Analisis Partisipasi Sekolah
4.2.1 Analisis Partisipasi Sekolah
Analisis angka partisipasi sekolah bertujuan untuk menjelaskan tingkat pemerataan sekolah berdasarkan kecenderungan bersekolah pada penduduk suatu wilayah. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah Angka Partisipasi Sekolah sebagai ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk. Angka Partisipasi Sekolah yang digunakan adalah Angka Partisipasi Kasar (APK) dengan rumus (Usman, 2006):
h E APK h = ------- X 100
APK h = Angka Partisipasi Kasar pada jenjang h
E
h = Jumlah siswa dari segala usia yang sedang sekolah pada jenjang h
P a
h = Jumlah penduduk dari kelompok usia sekolah (a) pada jenjang h
APK digunakan karena menghitung seluruh siswa pada suatu jenjang pendidikan tanpa membedakan usia siswa sehingga lebih lebih merepresentasikan keadaan sesungguhnya. Kategorisasi tinggirendahnya tingkat partisipasi ditetapkan 95 sesuai target nasional dalam Instruksi Presiden Nomor. 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara.
4.2.1.1 Analisis Angka Partisipasi Kasar (APK) SD
Analisis APK SD bertujuan menjelaskan tingkat pemerataan sekolah di Kota Salatiga berdasarkan kecenderungan penduduk untuk bersekolah pada jenjang SD di Kota Salatiga. APK sudah dikategorikan tinggi jika nilainya >95 dan dikategorikan rendah jika nilainya <95 sehingga tingkat partisipasi sekolah pada jenjang SD per kelurahan adalah:
TABEL IV.26 ANGKA PARTISIPASI KASAR SD PER KELURAHAN TAHUN 2009
Jumlah Anak
Usia SD
(7-12 Tahun)
147,26 Partisipasi Tinggi
65,71 Partisipasi Rendah
2 Sidorejo Lor
1.745
1.123
155,39 Partisipasi Tinggi
274,74 Partisipasi Tinggi
70,52 Partisipasi Rendah
5 kauman Kidul
158
428
36,92 Partisipasi Rendah
56,80 Partisipasi Rendah
111,20 Partisipasi Tinggi
105,45 Partisipasi Tinggi
151,32 Partisipasi Tinggi
9 Sidorejo Kidul
682
433
157,51 Partisipasi Tinggi
10 Kalibening
50 158
31,65 Partisipasi Rendah
11 Tingkir Lor
395
374
105,61 Partisipasi Tinggi
12 Tingkir Tengah
367
456
80,48 Partisipasi Rendah
94,98 Partisipasi Rendah
75,16 Partisipasi Rendah
102,39 Partisipasi Tinggi
97,72 Partisipasi Tinggi
74,87 Partisipasi Rendah
78,82 Partisipasi Rendah
145,45 Partisipasi Tinggi
90,41 Partisipasi Rendah
52,82 Partisipasi Rendah
77,56 Partisipasi Rendah
106,17 Partisipasi Tinggi
100,18 Partisipasi Tinggi
113,22 Partisipasi Tinggi
Sumber: Analisis, 2010
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa kecamatan dengan tingkat partisipasi sekolah yang tinggi pada jenjang SD adalah Kecamatan Sidorejo (APK 147,26) dan Kecamatan Tingkir (APK 111,20). Sedangkan Kecamatan Argomulyo (APK 94,98) dan Kecamatan Sidomukti (APK 90,41) memiliki APK yang rendah (<95) sehingga masih perlu ditingkatkan.
LEGEN DA :
Sungai
Batas Kec
Batas Kota
Batas
Kantor Kec Kantor Desa
Batas Kel
Proyeksi : Transverse Mercartor Sistem Proyeksi : Universal Transverse Mercartor Zone : 49 South Datum : W GS 1984
INSET PETA
Blotonga n
Ran duacir
Kecan dran
Sala tiga
Man gun sari
Sidorejo Lor
Kutowin an gun
Sidorejo K idul
Tegalrejo
Tin gkir Lor
Kaum an Kidul
Cebon gan
Tin gkir Tenga h
Kaliben ing
Kalicacing
Gen dongan
Ke Sem arang
Ke Boyolali
Keterangan:
Partisipasi Bersekolah di SD Tinggi (APK >95)
Partisipasi Bersekolah di SD Rendah (APK <95)
Sumber: Analisis, 2010
GAMBAR 4.21 TINGKAT PARTISIPASI SEKOLAH PADA SD PER KELURAHAN
Pada tingkat kelurahan ternyata belum terjadi pemerataan sekolah karena APK bervariasi dari 31,65 di Kelurahan Kalibening hingga 274,74 di Kelurahan Salatiga. 11 kelurahan (50,00) yang memiliki nilai APK rendah (<95) umumnya terletak di pinggiran kota. Dapat dikatakan bahwa pada jenjang SD pemerataan sekolah masih kurang karena meskipun partisipasi bersekolah pada tingkat kota sudah termasuk tinggi (113) namun pada tingkat kelurahan dan kecamatan hanya 50 yang partisipasi bersekolahnya termasuk tinggi.
