membuat peraturan untuk mengatasi krisis 2008 lalu. Sehingga pemerintah tidak perlu mengeluarkan biaya yang cukup mahal.
C. Perlindungan Hukum Melalui Lembaga Penjamin Simpanan
Pembiayaan perusahaan oleh investor di pasar keuangan sangat bergantung pada seberapa besar perlindungan terhadap investasinya.
431
Hal ini menjadi isu yang sangat penting dalam pengembangan sektor industri keuangan, karena uang memang
ibarat darah segar bagi perbankan.
432
Perlindungan investor memiliki dampak bagi sektor pasar keuangan, karena dapat mempengaruhi bergeraknya sektor rill.
433
Dengan memberikan perlindungan terhadap investor dapat mendorong pertumbuhan dan pengembangan pasar
keuangan.
434
Karena pasar keuangan yang maju pesat membuat pertumbuhan ekonomi pasar menjadi lebih tinggi.
435
Menghadapi permasalahan tersebut, perwujudan LPS menjadi sangat diperlukan dalam kalangan perbankan dan nasabah.
436
Hal ini untuk mengantisipasi keadaan yang tidak diinginkan dan kasus-kasus perbankan lainnya yang pada
umumnya menghadapkan nasabah kepada posisi yang sulit.
437
LPS merupakan lembaga penunjang kinerja perbankan nasional dalam rangka mengatasi persoalan
431
Indra Surya Ivan Yustiavandana, Op. cit. hal. 42.
432
Soetanto Hadinoto, Op. cit. hal. 170.
433
Indra Surya Ivan Yustiavandana, Op. cit. hal. 46.
434
Ibid., hal. 45.
435
Ibid.
436
Adrian Sutedi, Op.cit. hal. 173.
437
Ibid.
Megawati : Pertanggungjawaban Bank Terhadap Nasabah Dalam Hal Bank Gagal Dihubungkan Dengan Undang- Undang No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan, 2009
USU Repository © 2008
perbankan yang dihadapi yang sifatnya permanen.
438
Dengan adanya lembaga penjaminan yang permanen akan membuat pencabutan izin usaha bank yang dikelola
secara sembrono tidak akan menimbulkan gejolak sosial dan politik.
439
Program penjaminan ini ditujukan untuk dua hal yaitu mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada perbankan nasional dan mengembalikan kepercayaan
perbankan internasional terhadap perbankan domestik.
440
Adapun misi dari LPS itu sendiri yaitu memelihara stabilitas dari sistem keuangan negara dengan cara
mengasuransikan para deposan bank dan mengurangi gangguan-gangguan terhadap perekonomian nasional yang disebabkan kegagalan-kegagalan yang dialami oleh
perbankan.
441
Hal ini disebabkan tujuan utama LPS adalah pemberian jaminan langsung kepada nasabah.
442
Pendirian LPS pada dasarnya dilakukan sebagai upaya memberikan perlindungan terhadap dua risiko, yaitu irrational run terhadap bank dan systemic
risk.
443
Keberadaan LPS juga untuk mencegah kepanikan nasabah dengan jalan meyakinkan nasabah tentang keamanan simpanan, sekalipun kondisi keuangan bank
memburuk.
444
Hal ini dibuktikan saat Bank Century dinyatakan sebagai Bank Gagal oleh BI dan langsung diambilalih oleh LPS, transaksi pasca beroperasinya kembali
Bank Century berlangsung normal, baik secara industri maupun pada bank
438
Rachamadi Usman, Op. cit. hal. 199.
439
Zulkarnain Sitompul, Problematika Perbankan , Op. cit. hal. 133.
440
Ibid., hal. 241.
441
Hermansyah, Op. cit. hal. 134.
442
Zulkarnain Sitompul, Lembaga Penjamin Simpanan, Op.cit. hal. 171.
443
Ibid.
444
Ibid., hal. 172.
Megawati : Pertanggungjawaban Bank Terhadap Nasabah Dalam Hal Bank Gagal Dihubungkan Dengan Undang- Undang No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan, 2009
USU Repository © 2008
bersangkutan.
445
Hal ini menunjukkan pengambilalihan Bank Century oleh LPS cukup dapat menenangkan nasabah dan masyarakat secara umum.
446
LPS dianggap merupakan salah satu sistem yang dapat mendukung terciptanya sistem perbankan yang stabil, sehat dan efisien.
