Analisis Aksesibilitas Sekolah

4.2.3 Analisis Aksesibilitas Sekolah

  Analisis ini bertujuan menjelaskan aksesibilitas lokasi sekolah dari tempat tinggal siswa. Menurut Bintarto dan Hadisumarno (1982:117) aksesibilitas menunjukkan kemudahan bergerak dari suatu tempat ke tempat lain dalam suatu wilayah. Tingkat aksesibilitas dapat didefinisikan sebagai tingkat kemudahan untuk mencapai suatu lokasi dari lokasi lain yang antara lain dipengaruhi oleh kondisi jalan, moda transportasi, intensitas transportasi dan jarak (Tarigan, 2008).

  Dalam konteks pendidikan, tingkat aksesibilitas sekolah adalah tingkat kemudahan untuk mencapai lokasi sekolah dari tempat tinggal siswa sedangkan tingkat aksesibilitas wilayah adalah nilai rata-rata (mean) tingkat aksesibilitas sekolah. Rumus gravitasi digunakan untuk menganalisis tingkat aksesibilitas sekolah dengan teknik scoring berdasarkan kondisi jalan, fungsi jalan dan keberadaan jalur transportasi. Rumus yang digunakan (Mutmainah et al., 2008):

  KFT

  d ij = -------

  = Aksesibilitas sekolah i di daerah j K = Kondisi fisik jalan

  F = Fungsi jalan

  T

  = Jalur transportasi

  d ij = Jarak rata-rata antar kecamatan

  Prosedur analisis aksesibilitas sekolah yakni kondisi dan fungsi jalan serta keberadaan jalur transportasi diberi nilaiskor dan dikalikan, dengan kriteria bila kondisi jalan (K) baik skor 2, rusak ringan skor 1, rusak berat skor 0. Fungsi jalan (F) arteri skor 3, jalan kolektor skor 2, jalan lokal skor 1. Bila jalan lokasi sekolah dilaluidekat dengan jalur angkutan umum skor 2, jauh (>300m) dari angkutan umum skor 1. Hasil perkalian skor tersebut kemudian dibagi dengan jarak (d) yang dalam hal ini digunakan jarak rata-rata antar kecamatan karena siswa suatu sekolah dapat berasal dari seluruh wilayah Kota Salatiga. Selanjutnya jumlah kelas (K) aksesibilitas ditentukan menggunakan rumus Sturgess (Tarigan, 2008):

  K

  = 1 + 3,3 log n, dimana n adalah 3

  K

  = 1 +3,3 log 2 = 1 + 3,3 (0,4771) = 1 + 1,5745 = 2,5745 =2,58 ~ 3

4.2.3.1 Analisis Aksesibilitas SD

  Analisis aksesibilitas SD bertujuan untuk menjelaskan tingkat kemudahan untuk mencapai lokasi sekolah dasar dari tempat tinggal siswa berdasarkan faktor kondisi jalan, fungsi jalan dan keberadaankedekatan lokasi SD terhadap transportasi umum. Jumlah SD berdasarkan kondisi jalan lokasi sekolah adalah:

  TABEL IV.33 JUMLAH SD BERDASARKAN KONDISI JALAN TAHUN 2009

  No.

  Kondisi Jalan

  Jumlah SD

  2 Rusak Ringan

  29 SD

  3 Rusak Berat

  Sumber: Analisis, 2010

  Berdasarkan kondisi jalan tempat lokasi sekolah pada tahun 2009, diketahui bahwa 65 SD (69,15) terletak pada jalan yang berkondisi baik, 29 SD (30,85) terletak pada jalan yang rusak ringan, dan tidak ada SD yang terletak pada jalan yang rusak berat.

  TABEL IV.34 JUMLAH SD BERDASARKAN FUNGSI JALAN TAHUN 2009

  No.

