,154,381 517,411,981 517,411,981 517,411,981 517,411,981 517,411,981 517,411,981 557,697,481

B. Kas Keluar

Modal Kerja 188,979,735

Modal Tetap 542,250,500

Angsuran

Modal Tetap 151,830,140 142,069,631 132,309,122 122,548,613 112,788,104 103,027,595 93,267,086 83,506,577 73,746,068 63,985,559

Angsuran

Modal Kerja 97,009,597 85,670,813 74,332,029

Sub Total 731,230,235 248,839,737 227,740,444 206,641,151 122,548,613 112,788,104 103,027,595 93,267,086 83,506,577 73,746,068 63,985,559

C. Aliran Kas

Bersih 0 44,982,113 180,271,672 339,513,231 394,863,368 404,623,877 414,384,386 424,144,895 433,905,404 443,665,913 493,711,922

D. Arus Kas

Awal Tahun 0 44,982,113 225,253,785 564,767,015 959,630,384 1,364,254,261 1,778,638,647 2,202,783,543 2,636,688,947 3,080,354,861

E. Arus Kas

Akhir Tahun 44,982,113 225,253,785 564,767,015 959,630,384 1,364,254,261 1,778,638,647 2,202,783,543 2,636,688,947 3,080,354,861 3,574,066,783


(3)

88

Lampiran 11. Kriteria Kelayakan Investasi

Tahun Ke-

Bt-Ct Akumulasi DF 12% PV

(Rp) (Rp) (Rp)

0 -731,230,235 -731,230,235 1 -731,230,235 1 44,982,113 -686,248,122 0.8929 40,162,601 2 180,271,672 -505,976,450 0.7972 143,711,473 3 339,513,231 -166,463,219 0.7118 241,658,811 4 394,863,368 228,400,149 0.6355 250,942,809 5 404,623,877 633,024,027 0.5674 229,594,455 6 414,384,386 1,047,408,413 0.5066 209,940,026 7 424,144,895 1,471,553,308 0.4523 191,861,611 8 433,905,404 1,905,458,713 0.4039 175,247,115 9 443,665,913 2,349,124,626 0.3606 159,990,376 10 493,711,922 2,842,836,549 0.3220 158,962,026 TOTAL 1,070,841,068 Kriteria Nilai

NPV (Rp) 1,070,841,068

IRR 33%

PBP

(Tahun) 4.4903 4 tahun 4 bulan Net B/C 2.464437626


(4)

89

Lampiran 12. Analisis BEP

Deskripsi

Tahun Ke- (Rp) Tahun Ke- (Rp)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Biaya Tetap (Rp) 157,176,250 181,176,250 181,176,250 181,176,250 181,176,250 181,176,250 181,176,250 181,176,250 181,176,250 181,176,250 Biaya Variabel (Rp) 598,742,688 798,323,584 997,904,480 1,026,704,480 1,026,704,480 1,026,704,480 1,026,704,480 1,026,704,480 1,026,704,480 1,026,704,480 Harga jual Per Kg (Rp) 125,000 125,000 125,000 125,000 125,000 125,000 125,000 125,000 125,000 125,000

Tingkat Produksi Kg 8,112 10,816 13,520 13,520 13,520 13,520 13,520 13,520 13,520 13,520

Total Penerimaan 1,014,000,000 1,352,000,000 1,690,000,000 1,690,000,000 1,690,000,000 1,690,000,000 1,690,000,000 1,690,000,000 1,690,000,000 1,690,000,000 Pembayaran Angsuran Modal Tetap (Rp) 151,830,140 142,069,631 132,309,122 122,548,613 112,788,104 103,027,595 93,267,086 83,506,577 73,746,068 63,985,559 Pembayaran Angsuran Modal Kerja (Rp) 97,009,597 85,670,813 74,332,029

Titik Impas √

Nilai Penjualan

Volume Penjualan per Tahun 60% 80% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Biaya Variabel per Unit 93,185 93,185 93,185 93,185 93,185 93,185 93,185 93,185 93,185 93,185

Margin Kontribusi 31,815 31,815 31,815 31,815 31,815 31,815 31,815 31,815 31,815 31,815

Ratio Margin Kontribusi 0.254517813 0.25452 0.25452 0.25452 0.25452 0.25452 0.25452 0.25452 0.25452 0.25452 BEP 0.378503269 0.327224069 0.261779256 0.273145596 0.273145596 0.273145596 0.273145596 0.273145596 0.273145596 0.273145596 Hasil Penjualan 617,545,186 711,835,023 711,835,023 711,835,023 711,835,023 711,835,023 711,835,023 711,835,023 711,835,023 711,835,023


(5)

90

Lampiran 13. Kapasitas Produksi

Divisi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Kapasitas

per hari Ala-alat

Pencucian &

Pemotongan A B C D E F G H I J K L M N O 200 pisau dan meja

Perendaman 30% A B C D E F G H I J K L M N O

600 tangki 30% 300 L

Perendaman 60% C1D1 D1A AB BC CD DE EF FG GH HI IJ JK KL LM MN 2x tangki 60% 300 L