4.2.1.2 Analisis Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP
Analisis APK SMP bertujuan untuk menjelaskan tingkat pemerataan sekolah di Kota Salatiga berdasarkan kecenderungan penduduk untuk bersekolah pada jenjang SMP di Kota Salatiga. Seperti halnya pada jenjang SD, APK SMP juga sudah dikategorikan tinggi jika nilainya >95 dan dikategorikan rendah jika <95 sehingga tingkat partisipasi sekolah pada jenjang SMP per kelurahan dapat ditentukan sebagai berikut:
TABEL IV.27 ANGKA PARTISIPASI KASAR SMP PER KELURAHAN TAHUN 2009
Jumlah Anak Jumlah
No.
Kelurahan
Usia SMP
APK
Keterangan
Siswa (13-15 Tahun)
286,68 Partisipasi Tinggi
0,00 Tidak ada SMP
2 Sidorejo Lor
389,29 Partisipasi Tinggi
635,87 Partisipasi Tinggi
4 Bugel
96 0,00 Tidak ada SMP
5 Kauman Kidul
0,00 Tidak ada SMP
6 Pulutan
39,31 Partisipasi Rendah
73,49 Partisipasi Rendah
33,08 Partisipasi Rendah
0,00 Partisipasi Rendah
9 Sidorejo Kidul
383,91 Partisipasi Tinggi Tidak ada SMP
10 Kalibening
63 0,00 Partisipasi Rendah
11 Tingkir Lor
0,00 Partisipasi Rendah Tidak ada SMP
12 Tingkir Tengah
82,35 Partisipasi Rendah Tidak ada SMP
81,76 Partisipasi Rendah
0,00 Partisipasi Rendah
Lanjutan Tabel IV.27
Jumlah Anak Jumlah
No.
Kelurahan
Usia SMP
APK
Keterangan
Siswa (13-15 Tahun)
0,00 Partisipasi Rendah
202,41 Partisipasi Tinggi Tidak ada SMP
0,00 Partisipasi Rendah
313,02 Partisipasi Tinggi Tidak ada SMP
0,00 Partisipasi Rendah Tidak ada SMP
137,43 Partisipasi Tinggi
0,00 Partisipasi Rendah
264,86 Partisipasi Tinggi Tidak ada SMP
142,01 Partisipasi Tinggi
0,00 Partisipasi Rendah
151,82 Partisipasi Tinggi Tidak ada SMP
Sumber: Analisis, 2010
Partisipasi sekolah pada jenjang SMP di Kota Salatiga yang mencapai 151,82 termasuk tinggi. Pada tingkat kecamatan, Kecamatan Sidorejo (APK 286,68) dan Kecamatan Sidomukti (APK 137,43) memiliki tingkat partisipasi sekolah yang tinggi. Sedangkan Kecamatan Tingkir (APK 73,49) dan Kecamatan Argomulyo (APK 81,76) memiliki APK yang masih rendah (<95) sehingga partisipasi bersekolah pada dua kecamatan tersebut masih perlu ditingkatkan. Pada tingkat kelurahan, juga terjadi disparitas yang besar antar kelurahan. 12 kelurahan tidak memiliki SMP sehingga nilai APK-nya 0. Sedangkan dari 10 kelurahan yang memiliki SMP, 3 diantaranya memiliki partisipasi bersekolah yang rendah, yakni Kelurahan Pulutan, Kelurahan Kutowinangun, dan Kelurahan Tingkir Tengah.
Disparitas partisipasi bersekolah terjadi karena sekolah mengelompok di kelurahan tertentu. Selain itu juga karena masyarakat cenderung memilih menyekolahkan anaknya di sekolah yang dianggap bermutu meskipun lokasinya jauh. King (1984:78) mengatakan beberapa studi menunjukkan pola-pola kemana rural household akan memenuhi kebutuhannya. Dalam banyak kasus mereka justru melewati tempat pusat terdekat dan menuju ke tempat pusat lain yang lebih jauh tapi lebih besar dan menyediakan pelayanan yang lebih beragam. Hal yang sama juga terjadi dalam pemilihan tempat bersekolah.
Batas Kec
Batas Kota
Batas
Kantor Kec Kantor Desa
Batas Kel
Proyeksi : Transverse Mercartor Sistem Proyeksi : Universal Transverse Mercartor Zone : 49 South Datum : WGS 1984
INSET PETA
Sidorejo Lor
Kutowinangun
Sidorejo Kidul
Tegalrejo
Tingkir Lor
Kauman Kidul
Cebongan
Tingkir Tengah
Ke Semarang
Ke Boyolali
Keterangan:
Partisipasi Bersekolah di SMP Tinggi (APK >95)
Partisipasi Bersekolah di SMP Rendah APK <95)
Sumber: Analisis, 2010
GAMBAR 4.22 TINGKAT PARTISIPASI SEKOLAH PADA SMP PER KELURAHAN