  Fungsi Jalan

  Jumlah SD

  Persentase

  1 Arteri Primer

  6 SD

  2 Arteri Sekunder

  6 SD

  3 Kolektor Primer

  8 SD

  4 Kolektor Sekunder

  14 SD

  5 Lokal Primer

  16 SD

  6 Lokal Sekunder

  Sumber: Analisis, 2010

  Berdasarkan fungsi jalan tempat lokasi sekolah, 12 SD (12,77) terletak pada jalan yang memiliki fungsi sebagai jalan arteri. 2 2 SD (23,40) terletak pada jalan yang memiliki fungsi sebagai jalan kolektor dan 6 0 SD (63,83) terletak pada jalan yang memiliki fungsi sebagai jalan lokal . Bila ditinjau berdasarkan moda transportasi yang digunakan dan keberadaan atau kedekatan terhadap jalur transportasi, sebagian besar SD (87,23) dapat dijangkau dengan berjalan kaki dari tempat tinggal siswa karena terletak didekat permukiman, hanya

  12 SD (12,77) yang harus dicapai menggunakan kendaraan karena letaknya cukup jauh dari permukiman. Disisi lain ada 17 SD (18,09) belum dapat dijangkau menggunakan angkutan umum secara langsung, namun demikian berdasarkan survey lapangan dan analisis, meskipun tidak dilewati jalur angkutan umum namun terletak cukup dekat (± 300 m) dengan jalur transportasi umum.

  Berdasarkan kondisi jalan, fungsi jalan dan keberadaan transportasi umum maka tingkat aksesibilitas sekolah masing-masing SD dapat diketahui sebagaimana tabel IV.35. Selanjutnya klasifikasi t ingkat aksesibilitas SD ditentukan dengan range sebagai berikut: Range = (nilai tertinggi – nilai terendah) : K = (2,44 – 0,41) : 3 = 2,03 : 2 = 0,68. Sehingga didapatkan nilai range tiap kelas adalah: Kelas I : 1,77-2,44. SD yang memiliki nilai tingkat aksesibilitas pada kelas tersebut memiliki aksesibilitas tinggi karena memiliki lokasi sekolah dengan kondisi jalan yang baik, fungsi jalan sebagai jalan arteri dan dekatdilalui transportasi umum. Kelas II : 1,10-1,76. SD yang memiliki nilai tingkat aksesibilitas pada kelas tersebut memiliki aksesibilitas sedang karena memiliki lokasi sekolah dengan kondisi jalan yang baik dengan fungsi jalan kolektor dan dekatdilalui transportasi umum. Kelas III : 0,41-1,09. SD yang memiliki nilai tingkat aksesibilitas pad a kelas tersebut memiliki aksesibilitas rendah karena memiliki lokasi dengan kondisi jalan yang baik ataupun rusak dengan fungsi jalan lokal, meskipun dekatdilalui transportasi umum.

  TABEL IV.35 ANALISIS AKSESIBILITAS SD SE-KOTA SALATIGA TAHUN 2009

  Kondisi Jalan (K)

  Fungsi Jalan (F)

  Trans. Umum (T)

  Nama Sekolah

  Trans.

