9 RANGKUMAN TINJAUAN PUSTAKA
TABEL. II.9 RANGKUMAN TINJAUAN PUSTAKA
A. PENDIDIKAN DASAR
1 Gutek (2002)
Pendidikan dasar adalah tahap awal dari pendidikan formal atau terorganisasi yang mendahului sekolah lanjutan menengah dengan cara membekali anak ketrampilan dasar akademis, ilmu pengetahuan dasar, kemampuan bersosialisasi dengan orang lain dan menempatkan diri sebagai bagian dari masyarakat dan negara.
2 Ihsan (1997)
Pendidikan dasar memberikan bekal dasar bagi perkembangan kehidupan baik untuk pribadi maupun masyarakat. Pendidikan dasar adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan bagi dalam bermasyarakat serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
3 Peraturan Pemerintah
- Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan pada jalur
Nomor. 17 Tahun 2010
pendidikan formal yang melandasi jenjang pendidikan menengah, diselenggarakan pada satuan pendidikan berbentuk SD atau yang sederajat serta menjadi satu kesatuan kelanjutan pendidikan pada satuan pendidikan yang berbentuk SMP atau yang sederajat.
- SD adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar yang menyelenggarakan pendidikan umum yang terdiri atas 6 (enam) tingkatan kelas, yaitu kelas 1 sampai dengan kelas 6.
- SMP adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar yang menyelenggarakan pendidikan umum yang terdiri atas 3 (tiga) tingkatan kelas, yaitu kelas 7, kelas 8, dan kelas 9 sebagai lanjutan dari SD atau yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SD.
Lanjutan Tabel II.9
B. PENYEDIAAN SEKOLAH
4 Pagala et al. (2008)
variabel yang mempengaruhi efisiensi dan efektifitas
Penyediaan sekolah 1. Jumlah sekolah yang
penyediaan sekolah adalah luas daerah yang dilayani sekolah,
tersedia
jumlah penduduk, lokasi dan jarak tempuh menuju sekolah.
2. Jumlah sekolah yang
5 Goetsch (1973)
Penyediaan sekolah harus mempertimbangkan karakteristik
dibutuhkan
penduduk dan keberadaan sekolah yang sudah ada.
3. Jumlah Penduduk
6 Analisis (2010)
Tingkat penyediaan sekolah:
ΣS A = ---------
ΣD
7 Blair (1981) dalam
Wilayah pasar Sekolah Dasar 322 Jiwa
Nugroho dan Dahuri (2004) 8 Hartono (2005);
Penyediaan sekolah penting dalam pembangunan pendidikan.
Jumlah dan Jenis
1. Jumlah SD Negeri dan
Yuniarsih et al. (2008);
Berdasarkan mutunya, dikenal istilah sekolah unggulan,
Sekolah
Swasta
Akhmadi et al. (2003);
sekolah kawasan dan SBI.
2. Jumlah SMP Negeri
Syahza (2008).
dan Swasta
9 Permendiknas
Satu SD dengan enam rombongan belajar untuk 2000
3. Jumlah dan Jenis
No. 24 Tahun 2007
penduduk atau satu desakelurahan, pada wilayah
sekolah berdasarkan
berpenduduk lebih dari 2000, minimum satu SMP untuk satu
mutu pendidikan
kecamatan serta seluruh SMP dalam setiap kecamatan
4. Jumlah penduduk yang
menampung semua lulusan SD di kecamatan tersebut.
dilayani
10 Kaiser et al. (1995)
Perencanaan sekolah mencakup juga kajian terhadap sekolah- Daya Tampung
1. Jumlah
sekolah yang sudah ada, proyeksi jumlah pendaftar
Sekolah
KelasRombongan
(enrollments), pengembangan standar lokasi dan ruang yang
Belajar
dibutuhkan dan perancangan pola-pola spasial lokasi sekolah.
2. Jumlah Siswa Sekolah
11 Peraturan Menteri
Satu SD melayani minimum 6 rombongan belajar (rombel)
3. Jumlah Siswa Per Kelas
Pendidikan Nasional No. dan maksimum 24 rombel. Satu SMP melayani minimum 3
24 Tahun 2007
rombel dan maksimum 27 rombel.
Lanjutan Tabel II.9
12 Peraturan Gubernur
Jumlah peserta didik dalam satu kelasrombongan belajar 35-
Jawa Tengah No. 3
40 Siswa untuk SD dan 20-40 Siswa untuk SMP.
Tahun 2005 13 Barnett (2003)
Hal mendasar dalam penyediaan sekolah lingkungan adalah jumlah siswa yang dilayani.
