16
g. Siapa yang akan menjalankan kegiatan usaha. Dalam bagian ini, uraian umum usaha akan
menjelaskan manajemen inti dan tokoh kunci key person di dalam perusahaan yang akan terlibat dalam pengurusan perusahaan.
h. Bentuk badan usaha atau badan hukum apa yang dipilih oleh perusahaan untuk menjalankan
usahanya. i.
Bagaimana bidang fungsional manajemen akan dijalankan. 3.
Rencana pasar dan pemasaran akan menjelaskan pasar sasaran yang dipilih serta bauran pemasaran yang dibuat perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen,
anggaran penjualan, dan sebagainya. 4.
Rencana teknik dan teknologi menjelaskan antara lain proses produksi, bagaimana perusahaan menjaga kualitas produk, memperoleh pasokan bahan baku, pertimbangan pemilihan lokasi
pabrik, anggaran produksi, dan sebagainya. 5.
Rencana keuangan antara lain berisi proyeksi keuangan yang menunjukkan ekspektasi laba dari usaha yang akan dijalankan dalam beberapa tahun awal operasionalnya, proyeksi arus kas
cash flow, dan sebagainya. 6.
Rencana manajemen dan organisasi antara lain berisi uraian mengenai jumlah personil yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha, spesifikasi apa yang dibutuhkan oleh masing-masing
personil tersebut dilihat dari pengetahuan, keahlian, dan kemampuan Knowledge, Skill, and Ability
yang dibutuhkan, anggaran tenaga kerja yang juga berisi proyeksi kebutuhan tenaga kerja dalam lima tahun ke depan, dan sebagainya.
7. Risiko-risiko utama yang dihadapi perusahaan di masa depan dan bagaimana antisipasinya
untuk menghadapi risiko tersebut di masa yang akan datang.
2.3 Studi Kelayakan Bisnis
Sutojo 2000 dan Kadariah et al. 1999 menyebutkan bahwa kajian terhadap keadaan dan prospek suatu pabrik dilakukan atas aspek-aspek tertentu, yaitu aspek teknis, aspek manajerial
dan administratif, aspek organisasi, aspek pemasaran, aspek finansial, dan aspek ekonomi. Umar 2005 menambahkan bahwa kajian terhadap keadaan dan prospek suatu pabrik juga memerlukan
analisis terhadap aspek lingkungan, aspek legalitas, dan aspek sosial dan ekonomi. Aspek-aspek tersebut biasanya dianalisis dengan teknik-teknik tertentu dengan mempertimbangkan manfaat
bagi industri tersebut.
2.3.1 Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek pasar dan pemasaran dikaji untuk mengungkapkan permintaan, penawaran, harga, program pemasaran, dan perkiraan penjualan yang dapat dicapai oleh perusahaan, atau pangsa
pasar yang dapat dikuasai oleh perusahaan. Selain itu, analisis terhadap pasar dan pemasaran pada suatu usulan proyek ditujukan untuk mendapatkan gambaran tentang potensi pasar bagi produk
yang tersedia untuk masa yang akan datang, dan menentukan jenis strategi pemasaran yang digunakan guna mencapai pangsa pasar yang telah ditetapkan Husnan dan Suwarsono, 2000.
Sutojo 2000 menyebutkan bahwa dalam mengkaji aspek pasar dan pemasaran, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana produk tersebut dalam pasar dewasa ini, berapa
permintaan produk dulu dan sekarang, bagaimana komposisi permintaan tiap segmen pasar serta bagaimana kecenderungan perkembangan permintaan, bagaimana proyeksi permintaan produk
pada masa mendatang serta berapa persen dari permintaan dapat diambil, serta bagaimana kemungkinan adanya persaingan. Selain itu, Edris 1993 menyebutkan bahwa kegunaan dari
analisis pasar adalah menentukan besar, sifat, dan pertumbuhan permintaan total akan produk yang
17
bersangkutan, deskripsi tentang produk dan harga jual, situasi pasar dan adanya persaingan, berbagai faktor yang ada pengaruhnya terhadap pemasaran produk, dan program pemasaran yang
sesuai untuk produk.
2.3.2 Aspek Teknik dan Teknologi
Aspek teknik dan teknologi merupakan salah satu aspek penting bagi proyek karena merupakan jawaban dari pertanyaan dapat tidaknya produk tersebut dibuat. Hal ini sangat
dirasakan jika bidang usaha yang digunakan bersifat manufacturing atau poros intinya adalah teknologi Sutojo, 2000.
Berdasarkan analisis aspek teknik dan teknologi dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi. Analisis teknik berhubungan dengan input proyek berupa barang dan
jasa dan menguji hubungan-hubungan teknik yang memungkinkan dalam suatu proyek yang diusulkan serta mengidentifikasi perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam informasi selama
perencanaan dan tahap pelaksanaan. Analisis teknik secara spesifik mencakup analisis terhadap ketersediaan bahan baku, proses produksi, mesin dan peralatan, perancangan aliran bahan, analisis
keterkaitan antar aktivitas, jumlah mesin dan peralatan, keperluan tenaga kerja, penentuan luas pabrik, dan perancangan tata letak pabrik Husnan dan Suwarsono, 2000.
Sutojo 2000 menyebutkan bahwa evaluasi aspek teknis dan teknologi meliputi hal-hal berikut.