  Keterangan

  Kondisi Skor

  1 SDN. Blotongan 01

  Baik

  2 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  2 SDN. Blotongan 02

  Baik

  2 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  3 SDN. Blotongan 03

  Baik

  2 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  4 SDN. Sidorejo Lor 01

  Baik

  2 Arteri Primer

  Aksesibilitas Tinggi

  5 SDN. Sidorejo Lor 02

  Baik

  2 Kolektor Primer

  Aksesibilitas Sedang

  6 SDN. Sidorejo Lor 03

  Baik

  2 Kolektor Primer

  Aksesibilitas Sedang

  7 SDN. Sidorejo Lor 04

  Baik

  2 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  8 SDN. Sidorejo Lor 05

  Baik

  2 Arteri Primer

  Aksesibilitas Tinggi

  9 SDN. Sidorejo Lor 06

  Baik

  2 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  10 SDN. Sidorejo Lor 07

  Baik

  2 Kolektor Primer

  Aksesibilitas Sedang

  11 SD Marsudirini 77

  Baik

  2 Lokal Primer

  Aksesibilitas Rendah

  12 SDN. Salatiga 01

  Baik

  2 Arteri Sekunder

  Aksesibilitas Tinggi

  13 SDN. Salatiga 02

  Baik

  2 Arteri Sekunder

  Aksesibilitas Tinggi

  14 SDN. Salatiga 03

  Baik

  2 Lokal Primer

  Aksesibilitas Rendah

  15 SDN. Salatiga 05

  Baik

  2 Kolektor Sekunder

  Aksesibilitas Sedang

  16 SDN. Salatiga 06

  Baik

  2 Kolektor Sekunder

  Aksesibilitas Sedang

  17 SDN. Salatiga 08

  Baik

  2 Kolektor Primer

  ksesibilitas Sedang

  18 SDN. Salatiga 09

  Baik

  2 Arteri Sekunder

  Aksesibilitas Tinggi

  19 SDN. Salatiga 10

  Baik

  2 Lokal Primer

  Aksesibilitas Rendah

  20 SDN. Salatiga 12

  Baik

  2 Kolektor Primer

  Aksesibilitas Sedang

  21 SD Marsudirini 78

  Baik

  2 Lokal Primer

  Aksesibilitas Rendah

  22 SD Kr. Satya Wacana

  Baik

  2 Kolektor Sekunder

  Aksesibilitas Sedang

  23 SD Kanisius Cungkup

  Rusak

  1 Kolektor Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  Ringan

  Lanjutan Tabel IV.35

  Kondisi Jalan (K)

  Fungsi Jalan (F)

  Trans. Umum (T)

  Nama Sekolah

  Trans.

  Keterangan

  Kondisi Skor

  24 SD Islam Al-Azhar 22

  Baik

  2 Arteri Sekunder

  Aksesibilitas Tinggi

  25 SDN. Bugel 01

  Baik

  2 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  26 SDN. Bugel 02

  Baik

  2 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  27 SDN. Kauman Kidul

  Baik

  2 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  28 SDN. Pulutan 01

  Rusak

  1 Kolektor Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  29 SDN. Pulutan 02

  Ringan Rusak

  1 Kolektor Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  30 SDN. Kutowinangun 01 Ringan Baik

  2 Lokal Primer

  Aksesibilitas Rendah

  31 SDN. Kutowinangun 03 Rusak

  1 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  32 SDN. Kutowinangun 04 Ringan Baik

  2 Lokal Primer

  Aksesibilitas Rendah

  33 SDN. Kutowinangun 05 Rusak

  1 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  34 SDN. Kutowinangun 07 Ringan Rusak

  1 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  35 SDN. Kutowinangun 08 Ringan Rusak

  1 Lokal Primer

  Aksesibilitas Rendah

  36 SDN. Kutowinangun 09 Ringan Rusak

  1 Lokal Primer

  Aksesibilitas Rendah

  37 SDN. Kutowinangun 10 Ringan Rusak

  1 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  38 SDN. Kutowinangun 11 Ringan Baik

  2 Lokal Primer

  Aksesibilitas Rendah

  39 SDN. Kutowinangun 12 Rusak

  1 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  40 SD Kristen 03

  Ringan Baik

  2 Arteri Sekunder

  Aksesibilitas Tinggi

  41 SD Kristen 04

  Baik

  2 Arteri Sekunder

  Aksesibilitas Tinggi

  42 SD Bethany

  Baik

  2 Lokal Primer

  Aksesibilitas Rendah

  43 SDN. Gendongan 01

  Baik

  2 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  44 SDN. Gendongan 02

  Baik

  2 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  45 SDN. Gendongan 03

  Baik

  2 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  46 SD Kanisius

  Baik

  2 Kolektor Primer

  Aksesibilitas Sedang

  47 SDN. Sidorejo Kidul 01 Gendongan

  Baik

  2 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  48 SDN. Sidorejo Kidul 02

  Baik

  2 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  Lanjutan Tabel IV.35

  Kondisi Jalan (K)

  Fungsi Jalan (F)

  Trans. Umum (T)

  Nama Sekolah

  Trans.