447
Hal ini menyebabkan banyak negara memberikan perlindungan kepada nasabah dengan menerapkan suatu
sistem penjaminan nasabah yang ditentukan secara eksplisit, yaitu suatu sistem yang menyediakan pembayaran kepada nasabah penyimpan apabila bank mengalami
insolvensi atau dicabut izin usahanya.
448
Hal ini mengingat negara dengan tingkat tabungan dan investasi yang tinggi akan mempunyai pendapatan per kapita yang
tinggi secara stabil.
449
LPS ditetapkan dengan harapan dapat memelihara kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan dan dapat meminimumkan risiko yang membebani
anggaran negara atau risiko yang menimbulkan moral hazard.
450
Oleh karena itu, LPS disponsori oleh pemerintah agar memiliki kekuatan pengawasan yang lebih kuat
dengan alasan penjamin simpanan menempatkan pemerintah sebagai kreditur potensial terhadap seluruh bank yang ikut penjaminan dan untuk menghindarkan
moral hazard.
451
445
Kompas, 25 November 2008, hal. 1.
446
Ibid.
447
Soetanto Hadinoto, Op. cit. hal. 215.
448
Zulkarnain Sitompul, Lembaga Penjamin Simpanan, Op.cit. hal. 121.
449
Zulkarnain Sitompul, Perlindungan Dana Nasabah Bank, Op. cit. hal. 28.
450
Soetanto Hadinoto, Op. cit. hal. 201.
451
Zulkarnain Sitompul, Perlindungan Dana Nasabah Bank, Op. cit. hal. 338.
Megawati : Pertanggungjawaban Bank Terhadap Nasabah Dalam Hal Bank Gagal Dihubungkan Dengan Undang- Undang No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan, 2009
USU Repository © 2008
Agar kinerja LPS berjalan secara efektif, perlu memiliki kewenangan dalam hal penjaminan simpanan nasabah dan penanganan terhadap Bank Gagal. Penjaminan
dana masyarakat pada industri perbankan dimaksudkan agar kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan semakin meningkat.
452
Karena penjamin simpanan dapat mengatur keamanan dan kesehatan bank secara umum.
453
Oleh karena itu, tujuan pendirian LPS berpengaruh terhadap keputusan yang akan diambil mengenai ruang
lingkup penjaminan, antara lain institusi jenis apa saja yang dapat menjadi anggota, jenis instrumen yang akan dijamin, jenis simpanan yang akan dijamin, jumlah yang
akan dijamin, apakah seluruh jumlah yang dijamin akan dibayar penuh atau dilakukan pengurangan dan keputusan apa yang akan dilaksanakan pada saat krisis.
454
Setiap bank wajib menjadi anggota LPS dengan membayar premi.
455
Karena LPS membutuhkan pendanaan yang cukup sehingga lebih baik apabila pendanaan
tersebut berasal dari kontribusi para anggotanya.
456
Bank yang menjadi anggota LPS maupun lembaga itu sendiri bersama-sama bertanggung jawab mempublikasikan
simpanan yang dijamin dan tidak dijamin.
457
Simpanan yang dijamin LPS hanya sebesar Rp.2.000.000.000,- dan selebihnya dijamin oleh bank yang bersangkutan
dalam bentuk kepercayaan. Karena secara filosofis tujuan utama pendirian LPS
452
Zulkarnain Sitompul, Lembaga Penjamin Simpanan, Op.cit. hal. 194.
453
Ibid., hal. 172.
454
Ibid., hal. 242-243.
455
Lihat ketentuan Pasal 12 Undang-Undang No.24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan.
456
Zulkarnain Sitompul, Perlindungan Dana Nasabah Bank, Op. cit. hal. 339.
457
Ibid., hal. 306.
Megawati : Pertanggungjawaban Bank Terhadap Nasabah Dalam Hal Bank Gagal Dihubungkan Dengan Undang- Undang No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan, 2009
USU Repository © 2008
adalah untuk menjamin sebagian besar nasabah penyimpan,
458
dimana dengan jumlah penjaminan tersebut telah melindungi 95 nasabah.
459
Pembatasan jumlah simpanan yang dijamin perlu dilakukan untuk menghindari ketidakhati-hatian nasabah penyimpan besar, bila mereka dijamin maka
akan menyepelekan kesehatan bank tempat mereka menempatkan dana.
