Aspek Lingkungan Aspek Finansial

19 manajemen organisasi meliputi pengelolaan kegiatan yang langsung berhubungan dengan kegiatan memproduksi barang atau memberikan pelayanan. Mulai dari usaha mendapatkan sumber daya, mengkonversikan masukan menjasi produk atau pelayanan yang diinginkan. Masukan tersebut dapat terdiri dari bahan mentah, tenaga kerja, material, energi, dan waktu. Ariyoto 1990 menyatakan bahwa manajemen merupakan cara mencapai tujuan dari sumber-sumber yang ada. Sumber-sumber ini adalah uang modal, mesin dan peralatan, personil tenaga kerja, dan material. Umar 2005 menyatakan bahwa tujuan kajian aspek manajemen adalah mengetahui apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau sebaliknya. Aspek manajemen operasional adalah suatu fungsi atau kegiatan manajemen yang meliputi perencanaan organisasi, staffing, koordinasi, pengarahan, dan pengawasan terhadap operasi perusahaan Umar, 2005. Penelitian aspek manajemen dan organisasi mencakup dua hal, yaitu struktur organisasi dan manajemen tenaga kerja yang mencakup kebutuhan tenaga kerja, kualifikasi tenaga kerja, dan pembagian tugas kerja Behrens dan Hawranek, 1991.

2.3.4 Aspek Lingkungan

Pembangunan suatu industri hendaknya tetap memperhatikan kepentingan manusia dan lingkungannya. Pembangunan industri yang baik adalah pembangunan yang berwawasan lingkungan. Pembangunan tersebut dapat terwujud apabila semua komponen dalam perusahaan mengerti pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan dalam setiap tahapan proses produksinya. Kajian aspek lingkungan hidup bertujuan untuk menentukan dapat dilaksanakannya industri secara layak atau tidak dari segi lingkungan hidup. Hal-hal yang berkaitan dengan aspek lingkungan, antara lain: peraturan dan perundang-undangan AMDAL dan kegunaan dalam kajian pendirian industri dan pelaksanaan proses pengelolaan dampak lingkungan Umar, 2005. Aspek legalitas penting karena menyangkut hukum yang mengatur tingkah laku badan usaha. Untuk menampung aspirasi dalam mencapai tujuan usaha diperlukan suatu wadah untuk menampung kegiatan. Dalam evaluasi yuridis, salah satu pokok pengamatan yang merupakan kekuatan yang menunjang usaha adalah tentang izin-izin yang dimiliki karena dapat dikatakan bahwa izin usaha merupakan syarat legalisasi usaha Ariyoto, 1990. Menurut Husnan dan Suwarsono 2000 dalam pengkajian aspek yuridis atau hukum, hal yang perlu diperhatikan meliputi bentuk badan usaha yang akan digunakan dan berbagai akte, sertifikat, serta izin yang diperlukan. Aspek legalitas atau yuridis berguna untuk kelangsungan hidup proyek dalam rangka meyakinkan kreditor dan investor bahwa proyek yang akan dibuat sesuai dengan peraturan yang berlaku Umar, 2005.

