Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian bab-bab di muka, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Bank dinyatakan sebagai Bank Gagal oleh BI apabila bank tersebut tidak dapat memenuhi ketentuan Pasal 37 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang ditandai dengan menurunnya permodalan, kualitas aset, likuiditas dan rentabilitas sehingga bank tersebut tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajibannya kepada bank lain yang pada gilirannya akan menimbulkan dampak berantai pada bank-bank lain. Di samping itu, apabila bank tidak dapat memenuhi ketentuan Peraturan Bank Indonesia No.692004 tentang Tindak Lanjut Pengawasan dan Penetapan Status Bank mengenai rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum kurang dari 8 dan Giro Wajib Minimum yang ditetapkan oleh BI, maka bank tersebut juga akan dinyatakan sebagai Bank Gagal. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi simpanan nasabah, sehingga semua bank yang beroperasi di Indonesia dituntut untuk dapat menjaga tingkat kesehatan bank tersebut. 2. Dalam hal Bank Gagal, bank wajib membayar semua tagihan yang diajukan oleh nasabah terhadap bank tersebut. Berdasarkan Pasal 21 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, bank merupakan badan hukum sehingga pengurus wajib menjalankan prinsip fiduciary duty dengan mengacu Megawati : Pertanggungjawaban Bank Terhadap Nasabah Dalam Hal Bank Gagal Dihubungkan Dengan Undang- Undang No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan, 2009 USU Repository © 2008 pada Undang-Undang No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Namun, hal tersebut belum menjamin pertanggungjawaban bank dalam mengembalikan simpanan nasabah dalam hal Bank Gagal, sehingga untuk mempermudah pelaksanaan tanggung jawab tersebut, maka bank wajib menjadi anggota LPS yang diatur dalam ketentuan Pasal 8 dan wajib melaksanakan segala ketentuan yang diatur dalam Pasal 9 Undang-Undang No.24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan. Dengan demikian tanggungjawab bank terhadap nasabah akan beralih kepada LPS sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. LPS memberikan perlindungan hukum terhadap nasabah dalam hal Bank Gagal. Karena nilai simpanan yang dijamin LPS dapat diubah dan disesuaikan apabila dipenuhi salah satu atau lebih kriteria yang diatur di dalam Perpu No.3 Tahun 2008 Atas Perubahan Undang-Undang No.24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan. Hal ini akan memberikan kepastian kepada nasabah terhadap keamanan simpanannya sehingga nasabah akan tetap percaya untuk menempatkan simpanannya di bank dan tidak terdorong untuk melakukan rush yang diyakini dapat menyebabkan krisis ekonomi. Di samping itu, pemerintah juga tidak perlu mengeluarkan biaya yang cukup besar dalam mengatasi permasalahan Bank Gagal karena dana yang akan digunakan untuk mengatasi Bank Gagal tersebut berasal dari premi yang dibayarkan oleh semua bank yang menjadi anggota LPS. Megawati : Pertanggungjawaban Bank Terhadap Nasabah Dalam Hal Bank Gagal Dihubungkan Dengan Undang- Undang No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan, 2009 USU Repository © 2008

B. Saran

Dokumen yang terkait

Sistem Koordinasi Antara Otoritas Jasa Keuangan Dengan Lembaga Penjamin Simpanan Dalam Penanganan Bank Gagal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

5 79 130

Tinjauan Yuridis Terhadap Peranan Lembaga Penjamin Simpanan Dalam Perlindungannya Terhadap Nasabah Bank.

7 112 101

Pertanggung Jawaban Lembaga Penjamin Simpanan Dalam Hubungannya Terhadap Nasabah Dan Bank.

5 74 107

Penerapan Kelembagaan Kompensasi Dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan.

4 76 91

Analisis yuridis perlindungan nasabah penyimpan dana dalam likuidasi bank ditinjau dari undang undang nomor 24 tahun 2004 tentang lembaga penjamin simpanan

0 8 150

Pembentukan Lembaga Penjamin Simpanan Sebagai Perlindungan Nasabah Bank Dihubungkan Dengan Undang-undang No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

0 0 3

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH ATAS PEMBERIAN CASH BACK OLEH BANK UMUM YANG TELAH DILIKUIDASI DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG - UNDANG PERBANKAN DAN UNDANG - UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMB.

0 0 1

Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Deposan Dengan Rewards dihubungkan dengan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan.

0 0 2

TINJAUAN YURIDIS PERANAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DALAM UPAYA PENYELAMATAN BANK GAGAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN.

0 0 14

Sistem Koordinasi Antara Otoritas Jasa Keuangan Dengan Lembaga Penjamin Simpanan Dalam Penanganan Bank Gagal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 12