Pemasakan D1 A B C D E F G H I J K L M N 200 panci & kompor 300 L

Pengovenan A1B1 B1C1 C1D1 A AB BC CD DE EF FG GH HI IJ JK KL 250 Oven 300 L

Pengemasan Z A1 B1 C1 D1 A B C D E F G H I J 40 Sealer

Divisi 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Kapasitas

per hari Ala-alat

Pencucian &

Pemotongan P Q R S T U V W X Y Z A1 B1 C1 D1 200 pisau dan meja

Perendaman 30% P Q R S T U V W X Y Z A1 B1 C1 D1 600 tangki 30% 300 L

Perendaman 60% NO OP PQ QR RS ST TU UV VW WX XY YZ ZA1 A1B1 B1C1 2x tangki 60% 300 L

Pemasakan O P Q R S T U V W X Y Z A1 B1 C1 200 panci & kompor 300 L

Pengovenan LM MN NO OP PQ QR RS ST TU UV VW WX XY YZ ZA1 250 Oven 300 L

Pengemasan K L M N O P Q R S T U V W X Y 40 Sealer


(6)

ii

Mochammad Iqbal Ardi Wibowo F34070119. Rencana Bisnis Industri Manisan Stroberi. Di bawah

bimbingan Dr. Ir. Hartrisari H, DEA dan Ir. Sugiarto, M.Si RINGKASAN

Stroberi (Fragaria vesca) merupakan tanaman buah berupa herba yang ditemukan pertama kali di Chili, Amerika. Salah satu spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria chiloensis L menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia. Selanjutnya spesies lain, yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis stroberi ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia.

Manisan merupakan salah satu produk awetan dengan menggunakan gula. Manisan berdasarkan pengolahannya dapat dikelompokan menjadi manisan basah dan manisan kering. Perbedaan jenis manisan basah dan kering dilihat dari proses setelah perendaman dalam larutan gula. Pada prinsipnya pembuatan manisan ialah perendaman dalam gula (peresapan), pencucian, dan pengeringan. Bisnis manisan stroberi memakai konsep perencanaan bisnis baru. Pemilihan usaha disebabkan oleh potensi prospek dan sasaran pasar yang bagus. Satu hal yang menjadi kelebihan bisnis baru ini adalah manisan stroberi masih langka di masyarakat sehingga dapat menjadi alternatif makanan ringan yang sehat dan lezat.

Untuk membuka minat investasi yang lebih besar lagi pada agroindustri, khususnya komoditi stroberi, maka diperlukan suatu alat yang dapat dengan mudah memberikan informasi mengenai komoditi tersebut dan dapat membantu para calon investor untuk menentukan perencanaan bisnis yang sesuai untuk dijalankan pada bidang ini. Oleh karena itu, diperlukan suatu paket model berisi perencanaan bisnis (Business Plan) yang dirancang untuk membantu para calon investor dalam pengambilan keputusan secara cepat, tepat, dan efisien atas perencanaan bisnis.

Tahap pengembangan yang dilakukan dengan membuat sistem basis data dan sistem basis model berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari hasil studi pustaka dan penelitian di laboratorium untuk menentukan metode proses pembuatan. Perhitungan analisis finansial menggunakan Microsoft Excel 2007. Proses perancangan Business Plan yang akan dimodelkan yaitu perancangan proses dan simulasi proses. Perancangan proses terdiri dari pembuatan outlineBusiness plan. Aspek Produk yang mendeskripsikan keunggulan dan fitur-fitur produk. Aspek Pasar mendeskripsikan siapa konsumen dan pelanggan usaha tersebut, serta berapa besar market share dan prakiraan permintaan di masa yang akan dating. Aspek Manajemen dan Organisasi, yang menggambarkan struktur manajemen perusahaan. Aspek Operasional, menjelaskan bagaimana perusahan menggerakkan kegiatan bisnisnya termasuk produksi, pemasaran, dan sebagainya. Analisis Finansial memperhitungkan kapasitas produksi, kebutuhan modal dan investasi, kebutuhan atal-alat, bahan baku dan bahan pembantu, harga pokok produk, arus kas selama 10 tahun ke depan, serta studi kelayakan usaha.

Perancangan proses Business Plan dilakukan untuk menentukan: Net Present Value (NPV) usaha, B / C Ratio, IRR, Pay Back Period (PBP), dan Break Even Point, yang akan menentukan layak atau tidaknya sebuah usaha dijalankan. Proses perhitungan yang akan dibahas yaitu analisis finansial / studi kelayakan usaha, potensi pasar industri manisan masih terbuka, lokasi yang dipilih untuk industri ini adalah Ciwideydengan pertimbangan tertentu. Berdasarkan perhitungan biaya dan kapasitas produksi, maka harga jual manisan stroberi adalah Rp 125.000/kg. Kapasitas produksi total 13.520 kg/tahun dengan tenaga kerja 12 orang. Berdasarkan analisis finasial, NPV proyek ini sebesar Rp. 1.070.841.068,- ; IRR mencapai 33%; B/C Rasio 2,4; dan PBP selama 4 tahun 4 bulan sehingga dapat disimpulkan bahwa industri Manisan Stroberi ini layak direalisasikan. Berdasarkan analisis sensitivitas Industri akan menjadi tidak layak didirikan apabila mencapai kenaikan harga bahan baku 22.3% atau penurunan harga jual sebesar 12.4%.