460
Hal ini dapat terlihat dari naiknya jumlah simpanan diatas jumlah yang dijamin LPS sebesar
1,75 per Januari 2009 sebagai tindakan dari nasabah penyimpan besar yang mengejar bunga deposito yang tinggi.
461
Namun, mereka tetap memperhatikan bank yang dianggap sehat dan tidak meragukan.
462
LPS juga memonitor sentimen pasar mengenai nilai simpanan yang dijamin apakah sudah cocok atau masih perlu penyesuaian.
463
Nilai simpanan yang dijamin dapat diubah apabila dipenuhi salah satu atau lebih kriteria sebagai berikut:
464
1. Terjadi penarikan dana perbankan dalam jumlah besar secara bersamaan 2. Terjadi inflasi yang cukup besar dalam beberapa tahun
3. Jumlah nasabah yang dijamin seluruh simpanannya menjadi kurang dari 90 dari jumlah nasabah penyimpan seluruh bank
458
Http:www.lps.go.idv2home.php?link=publikasipub_id=26 diakses tanggal 8-10-2008.
459
Kompas, 14 Oktober 2008, hal. 1.
460
Zulkarnain Sitompul, Lembaga Penjamin Simpanan, Op.cit. hal. 278.
461
Kontan, 28 maret 2009, hal. 1.
462
Ibid.
463
Soetanto Hadinoto, Op. cit. hal. 179.
464
Lihat Perpu No.3 tahun 2008 Atas Perubahan Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan.
Megawati : Pertanggungjawaban Bank Terhadap Nasabah Dalam Hal Bank Gagal Dihubungkan Dengan Undang- Undang No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan, 2009
USU Repository © 2008
4. Terjadi ancaman krisis yang berpotensi mengakibatkan merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan membahayakan stabilitas
sistem keuangan. Jenis simpanan yang dijamin oleh LPS, antara lain:
465
1. Semua jenis simpanan termasuk giro, deposito dan tabungan dalam mata uang dolar
2. Pokok dan bunga, bunga yang dijamin dihitung berdasarkan yang tercatat pada pembukuan pada tanggal dilakukannya penutupan bank
3. Simpanan dalam valuta asing Berdasarkan jenis simpanan diatas, LPS wajib membayar klaim penjaminan
kepada nasabah penyimpan dari bank yang dicabut izin usahanya.
466
Sedangkan simpanan yang tidak layak dibayar yaitu:
467
1. Data simpanan nasabah dimaksud tidak tercatat pada bank 2. Nasabah penyimpan merupakan pihak yang diuntungkan secara tidak wajar
3. Nasabah penyimpan merupakan pihak yang menyebabkan keadaan bank menjadi tidak sehat.
4. Simpanan nasabah yang mendapat bunga lebih besar dari ketentuan yang ditetapkan.
468
465
Zulkarnain Sitompul, Perlindungan Dana Nasabah Bank, Op. cit. hal. 304.
466
Undang-Undang No.24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan, Pasal 16 ayat 1
467
Ibid., Pasal 19
468
Kontan, 14 Maret 2009, hal. 1.
Megawati : Pertanggungjawaban Bank Terhadap Nasabah Dalam Hal Bank Gagal Dihubungkan Dengan Undang- Undang No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan, 2009
USU Repository © 2008
Selain itu, simpanan milik orang dalam seperti pemilik, pengurus dan keluarganya tidak ikut dijamin, dan simpanan antar bank sebaiknya juga tidak turut
dijamin.
469
Karena LPS dimaksudkan untuk melindungi sistem perbankan, bukan untuk melindungi bank yang dikelola secara tidak hati-hati.
470
Di samping menjamin simpanan nasabah, LPS juga memiliki kewenangan untuk melakukan penanganan terhadap Bank gagal. Bank Gagal terjadi sebagai akibat
bank run karena hilangnya kepercayaan masyarakat.
