ilmiah yang berisikan pertukaran pendapat, pemunculan ide-ide serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu
untuk mencari kebenaran. Banyak masalah yang terjadi di lingkungan siswa yang memerlukan
pembahasan lebih dari satu orang, yakni terutama masalah-masalah yang memerlukan kerjasama dan musyawarah. Berpendapat merupakan hak bagi semua
siswa dalam mengapresiasikan ide dan argumentasi yang dimilikinya. Ini menjadi penting ketika pelaksanaan diskusi dilaksanakan, karena dengan mengutarakan
ide dan argumentasi melalui kegiatan diskusi dapat dicapai dan diketahui oleh semua orang khususnya yang mengikuti diskusi itu sendiri.
demikian musyawarah atau diskusi merupakan salah satu jalan untuk memecahkan suatu masalah untuk mufakat dan yang memberi kemungkinan
mendapatkan penyelesaian yang terbaik setelah kegiatan dilaksanakan dan diaplikasikan oleh pihak-pihak yang terkait didalamnya.
b. Macam-macam Diskusi
1 Diskusi Kelompok Besar Whole Group Discussion
Diskusi ini melibatkan selurauh anggota kelas yang hadir. Peran utama seorang guru adalah sebagai pimpinan diskusi, namun bisa saja guru menunjuk
seorang murid yang dipandang cakap untuk mengembang tugas sebagai pimpinan diskusi tersebut.
2 Diskusi Kelompok Kecil Buzz Group Discussion
Jenis diskusi ini berkaitan erat dengan diskusi kelompok besar.Walaupun dalam pelaksanaannya diskusi ini hanya melibatkan 4-5 orang saja dalam setiap
kelompoknya, namun setiap kelompok harus mempresentasikan hasil diskusinya tersebut didepan kelas atau didalam diskusi kelompok besar.
3 Diskusi Panel
Diskusi ini melibatkan sekelompok kecil peserta yang melakukan pembicaraan secara informal tentang suatu topik tertentu yang sebelumnya telah diselidiki
dengan teliti oleh para peserta diskusi.
11
Selain itu diskusi panel dapat disaksikan oleh setiap orang, karena pelaksanaannya dilakukan dihadapan umum.Diskusi panel merupakan diskusi
yang dilakukan oleh sekelompok orang yang membahas suatu topik yang menjadi
10
Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional 2008, h. 358.
11
Sahara, dkk, op.cit, h. 22.
perhatian umum di hadapan hadirin, pendengar siaran radio, atau penonton siaran televisi.
12
Diskusi panel pada prinsipnya melibatkan beberapa panelis yang mempunyai keahlian dalam bidang masing-masing dan bersepakat mengutarakan
pendapat dan pandangannya mengenai suatu masalah untuk kepentingan pendengar.
13
Para peserta diskusi dalam diskusi panel dinamakan sebagai panelis dan yang memimpin diskusi ini dinamakan sebagai moderator. Pada pelaksanaannya
setiap panelis bebas mengungkapkan ide-idenya walaupun dengan cara memotong pembicaraan panelis lainnya karena interaksinya bersifat spontan.
4 Diskusi Kelompok
Pelaksanaan diskusi kelompok diawali dengan membagi siswa kedalam kelompok yang terdiri dari 3-6 orang. Dimana setiap kelompok yang telah
dibentuk membahas suatu permasalah yang telah ditentukan oleh guru. Kemudian tiap-tiap kelompok mempresentasikan kesimpulan hasil diskusinya dalam sidang
pleno untuk didiskusikan secara klasikal.
5 Brain Storming Group
Merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok dengan mengungkapkan ide-ide baru yang disumbangkan oleh setiap anggota
kelompok.
6 Symposium
Simposium hampir sama dengan panel, hanya lebih bersifat formal. Pemrasaran harus menyampaikan makalah mengenai suatu masalah yang disorot
dari sudut keadlian masing-masing. Peranan moderator tidak seaktif dalam diskusi panel,
tetapi sebaliknya
para pendengarpesertalah
yang lebih
aktif berpartisipasi.
14
7 Informal Debate
Teknik pelaksanaannya yaitu, anggota kelas dibagi menjadi dua kelompok yang jumlah anggotanya sama. Satu orang dijadikan sebagai pimpinan dalam
kegiatan tersebut. Topik yang dijadikan bahasan dalam kegitan tersebut tidak bersifat faktual.
8 Colloqium
Kegiatan diskusi ini bersumber pada satu orang sebagai sumber. Audiensi yang hadir berhak mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada orang sumber.
Dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran,
siswamahasiswa dapat
menginterview dan mengundang pertanyaan laintambahan dari siswamahasiswa yang lain.
12
Kamus Bahasa Indonesia, op.cit, h. 358.
13
G. Asjad, op.cit, h. 37.
14
Ibid, h. 38.
9 Fish Bowl
Sebagaimana tujuan dari diskusi yaitu untuk mengambil sebuah keputusan dari permasalahan yang dijadikan sebagai topik. Dalam diskusi ini ketua dijadikan
sebagai pimpinan. Yang khas dalam denah lokasi diskusi ini adalah berbentuk setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta diskusi,
dan pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi, seolah-seolah melihat ikan yang berada dalam mangkuk.
2.
Motivasi Belajar a.
Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan dorongan yang muncul baik dari dalam diri siswa maupun dari luar untuk melakukan sesuatu. Dorongan tersebut dapat dapat
memberikan efek yang baik jika didukung oleh lingkungan yang baik. Begitu juga sebaliknya, dalam proses pembelajaran dan penilaian, motivasi siswa akan
mempengaruhi belajar siswa jika terdapat lingkungan yang mendukung untuk itu.
15
Untuk memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang motivasi, maka penulis akan mengutip beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu
sebagai berikut: E. Mulyasa mengatakan bahwa: Motivasi adalah tenaga pendorong atau
penarik yang menyebabkan adanya perilaku seseorang kea rah suatu jalan tertentu.
16
Motivasi berkaitan dengan apa yang diingikan manusia tujuan, mengapa ia menginginkan hal tersebut motif, dan bagaimana ia mencapai tujuan
tersebut proses. Selain itu, definisi motivasi adalah sesuatu yang mendorong individu
untuk berperilaku yang langsung menyebabkan munculnya perilaku.
17
Motivasi diartikan pula sebagai sesuatu yang ada didalam diri individu, bukan tidak ada yang mendorong individu itu untuk berindak. Berupa kebutuhan,
gagasan, emosi, keadaan organis yang mendorong terjadinya satu tindakan. Dari beberapa pendapat tersebut diatas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia yang berhubungan dengan persoalan gejala
kejiwaan perasaan dan juga adanya tujuan, kebutuhan dan keinginan.
15
Harun Rasyid, Mansur, Penilaian Hasil Belajar, Bandung: Wacana Prima, 2009, h. 55.
16
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, Cet III, h. 195.
17
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: Wahana Prima, 2008, Cet II, h. 35.