14 Pagala et al. (2008)
Penyediaan SD dalam unit lingkungan harus mampu melayani seluruh penduduk usia SD dalam unit lingkungan tersebut.
15 Chiara dan Koppelman
Pemilihan tapak untuk sekolah harus mempertimbangkan
Kesesuaian Lahan
1. Kondisi Lingkungan
beberapa aspek.
Sekolah
2. Keterpaduan dengan
16 Kaiser et al. (1995)
Ketersediaan tapak untuk sekolah menjadi pertimbangan
perencanaan kota
penting dalam perencanaan tata guna lahan. Persyaratan lokasi
3. Peran dalam
dan tapak, standar-standar tapak sebaiknya diterapkan.
perencanaan
17 Ritung et al. (2007);
Karakteristik lahan yang berkaitan erat untuk keperluan
4. Ukuran tapak
Notohadiprawiro (1991); evaluasi lahan adalah topografi, tanah dan iklim.
5. Pencapaian 6. Sifat khas tapak 7. Pelayanan utilitas
C. PEMERATAAN SEKOLAH
18 Usman (2006)
Pemerataan Sekolah
1. Jumlah siswa segala
h E
usia yang sedang
APK h = ------- X 100
a
sekolah di SD dan
h P
SMP 2. Jumlah penduduk usia sekolah pada jenjang SD dan SMP
19 Wasitohadi (2008);
Pemerataan pendidikan tidak hanya pemerataan kesempatan
Sebaran Sekolah
1. Lokasi sekolah
Akhmadi et al. (2003);
bersekolah (equality of access) tapi juga dipengaruhi aspek
2. Jarak tetangga
Syahza (2008);
geografis.
terdekat antar sekolah
20 Chiara dan Koppelman
Penentuan lokasi sekolah dikaitkan dengan penduduk,
3. Luas wilayah
integrasi dengan sekolah yang sudah ada sehingga melayani daerah tertentu dan tidak tumpang tindih.
Lanjutan Tabel II.9
Ada 3 macam pola sebaran yakni random, cluster dan regular.
22 Bintarto dan Surastopo
Analisis tetangga terdekat :
Hadisumarno (1982)
ju
T = ------- Jh
23 Chiara dan Koppelman
Pencapaian sekolah harus memenuhi aspek keamanan dan
Aksesibilitas Sekolah
1. Kondisi Jalan
kelayakan bagi berbagai moda transportasi.
2. Fungsi Jalan
24 Kaiser et al. (1995)
Aksesibilitas menuju ke sekolah menjadi pertimbangan
3. Jalur Transportasi
penting dalam perencanaan tata guna lahan.
4. Jarak Rata-rata Antar
25 Tarigan (2008)
Tingkat aksesibilitas adalah tingkat kemudahan untuk
Kecamatan
mencapai suatu lokasi ditinjau dari lokasi lain, rumus: P i P j T ij = ------- . f (Zi)
b ij d
26 Mutmainah et al. (2008) Tingkat aksesibilitas dengan scoring terhadap terhadap
kondisi jalan, fungsi jalan, dan transportasi serta jarak rata-rata antar masing-masing kota kecamatan. Rumus:
KFT
d ij = -------
d
27 Rushton (1979)
Kriteria most accesible :
1. Kriteria Jarak Rata-rata. 2. Kriteria Jarak Minimax. 3. Kriteria Pembebanan Seimbang (equal assignment). 4. Kriteria ambang batas (treshold constraint). 5. Kriteria batas kapasitas (capacity constraint).
28 Chiara dan Koppelman
Jarak tempuh optimal SD ¼ - ½ mil atau 400 – 800 m. Jarak
Jangkauan Pelayanan
1. Jarakwaktu tempuh
tempuh optimal SMP ½ - ¾ mil (800 – 1200 m).
Sekolah
dari tempat tinggal menuju sekolah
Lanjutan TABEL II.9
29 Lloyd (1977) dalam
Jangkauan pasar suatu komoditi memiliki batas tertentu
2. Waktu tempuh dari
Tarigan (2008)
(range) dimana masyarakat mau menempuh jarak tertentu
tempat tinggal
untuk mendapatkan komoditi tersebut. Produsen memerlukan
menuju sekolah
luas pasar minimal (treshold) agar dapat bertahan.
3. Kecepatan arus bebas
30 Hartono (2005)