471
LPS melakukan penyelesaian dan penanganan Bank Gagal dengan cara sebagai berikut:
1. Penyelesaian Bank Gagal yang tidak berdampak sistemik dengan melakukan penyelamatan atau tidak melakukan penyelamatan
terhadap Bank Gagal 2. Penanganan Bank Gagal yang berdampak sistemik dengan melakukan
penyelamatan yang mengikutsertakan pemegang saham lama atau tanpa mengikutsertakan pemegang saham lama
3. Melikuidasi Bank Gagal
Ad.1. Penyelesaian Bank Gagal Yang Tidak Berdampak Sistemik Dengan Melakukan Penyelamatan atau Tidak Melakukan Penyelamatan
Terhadap Bank Gagal
Berdasarkan ketentuan Pasal 24 Undang-Undang No.24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan, terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi
untuk menyelamatkan Bank Gagal yang tidak berdampak sistemik, antara lain:
469
Zulkarnain Sitompul, Lembaga Penjamin Simpanan, Op.cit. hal. 242
470
Zulkarnain Sitompul, Perlindungan Dana Nasabah Bank, Op. cit. hal. 330.
471
Ibid., hal. 46.
Megawati : Pertanggungjawaban Bank Terhadap Nasabah Dalam Hal Bank Gagal Dihubungkan Dengan Undang- Undang No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan, 2009
USU Repository © 2008
a. Perkiraan biaya penyelamatan secara signifikan lebih rendah dari perkiraan biaya tidak melakukan penyelamatan bank dimaksud
b. Setelah diselamatkan, bank masih menunjukkan prospek usaha yang baik c. Ada pernyataan dari RUPS bank yang sekurang-kurangnya memuat kesediaan
untuk: 1 Menyerahkan hak dan wewenang RUPS kepada LPS
2 Menyerahkan kepengurusan bank kepada LPS 3 Tidak menuntut LPS atau pihak yang di tunjuk LPS apabila proses
penyelamatan tidak berhasil, sepanjang LPS atau pihak yang ditunjuk LPS melakukan tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
d. Bank menyerahkan kepada LPS dokumen mengenai: 1 Penggunaan fasilitas pendanaan dari BI
2 Data keuangan nasabah debitur 3 Struktur permodalan dan susunan pemegang saham 3 tahun terakhir
4 Informasi lainnya yang terkait dengan aset, kewajiban termasuk
permodalan bank yang dibutuhkan oleh LPS Persyaratan tersebut harus dipenuhi, karena dalam rangka mempertimbangkan
dilakukannya upaya penyelamatan Bank Gagal tersebut didasarkan pada prinsip least cost principle yaitu bahwa perkiraan biaya penyelamatan secara signifikan lebih
rendah daripada biaya tidak melakukan penyelamatan bank dimaksud, selain itu diperkirakan bahwa setelah diselamatkan bank masih menunjukkan prospek usaha
yang baik.
472
Apabila persyaratan tersebut tidak dipenuhi, maka LPS memutuskan untuk tidak melanjutkan penyelamatan dan meminta BI untuk mencabut izin usaha bank
yang bersangkutan.
473
Dalam waktu selambat-lambatnya 5 hari kerja sejak izin usaha bank tersebut dicabut, maka LPS melaksanakan pembayaran klaim penjaminan
472
Adrian Sutedi, Op.cit. hal. 140.
473
Ibid.
Megawati : Pertanggungjawaban Bank Terhadap Nasabah Dalam Hal Bank Gagal Dihubungkan Dengan Undang- Undang No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan, 2009
USU Repository © 2008
kepada nasabah penyimpan.
474
Karena salah satu unsur penting dalam memberikan jaminan adalah kecepatan menyelesaikan klaim nasabah atas simpanannya.
475
Hal ini sejalan dengan tujuan pendirian LPS yaitu menurunkan kemungkinan terjadinya rush, melindungi nasabah penyimpan kecil yang secara sosial dan politik
tidak dapat menanggung beban kerugian akibat kegagalan bank dan menyediakan jalan agar biaya sosial dan politik akibat kegagalan bank dapat diminimalkan.
476
Apabila persyaratan tersebut telah dipenuhi, maka RUPS menyerahkan segala hak dan wewenangnya kepada LPS dan LPS dapat melakukan tindakan sebagai
berikut:
477
a. Menguasai, mengelola dan melakukan tindakan kepemilikan atas aset milik atau yang menjadi hak-hak bank dan atau kewajiban bank
b. Melakukan penyertaan modal sementara c. Menjual atau mengalihkan aset bank tanpa persetujuan nasabah debitur
danatau kewajiban bank tanpa persetujuan nasabah debitur. d. Mengalihkan manajemen bank kepada pihak lain
e. Melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain f. Melakukan pengalihan kepemilikan bank
g. Meninjau ulang, membatalkan, mengakhiri dan merubah kontrak bank yang mengikat bank dengan pihak ketiga yang menurut LPS merugikan bank
474
Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan, Pasal 31
475
Zulkarnain Sitompul, Problematika Perbankan , Op. cit. hal. 311
476
Ibid., 312.
