Pembuatan Kurva Standar Asam Galat dalam Aquadest

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 0,3 mL reagen Folin-Ciocalteu dan 2 mL larutan Na 2 CO 3 15, lalu ditambahkan 2,2 mL aquadest. Campuran larutan tersebut kemudian diinkubasi selama 2 jam. Semua larutan diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 755 nm, kemudian dibuat kurva kalibrasi hubungan antara konsentrasi asam galat μgmL dengan absorbansi Pontis, Costa, Silva, Flach, 2014.

3.4.4.4 Penentuan Total Senyawa Polifenol dalam Ekstrak Kulit Batang Nangka

Sebanyak 10 mg ekstrak kulit batang nangka dilarutkan dalam 1 mL metanol pro analisa lalu ditambahkan aquadest di dalam labu ukur 10 mL sampai tanda batas. Sebanyak 0,5 mL larutan ekstrak yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambah 0,3 mL reagen Folin-Ciocalteu dan 2 mL larutan natrium karbonat 15, lalu ditambahkan 2,2 mL aquadest. Larutan diinkubasi pada suhu kamar selama 2 jam. Campuran larutan tersebut diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 755 nm, kadar senyawa polifenol total dapat dihitung dengan menggunakan persamaan regresi linear dari kurva kalibrasi. Kadar total polifenol ditetapkan sebagai ekivalen asam galat GAE Pontis, Costa, Silva, Flach, 2014. 3.4.5 Preparasi Niosom Ekstrak Kulit Batang Nangka 3.4.5.1 Pembuatan Larutan PBS pH 7,3±0,2 Larutan phosphate buffered saline pH 7,3±0,2 dibuat dengan melarutkan 10 buah tablet phosphate buffered saline yang mengandung natrium klorida 8 gL, kalium klorida 0,2 gL, kalium hidrogen fosfat 0,2 gL, kalium dihidrogen fosfat 0,2 gL dan dinatrium hidrogen fosfat 1,15 gL dalam 1000 mL air bebas karbondioksida, kemudian diautoklaf pada suhu 115°C selama 10 menit menggunakan autoklaf digital Oxoid, Inggris.

3.4.5.2 Formulasi Niosom

Niosom yang mengandung ekstrak kulit batang nangka sebagai bahan aktif diformulasikan dengan menggunakan span 60 sebagai surfaktan nonionik, kolesterol sebagai bahan penstabil, dan PBS phosphate buffered saline pH 7,3±2 sebagai fase air. Adapun formula niosom yang digunakan terdapat pada Tabel 3.1. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 3.1 Formula Niosom Bahan F1 F2 F3 Ekstrak kulit batang nangka 50 mg 100 mg 150 mg Kolesterol 200 mg 200 mg 200 mg Span 60 400 mg 400 mg 400 mg PBS pH 7,3 12,5 mL 12,5 mL 12,5 mL

3.4.5.3 Pembuatan Niosom dengan Metode Hidrasi Lapis Tipis

Niosom dibuat dengan menggunakan metode hidrasi lapis tipis. Ekstrak kulit batang nangka, span 60, dan kolesterol Tabel 3.1 dilarutkan dalam pelarut organik. Ekstrak kulit batang nangka dilarutkan dalam 3 mL metanol, span 60 dilarutkan dalam 4,5 mL kloroform, dan kolesterol dilarutkan dalam 1,5 mL kloroform, dan kemudian dimasukkan ke dalam labu alas bulat. Pelarut kemudian diuapkan dengan vacuum rotary evaporator pada suhu 60°C dengan kecepatan 180 rpm hingga terbentuk lapisan tipis pada dinding labu, kemudian disimpan selama 1x24 jam untuk menghilangkan sisa pelarut dan membentuk lapisan yang compact. Lapisan film yang terbentuk dihidrasi dengan fase air PBS Phosphate Buffered Saline pH 7,3±2 dengan bantuan mekanik glass beads pada suhu 60°C dengan kecepatan 20 rpm untuk membentuk suspensi niosom Ruckmani, Sankar, 2010.

3.4.6 Karakterisasi Niosom

3.4.6.1 Analisis Ukuran Partikel

Suspensi niosom yang telah terbentuk dapat dianalisis ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel serta indeks polidispersitasnya oleh Dynamic Light Scattering DLS dengan menggunakan alat Particle Size Analyzer PSA Bayindir, Yuksel, 2009. Suspensi niosom yang telah dihasilkan dari ketiga formula, diteteskan pada wadah sampel alat Particle Size Analyzer PSA dilakukan measuring sampai didapatkan hasil ukuran partikel, distribusi ukuran partikel dan indeks polidispersitas.

Dokumen yang terkait

Variasi Ketebalan Papan dan Waktu Pengeringan dengan Gelombang Mikro terhadap Kualitas Kayu Nangka (Artocarpus heterophyllus L)

3 69 64

Pengaruh Variasi Konsentrasi Surfaktan pada Ukuran Partikel dan Efisiensi Penjerapan Niosom yang Mengandung Ekstrak Etanol 96% Kulit Batang Nangka (Artocarpus Heterophyllus)

11 34 69

SITOTOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN (Artocarpus altilis), NANGKA (Artocarpus heterophyllus) DAN Sitotoksisitas Ekstrak Metanol Daun Sukun (Artocarpus Altilis), Nangka (Artocarpus Heterophyllus) Dan Kluwih (Artocarpus Camansi) Terhadap Sel Kanker Pa

0 3 13

SITOTOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN (Artocarpus altilis), NANGKA (Artocarpus heterophyllus) DAN KLUWIH (Artocarpus camansi) Sitotoksisitas Ekstrak Metanol Daun Sukun (Artocarpus Altilis), Nangka (Artocarpus Heterophyllus) Dan Kluwih (Artocarpus Cam

0 8 15

SITOTOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN (Artocarpus altilis), NANGKA (Artocarpus heterophyllus), DAN KLUWIH (Artocarpus camansi) Sitotoksisitas Ekstrak Metanol Daun Sukun (Artocarpus altilis), Nangka (Artocarpus heterophyllus), dan Kluwih (Artocarpus c

0 3 16

SITOTOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN (Artocarpus altilis), NANGKA (Artocarpus heterophyllus), DAN Sitotoksisitas Ekstrak Metanol Daun Sukun (Artocarpus altilis), Nangka (Artocarpus heterophyllus), dan Kluwih (Artocarpus camansi) Terhadap Sel Kanker

0 3 14

Variasi Ketebalan Papan dan Waktu Pengeringan dengan Gelombang Mikro terhadap Kualitas Kayu Nangka (Artocarpus heterophyllus L)

0 1 10

Variasi Ketebalan Papan dan Waktu Pengeringan dengan Gelombang Mikro terhadap Kualitas Kayu Nangka (Artocarpus heterophyllus L)

0 0 12

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT BATANG NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI CEREBRUM MENCIT YANG DIINFEKSI Toxoplasma gondii

0 0 77

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT BATANG NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lmk.) TERHADAP LAMA HIDUP MENCIT (Mus musculus) YANG DIINFEKSI Toxoplasma gondii

0 1 80