  Keterangan

  Kondisi Skor

  49 SDN. Sidorejo Kidul 03

  Baik

  2 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  50 SDIT Nidaul Hikmah

  Baik

  2 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  51 SDN. Kalibening

  Rusak

  1 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  52 SDN. Tingkir Lor 01

  Ringan Baik

  2 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  53 SDN. Tingkir Lor 02

  Rusak

  1 Kolektor Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  54 SDN. Tingkir Tengah 01 Ringan Baik

  2 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  55 SDN. Tingkir Tengah 02

  Baik

  2 Kolektor Primer

  Aksesibilitas Sedang

  56 SDN. Noborejo 01

  Baik

  2 Kolektor Primer

  Aksesibilitas Sedang

  57 SDN. Noborejo 02

  Baik

  2 Lokal Primer

  Aksesibilitas Rendah

  58 SDN. Ledok 01

  Rusak

  1 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  59 SDN. Ledok 02

  Ringan Baik

  2 Arteri Primer

  Aksesibilitas Tinggi

  60 SDN. Ledok 04

  Baik

  2 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  61 SDN. Ledok 05

  Baik

  2 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  62 SDN. Ledok 06

  Rusak

  1 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  63 SDN. Ledok 07

  Ringan Baik

  2 Arteri Primer

  Aksesibilitas Tinggi

  64 SDN. Tegalrejo 01

  Rusak

  1 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  65 SDN. Tegalrejo 02

  Ringan Rusak

  1 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  66 SDN. Tegalrejo 03

  Ringan Rusak

  1 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  67 SDN. Tegalrejo 04

  Ringan Baik

  2 Kolektor Sekunder

  Aksesibilitas Sedang

  68 SDN. Tegalrejo 05

  Baik

  2 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  69 SDN. Kumpulrejo 01

  Baik

  2 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  70 SDN. Kumpulrejo 02

  Rusak

  1 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  71 SDN. Kumpulrejo 03

  Ringan Rusak

  1 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  72 SDN. Randuacir 01

  Ringan Rusak

  1 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  73 SDN. Randuacir 02

  Ringan Baik

  2 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  Lanjutan Tabel IV.35

  Kondisi Jalan (K)

  Fungsi Jalan (F)

  Trans. Umum (T)

  Nama Sekolah

  Trans.

