UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 3.1 Formula Niosom
Bahan F1
F2 F3
Ekstrak kulit
batang nangka
50 mg 100 mg
150 mg Kolesterol
200 mg 200 mg
200 mg Span 60
400 mg 400 mg
400 mg PBS pH 7,3
12,5 mL 12,5 mL
12,5 mL
3.4.5.3 Pembuatan Niosom dengan Metode Hidrasi Lapis Tipis
Niosom dibuat dengan menggunakan metode hidrasi lapis tipis. Ekstrak
kulit batang nangka, span 60, dan kolesterol Tabel 3.1 dilarutkan dalam pelarut
organik. Ekstrak kulit batang nangka dilarutkan dalam 3 mL metanol, span 60 dilarutkan dalam 4,5 mL kloroform, dan kolesterol dilarutkan dalam 1,5 mL
kloroform, dan kemudian dimasukkan ke dalam labu alas bulat. Pelarut kemudian diuapkan dengan vacuum rotary evaporator pada suhu 60°C dengan kecepatan
180 rpm hingga terbentuk lapisan tipis pada dinding labu, kemudian disimpan selama 1x24 jam untuk menghilangkan sisa pelarut dan membentuk lapisan yang
compact. Lapisan film yang terbentuk dihidrasi dengan fase air PBS Phosphate Buffered Saline pH 7,3±2 dengan bantuan mekanik glass beads pada suhu 60°C
dengan kecepatan 20 rpm untuk membentuk suspensi niosom Ruckmani, Sankar, 2010.
3.4.6 Karakterisasi Niosom
3.4.6.1 Analisis Ukuran Partikel
Suspensi niosom yang telah terbentuk dapat dianalisis ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel serta indeks polidispersitasnya oleh Dynamic Light
Scattering DLS dengan menggunakan alat Particle Size Analyzer PSA Bayindir, Yuksel, 2009. Suspensi niosom yang telah dihasilkan dari ketiga
formula, diteteskan pada wadah sampel alat Particle Size Analyzer PSA dilakukan measuring sampai didapatkan hasil ukuran partikel, distribusi ukuran
partikel dan indeks polidispersitas.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.4.6.2 Penentuan Kadar Polifenol yang Terjerap dan Persen Efisiensi Penjerapan
Kadar polifenol yang terjerap dan efisiensi penjerapan vesikel ditentukan dengan memisahkan obat bebas dari vesikel penjerap obat dengan menggunakan
teknik ultrasentrifugasi. Suspensi niosom disentrifugasi selama 50 menit pada 50.000 rpm dan suhu 4°C dengan tujuan untuk memisahkan obat yang tidak
terjerap. Jumlah obat bebas FD disebut supernatan. Supernatan hasil sentrifugasi ditetapkan kadarnya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis Pham,
Maalej, Charcosset, Fessi, 2012.
Efisiensi Penjerapan EP dihitung dengan rumus : EP =
TD −FD
TD
x 100 3. 3
Keterangan: TD
= total senyawa fenolat yang terdapat dalam formula FD
= jumlah senyawa fenolat yang terdeteksi pada supernatan
a. Pembuatan Larutan Induk Asam Galat dalam PBS
Phosphate Buffered Saline
Larutan standar asam galat dengan konsentrasi 1000 ppm µgmL dapat dibuat dengan cara 10 mg asam galat standar dilarutkan dalam 1 mL metanol pro
analisa, lalu ditambahkan PBS phosphate buffered saline di dalam labu ukur 10 mL sampai tanda batas Ratnayani, 2012.
b. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Asam Galat dalam PBS
Phosphate Buffered Saline
Larutan standar asam galat 40 ppm µgmL dibuat dengan cara
mengambil 0,2 mL larutan induk asam galat 1000 ppm µgmL, lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL dan ditambahkan PBS phosphate buffered saline
sampai tanda batas. Sebanyak 0,5 mL larutan standar 40 ppm µgmL dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian ditambah 0,3 mL reagen Folin-
Ciocalteu dan 2 mL larutan Na
2
CO
3
15, lalu ditambahkan 2,2 mL PBS phosphate buffered saline. Larutan diinkubasi pada suhu kamar selama 2 jam.
Campuran larutan tersebut kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 400 sampai 800 nm. Hasil yang diperoleh dibuat dalam bentuk kurva, sebagai
sumbu y adalah absorbansi dan panjang gelombang cahaya sebagai sumbu x. Dari