477
Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan, Pasal 26
Megawati : Pertanggungjawaban Bank Terhadap Nasabah Dalam Hal Bank Gagal Dihubungkan Dengan Undang- Undang No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan, 2009
USU Repository © 2008
Dalam melakukan tindakan tersebut, LPS sebagai kurator Bank Gagal.
478
Seluruh biaya penyelamatan bank dikeluarkan oleh LPS dan menjadi penyertaan modal sementara LPS pada bank. Apabila ekuitas
479
bank bernilai positif pada saat penyerahan kepada LPS, LPS dan pemegang saham lama membuat perjanjian yang
mengatur penggunaan hasil penjualan saham bank setelah penyelamatan. Tetapi apabila ekuitas bank nol atau negatif, pemegang saham lama tidak memiliki hak atas
hasil penjualan saham bank setelah penyelamatan.
480
Dalam perjanjian tersebut diatur mengenai penggunaan hasil penjualan saham bank yang telah diselamatkan dengan urutan sebagai berikut:
481
1. Pengembalian seluruh biaya penyelamatan yang telah dikeluarkan oleh LPS 2. Pengembalian kepada pemegang saham lama sebesar ekuitas pada saat
penyerahan bank 3. Apabila setelah penggunaan hasil penjualan saham bank masih ada sisa, maka
dibagi secara proporsional kepada LPS dan pemegang saham lama sesuai dengan perjanjian yang telah diatur.
Dalam melakukan penyelamatan Bank Gagal yang tidak berdampak sistemik tersebut, LPS wajib menjual seluruh saham bank yang diselamatkan paling lama 2
478
Zulkarnain Sitompul, Perlindungan Dana Nasabah Bank, Op. cit. hal. 288.
479
Ekuitas adalah nilai aset setelah dikurangi kewajiban
480
Undang-Undang No.24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan, Pasal 28
481
Ibid., Pasal 29
Megawati : Pertanggungjawaban Bank Terhadap Nasabah Dalam Hal Bank Gagal Dihubungkan Dengan Undang- Undang No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan, 2009
USU Repository © 2008
tahun sejak penyerahan. Penjualan saham dilakukan secara terbuka dan transparan
482
dengan tidak mengikutsertakan pemegang saham lama.
483
Ad.2. Penanganan Bank Gagal Yang Berdampak Sistemik Dengan Melakukan Penyelamatan Yang Mengikutsertakan Pemegang Saham Lama Atau
Tanpa Mengikutsertakan Pemegang Saham Lama
Penanganan Bank Gagal yang berdampak sistemik dapat dilakukan LPS dengan mengikutsertakan atau tanpa mengikutsertakan pemegang saham. Pemegang saham
dapat diikutsertakan apabila telah menyetor modal sekurang-kurangnya 20 dari perkiraan biaya penanganan.
484
Dan untuk ketentuan penanganan selanjutnya mengikuti ketentuan yang berlaku pada penyelesaian Bank Gagal yang tidak
berdampak sistemik. Bank Century merupakan contoh Bank Gagal yang berdampak sistemik, dimana
LPS melakukan penanganan dengan tidak mengikutsertakan pemegang saham. Hal ini menyebabkan LPS menjadi pemilik mayoritas yang memiliki hak untuk
mengganti manajemen.
485
Di samping itu, LPS juga diharuskan untuk menyertakan modal baru agar CAR Bank Century bisa kembali sama atau di atas 8 sehingga LPS
harus menyediakan likuiditas.
486
Hal ini merupakan langkah antisipasi pemerintah agar kasus Bank Century tersebut tidak menjalar ke perbankan lainnya.
482
Ibid., Pasal 30
483
Http:www.lps.go.idv2home.php?link=publikasipub_id=35 diakses tanggal 8-10-2008.
484
Undang-Undang No.24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan, Pasal 33
485
Kompas, 22 November 2008, hal. 21.
486
Ibid.