2.3.5 Aspek Finansial

Aspek ekonomi dan keuangan merupakan aspek yang menentukan kelayakan usaha dilihat dari segi ekonomi dan keuangan. Jika sebuah gagasan usaha yang direncanakan telah layak dilihat dari aspek pemasaran dan teknis produksi, langkah selanjutnya adalah mengadakan penilaian dari aspek ekonomi dan keuangan. Pembahasan yang dilakukan menyangkut dengan biaya investasi, modal kerja, biaya operasi dan pemeliharaan, sumber pembiayaan, perhitungan pendapatan yang mungkin diterima, serta perhitungan kriteria invetasi. Selain itu, dalam aspek ini juga dibahas mengenai proyeksi labarugi yang bertujuan untuk mengetahui posisi keuangan dari usaha yang akan dilaksanakan Ibrahim,2003. Sedangkan Umar 2005 juga menambahkan bahwa bisnis dikatakan sehat apabila dapat memberikan keuntungan yang layak dan mampu memenuhi kewajiban finansialnya. Dalam aspek 20 ini juga dapat ditentukan struktur pembiayaan bagaimana yang paling menguntungkan dengan menentukan berapa dana yang harus disiapkan lewat pinjaman dari pihak lain dan berapa dana dari modal sendiri. Evaluasi aspek finansial dilakukan untuk memperkirakan jumlah dana yang diperlukan. Selain itu, juga dipelajari struktur pembiayaan serta sumber dana yang menguntungkan Djamin, 1993. Menurut Solihin 2007, walaupun keduanya memang mempunyai kesamaan, yaitu sama- sama membahas aspek pemasaran, teknik produksi, manajemen dan keuangan, namun Rencana Bisnis dan Studi Kelauyakan Bisnis merupakan dua hal yang berbeda. Pemanfaatan Studi Kelayakan Bisnis dan Proposal Bisnis umumnya sama, yaitu untuk membantu dalam menganalisis keputusan bisnis dimana keduanya sama-sama menggunakan data historis. Namun data yang digunakan pada Studi Kelayakan Bisnis dapat diambil dari perusahaan lain yang sejenis dengan objek studi data eksternal sedangkan Business Plan Proposal Bisnis harus menggunakan data historis internal perusahaan sendiri. Studi kelayakan bisnis didesain untuk menyediakan gambaran ringkas tentang persoalan pokok yang berhubungan dengan gagasan bisnis. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi apakah suatu gagasan bisnis dapat dikatakan layak atau tidak masuk dalam marketplace. Dengan kata lain, Studi Kelayakan Bisnis menentukan bagaimana menuangkan gagasan bisnis ke dalam statement pernyataan tertulis. Analisis Studi Kelayakan Bisnis menyediakan banyak informasi penting untuk membuat Business Plan Proposal Bisnis. Sebagai contoh, analisis pasar dalam Studi Kelayakan Bisnis merupakan data penting dalam menentukan proyeksi karena digunakan sebagai dasar untuk menentukan seggemn pasar dan Rencana Bisnis. Studi Kelayakan Bisnis mengindikasikan bahwa gagasan bisnis masih berupa statement dan langkah selanjutnya adalah membuat Business Plan Rencana Bisnis. Rencana Bisnis memerlukan analisis yang lebih mendalam dan kompleks, serta dibangun berdasarkan fondasi yang telah dibuat pada Studi Kelayakan Bisnis. Rencana Bisnis memberikan kesempatan untuk menemukan kelemahan dan ancaman masalah yang berpotensi muncul di masa yang akan datang. Ada dua tujuan dalam Rencana Bisnis, yaitu menganalisis secara seksama bagaimana bisnis akan bekerja, serta mencatat aspek-aspek dalam bisnis dokumen guna mendapatkan loan pinjaman. Solihin, 2007 Tabel 5. Perbedaan Studi Kelayakan Bisnis dan Business Plan Rencana Bisnis Faktor Studi Kelayakan Bisnis Business Plan Jenis Data Data Estimasi Estimate Data Berdasarkan data empiris perusahaan Sumber Data Data Eksternal Data Internal PenyusunAnalis Pihak Eksternal KonsultanPakar Pihak Internal manajemen perusahaan direksi perusahaan Tujuan Menilai kelayakan gagasan bisnis Merencanakan kegiatan bisnis untuk masa yang akan datang User Pengguna Investor, bank, pemerintah, LSM Manajemen, kreditor Waktu Pembuatan Bisa lebih dari 1 tahun Kurang dari 1 tahun Biaya Relatif besar Relatif lebih kecil dari studi Kelayakan Bisnis Solihin, 2007 21 Pada Studi Kelayakan Bisnis, jenis data bersumber dari estimasi atau asumsi, sedangkan pada Rencana Bisnis, data diambil dari data empiris perusahaan. Sumber data pada Studi Kelayakan Bisnis, berasal dari data eksternal atau dari luar perusahaan, sedangkan pada Rencana Bisnis, data diambil dari data internal perusahaan. Penyusun Studi Kelayakan Bisnis adalah pihak eksternal perusahaan yaitu konsultan atau pakar, sedangkan penyusun Rencana Bisnis adalah direksi perusahaan sendiri. Tujuan Studi Kelayakan Bisnis adalah menilai kelayakan gagasan bisnis, sedangkan Rencana Bisnis yaitu untuk merencanakan kegiatan bisnis untuk masa yang akan datang. Pengguna dari Studi Kelayakan Bisnis adalah investor, bank, dan pemerintah, sedangkan pengguna Rencana Bisnis adalah manjemen perusahaan sendiri dan kreditor. Waktu dan biaya untuk membuat Studi Kelayakan Bisnis dapat lebih dari satu tahun, dan biayanya relatif besar, sedangkan Rencana Bisnis dapat dibuat kurang dari satu tahun dan biayanya relatif lebih kecil.

2.4 Penelitian Terdahulu