Tinjauan Umum Pendidikan Dasar

2.1 Tinjauan Umum Pendidikan Dasar

2.1.1 Pengertian Pendidikan

  Pendidikan memiliki beberapa pengertian. Menurut Ihsan (1997) pengertian pendidikan secara sederhana dan umum adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi alaminya baik yang bersifat jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai hasil peradaban suatu bangsa yang dikembangkan dengan berdasarkan pandangan hidup bangsa itu sendiri sebagai filsafat, cita-cita, atau tujuan. Sedangkan menurut Suhartono (2007) pendidikan dalam arti luas dapat diartikan sebagai semua aktivitas pembelajaran yang berlangsung dalam segala jenis, bentuk, dan tingkat lingkungan hidup yang mendorong pertumbuhan semua potensi seorang individu sepanjang waktu (lifelong education). Dalam arti sempit pendidikan adalah seluruh kegiatan belajar yang direncanakan, dengan materi yang terorganisir, dilaksanakan secara terjadwal dalam sistem pengawasan dan dievaluasi berdasarkan pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dalam lembaga pendidikan sekolah.

  Pengertian yang lebih normatif tentang pendidikan terdapat pada UU No.

  20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mendefinisikan 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mendefinisikan

  Pendidikan bersinonim dengan pedagogi dan education. Kata pedagogi berasal dari bahasa Yunani ”paedos” yang berarti ”anak” dan ”agoge” yang berarti ”aku membimbing” (Ihsan, 1997). Sedangkan kata education secara etimologis berasal dari bahasa Latin ”educare” yang artinya ”pembimbingan berkelanjutan” (Suhartono, 2007). Dengan demikian didalam pen didikan terkandung makna adanya suatu proses membimbing atau pembimbingan dan adanya proses yang berlangsung secara terus-menerus. Makna inilah yang paling penting terkandung dalam berbagai definisi tentang pendidikan.

  Sistem Pendidikan Nasional mengklasifikasikan penyelenggaraan pendidikan berdasarkan jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang dapat diselenggarakan oleh Pemerintah baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah atau masyarakat dalam bentuk satuan-satuan pendidikan. Berdasarkan jalurnya, pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal. Berdasarkan jenjangnya, pendidikan formal dibedakan menjadi pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi. Jenjang pendidikan hanya dikenal pada jalur pendidikan formal. Bila dilihat pada aspek jenisnya, pendidikan terdiri dari pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan pendidikan khusus.

2.1.2 Pengertian Pendidikan Dasar

  Pendidikan dasar adalah salah satu jenjang pendidikan yang harus dilewati oleh peserta didik jika menempuh jalur pendidikan formal. Menurut Ihsan (1997) jenjang pendidikan adalah tahap pendidikan yang berkelanjutan , yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kerumitan bahan pengajaran dan cara menyajikan bahan pengajaran.

  Gutek (2002) mendefinisikan pendidikan dasar sebagai tahap awal dari pendidikan formal atau terorganisasi yang mendahului sekolah lanjutanmenengah dengan cara membekali anak dengan ketrampilan -ketrampilan dasar akademis

  (fundamental academic skills), ilmu pengetahuan dasar (basic knowledge) serta kemampuan bersosialisasi dengan orang lain dan menempatkan diri sebagai bagian dari masyarakat dan negara. Sedangkan menurut Ihsan (1997) Pendidikan dasar adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan dalam bermasyarakat serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Pendidikan dasar pada prinsipnya merupakan pendidikan yang memberikan bekal dasar bagi perkembangan kehidupan baik untuk pribadi maupun masyarakat.

  Peraturan Pemerintah Nomor. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan mendefinisikan pendidikan dasar sebagai jenjang pendidikan pada jalur pendidikan formal yang melandasi jenjang pendidikan menengah, yang diselenggarakan pada satuan pendidikan berbentuk Sekolah Dasar (SD) atau bentuk lain yang sederajat serta menjadi satu kesatuan kelanjutan pendidikan pada satuan pendidikan yang berbentuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau bentuk lain yang sederajat. SD adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar yang menyelenggarakan pendidikan umum yang terdiri atas 6 (enam) tingkatan kelas, yaitu kelas 1 sampai dengan kelas 6. Sedangkan SMP adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar yang menyelenggarakan pendidikan umum yang terdiri atas 3 (tiga) tingkatan kelas, yaitu kelas 7, kelas 8, dan kelas 9 sebagai lanjutan dari SD atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SD. Menurut Suhartono (2009) masa pendidikan SD pada umumnya adalah 6 tahun dan SMP adalah 3 tahun.

2.1.3 Fasilitas Pendidikan Dasar

  Fasilitas pendidikan dasar yang paling utama adalah sekolah. Bahkan menurut Suhartono (2009) pendidikan dalam arti sempit dapat didefinisikan sebagai sistem persekolahan. Reimer (1987) mendefinisikan sekolah sebagai lembaga yang menghendaki kehadiran penuh kelompok -kelompok umur tertentu dalam ruang-ruang kelas yang dipimpin oleh guru untuk mempelajari kurikulum - kurikulum yang bertingkat. Sekolah memiliki kedudukan penting dalam masyarakat karena berperan strategis sebagai institusi yang menyelenggarakan Fasilitas pendidikan dasar yang paling utama adalah sekolah. Bahkan menurut Suhartono (2009) pendidikan dalam arti sempit dapat didefinisikan sebagai sistem persekolahan. Reimer (1987) mendefinisikan sekolah sebagai lembaga yang menghendaki kehadiran penuh kelompok -kelompok umur tertentu dalam ruang-ruang kelas yang dipimpin oleh guru untuk mempelajari kurikulum - kurikulum yang bertingkat. Sekolah memiliki kedudukan penting dalam masyarakat karena berperan strategis sebagai institusi yang menyelenggarakan

  Sebagian besar orang tua memandang pendidikan sebagai pelayanan yang paling berharga yang dapat diberikan masyarakat pada anak -anaknya sehingga mayoritas orang tua bersedia menunda pemenuhan kebutuhan yang lain untuk mendukung pendidikan anak (Golany, 1976). Terbatasnya kemampuan dan pengetahuan orang tua sebagai akibat dari perkembangan ilmu dan teknologi , menurut Ihsan (1997) menyebabkan orang tua tidak mampu mendidik anaknya sehingga mempercayakan pada sekolah untuk mendidik anak mereka dalam bidang ilmu dan teknologi. Scotter et al. (1979) dalam Syafaruddin (2002) mengatakan bahwa orang tua memiliki harapan besar terhadap pengembangan potensi dan kemampuan anak melalui sekolah. Sekolah berperan penting dalam pembinaan pribadi anak serta sosialisasi dan pembudayaan suatu bangsa.