Megawati : Pertanggungjawaban Bank Terhadap Nasabah Dalam Hal Bank Gagal Dihubungkan Dengan Undang- Undang No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan, 2009
USU Repository © 2008
Ad.3. Melikuidasi Bank Gagal
Likuidasi suatu bank dapat mengguncangkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan dan menimbulkan keresahan sosial.
487
Sutan Remi Sjahdeini menyatakan likuidasi merupakan tindakan pemberesan terhadap harta
kekayaan atau aset dan kewajiban-kewajiban suatu perusahaan sebagai tindak lanjut dari bubarnya perusahaan.
488
Sedangkan Rachmadi Usman mengemukakan bahwa likuidasi tidak terbatas pada pencabutan izin usaha bank, tetapi lebih luas lagi
termasuk tindakan pembubaran badan hukum bank dan penyelesaian atau pemberesan seluruh hak dan kewajiban bank sebagai akibat dibubarkannya badan hukum bank
tersebut.
489
Likuidasi bank dilakukan dengan cara:
490
1. Pencairan harta dan atau penagihan piutang kepada para debitur diikuti dengan pembayaran kewajiban bank kepada para kreditur dari hasil pencairan
atau penagihan tersebut 2. Pengalihan seluruh harta dan kewajiban bank kepada pihak lain berdasarkan
persetujuan LPS Dalam rangka melakukan likuidasi Bank Gagal yang dicabut izin usahanya,
LPS melakukan tindakan sebagai berikut:
491
487
Adrian Sutedi, Op.cit. hal. 132.
488
Ibid., sebagaimana dikuti dari Sutan Remi Sjahdeini, Likuidasi Bank: Akibatnya dan Perlindungan Hukum Bagi Para Nasabah Penyimpan Dana, tanpa tahun, hal. 1.
489
Rachmadi Usman, Op.cit. hal. 167.
490
Muhamad Djumhana, Op. cit. hal. 212.
491
Undang-Undang No.24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan, Pasal 43
Megawati : Pertanggungjawaban Bank Terhadap Nasabah Dalam Hal Bank Gagal Dihubungkan Dengan Undang- Undang No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan, 2009
USU Repository © 2008
1. Melakukan semua kewenangan dalam hal penyelesaian dan penanganan bank gagal
2. Memberikan talangan untuk pembayaran gaji pegawai yang terutang dan talangan pesangon pegawai sebesar jumlah minimum pesangon
3. Melakukan tindakan yang diperlukan dalam rangka pengamanan aset bank sebelum proses likuidasi di mulai
4. Memutuskan pembubaran badan hukum bank, membentuk tim likuidasi dan menyatakan status bank sebagai bank dalam likuidasi
Dalam hal bank yang dicabut izin usahanya atas permintaan pemegang saham, LPS tidak membayar klaim penjaminan nasabah penyimpan.
492
Hal ini disebabkan LPS bertanggung jawab terhadap dana penjaminan sehingga berwenang untuk
mengeluarkan dan menjalankan peraturan yang berkaitan dengan keamanan dan kesehatan bank.
493
LPS dapat berperan untuk menunjuk tim likuidasi atau LPS bertindak sebagai likuidator, hal ini disebabkan LPS menggantikan kedudukan nasabah penyimpan
dana.
494
LPS diharapkan dapat menjalankan proses pemberesan aset dan penyelesaian kewajiban dari bank yang dicabut izin usahanya secara efektif dan efisien sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, serta dapat mengoptimalkan tingkat pengembalian dana penjaminan yang telah dikeluarkan oleh LPS tanpa intervensi dari pemegang
492
Zulkarnain Sitompul, Lembaga Penjamin Simpanan, Op.cit. hal. 220.
493
Ibid., hal. 271.
494
Adrian Sutedi, Op.cit. hal. 175.
Megawati : Pertanggungjawaban Bank Terhadap Nasabah Dalam Hal Bank Gagal Dihubungkan Dengan Undang- Undang No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan, 2009
USU Repository © 2008
saham.
495
Sedangkan tagihan yang timbul setelah proses likuidasi diajukan terhadap sisa hasil likuidasi yang menjadi hak pemegang saham.