  Keterangan

  Kondisi Skor

  74 SDN. Randuacir 03

  Rusak

  1 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  75 SDN. Cebongan 01

  Ringan Baik

  2 Lokal Primer

  Aksesibilitas Rendah

  76 SDN. Cebongan 02

  Baik

  2 Arteri Primer

  Aksesibilitas Rendah

  77 SDN. Cebongan 03

  Baik

  2 Arteri Primer

  Aksesibilitas Rendah

  78 SDN. Kecandran 01

  Baik

  2 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  79 SDN. Kecandran 02

  Baik

  2 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  80 SDN. Dukuh 01

  Rusak

  1 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  81 SDN. Dukuh 02

  Ringan Rusak

  1 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  82 SDN. Dukuh 03

  Ringan Baik

  2 Lokal Primer

  Aksesibilitas Rendah

  83 SDN. Dukuh 04

  Rusak

  1 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  84 SDN. Dukuh 05

  Ringan Rusak

  1 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  85 SDN. Mangunsari 01

  Ringan Baik

  2 Kolektor Sekunder

  Aksesibilitas Sedang

  86 SDN. Mangunsari 02

  Baik

  2 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  87 SDN. Mangunsari 03

  Rusak

  1 Lokal Primer

  Aksesibilitas Rendah

  88 SDN. Mangunsari 04

  Ringan Baik

  2 Kolektor Sekunder

  Aksesibilitas Sedang

  89 SDN. Mangunsari 05

  Baik

  2 Kolektor Sekunder

  Aksesibilitas Sedang

  90 SDN. Mangunsari 06

  Rusak

  1 Lokal Primer

  Aksesibilitas Rendah

  91 SDN. Mangunsari 07

  Ringan Baik

  2 Kolektor Sekunder

  Aksesibilitas Tinggi

  92 SDN. Kalicacing 02

  Baik

  2 Kolektor Sekunder

  Aksesibilitas Sedang

  93 SD. Kristen 01

  Baik

  2 Lokal Primer

  Aksesibilitas Rendah

  94 SD. Muhammadiyah

  Baik

  2 Kolektor Sekunder

  Aksesibilitas Sedang

  Sumber: Analisis, 2010

  SD yang memiliki tingkat aksesibilitas tinggi sejumlah 12 SD (12,77) dan tingkat aksesibilitas sedang sejumlah 18 SD (19,15). 64 SD (68,09) lainnya memiliki tingkat aksesibilitas rendah. Tingkat aksesibilitas Kelurahan dihitung sebagai rata-rata (mean) tingkat aksesibilitas SD yang ada di wilayah Kelurahan tersebut. Aksesibilitas pada tingkat kelurahan ditentukan berdasarkan klasifikasi berikut: Range = (nilai tertinggi – nilai terendah) : K = (1,90 – 0,41) : 3 = 1,49 : 3 = 0,50. Kelas I : 1,41-1,90. Kelurahan yang memiliki nilai tingkat aksesibilitas pada kelas ini berarti memiliki aksesibilitas tinggi karena paling banyak memiliki SD-SD yang terletak pada lokasi dengan kondisi jalan yang baik, fungsi jalan sebagai jalan utama (arterikolektor) dan dekatdilalui transportasi umum. Kelas II : 0,92-1,40. Kelurahan dengan aksesibilitas sedang karena memiliki SD- SD yang terletak pada lokasi dengan kondisi jalan yang baik, fungsi jalan utama dan dekatdilalui transportasi umum yang relatif banyak. Kelas III : 0,41-0,91. Kelurahan dengan aksesibilitas rendah karena memiliki SD- SD yang sebagian terletak pada lokasi dengan kondisi jalan yang kurang baik , atau fungsi jalan bukan jalan utama, meskipun dekatdila lui transportasi umum.

  TABEL IV.36 TINGKAT AKSESIBILITAS KELURAHAN TAHUN 2009

  Aksesibilitas Rendah

  2 Sidorejo Lor

  I Aksesibilitas Tinggi

  3 Salatiga

  I Aksesibilitas Tinggi

  Aksesibilitas Rendah

  5 kauman Kidul

  III

  Aksesibilitas Rendah

  Aksesibilitas Rendah

  Aksesibilitas Rendah

  8 Gendongan

  II Aksesibilitas Sedang

  9 Sidorejo Kidul

  III

  Aksesibilitas Rendah

  Aksesibilitas Rendah

  11 Tingkir Lor

  III

  Aksesibilitas Rendah

  12 Tingkir Tengah

  II Aksesibilitas Sedang

  13 Noborejo

  II Aksesibilitas Sedang

  Lanjutan Tabel IV.36

  Aksesibilitas Rendah

  2 Sidorejo Lor

  1,53

  I Aksesibilitas Tinggi

  3 Salatiga

  1,63

  I Aksesibilitas Tinggi

  Aksesibilitas Rendah

  5 kauman Kidul

  0,81

  III

  Aksesibilitas Rendah

  Aksesibilitas Rendah

  Aksesibilitas Rendah

  8 Gendongan

  1,02

  II Aksesibilitas Sedang

  9 Sidorejo Kidul

  0,81

  III

  Aksesibilitas Rendah

  Aksesibilitas Rendah

  11 Tingkir Lor

  0,81

  III

  Aksesibilitas Rendah

  12 Tingkir Tengah

  1,22

  II Aksesibilitas Sedang

  13 Noborejo

  1,22

  II Aksesibilitas Sedang

  14 Ledok

  1,22

  II Aksesibilitas Sedang

  Aksesibilitas Rendah

  Aksesibilitas Rendah

  Aksesibilitas Rendah

  18 Cebongan

  1,90

  I Aksesibilitas Tinggi

  Aksesibilitas Rendah

  Aksesibilitas Rendah

  21 Mangunsari

  1,16

  II Aksesibilitas Sedang

  22 Kalicacing

  1,36

  II Aksesibilitas Sedang

  Sumber: Analisis, 2010

  Kelurahan yang memiliki tingkat aksesibilitas tinggi sejumlah 3 kelurahan (13,64), tingkat aksesibilitas sedang 5 kelurahan (22,73) dan tingkat aksesibilitas rendah 14 (63,63) kelurahan. Dapat dikatakan pada jenjang SD, Kota Salatiga memiliki aksesibilitas SD dan aksesibilitas kelurahan yang kurang baik karena sebagian besar SD (68,09) dan kelurahan (63,64) memiliki aksesibilitas yang rendah.

