Merger Pertanggungjawaban Bank Terhadap Nasabah Dalam Hal Bank Gagal Dihubungkan Dengan Undang-Undang No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan

inisiatif badan khusus yang bersifat sementara dalam rangka penyehatan perbankan. 241

1. Merger

Berdasarkan Pasal 1 angka 25 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan merger yaitu penggabungan dari dua atau lebih dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu bank dan membubarkan bank-bank lainnya dengan atau tanpa melikuidasi. Merger diyakini akan dapat mempercepat proses pertumbuhan perbankan nasional menjadi perbankan yang sehat dengan persyaratan modal yang memadai. 242 Merger juga merupakan suatu cara pengembangan dan pertumbuhan ekonomi. 243 Dengan merger, perusahaan-perusahaan menggabungkan dan membagi sumber daya yang mereka miliki untuk mencapai tujuan bersama, 244 yaitu untuk meningkatkan sinergi perusahaan. 245 Di samping itu, merger pada industri perbankan dilakukan untuk mencapai dua hal, yaitu sebagai upaya penyelamatan bank bermasalah dan untuk menciptakan bank sehat dan kuat sehingga mampu bersaing secara nasional maupun global. 246 Merger antarbank papan atas akan menghasilkan beberapa megabank yang akan lebih leluasa mengakses ke lingkup internasional, sehingga merger akan 241 Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 1999 tentang Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank, Pasal 3. 242 Ugie Nugroho,”Konsolidasi, Pola Merger, Akuisisi dan Pola Kemitraan”, hal. 3. dalam http:www2.kompas.comkompas-cetak050607finansial1775875.htm . diaskes tanggal 10-8-2008. 243 Adrian Sutedi, Op.cit. hal. 85. 244 Ibid. 245 Munir Fuady, Hukum Tentang Merger, Bandung: PT.Citra Aditya Bakti, 1999, hal.51. 246 Zulkarnain Sitompul, Problematika Perbankan, Op. cit. hal. 141. Megawati : Pertanggungjawaban Bank Terhadap Nasabah Dalam Hal Bank Gagal Dihubungkan Dengan Undang- Undang No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan, 2009 USU Repository © 2008 menguntungkan bagi perekonomian nasional secara umum dan dunia perbankan pada khususnya. 247 Oleh karena itu, harus diatur agar merger bank lebih banyak memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia. 248 Merger juga memberikan beberapa manfaat bagi bank, yaitu untuk memperluas pangsa pasar, penghematan distribusi, diversifikasi, keuntungan manufaktur, riset dan development, pertimbangan finansial, pemanfaatan excess capital, pertimbangan sumber daya manusia, kecanggihan dan otomatisasi serta menghemat pajak. 249 Di samping itu, merger bank juga akan menimbulkan akibat hukum, antara lain: 250 1. Bank yang digabungkan akan berakhir eksistensinya karena telah dilikuidasi 2. Semua pemegang saham perusahaan bank yang digabungkan beralih menjadi pemegang saham penerima penggabungan, kecuali jika mereka menerima kompensasi dalam bentuk uang tunai 3. Segala hal yang berkaitan dengan usaha bank seperti harta, perizinan, kegiatan usaha, hak dan kewajiban serta operasi perusahaan yang digabungkan beralih kepada perusahaan penerima penggabungan. Merger merupakan pilihan yang didorong agar dilakukan oleh industri perbankan, meski tidak begitu diinginkan pemilik bank-bank kecil karena enggan 247 Adrian Sutedi, Op.cit. hal. 96. 248 Ibid., hal. 97. 249 Munir Fuady,Hukum Tentang Merger, Op. cit. hal. 55. 250 Adrian Sutedi, Op.cit. hal. 101. Megawati : Pertanggungjawaban Bank Terhadap Nasabah Dalam Hal Bank Gagal Dihubungkan Dengan Undang- Undang No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan, 2009 USU Repository © 2008 melepaskan kepemilikannya tanpa mendapatkan insentif khusus. 251 Namun, Bank yang sedang mengalami kesulitan keuangan tentunya merugikan masyarakat, 252 sehingga merger merupakan solusi terbaik sebagai alat untuk meningkatkan struktur dan efisiensi industri perbankan. 253

2. Konsolidasi

Dokumen yang terkait

Sistem Koordinasi Antara Otoritas Jasa Keuangan Dengan Lembaga Penjamin Simpanan Dalam Penanganan Bank Gagal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

5 79 130

Tinjauan Yuridis Terhadap Peranan Lembaga Penjamin Simpanan Dalam Perlindungannya Terhadap Nasabah Bank.

7 112 101

Pertanggung Jawaban Lembaga Penjamin Simpanan Dalam Hubungannya Terhadap Nasabah Dan Bank.

5 74 107

Penerapan Kelembagaan Kompensasi Dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan.

4 76 91

Analisis yuridis perlindungan nasabah penyimpan dana dalam likuidasi bank ditinjau dari undang undang nomor 24 tahun 2004 tentang lembaga penjamin simpanan

0 8 150

Pembentukan Lembaga Penjamin Simpanan Sebagai Perlindungan Nasabah Bank Dihubungkan Dengan Undang-undang No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

0 0 3

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH ATAS PEMBERIAN CASH BACK OLEH BANK UMUM YANG TELAH DILIKUIDASI DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG - UNDANG PERBANKAN DAN UNDANG - UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMB.

0 0 1

Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Deposan Dengan Rewards dihubungkan dengan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan.

0 0 2

TINJAUAN YURIDIS PERANAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DALAM UPAYA PENYELAMATAN BANK GAGAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN.

0 0 14

Sistem Koordinasi Antara Otoritas Jasa Keuangan Dengan Lembaga Penjamin Simpanan Dalam Penanganan Bank Gagal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 12