untuk belajar inilah yang disebut motivasi, motivasi dalam hal ini meliputi dua hal:
1 Mengetahui apa yang akan dipelajari.
2 Memahami, mengapa hal tersebut patut dipelajarai.
24
Dengan demikian, maka motivasi merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi keberhasilan atau prestasi belajar anak.
c. Jenis-jenis Motivasi Belajar
Bentuk motivasi terdiri dari motivasi intristik dan ekstrinsik. Motivasi intristik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri individu, sedangkan motivasi
ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena adanya pengaruh dari luar individu. Dalam suatu kegiatan, umpamanya kegiatan belajar, peranan motivasi baik
intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara
ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Tetapi dalam hal ini, peranan motivasi intrinsik dalam mendorong suatu aktivitas belajar lebih berhasil dari
pada motivasi ekstrinsik. Dalam pendidikan, peranan motivasi intrinsik dalam mendorong suatu
aktivitas lebih berhasil daripada motivasi ekstrinsik. Perlu ditumbuhkan minat yang relevan. Selain itu perlu dihindarkan sugesti yang negatif serta
menumbuhkan persaingan yang sehat.
d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Motivasi belajar di sekolah dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
25
a Motivasi Intrinsik
b Motivasi Ekstrinsik
1 Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar. Dalam buku
24
Sadirman, A.M, Interkasi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: 1997, h. 39.
25
Agustin Wardiyanti, Hubungan Antara Prestasi dengan Motivasi Belajar Bidang Studi pendidikan Agama Islam, Jakarta: Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, 2006, h. 13-15. Belum
diterbitkan.
lain motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar, misalnya: ingin
memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan dan sebagainya. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:
a Adanya kebutuhan
b Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri
c Adanya cita-cita atau aspirasi.
2 Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Bentuk motivasi
ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin belajar untuk memperoleh hadiah
yang telah dijanjikan oleh orang tuanya, pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua, guru dan lain-lain merupakan contoh
konkrit dari motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar. Dalam perspektif kognitif, motivasi intrinsik lebih signifikan bagi siswa
karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain.
Perlu ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, karena kemungkinan
besar keadaan siswa itu dinamis berubah-ubah dan juga mungkin komponen- komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi
siswa sehingga siswa tidak bersemangat dalam melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di rumah.
Bahwa setiap siswa tidak sama tingkat motivasi belajarnya, maka motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dan dapat diberikan secara tepat.
Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat
mengembangkan aktifitas dan inisiatif sehingga dapat mengarahkan dan memelihara kerukunan dalam melakukan kegiatan belajar.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan yang menjadi indikator kompeytensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang
bersangkutan.
26
Dalam belajar dihasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan seperti pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan, informasi dan nilai.
Berbagai macam tingkah laku yang berlainan inilah yang disebut kapabilitas sebagai hasil belajar. Perubahan dalam menunjukkan kinerja perilaku berarti
belajar menentukan semua keterampilan, pengetahuan dan sikap yang juga didapat oleh setiap siswa dari proses belajarnya.
a. Hasil belajar penguasaan materi akademik Kognitif
Domain kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari, dan kemampuan-kemampuan intelektual, seperti
mengaplikasikan prinsip
atau konsep,
menganalisis, mensintesis,
dan mengevaluasi. Sebagian besar tujuan-tujuan instruksional berada dalam domain
kognitif. Pada ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari yang tingkatan rendah sampai tinggi, yakni: Pengetahuaningatan knowledge,
Pemahaman comprehension, Penerapan aplication, Analisis analysis, Sintesis synthesis, dan Evaluasi evaluation.
Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh Bloom dkk. Dikategorikan lebih rinci ke dalam enam jenjang kemampuan, yaitu:
1 Hafalan C1
Jenjang hafalan meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajarinya.
2 Pemahaman C2
Jenjang pemahaman meliputi kemampuan menangkap arti dari informasi yang diterima, misalnya dapat menafsirkan bagan, diagram, atau grafik.
3 Penerapan C3
26
Mulyasa, op.cit. h. 212.
Yang termasuk jenjang penerapan adalah kemampuan menggunakan prinsip, aturan, metode yang dipelajarinya pada situasi baru atau situasi
konkrit. 4
Analisis C4 Jenjang analisis meliputi kemampuan menguraikan suatu informasi yang
dihadapi menjadi komponen-komponennya sehingga struktur informasi serta hubungan antar komponen informasi tersebut menjadi jelas.
5 Sintesis C5
Yang termasuk jenjang sintesis ialah kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu keseluruhan yang
terpadu. Termasuk di dalamnya kemampuan merencanakan eksperimen, menyusun cara baru untuk mengklasifikasikan obyek-obyek, peristiwa dan
informasi lainnya. 6
Evaluasi C6 Kemampuan
pada jenjang
evaluasi ialah
kemampuan untuk
mempertimbangkan nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjan, berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan.
b. Hasil belajar yang bersifat proses normatif Afektif
Domain afektif mencakup pemilikan minat, sikap, dan nilai yang ditanamkan melalui proses belajar mengajar. Hasil belajar proses berkaitan
dengan sikap dan nilai, berorientasi pada penguasaan dan pemilikan kecakapan proses atau metode. Ciri-ciri hasil belajar ini akan tampak pada peserta didik
dalam berbagai tingkah laku, seperti: perhatian terhadap pelajaran, kedisiplinan, motivasi belajar, rasa hormat kepada guru, dan sebagainya. Ranah afektif dirinci
oleh Kratwohl dkk., menjadi lima jenjang, yakni: Perhatian, Tanggapan, Penilaian, Pengorganisasian, dan Karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai.
Untuk menilai hasil belajar dapat digunakan instrumen evaluasi yang bersifat non tes, misalnya kuesioner dan observasi.
c. Hasil belajar aplikatif Psikomotor
Hasil belajar ini merupakan ranah yang berkatian dengan keterampilan skill atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu. Hasil belajar psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif, akan tampak setelah siswa menunjukkan perilaku atau perbuatan
tertentu sesuai dengan makna yang terkandung pada kedua ranah tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Ranah ini diklasifikasikan kedalam tujuh kategori yakni:
Persepsi perception, Kesiapan set, Gerakan terbimbing guided response, Gerakan terbiasa mechanism, Gerakan kompleks complex overt response,
Penyesuaian pola gerakan adaptation, Kreatifitaskeaslian Creativity origination.
Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap
dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari
tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya.
27
Penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. 1
Sasaran penilaian Sasaran atau obyek evaluasi hasil belajar adalah perubahan tingkah laku
yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang. Masing-masing bidang terdiri dari sejumlah aspek. Aspek-aspek tersebut
sebaiknya dapat diungkapkan melalui penilaian tersebut. Dengan demikian dapat diketahui sejauh mana materi yang sudah dipahami oleh siswa dan
mana yang belum dipahami sebagai bahan untuk perbaikan dan penyempurnaan pengajaran selanjutnya.
27
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta:Bumi Aksara, 2001, h. 155