  Batas Kec

  Batas Kota

  Batas

  Kantor Kec Kantor Desa

  Batas Kel

  Proyeksi : Transverse Mercartor Sistem Proyeksi : Universal Transverse Mercartor Zone : 49 South

  Datum : WGS 1984

  INSET PETA

  Sidorejo Lor

  Kutowinangun

  Sidorejo Kidul

  Tegalrejo

  Tingkir Lor

  Kauman Kidul

  Cebongan

  Tingkir Tengah

  Ke Semarang

  Ke Boyolali

  Kelurahan dengan aksesibilitas SD tinggi

  Keterangan:

  Kelurahan dengan aksesibilitas SD sedang Kelurahan dengan aksesibilitas SD rendah

  Sumber: Analisis, 2010

  GAMBAR 4.25 AKSESIBILITAS KELURAHAN BERDASARKAN PENYEDIAAN SD TAHUN 2009

4.2.3.2 Analisis Aksesibilitas SMP

  Analisis aksesibilitas SMP bertujuan untuk menjelaskan tingkat kemudahan untuk mencapai suatu lokasi dari lokasi lain, dalam hal ini lokasi sekolah dasar dari tempat tinggal siswa, yang dipengaruhi oleh kondisi jalan, fungsi jalan, kedekatankeberadaan transportasi umum dan jarak.

  TABEL IV.37 JUMLAH SMP BERDASARKAN KONDISI JALAN TAHUN 2009

  No.

  Kondisi Jalan

  Jumlah SMP

  2 Rusak Ringan

  2 SMP

  3 Rusak Berat

  Sumber: Analisis, 2010

  Berdasarkan kondisi jalan lokasi sekolah, 19 SMP (90,48) terletak pada jalan yang berkondisi Baik, 2 SMP (9,52) terletak pada jalan Rusak Ringan dan tidak ada SMP (0,00) terletak pada jalan Rusak Berat.

  TABEL IV.38 JUMLAH SMP BERDASARKAN FUNGSI JALAN TAHUN 2009

  No.

  Fungsi Jalan

  Jumlah SMP

  Persentase

  1 Arteri Primer

  2 SMP

  2 Arteri Sekunder

  3 SMP

  3 Kolektor Primer

  3 SMP

  4 Kolektor Sekunder

  6 SMP

  5 Lokal Primer

  6 SMP

  6 Lokal Sekunder

  Sumber: Analisis, 2010

  Berdasarkan fungsi jalan tempat lokasi sekolah, 2 SMP (9,52) terletak pada jalan jalan arteri primer. 3 SMP (14,29) terletak pada jalan arteri sekunder.

  3 SMP (14,29) terletak pada jalan kolektor primer. 6 SMP (28,57) terletak pada jalan kolektor sekunder. 8 SMP (38,10). terletak pada jalan lokal. Ditinjau dari aksesibilitas terhadap transportasi umum, semua SMP dapat dijangkau dengan menggunakan angkutan umum karena dilewati atau terletak dekat (± 300 m) dengan jalur transportasi umum. Selain itu, 16 SMP (76,19) dapat dijangkau dengan berjalan kaki karena terletak didekat permukiman sehingga hanya 5 SMP (23,81) yang tidak dapat dijangkau dengan berjalan kaki karena terletak cukup jauh dari permukiman.

