Jangkauan Pelayanan Sekolah

2.3.3 Jangkauan Pelayanan Sekolah

  Jangkauan pelayanan sekolah adalah luasan wilayah sesuai jaringan jalan dalam batasan jarak atau waktu tempuh maksimum antara tempat tinggal menuju sekolah yang dapat dijangkau siswa berdasarkan standar yang berlaku atau yang dapat diterapkan di Indonesia. Menurut Chiara dan Koppelman (1990) sebaiknya jarak tempuh optimal SD ½ mil atau 800 m. Sedangkan jarak tempuh optimal SMP disarankan sejauh 1 mil (±1.600 m). Menurut Goetsch (1973), jarak tempuh dengan berjalan kaki bagi siswa SD sebaiknya ¼-½ mil (±400-800 m).

  Untuk mengukur jangkauan pelayanan sekolah dapat digunakan isoline, yakni garis di sekitar suatu pusat pelayanan yang diukur dalam jarak atau waktu tertentu. Jarak dan waktu dapat dikonversi menjadi kecepatan rata-rata pada berbagai kelas jalan dan moda transportasi. Isoline mengukur sejauhmana pelayanan menjangkau permukiman sehingga diketahui terintegrasi atau tidak. Berikut rumus jangkauan pelayanan (Riyadi, 2003 dalam Suyudi, 2008):

  Jt

  Jpr(m) = Mt x ----

  t

  Dimana: Jpr(m) = Daya jangkau pelayanan riil maksimum

  Mt = Batas waktu maksimum Jt = Jarak Tempuh t = Waktu Tempuh

  Jarak tempuh dibagi waktu tempuh sama dengan kecepatan rata-rata, sehingga rumus di atas dapat dimodifikasi menjadi:

  Jpr(m) = Mt x V

  Dimana:

  V = Kecepatan.

  Siswa menggunakan berbagai moda transportasi untuk ke sekolah , selain itu lokasi sekolah terletak diberbagai fungsi jalan sehingga untuk kecepatan (V) dapat digunakan kecepatan rata-rata berdasarkan jenis jalan. Berikut perkiraan kecepatan sesuai jenis jalan dalam buku Rekayasa Lalu Lintas (Haryadi, 2009):

  TABEL II.1 KECEPATAN RATA-RATA SESUAI TIPE JALAN

  Kecepatan Rata-rata

  Tipe Jalan

  (kmjam)

  6 lajur 2 arah terbagi (62D) atau 3 lajur satu arah

  (31) 4 lajur 2 arah terbagi (42D) atau 2 lajur satu arah

  (21) 4 lajur 2 arah tak terbagi (42UD)

  2 lajur 2 arah tak terbagi (22UD)

  Sumber : Alamsyah 2008:58 dalam Haryadi, 2009

  Pada faktor kecepatan dapat digunakan Kecepatan Arus Bebas. Kecepatan Arus Bebas menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) adalah kecepatan rata-rata teoritis lalu lintas pada tingkat arus 0 (nol), yaitu kecepatan pengendara jika tanpa dipengaruhi kendaraan lain. Rumus Kecepatan Arus Bebas adalah (MKJI, 1997 dalam Ing dan Effendi, 2007):

  FV = (FVo+FVw) x FFVsf x FFVcs

  Dimana :

  FV = Kecepatan arus bebas (kmjam) FVo = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan FVw = Penyesuaian kecepatan untuk lebar jalan FFVsf = Faktor penyesuaian untuk hambatan samping FFVcs = Faktor penyesuaian kecepatan untuk ukuran kota

  Kecepatan arus bebas dasar, Penyesuaian kecepatan untuk lebar jalan, hambatan samping dan ukuran kota ditentukan sesuai tabel-tabel berikut:

  TABEL II.2 KECEPATAN ARUS BEBAS DASAR (Fvo)

  Kecepatan Arus Bebas Dasar (kmjam)

  Tipe Jalan

  Kendaraan Kendaraan

  6 lajur terbagi (62D) atau

  3 lajur satu arah (31)

  4 lajur terbagi (42D) atau

  2 lajur satu arah (21) 4 lajur tak terbagi (42UD)

  2 lajur tak terbagi (22UD)

  Sumber : MKJI, 1997: V-44 dalam Ing dan Effendi, 2007

  TABEL II.3 PENYESUAIAN KECEPATAN BERDASARKAN LEBAR JALAN (FVw)

  Lebar Jalur Lalu Lintas

  FVw

  Tipe Jalan

  Efektif (Wc) (m)

  (KmJam)

  4 lajur terbagi atau jalan 1 arah

  Per lajur 3,00

  4 lajur tak terbagi

  Per lajur 3,00

  Lanjutan Tabel II.3

  Lebar Jalur Lalu Lintas

  FVw

  Tipe Jalan

  Efektif (Wc) (m)

  (KmJam)

  2 lajur tak terbagi

  Sumber : MKJI, 1997: V-45 dalam Ing dan Effendi, 2007

  TABEL II.4 PEMBAGIAN TINGKAT GANGGUAN SAMPING

  Rata–rata Jumlah

  Tingkat

  Gangguan per 200 mjam

  Keterangan

  Gangguan Samping

  (kedua sisi)

  Sangat Rendah (SR)

  Daerah pemukiman

  Rendah (R)

  100 – 299

  Daerah pemukiman, angkutan umum masuk

  Sedang (S)

  300 – 499

  Daerah industri, beberapa toko di sisi jalan

  Tinggi (T)

  500 – 899

  Daerah komersial, aktivitas di sisi jalan tinggi

  Sangat tinggi (ST)

  Daerah komersial, aktivitas pasar di sisi jalan

  Sumber: MKJI, 1997 dalam dalam Ing dan Effendi, 2007

  TABEL II.5 PENYESUAIAN HAMBATAN SAMPING (FFVsf) JALAN DENGAN BAHU

  Kelas Hambatan

  Jarak Bahu – Penghalang (Wk) (m)

  Jenis jalan

  Samping (SFC)

   0.5

  1.0 1.5  2.0

  4 lajur 2 arah

  Sangat Rendah

  berpembatas median

  Sangat Tinggi

  4 lajur 2 arah tanpa

  Sangat Rendah

  pembatas median (42 Rendah

  Sangat Tinggi

  Lanjutan TABEL II.5

  Kelas Hambatan

  Jarak Bahu – Penghalang (Wk) (m)

  Jenis jalan

  Samping (SFC)

   0.5

  1.0 1.5  2.0

  2 lajur 2 arah tanpa

  Sangat Rendah

  pembatas median <

  Sangat Tinggi

  Sumber: MKJI, 1997 dalam dalam Ing dan Effendi, 2007

  TABEL II.6 PENYESUAIAN HAMBATAN SAMPING (FFVsf) JALAN DENGAN KEREB

  Kelas Hambatan Jarak Kereb – Penghalang (Wk) (m)