496
Berdasarkan kewenangan yang telah diuraikan di atas, LPS dirasakan sudah memberikan perlindungan hukum terhadap nasabah apabila suatu bank dinyatakan
sebagai Bank Gagal. Hal ini terbukti saat krisis Tahun 2008 lalu, pemerintah menerbitkan dua Perpu yang salah satunya mengenai LPS sebagai langkah
mengantisipasi dampak krisis keuangan dan menjaga stabilitas sistem keuangan.
497
Langkah antisipasi tersebut menyebabkan BI harus menyiapkan perangkat dukungan likuiditas untuk membantu likuiditas perbankan.
498
Amerika Serikat juga melakukan hal yang sama dengan menyiapkan peraturan paket dana talangan berupa fasilitas pinjaman antar bank.
499
Hal tersebut merupakan program penyelamatan sektor keuangan terbesar AS sejak depresi besar ekonomi AS
tahun 1930 lalu.
500
Ketua Jasa keuangan DPR AS, Barney Frank menyatakan bahwa perlunya dibuat peraturan dalam mengatasi krisis global tersebut dikarenakan
lembaga keuangan telah terbawa arus bisnis risiko tanpa pembatasan
501
yang menyebabkan krisis global memaksa perbankan meminimalkan risiko penyaluran
495
Rizal Ramadhani,”Likuidasi Terhadap Bank Yang Berbentuk Hukum: Suatu Upaya Perlindungan Hukum Terhadap Kepentingan Lembaga Penjamin Simpanan Dalam Pelaksanaan
Program Penjaminan Simpanan”, dalam http:hukum-perbankan,blogspot.com200811likuidasi- terhadap-bank-yang -berbentuk-hukum, diakses tanggal 17-11-2008.
496
Undang-Undang No.24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan, Pasal 57
497
Media Indonesia, 13 Oktober 2008, hal. 1.
498
Media Indonesia, 10 Oktober 2008, hal. 1.
499
Kompas, 5 November 2008, hal. 1. Fasilitas pinjaman antar bank merupakan salah satu instrument yang memperlancar aliran keuangan perbankan dan juga berguna melancarkan transaksi
dan perdagangan dunia.
500
Ibid., hal. 2.
501
Ibid., hal. 3.
Megawati : Pertanggungjawaban Bank Terhadap Nasabah Dalam Hal Bank Gagal Dihubungkan Dengan Undang- Undang No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan, 2009
USU Repository © 2008
kredit.
502
Sedangkan sektor riil membutuhkan dukungan perbankan untuk tetap bergerak di tengah ancaman krisis.
503
Hal ini menyebabkan pemerintah perlu memberi tanda yang jelas pada pasar dan perbankan tentang sektor-sektor industri
yang mendapat dukungan nyata dari pemerintah walaupun dalam jangka waktu tertentu.
504
Dengan dikeluarkannya Perpu tentang LPS, telah membuat masyarakat percaya akan keamanan simpanannya sehingga tidak melakukan rush. Hal ini terbukti
dengan semakin membaiknya perekonomian Indonesia, yang ditandai dengan tindakan penurunan suku bunga acuan BI rate sebesar 0,25 pada awal April 2009
yang diikuti dengan penurunan bunga penjaminan oleh LPS sebesar 0,5.
505
Menurut Kepala Eksekutif LPS, Firdaus Djaelani, penurunan suku bunga tersebut disebabkan laju inflasi sudah mulai terkendali sebagai bukti likuiditas perbankan
membaik sehingga bank bisa menekan biaya pendanaan.
506
LPS juga merupakan salah satu mekanisme untuk mempermudah bank bermasalah dikeluarkan dari industri perbankan.
507
Dengan adanya LPS, pengumuman informasi negatif mengenai bank tertentu tidak berpengaruh terhadap
502
Kompas, 30 Oktober 2008, hal. 1.
503
Ibid.
504
Ibid.
505
Kontan, 9 April 2009, hal. 1.
506
Ibid.
507
Zulkarnain Sitompul, Lembaga Penjamin Simpanan, Op.cit. hal. 13. sebagaimana dikutip dari Indrek Saapar dan Farouk Soussa,”Financial Consolidation and Conglomeration: Implications for
Financial Safety Net”, dalam Liisa Halme, et. al. ed Selected Issues for Financial Safety Nets and Marked Discipline, London:Centre for Central Banking Studies Bank of England, 2000, hal. 87.