1. Penentuan lokasi proyek, yaitu lokasi dimana suatu proyek akan didirikan, baik untuk
pertimbangan lokasi maupun lahan proyek. Peubah-peubah yang perlu diperhatikan, antara lain: iklim dan keadaan tanah, fasilitas transportasi, ketersediaan tenaga kerja, tenaga listrik
dan air, keadaan dan sikap masyarakat, dan rencana masa depan perusahaan untuk perluasan. Penentuan lokasi proyek harus memperhatikan faktor-faktor, antara lain: iklim dan keadaan
tanah, fasilitas transportasi, ketersediaan tenaga kerja, tenaga listrik, air, sikap masyarakat, serta rencana pengembangan industri ke depan. Hal lain yang perlu diperhatikan, yaitu letak
konsumen potensial atau pasar sasaran, letak bahan baku, dan peraturan pemerintah. 2.
Penentuan kapasitas produksi ekonomis yang merupakan volume atau jumlah satuan produk yang dihasilkan selama waktu tertentu. Kapasitas produksi merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi efisiensi operasi proyek yang akan didirikan. Kapasitas produksi ditentukan berdasarkan perpaduan hasil penelitian berbagai macam komponen evaluasi, yaitu perkiraan
jumlah penjualan produk di masa yang akan datang atau kemungkinan pasar yang akan diraih, kemungkinan pengadaan bahan baku, bahan pembantu dan tenaga kerja, serta tersedianya
mesin dan peralatan di pasar sesuai dengan teknologi yang diterapkan. Selengkapnya dapat
dilihat di Lampiran 13.
3. Pemilihan teknologi yang tepat yang dipengaruhi oleh kemungkinan pengadaan tenaga ahli,
bahan baku dan bahan pembantu, kondisi alam dan lainnya tergantung proyek yang didirikan. 4.
Penentuan proses produksi yang dilakukan dan tata letak pabrik yang dipilih, termasuk tata letak bangunan dan fasilitas lain. Tata letak pabrik merupakan alat efektif untuk menekan
biaya produksi dengan cara menghilangkan atau mengurangi sebesar mungkin semua aktivitas yang tidak produktif.
Lokasi merupakan hal yang penting bagi pendirian suatu perusahaan karena akan mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan dan menentukan kelangsungan hidup
perusahaan tersebut. Perusahaan yang didirikan tanpa pertimbangan lokasi yang ekonomis, akan mengalami kesulitan dalam menjamin kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi yang kurang
tepat merupakan salah satu penyebab perusahaan beroperasi secara tidak efisien dan efektif,
18
sehingga biaya produksi menjadi tinggi. Oleh karena itu, dalam penentuan lokasi suatu industri diperlukan suatu pengkajian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas dari industri
tersebut. Lokasi suatu industri sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, letak sumber bahan baku, daerah pemasaran, serta faktor lingkungan.
Menurut Assauri 1999, faktor-faktor yang mempengaruhi analisis lokasi suatu industri dapat digolongkan menjadi faktor-faktor utama dan faktor-faktor tambahan. Faktor-faktor utama
akan berpengaruh secara langsung terhadap kegiatan-kegiatan produksi dan distribusi dari industri yang akan didirikan. Faktor-faktor utama tersebut meliputi letak dari pasar, letak dari sumber
bahan baku, tingkat biaya dan ketersediaan fasilitas pengangkutan, biaya ketersediaan tenaga kerja, dan adanya pembangkit listrik.
Pola aliran bahan merupakan salah satu langkah yang penting dalam perencanaan fasilitas. Pola aliran dapat dikelompokkan menjadi pola aliran si salam tempat kerja, pola aliran
dalam fasilitas, dan aliran antar fasilitas. Menurut Birchfield 1988, terdapat tiga bentuk umum tata letak ruang kerja, yaitu garis lurus, bentuk U, dan bentuk L dimana setiap bentuk memiliki
peruntukkannya sendiri. Bentuk garis lurus sering digunakan untuk mengefisiensikan waktu dan pergerakan. Bentuk U akan memberikan area yang cukup, namun jumlah waktu yang terbuang
lebih banyak karena pergerakan pekerja untuk masuk dan keluar ruangan. Analisa aliran bahan sangat diperlukan dalam merancang suatu tata letak industri atau pabrik. Penentuan aliran bagi
manajemen, material, aliran bahan, distribusi fisik dan logistik merupakan salah satu langkah dalam perencanaan fasilitas yang sangat penting terutama penentuan pola aliran bahan.
Menurut Heizer dan Render 2004, peta keterkaitan kegiatan atau disebut juga relationship chart,
merupakan suatu cara untuk menunjukkan aliran departemen. Peta kegiatan keterkaitan serupa dengan peta dari-ke, tapi tidak seperti peta dari-ke yang berisi data perpindahan
material, peta ini berisikan tanda kualitatif yang menggambarkan hubungan antar departemen. Analisis terhadap peta ini memperlihatkan departemen-departemen yang tidak boleh berdekatan.
Untuk membantu menentukan kegiatan yang harus diletakkan pada suatu tempat, telah ditetapkan suatu pengelompokkan derajat kedekatan, yang diikuti dengan tanda bagi tiap derajat kedekatan
tadi. Keterkaitan antar aktivitas dan hasil dari proses perancangan kegiatan tersebut adalah dalam bentuk bagan dan diagram keterkaitan antar kegiatan, yang secara sistematis telah menunjukkan
bagaimana kedudukan letak atau lokasi suatu kegiatan ruang tertentu dikaitkan dengan kegiatan ruang yang kain Apple, 1990.
2.3.3 Aspek Manajemen dan Organisasi