  Perhitungan tingkat aksesibilitas tiap SMP adalah sebagaimana pada Tabel

  IV.40. Selanjutnya untuk mengetahui klasifikasi tingkat aksesibilitas SMP, range

  tiap kelas ditentukan dengan rumus: Range = (nilai tertinggi – nilai terendah) : K = (2,44 – 0,41) : 3 = 2,03 : 3 = 0,68. Sehingga nilai range tiap kelas diketahui adalah: Kelas I : 1,77-2,44. SMP yang memiliki nilai tingkat aksesibilitas pada kelas tersebut berarti memiliki aksesibilitas tinggi karena memiliki lokasi sekolah dengan kondisi jalan yang baik, fungsi jalan sebagai jala n utama dan dekatdilalui transportasi umum. Kelas II : 1,10-1,76. SMP yang memiliki nilai tingkat aksesibilitas pada kelas tersebut berarti memiliki aksesibilitas sedang karena memiliki lokasi sekolah dengan kondisi jalan yang baik, fungsi jalan sebagai j alan kolektor dan dekatdilalui transportasi umum. Kelas II : 0,41-1,09. SMP yang memiliki nilai tingkat aksesibilitas pada kelas tersebut berarti memiliki aksesibilitas rendah karena memiliki lokasi sekolah dengan kondisi jalan yang kurang baik dan atau fungsi jalan bukan sebagai jalan utama meskipun dekatdilalui transportasi umum.

  TABEL IV.39 ANALISIS AKSESIBILITAS SMP SE-KOTA SALATIGA TAHUN 2009

  Kondisi Jalan (K)

  Fungsi Jalan (F)

  Trans. Umum (T)