Megawati : Pertanggungjawaban Bank Terhadap Nasabah Dalam Hal Bank Gagal Dihubungkan Dengan Undang- Undang No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan, 2009
USU Repository © 2008
bank lain sehingga tidak menyebabkan terjadinya kekacauan umum.
508
Karena LPS menyadari bahwa kestabilan kondisi perekonomian sangat penting, sehingga LPS
menginginkan masyarakat tetap menaruh dananya di perbankan dalam negeri.
509
Kendala-kendala sosial yang menyebabkan pengawas enggan menjatuhkan sanksi pencabutan izin usaha juga dapat diminimalkan dengan kehadiran LPS.
510
Oleh karena itu, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mendirikan LPS, antara lain:
511
1. Pendirian LPS tidak hanya dimaksudkan untuk melindungi nasabah penyimpan, nasabah debitur dan pembayar pajak dari kerugian yang
disebabkan oleh kesalahan bank, tetapi juga dimaksudkan untuk meningkatkan kesehatan bank secara individual dalam menghadapi risiko
yang berkaitan dengan penyaluran dana bagi kegiatan ekonomi produktif 2. LPS merupakan kebijakan multidimensional yang dimaksudkan untuk
menyeimbangkan biaya dan manfaat dari perlindungan nasabah, pengambilan risiko yang berlebihan oleh bank, kerusakan yang disebabkan oleh rush,
pendeteksian dan penyelesaian bank bermasalah dan pengalokasian kerugian ke masyarakat.
3. Pemerintah bertanggung jawab atas kerugian LPS
508
Ibid., hal. 173.
509
Soetanto Hadinoto, Op. cit. hal. 207.
510
Zulkarnain Sitompul, Perlindungan Dana Nasabah Bank, Op. cit. hal. 277.
511
Zulkarnain Sitompul, Lembaga Penjamin Simpanan, Op.cit. hal. 267-268.
Megawati : Pertanggungjawaban Bank Terhadap Nasabah Dalam Hal Bank Gagal Dihubungkan Dengan Undang- Undang No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan, 2009
USU Repository © 2008
4. LPS yang didisain secara sempurna dapat saja menjadi rapuh dan ketinggalan jaman
5. LPS hanya akan efektif dalam menciptakan stabilitas perbankan apabila dilengkapi dengan peraturan kehati-hatian, pengawasan, lender of last resort
untuk meminimalisir dampak negatif LPS seperti moral hazard, adverse selection
512
dan agency problem
513
. Penjamin simpanan yang didisain secara baik memang dapat melindungi
nasabah penyimpan kecil, mencegah rush dan menyediakan kerangka penyelesaian bank bermasalah secara efisien sehingga dapat membentuk kestabilan sistem
perbankan.
514
Karena pemberian perlindungan hukum kepada nasabah pada prinsipnya sejalan dengan salah satu tujuan paling dasar hukum perbankan yaitu
menciptakan perbankan yang aman dan sehat serta melindungi nasabah.
515
Oleh karena itu, perlu dibina suatu hubungan kerjasama yang baik antara LPS dengan lembaga keuangan lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatakan
kepercayaan masyarakat terhadap perbankan, sehingga stabilitas dapat meningkat. Dengan meningkatnya perekonomian negara, maka kesejahteraan masyarakat pun
dapat tercapai.
512
Adverse selection terjadi apabila premi asuransi bersifat tetap dan keanggotaannya bersifat sukarela. Dengan pengaturan demikian maka antara bank sehat dan bank kurang sehat akan terdapat
benturan kepentingan berupa pemberian subsidi oleh bank yang sehat kepada bank yang lemah. Kondisi tersebut akan membuat bank sehat memilih tidak menjadi anggota LPS.
513
Agency problem berkaitan dengan keinginan meminimalkan biaya skim asuransi, kepentingan pribadi pengurus asuransi seperti karier professional atau kepentingan kelompok lain
seperti politisi atau perbankan disebut sebagai masalah keagenan.
514
Zulkarnain Sitompul, Lembaga Penjamin Simpanan, Op.cit. hal. 262.
515
Zulkarnain Sitompul, Perlindungan Dana Nasabah Bank, Op. cit. hal. 323.
Megawati : Pertanggungjawaban Bank Terhadap Nasabah Dalam Hal Bank Gagal Dihubungkan Dengan Undang- Undang No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan, 2009
USU Repository © 2008
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN