Macam-macam Diskusi Metode Diskusi

perangsang dengan reaksi. Good dan Brophy menyatakan: “Learning is development of new associations as a result experience”. M. Ngalim Purwanto, 1983:85. Para ahli mencoba membuat kategori jenis-jenis belajar yang dikenal dengan taksonomi belajar salah satu yang terkenal adalah taksonomi yang disusun oleh Benyamin S. Bloom dan kawan-kawan. Secara garis besar, bloom dan kawan-kawan merumuskan tujuan-tujuan pendidikan pada tiga tingkatan: 1 Kategori tingkah laku yang masih verbal, 2 Perluasan kategori menjadi sederetan tujuan, dan 3 Tingkah laku konkret yang terdiri dari tugas-tugas taks dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai ujian dan butir-butir soal. 21 Kaum behavioris berpendapat bahwa taksonomi yang dikemukakan oleh Bloom dan kawan-kawan adalah bersifat mental. 22 Taksonomi ini merupakan kriteria yang dapat digunakan oleh guru untuk mengevaluasikan mutu tujuannya. Salah satu manfaat taksonomi adalah bahwa guru didorong untuk bertanya adakah ia menekankan segi tertentu atau tidak. Taksonomi Bloom terdiri dari tiga kategori yaitu yang dikenal sebagai domain atau ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Yang dimaksud dengan ranah-ranah ini oleh Bloom adalah perilaku-perilaku yang memang diniatkan untuk ditunjukkan oleh peserta didik atau pelajar dalam cara-cara tertentu, misalnya bagaimana mereka berpikir kognitif, bagaimana mereka bersikap dan mereka merasakan sesuatu afektif, dan bagaimana mereka berbuat psikomotorik. Dalam mengukur kemampuan seorang siswa maka para guru harus memperhatikan ketiga ranah tersebut. Menurut Suharsimi Arikunto: Ranah kognitif memiliki enam taraf mulai pengetahuan sampai evaluasi. 23 1 Menghapal recognition Dalam pengenalan siswa diminta untuk memilih salah satu dari dua atau lebih jawaban. 21 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Yogyakarta: Bumi Aksara, 2002, Cet. X, h.117. 22 Ibid, h. 115. 23 Arikunto, op.cit, h. 117-120. 2 Pemahaman comprehension Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep. 3 Penerapan atau aplikasi application Untuk penerapan atau aplikasi ini siswa dituntut memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu abstrasi tertentu konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara secara tepat untuk diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar. 4 Analisis analysis Dalam tugas analisis ini siswa diminta untuk menganalisis suatu hubungan atau situasi yang kompleks atas konsep-konsep dasar. 5 Sintesis synthesis Apabila penyusun soal tes bermaksud meminta siswa melakukan sintesis maka pertanyaan-pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga meminta siswa untuk menggabungkan atau menyusun kembali reorganize hal-hal yang spesifik agar dapat dikatakan bahwan dengan soal sintesis ini diminta untuk melakukan generalisasi. 6 Evaluasi evaluation Mengevaluasi dalam aspek kognitif ini menyangkut masalah “benarsalah” yang didasarkan atas dalil, hukum, prinsip pengetahuan. Ranah afektif dibagi menjadi lima taraf, yaitu: 1 Memperhatikan, taraf ini mengenai kepekaan siswa terhadap fenomena- fenomenadan perangsang-perangsang tertentu, yaitu menyangkut kesediaan siswa untukmemperhatikannya, 2 Merespon, Pada taraf ini siswa memiliki motivasi yang cukup untuk merespon, 3 Menghayati nilai, siswa sudah menghayati nilai tertentu, 4 Mengorganisasikan, siswa menghadapi situasi yang mengandung lebih dari satu nilai, 5 Memperhatikan nilai atau seperangkat nilai, siswa sudah dapat digolongkansebagai orang yang memegang nilai atau seperangkat nilai tertentu. Ranah Psikomotorik, meliputi hal-hal: 1 Persepsi, langkahnya melakukan kegiatan yang bersifat motoris ialah menyadari obyek, sifat atau hubungan-hubungan melalui indera, 2 Persiapan, kesiapan untuk melakukan suatu tindakan atau bereaksi terhadap suatu kejadian 3 Respon terbimbing, pada tahap ini penekanan pada kemampuan- kemampuan yang merupakan bagian dari keterampilan yang lebih kompleks. 4 Respons mekanis, siswa sudah yakin akan kemampuannya dan sedikit banyakterampil melakukan suatu perbuatan, 5 Respons kompleks, taraf ini individu dapat melakukan perbuatan motoris yang dianggap kompleks, karena pola gerakan yang dituntut sudah kompleks. Dalam kehidupan sehari-hari tidak ada seorangpun yang berbuat tanpa melibatkan pikiran dan perasaan sekecil apapun porsinya. Setiap orang merespon dalam berbagai bentuk aktivitas sebagai makhluk yang utuh. Kategori jenis belajar ini disusun untuk menentukan cara-cara guru mengevaluasi hasil belajar untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang mereka lakukan. Dalam suatu penyelenggaraan pendidikan di lembaga pendidikan atau sekolah mengharapkan agar lulusan yang dididiknya memiliki prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar tersebut dapat diperoleh dengan cara mengoptimalkan berbagai kegiatan belajar kearah tujuan yang ingin dicapai serta ditunjang dengan adanya keinginan belajar dari diri siswanya sendiri. Sadirman, A.M mengatakan: Seseorang itu akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar, inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut motivasi, motivasi dalam hal ini meliputi dua hal: 1 Mengetahui apa yang akan dipelajari. 2 Memahami, mengapa hal tersebut patut dipelajarai. 24 Dengan demikian, maka motivasi merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi keberhasilan atau prestasi belajar anak.

c. Jenis-jenis Motivasi Belajar

Bentuk motivasi terdiri dari motivasi intristik dan ekstrinsik. Motivasi intristik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri individu, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena adanya pengaruh dari luar individu. Dalam suatu kegiatan, umpamanya kegiatan belajar, peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Tetapi dalam hal ini, peranan motivasi intrinsik dalam mendorong suatu aktivitas belajar lebih berhasil dari pada motivasi ekstrinsik. Dalam pendidikan, peranan motivasi intrinsik dalam mendorong suatu aktivitas lebih berhasil daripada motivasi ekstrinsik. Perlu ditumbuhkan minat yang relevan. Selain itu perlu dihindarkan sugesti yang negatif serta menumbuhkan persaingan yang sehat.

d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi belajar di sekolah dibagi menjadi dua bagian, yaitu: 25 a Motivasi Intrinsik b Motivasi Ekstrinsik 1 Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar. Dalam buku 24 Sadirman, A.M, Interkasi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: 1997, h. 39. 25 Agustin Wardiyanti, Hubungan Antara Prestasi dengan Motivasi Belajar Bidang Studi pendidikan Agama Islam, Jakarta: Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, 2006, h. 13-15. Belum diterbitkan.

Dokumen yang terkait

Penerapan metode Group Investigation (GI) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV SDN Jeru 01.

0 7 24

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 2 METRO PUSAT

3 16 69

PENERAPAN METODE STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV Penerapan Metode Stad Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SDN Tegalharjo 02 Tahun 2013/2014.

0 2 15

PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN Penggunaan Metode Diskusi Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran IPS Kelas IV SDN 02 Doplang Karangpandan Kabupaten Karangany

0 2 15

PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV SDN 03 KALIJIRAK TASIKMADU KARANGANYAR 2011.

1 2 15

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS BAGI Penerapan Metode Think Pair Share Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Ips Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Blimbing, Karangnongko, Klaten Tahun 2012/2013.

0 0 14

PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 4 49

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MATERI PUASA RAMADHAN SISWA KELAS III MI BADRUSSALAM SURABAYA.

1 19 111

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA ... 1 SM

0 4 6

PENGGUNAAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS IV MI MUHAMMADIYAH SEGERAN KABUPATEN INDRAMAYU - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 17