  Nama Sekolah

  Skor Trans. Umum Skor

  (Km) Aksesibilitas

  1 SMP. Sultan Fattah

  Baik

  2 Arteri Primer

  Aksesibilitas Tinggi

  2 SMP Muhammadiyah

  Baik

  2 Lokal Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  3 SMP. Pangudi Luhur

  Baik

  2 Arteri Primer

  Aksesibilitas Tinggi

  4 SMP. Stella Matutina

  Baik

  2 Arteri Sekunder

  Aksesibilitas Tinggi

  5 SMP Islam Al Azhar

  Baik

  2 Lokal Primer

  Aksesibilitas Rendah

  6 SMP Negeri 01

  Baik

  2 Kolektor Sekunder

  Aksesibilitas Sedang

  7 SMP Negeri 02

  Baik

  2 Kolektor Sekunder

  Aksesibilitas sedang

  8 SMP Negeri 04

  Baik

  2 Kolektor Primer

  Aksesibilitas Sedang

  9 SMP Negeri 09

  Baik

  2 Kolektor Sekunder

  Aksesibilitas Sedang

  10 SMP Kristen 01

  Baik

  2 Lokal Primer

  Aksesibilitas Rendah

  11 SMP Kr. Satya Wacana

  Baik

  2 Arteri Sekunder

  Aksesibilitas Tinggi

  12 SMP Dharma Lestari

  Rusak Ringan

  1 Kolektor Sekunder

  Aksesibilitas Rendah

  13 SMP Kristen 02

  Baik

  2 Arteri Sekunder

  Aksesibilitas Tinggi

  14 SMP Negeri 08

  Baik

  2 Lokal Primer

  Aksesibilitas Rendah

  15 SMP Islam Sudirman

  Baik

  2 Kolektor Primer

  Aksesibilitas Sedang

  16 SMP Negeri 06

  Baik

  2 Kolektor Sekunder

  Aksesibilitas Sedang

  17 SMP Negeri 10

  Baik

  2 Kolektor Sekunder

  Aksesibilitas Sedang

  18 SMP Negeri 05

  Rusak Ringan

  1 Lokal Primer

  Aksesibilitas Rendah

  19 SMP Negeri 07

  Baik

  2 Lokal Primer

  Aksesibilitas Rendah

  20 SMP Negeri 03

  Baik

  2 Lokal Primer

  Aksesibilitas Rendah

  21 SMP Kristen 04

  Baik

  2 Kolektor Sekunder

  Aksesibilitas Sedang

  Sumber: Analisis, 2010

  Berdasarkan analisis di atas, diketahui 5 SMP (23,81) memiliki aksesibilitas tinggi dan 8 SMP (38,10) memiliki aksesibilitas sedang. 8 SMP (38,10) lainnya memiliki aksesibilitas yang rendah. Selanjutnya aksesibilitas pada tingkat kelurahan dihitung sebagai fungsi rata-rata (mean) dari aksesibilitas SMP. Untuk mengetahui tingkat aksesibilitas kelurahan, range tiap kelas ditentukan sebagai berikut: Range = (nilai tertinggi – nilai terendah) : K = (2,44 – 0,00) : 3 = 2,44 : 3 = 0,81. Sehingga nilai range tiap kelas adalah: Kelas I : 1,64-2,44. Kelurahan yang memiliki nilai tingkat aksesibilitas pada kelas tersebut berarti memiliki aksesibilitas tinggi karena memiliki SMP yang terletak pada lokasi dengan kondisi jalan yang baik, fungsi jalan utama dan dekatdilalui transportasi umum. Kelas II : 0,82-1,63. Kelurahan memiliki aksesibilitas tinggi karena memiliki SMP yang terletak pada lokasi dengan kondisi jalan yang baik, fungsi jalan kolektor dan dekatdilalui transportasi umum. Kelas II : 0,00-0,81. Kelurahan memiliki aksesibilitas rendah karena memiliki SMP yang terletak pada lokasi dengan kondisi jalan yang kurang baik dan atau fungsi jalan bukan jalan utama, meskipun dekatdilalui transportasi umum atau bahkan kelurahan tersebut tidak memiliki SMP. Berikut tingkat aksesibilitas kelurahan berdasarkan pembagian range di atas:

  TABEL IV.40 TINGKAT AKSESIBILITAS KELURAHAN TAHUN 2009

  Aksesibilitas Rendah

  2 Sidorejo Lor

  I Aksesibilitas Tinggi

  3 Salatiga

  II Aksesibilitas Sedang

  Aksesibilitas Rendah

  5 kauman Kidul

  III

  Aksesibilitas Rendah

  Aksesibilitas Rendah

  7 Kutowinangun

  I Aksesibilitas Tinggi

  Aksesibilitas Rendah

  Lanjutan Tabel IV.40

  9 Sidorejo Kidul

  0,81

  III

  Aksesibilitas Rendah

  Aksesibilitas Rendah

  11 Tingkir Lor

  0,00

  III

  Aksesibilitas Rendah

  12 Tingkir Tengah

  1,63

  II Aksesibilitas Sedang

  Aksesibilitas Rendah

  Aksesibilitas Rendah

  15 Tegalrejo

  1,63

  II Aksesibilitas Sedang

  Aksesibilitas Rendah

  17 Randuacir

  1,63

  II Aksesibilitas Sedang

  Aksesibilitas Rendah

  Aksesibilitas Rendah

  Aksesibilitas Rendah

  21 Mangunsari

  1,22

  II Aksesibilitas Sedang

  Aksesibilitas Rendah

  Sumber : Analisis, 2010

  Pada tingkat Kelurahan, 2 Kelurahan (9,09) memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi. 5 Kelurahan (22,73) memiliki tingkat aksesibilitas sedang. 15 Kelurahan lainnya (68,18) memiliki tingkat aksesibilitas rendah. Dapat dikatakan bahwa pada jenjang sekolah menengah pertama, aksesibilitas SMP dan aksesibilitas Kelurahan di Kota Salatiga masih perlu ditingkatkan. Cukup banyak SMP dan Kelurahan yang aksesibilitasnya tergolong rendah dan sedang, yakni sejumlah 8 SMP (38,10) dan 15 Kelurahan (68,18) memiliki aksesibilitas tergolong rendah serta sejumlah 8 SMP (38,10) dan 5 Kelurahan (22,73) memiliki aksesibilitas tergolong sedang.

  LEGEN DA :

  Sungai

  Batas Kec

  Batas Kota

  Batas

  Kantor Kec Kantor Desa

  Batas Kel

  Proyeksi : Transverse Mercartor Sistem Proyeksi : Universal Transverse Mercartor Zone : 49 South Datum : W GS 1984

  INSET PETA

  Blotonga n

  Ran duacir

  Kecan dran

  Sala tiga

  Man gun sari

  Sidorejo Lor

  Kutowin an gun

  Sidorejo K idul

  Tegalrejo

  Tin gkir Lor

  Kaum an Kidul

  Cebon gan

  Tin gkir Tenga h

  Kaliben ing

  Kalicacing

  Gen dongan

  Ke Sem arang

  Ke Boyolali

  Kelurahan dengan aksesibilitas SMP tinggi

  Keterangan: