9
BAB II DESKRIPSI PROYEK
2.1 Judul dan Pengertian “Medan Boutique Hotel”
Judul dari proyek studi ini adalah “ Medan Boutique Hotel
” yang merupakan sebuah tempat penginapan yang memberikan suatu suasana yang berbeda dari hotel pada
umumnya. Dalam judul “ Medan Boutique Hotel
“ memiliki pengertian sebagai berikut : 1. Pengertian Medan
6
• Medan adalah ibukota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota
terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. :
2. Pengertian Boutique
7
Boutique n a small shopping outlet, especially one that specializes in elite and
fashionable items such as clothing and jewellery. :
“butik, sebuah toko kecil, yang khusus menjual barang-barang tertentu yang mewah dan mengikuti tren seperti pakaian dan perhiasan.”
3. Pengertian Hotel : •
Hotel, commercial establishment that provides lodging and often food, entertainment, and other services for the public, esp. for transients
8
”Hotel, sebuah bangunan komersil yang menyediakan penginapan, makanan, hiburan dan pelayanan jasa, terutama bagi mereka yang menginap sementara.”
• Hotel, suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh
bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan
persyaratan yang ditetapkan dalam keputusan pemerintah.
9
Medan Boutique Hotel merupakan sebuah penginapan yang memberikan suatu konsep penginapan yang berbeda dari hotel-hotel pada umumnya. Boutique hotel memiliki defenisi
seabgai berikut sebuah hotel dalam skala kecil, yang menawarkan suatu tema pada keseluruhan penginapannya, dan memberikan pelayanan yang maksimal bagi seluruh tamu
yang datang menginap.
2.2 Tinjauan Umum
Tinjauan umum membahas tentang boutique hotel secara keseluruhan dan hotel secara umum.
6
http:en.wikipedia.orgwikikota_medan
7
http:en.wikipedia.orgwikiBoutique
8
Halsey .WD, Dictionary Macmillan. New York : Macmillan, 1979, hal 498
9
Sumber SK Menparpostel No.KM 34HK 103MPPT-87
Universitas Sumatera Utara
10
2.2.1 Sejarah Perkembangan Hotel
Adapun sejarah perkembangan hotel yang mana berawal di Eropa dan Amerika dan akhirnya berkembang di Indonesia, Di bawah ini adalah sejarah perkembangan hotel di
Eropa , Amerika serta Indonesia.
2.2.1.1 Sejarah Perkembangan Hotel di Eropa dan Amerika
10
Hotel
berasal dari kata
hostel
, konon diambil dari bahasa Perancis kuno. Bangunan
publik ini sudah disebut-sebut sejak akhir abad ke-17. Maknanya kira-kira, tempat penampungan buat pendatang atau bisa juga bangunan penyedia pondokan dan makanan
untuk umum. Jadi, pada mulanya hotel memang diciptakan untuk meladeni masyarakat. Tak aneh kalau di Inggris dan Amerika, yang namanya pegawai hotel dulunya mirip pegawai
negeri alias abdi masyarakat. Tapi, seiring perkembangan zaman dan bertambahnya pemakai jasa, layanan inap-makan ini mulai meninggalkan misi sosialnya. Tamu pun
dipungut bayaran. Sementara bangunan dan kamar-kamarnya mulai ditata sedemikian rupa agar membuat tamu betah. Meskipun demikian, bertahun-tahun standar layanan hotel tak
banyak berubah. Sampai pada tahun 1793, saat City Hotel dibangun di cikal bakal wilayah kota New York.
City Hotel itulah pelopor pembangunan penginapan gaya baru yang lebih fashionable. Sebab, dasar pembangunannya tak hanya mementingkan letak yang strategis. Tapi juga
pemikiran bahwa hotel juga tempat istirahat yang mumpuni. Jadi, tak ada salahnya didirikan di pinggir kota.
Setelah itu, muncul hotel-hotel legendaris seperti Tremont House Boston, 1829 yang selama puluhan tahun dianggap sebagai salah satu tempat paling top di Amerika Serikat
AS. Tremont bersaing ketat dengan Astor House, yang dibangun di New York, 1836. Saat itu, hotel modern identik dengan perkembangan lalu lintas dan tempat beristirahat. Saat
pembangunan jaringan kereta api sedang gencar-gencarnya, hampir di tiap perhentian stasiun ada hotel.
Seiring dengan berkembangnya teknologi dan makin luasnya jangkauan angkutan darat terlebih setelah ditemukannya kendaraan bermotor, kawasan sekitar rel kereta api tak lagi
menarik minat para investor. Orang kemudian lebih suka jalan-jalan menggunakan mobil ketimbang kereta. Kepopuleran hotel transit pun tersaingi oleh kehadiran motel, gabungan
kata motor hotel alias tempat istirahat para pengendara kendaraan bermotor.
10
http:id.wikipedia.orgwikiHotel
Universitas Sumatera Utara
11 Kejayaan motel tak berlangsung lama. Seiring makin pesatnya perkembangan kota, berakhir
pula era motel. Terutama karena letaknya yang agak di pinggir kota dan fasilitasnya yang kalah bagus dengan hotel di pusat kota. Walaupun terpaksa bermalam di kawasan
pinggiran, motel harus bersaing dengan hotel resort, yang banyak tumbuh di tempat-tempat peristirahatan.
2.2.1.2 Sejarah Perhotelan di Indonesia
11
1. Jakarta, dibangun Sejarah perkembangan perhotelan di Indonesia belum banyak terungkap, juga
belum banyak buku yang mengungkapkan masalah ini. Indonesia telah dikenal di dunia pariwisata sejak sebelum Perang Dunia ke I, tetapi jumlah wisatawan yang berkunjung
masih terbilang ribuan. Seiring dengan perkembangan kedatangan wisatawan asing ke indonesia yang lebih memerlukan sarana akomodasi pariwisata bersifat memadai, maka
semasa penjajahan kolonial Belanda, mulai berkembanglah hotel-hotel di Indonesia. Dari buku PARIWISATA INDONESIA DARI MASA KE MASA tercatat hotel-hotel yang sudah
hadir pada saat itu diantaranya : Hotel Des Indes, Hotel Der Nederlanden, Hotel Royal dan Hotel
Rijswijk. 2. Surabaya, berdiri Hotel Sarkies dan Hotel Oranje.
3. Semarang, berdiri Hotel Du Pavillion. 4. Malang, Palace Hotel.
5. Solo, Slier Hotel. 6. Yogyakarta, Grand Hotel sekarang Hotel Garuda
7. Bandung, Hotel Savoy Homann, Hotel Preanger dan Pension Van Hangel kini Hotel Panghegar .
8. Bogor, Hotel Salak. 9. Medan, Hotel de Boer dan Hotel Astoria.
10. Makasar, Grand Hotel dan Staat Hotel. Kebanyakan hotel-hotel itu sampai sekarang masih ada, ada yang menjadi Herritage, ada
yang sudah direnovasi menjadi lebih baik dan ada juga yang telah diredevelopment total sehingga tidak ada lagi bentuk aslinya, seperti Hotel Des Indes yang dalam
perkembangannya pernah menjadi Hotel Duta Indonesia, kini pertokoan Duta Merlin. Setelah periode pemerintahan Orde Baru, pembangunan dan kehadiran hotel di Indonesia
jauh dan sangat berkembang pesat. Terutama setelah masuknya beberapa chains
11
http:arsitekhotelindonesia.blogspot.com200910sejarah-hotel.html
Universitas Sumatera Utara
12 ‘management’ hotel international yang banyak merambah ke kota-kota besar di Indonesia.
Sejalan dengan berkembangnya hotel di indonesia ,wajah arsitektur hotel di Indonesia pun sangat berkembang dan inovative.
2.2.2 Pengertian Hotel
Secara umum, kata Hotel dulunya berasal dari kata HOSPITIUM bahasa Latin, artinya ruang tamu. Dalam jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses perubahan
pengertian dan untuk membedakan antara Guest House dengan Mansion House rumah besar yang berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah besar disebut dengan HOSTEL.
Rumah-rumah besar atau hostel ini disewakan kepada masyarakat umum untuk menginap dan beristirahat sementara waktu, yang selama menginap para penginap dikoordinir oleh
seorang host, dan semua tamu-tamu yang selama menginap harus tunduk kepada peraturan yang dibuat atau ditentukan oleh host HOST HOTEL.
Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan orang-orang yang ingin mendapatkan kepuasan, tidak suka dengan aturan atau peraturan yang terlalu banyak sebagaimana dalam hostel,
dan kata hostel lambat laun mengalami perubahan. Huruf “s” pada kata hostel tersebut menghilang atau dihilangkan orang, sehingga kemudian kata hostel berubah menjadi Hotel
seperti apa yang kita kenal sekarang. Menurut SK Menparpostel No.KM 34HK 103MPPT-87, hotel merupakan suatu jenis
akomodasi yang mempergunakan sebagaian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara
komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan dalam keputusan pemerintah.
2.2.2.1 Klasifikasi Hotel di Indonesia
Adapun klasifikasi hotel di Indonesia yang dikeluarkan oleh peraturan pemerintah, Deparpostel dan dibuat oleh Dirjen Pariwisata dengan SK : Kep-22UVI78.
1. Kriteria klasifikasi hotel berdasarkan rating bintang •
Hotel bintang satu
Jumlah kamar standar minimum 15 kamar
Kamar mandi didalam
Luas kamar standar minimum 20 m
2
• Hotel bintang dua
Jumlah kamar standar minimum 20 kamar
Jumlah kamar suite, minimum 1 kamar
Universitas Sumatera Utara
13
Kamar mandi didalam
Luas kamar standar minimum 22 m
2
Luas kamar suite minimum 44 m
2
• Hotel bintang tiga
Jumlah kamar standar minimum 30 kamar
Jumlah kamar suite minimum 2 kamar
Kamar mandi didalam
Luas kamar standar minimum 24 m
2
Luas kamar suite minimum 48 m
2
• Hotel bintang empat
Jumlah kamar standar minimum 50 kamar
Jumlah kamar suite minimum 3 kamar
Kamar mandi didalam
Luas kamar standar minimum 24 m
2
Luas kamar suite minimum 48 m
2
• Hotel bintang lima ,
memiliki 3 tingkatan yaitu Palm, Bronze, dan Diamond
Jumlah kamar standar minimum 100 kamar
Jumlah kamar suite minimum 4 kamar
Kamar mandi didalam
Luas kamar standar minimum 26 m
2
Luas kamar suite minimum 52 m
2
Menurut Keputusan Direktorat Jenderal Pariwisata No 12UII88 tanggal 25 Februari 1988, hotel butik belum memiliki ketentuan yang mengatur
12
. Pada tabel 2.1 di bawah merupakan klasifikasi hotel beserta ketetapan jumlah minimal kamar dan standar hotel.
No KLASIFIKASI HOTEL
JUMLAH KAMAR MINIMAL
SYARAT PERATURAN
1 Melati Satu
5 kamar standard •
Fisik lokasi bangunan
• Taman
• Tempat parkir
• Bangunan
Perda no 6 tahun 1988 tentang
Perubahan Pertama Perda
prop Dati 1 Bal no 04 tahun 1985
12
Sumber Direktorat Jenderal Pariwisata Tabel 2 1 Klasifikasi Hotel beserta ketetapan jumlah minimal kamar dan standar hotel seseuai dengan klasifikasinya
Universitas Sumatera Utara
14 •
Kamar •
Lobby •
Front office •
Kantor pengelola •
Ruang tamu •
Gudang •
Organisasi manadeen
• Tenaga kerja
• House keeping
• Keamanan
• Kebersihan
• Pelayanan
makananminuman tentang Usaha
Losmen dan Keputusan
Gubernur no 338 tahun 1989
tentang Perubahan Istilah
Resmi menjadi Hotel dengan
tanda Bunga Melati
2 Melati Dua
10 kamar standard Sama dengan syarat
Hotel Melati Satu plus fasilitas riil di
lapangan Kwalitas
lebih baik dari melati satu
Sama dengan Melati Satu
3
Melati Tiga 15 kamar standard
Sama dengan syarat Hotel Melati Satu plus
fasilitas riil di lapangan
Kwalitas lebih baik dari melati
dua seperti: •
kolam renang •
Kamar mandi, bath tub
• AC
• TV
• Kulkas
Sama dengan Melati Satu
4 15 kamar standard
• Lokasi Lingkungan
• Taman
• Tempat parkir
Kep Dirjen Pariwisata no 14
UII88 tgl 25
Universitas Sumatera Utara
15 •
Olah raga •
Bangunan •
Kamar tamu •
Ruang makan •
Bar •
Lobby •
Telepon •
Toilet umum •
Koridor •
Ruang disewakan •
Dapur •
Area Administrasi •
Front office •
Kantor pengelola hotel
• Area tata graha
• Ruang binatu
• Gudang
• Ruang Karyawan
• Operasional
Managemen •
Food and beverage •
Keamanan •
Olahraga rekreasi •
Pelayanan februari 1988
5
20 kamar standard + 1 kamar suite
Sama dengan fasilitas hotel Bintang
satu Kep Dirjen
Pariwisata no 14 UII88 tgl 25
februari 1988
6
30 kamar standard + 2 kamar suite
Sama dengan fasilitas hotel Bintang
satu plus:
2 buah restoran lebih
parkir luas
Kep Dirjen Pariwisata no 14
UII88 tgl 25 februari 1988
Universitas Sumatera Utara
16
2 kolam renang lebih
Fasilitas penunjang
Tennis
Fitness
Spa sauna
7 50 kamar standard
+ 3 kamar suite Sama dengan
fasilitas hotel Bintang tiga
Kep Dirjen Pariwisata no 14
UII88 tgl 25 februari 1988
8 100 kamar
standard + 4 kamar suite
Sama dengan fasilitas hotel Bintang
tiga Kep Dirjen
Pariwisata no 14 UII88 tgl 25
februari 1988
9 plus
100 kamar standard
+ 4 kamar suite Sama dengan
fasilitas Bintang dua
Pasar malam
Galeri
Ruang Konferensi Kep Dirjen
Pariwisata no 14 UII88 tgl 25
februari 1988
10 Pondok
wisata Max 5 kamar
merupakan sebagian rumah
tinggal yang disewakan
IMB rumah tinggal
H.O
SITU pondok wisata
Kamar mand
Lain-lain
Perda o 13 thn 1989 tentang
Usaha Pondok Wisata Keputusan
Gubernur no.391 thn 1991 tentang
Juklak
11
Hotel butik -
- Belum ada
ketentuan yang mengatur
12
Taman Kreasi
objek wisata -
- Perda no14 thn
1989 tentang Penyerahan
sebagian urusan Pemerintahan
Prop Dati II
Universitas Sumatera Utara
17
Sumber: Direktorat Jenderal Pariwisata
2.2.2.2 Kriteria fasilitas hotel bintang 5
13
1. Umum
Hotel kelas ini mempunyai kondisi sebagai berikut: a Lokasi mudah dicapai, dalam arti akses ke lokasi tersebut mudah
b Bebas polusi c Unsur dekorasi Indonesia tercermin pada lobby
d Bangunan terawat rapi dan bersih e Sirkulasi di dalam bangunan mudah
2. Bedroom
a Mempunyai minimum 100 kamar standar dengan luasan 26 m
2
kamar b Mempunyai minimum 4 kamar suite dengan luasan 52 m
2
kamar c Tinggi minimum 2.6 m tiap lantai
d Dilengkapi dengan pengatur suhu kamar di dalam kamar
3. Dining room
Mempunyai minimum 3 buah dinning room, salah satunya dengan spesialisasi masakan Japanese Chinese European food.
4. Bar
a Apabila berupa ruang tertutup maka harus dilengkapi dengan pengatur udara mekanik AC dengan suhu 24
O
C b Lebar ruang kerja bartender setidaknya 1 m
5. Ruang fungsional
a Minimum terdapat 1 buah pintu masuk yang terpisah dari lobby dengan kapasitas minimum 2.5 kali jumlah kamar
b Dilengkapi dengan toilet apabila tidak satu lantai dengan lobby c Terdapat prefunction room
6. Lobby
a Mempunyai luas minimum 100m
2
b Terdapat 2 toilet umum untuk pria dan 3 toilet umum untuk wanita dengan perlengkapannya.
7. Drug store
a Minimum terdapat drugstore, bank, money changer, biro perjalanan, travel agent, souvenir shop, perkantoran, butik dan salon
b Tersedia poliklinik c Tersedia paramedis
13
Marlina Endy, Panduan perancangan Bangunan Komersial, Andy Yogyakarta, Yogyakarta 2007
Universitas Sumatera Utara
18
8. Sarana rekreasi dan olah raga
a Minimum 1 buah pilihan : tenis, bowling, golf, fitness, sauna, billiard, jogging, diskotik dan taman bermain anak.
b Terdapat kolam renang dewasa yang terpisah dengan kolam renang anak. c Terdapat fasilitas nightclub diskotik kedap suara dengan AC dan toilet.
9. Utilitas penunjang
Minimum seperti hotel bintang 4 dengan tambahan: a Transportasi vertikal mekanis.
b Ketersediaan air bersih minimum 700 liter orang hari. c Dilengkapi dengan instalasi air panas dingin.
d Dilengkapi dengan sentral video, musik, teleks, radio, carcall.
10. Business center
Di business center ini tersedia beberapa staf yang dapat membantu dengan bertindak sebagai co-secretary para tamu yang ingin berkomunikasi dengan kantor
pusatnya maupun relasi bisnisnya. Selain itu, ada pula fasilitas lain seperti faksimili, teleks, mecanograf. Para tamu dapat memanfaatkan pelayanan dengan akses internet
melalui kamarnya untuk reservasi dan promosi usahanya, di samping juga dapat melakukan telekonferensi.
11. Restoran
Subbagian restoran di hotel yang besar dapat dibagi menjadi: a Main dining room atau ruang makan utama yang menyediakan makanan Peraneis
atau internasional. b Coffee shop, restoran yang menyediakan dan menyajikan makan pagi dengan menu
dan jenis pelayanannya lebih sederhana atau biasa disebut ready on plate. c Restoran yang spesilik seperti grill-room, pizzarea, japanesse, oriental.
d Room service: restoran yang melayani dan menyediakan hidangan makanan dan minuman kepada tamu hotel yang enggan keluar kamar. Atas dasar pesanan tamu,
makanan dan minuman diantar langsung ke kamar tamu. e Take out service dan out side catering: untuk lebih meningkatkan pendapatan
penjualan produk yang dihasilkan oleh dapur hotel, ada beberapa hotel yang melayani pesanan makanan dan minuman dan penyelenggaraan perjamuan di luar
hotel seperti misalnya untuk perjamuan instansi-instansi pemerintah, perjamuan kenegaraan dan instansi-instansi swasta. Di samping itu, toko makanan berupa kue-
kue yang dijual oleh pastry shop yang ada di hotel juga melayani penjualan kue-kue dan ice cream untuk keperluan umum.
Universitas Sumatera Utara
19
2.3 Tinjauan Khusus
Pada kasus studi ini, Medan boutique hotel akan berada dibawah managemen dari Hotel Garuda Plaza yang telah berdiri selama 52 tahun di kota Medan. Hal ini dikarenakan
Hotel Garuda Plaza merupakan salah satu hotel asli dari kota Medan, selain itu, juga mengalami perkembangan yang signifikan dari tahun ke tahun.
2.3.1 Sejarah Singkat Hotel Garuda Plaza
Pada tahun 1958 Hj. Muhammad Arbie, Direksi Firma Madju Medan mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan yang berada di Jalan
Sisingamangaraja No.18 medan dh Jalan Radja Medan yang bernama Hotel Garuda. Secara berangsur-angsur sesuai dengan bergulirnya waktu pada tahun 1970 losmen
tersebut berkembang mencapai 58 kamar yang terdiri dari gedung berlantai tiga. Usaha perhotelan ini berjalan dengan penuh suka duka serta dengan modal pengalaman
yang dimiliki selama berdikari dalam dunia bisnis perhotelan. Pada tahun 1973 usaha perluasan dimulai dengan didirikan sebuah hotel di jalan yang sama yaitu Motel Garuda
dengan kapasitas 35 kamar dan menjadi cikal bakal Garuda Citra Hotel. Kedua hotel dan motel ini berjalan dengan lancar dari tahun ke tahun dan usaha-usaha
peningkatan dalam pelayanan di segala bidang tetap berjalan dengan baik. Dengan bertambahnya tenaga profesional yang mengelola dan menangani kegiatan sehari-hari baik
yang bersifat intern maupun yang bersifat ekstern, maka diharapkan usaha ini akan menjadi lebih maju kedepannya.
Berdasarkan pengalaman yang ada dan juga hasil dari peninjauan keluar daerah maupun peninjauan keluar negeri serta juga mempelajari kebijaksanaan yang diambil oleh
pemerintah untuk menggalakkan arus pariwisata ke daerah ini, maka pimpinan mencoba untuk membuat gagasan baru. Lalu direncanakan untuk membangun kedua hotel dan motel
tersebut lebih lanjut. Pada tanggal 15 Oktober 1976, dimulailah pembangunan Hotel Garuda dengan cara 2
tahap. Tahap pertama direncanakan dengan membangun 54 kamar beserta sarana-sarana hotel lainnya seperti : ruang rapat, restoran yang sesuai dengan kemampuan dan rencana
yang ditetapkan. Pada tahap kedua, membangun kamar di Hotel Garuda menjadi lebih banyak yaitu
sebanyak 115 kamar. Setelah menimbang berbagai hal, maka Dewan Direksi merasa perlu membentuk suatu badan untuk melaksanakan dan untuk terus merenovasi dan membangun
Universitas Sumatera Utara
20 kedua Hotel dan Motel tersebut. Maka di bentuk Perseroan Terbatas yang di beri nama
PT.Garuda Maju Cipta dan inilah yang bertanggung jawab atas pembangunan kedua Hotel dan Motel tersebut sampai dengan selesai. Sesuai dengan rencana pokok, maka sekitar
bulan Agustus 1980 dimulailah pembangunan di Motel Garuda yang meliputi 70 kamar ditambah dengan ruang pertemuan meeting room. Pembangunan ini rampung pada
tanggal 1 April 1982. Dengan selesainya pembangunan tersebut maka jadilah motel tersebut dengan nama Motel Garuda Citra sebagai salah satu hotel bertaraf internasional dengan
jumlah kamar sebanyak 70 kamar. Setelah selesai pembangunan hotel dan motel tersebut, maka hotel Garuda diberi nama
Hotel Garuda City. Hotel ini memiliki bangunan dan kamar-kamar yang cukup uptodate ditinjau dari segi kuantitatif yaitu mampu menyerap para wisatawan asing mancanegara
dengan pengadaan kamar atau ruang penginapan yang cukup memadai yakni dengan pelayanan yang diberikan serta rendahnya tarif yang diberikan oleh pihak hotel kepada tamu.
Pada tahun 1982, merupakan tahun yang bersejarah bagi hotel Garuda City karena pada tahun tersebut pembangunan telah rampung dan hotel tersebut dapat dioperasikan secara
penuh. Pada tanggal 22 Juli 1982, hotel tersebut relatif megah dan pada waktu itu diresmikan oleh direksi kedua hotel tersebut yang pada masa itu masih dijabat oleh Bapak
Haji Muhammad Arbie. Pada tanggal 7 Agustus 1985 Hotel Garuda City berubah nama menjadi Hotel Garuda Plaza
karena untuk menciptakan kesan “lebih Indonesia” sekaligus mengikut anjuran pemerintah bagi perusahaan-perusahaan untuk menggunakan merek-merek berbahasa Indonesia.
Sesuai dengan pengklasifikasian hotel sebagai hotel berbintang dilihat dari syarat-syarat lokasi, akomodasi, makanan dan minuman, fasilitas pelayanan, personil dan berbagai
fasilitas lainnya. Maka sejak berdirinya hotel tersebut dan disahkan oleh Direktur Jenderal Pariwisata, Hotel Garuda Plaza sudah dianggap layak sebagai hotel bintang satu. Dan
sekarang, hotel Garuda Plaza telah menjadi hotel berbintang tiga.
2.3.2 Struktur Organisasi Hotel Garuda Plaza
Setiap perusahaan perlu membentuk suatu struktur sehingga pekerjaan dapat lebih baik dan sesuai dengan bidangnya serta keahlian masing-masing.
Struktur organisasi merupakan suatu bentuk yang menunjukkan aspek-aspek pokok bentuk dan hubungan antar bagian serta saluran pengawasan yang menduduki masing-masing
jabatan. Struktur organisasi menggambarkan pembagian yang penting serta garis otoritas
Universitas Sumatera Utara
21 formal. Kesemuanya ini adalah tanggung jawab pimpinan perusahaan untuk mengkoordinir
perusahaan dan bekerja lebih efektif dan efisien. Struktrur organisasi yang dianut oleh Garuda Hotel Group adalah organisasi “Garis dan Staf”
dimana terdapat pimpinan dan wakil pimpinan dari perusahaan hotel ini merupakan pimpinan perusahaan.
Struktur organisasi dapat dipandang sebagai suatu kerangka yang menyeluruh yang menghubungkan berbagai fungsi dari badan usaha dan menunjukkan hubungan yang tetap
antara para pegawai yang melaksanakan berbagai fungsi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
22
2.3.2 Boutique Hotel
Adapun defenisi maupun pengertian dari boutique hotel, dan karakteristik dari boutique hotel.
2.3.2.1 Pengertian Boutique Hotel
Boutique hotel memiliki beberapa pengertian menurut sumber-sumber yang diperoleh, antara lain :
1. Pengertian Boutique hotel menurut Lucienne Anhar dalam artikel berjudul “The Defenition of Boutique hotels in Recent Years”
14
a. Kecil : memiliki kapasitas 50 kamar di daerah pinggiran atau 150 kamar
di daerah perkotaan. Dari jumlah kamar yang dibawah 200 tersebut dapat meningkatkan hubungan antara tamu yang menetap dengan anggota staf
adalah
b. Orisinalitas : kebanyakan butik hotel memiliki konsep yang jauh berbeda dari
hotel-hotel bintang lima, sehingga sebuah butik hotel memiliki identitas yang kuat, misalnya hotel tersebut mempunyai dekorasi layaknya galeri, barang antik bahkan
ada juga yang mendekorasi layaknya tempat-tempat tinggal di perkampungan yang sangat sederhana
c. Karya arsitektur yang sustainable : material yang digunakan bervariasi dan
kebanyakan konsep dasarnya selaras dengan alam dan perkembangan budaya disekitar site. Juga memperhatikan manajemen pembuangan atau sisa dan
keefisienan penggunaan energi d. Mewah
: sebuah butik hotel mempunyai pedoman utama yang berbunyi “kualitas, berapapun harganya” namum hal ini tidak diterapkan dalam pemilihan
material , akantetapi dalam segi pelayanan dan keramahan yaitu menempatkan keinginan individu di atas segalanya
e. Low profile : butik hotel tidak mengiklankan diri, mereka berkeyakinan bahwa para
turis yang akan mencari keberadaan mereka, 2. Pengertian boutique hotel :
15
a. Boutique hotel bukanlah sebuah hotel berskala besar.
14
http:www.hospitalitynet.orgnews4010409.search?query=lucienne+anhar+boutique+hotel
15
1, Rob MITCHELL 8 - Aug - 2005 Hotel Brands Break the Chain
www.brandchannel.com 2, Harry NOBLES December - 2001
What is a boutique hotel? www.hotel-online.comnews
3, Lucienne ANHAR 10 - Oct - 2005 The definition of Boutique Hotels
http: montreal.boutiquehotelsonline.comdefine.html
Universitas Sumatera Utara
23 b. Boutique hotel bukanlah bagian dari hotel lainnya.
Tidak peduli di hotel besar mana yang dikunjungi, logo, lobi dan keseluruhan ruangannya memiliki tampilan yang sama, tetapi boutique hotel didesain dengan
penekanan pada tema yang unik, tidak biasa dan suasana yang special. c. Boutique hotel tidak terkesan kuno.
Hotel tradisional lebih mengambil pendekatan pada buku bacaan mengenai branding , akan tetapi butik hotel memilki definisi yang berbeda. Modernism dan
interpretasi dari abad ke 21 banyak dijumpai pada boutique hotel yang terdapat di kota. Dalam boutique hotel, konsep hiburan tidak hanya terbatas pada acara-acara seperti
pertunjukkan live musik, konsep dari hiburan pada boutique hotel lebih kepada hotel tersebut, dengan penggunaan tema yang tidak umum dan dekorasi yang berbeda.
d. Boutique hotel terkesan stylish. Gaya, perbedaan, kehangatan dan keintiman merupakan kunci utama dari boutique
hotels, dimana menarik tamu hotel yang mencari keunikan dan perbedaan dari segi arsitekturalnya.
e. Lokasi dari boutique hotel yang dipilih berperan penting Apabila berada di area perkotaan, lokasi menjadi prioritas utama yang
dipertimbangkan oleh tamu hotel. f. Boutique hotel menawarkan suasana kosmopolitan dengan sentuhan lokal.
Suasana merupakan faktor penting dalam mendesain sebuah boutique hotel. g. Boutique hotel memiliki staf lulusan akademi pendidikan pelayanan
h. Boutique hotel adalah hotel untuk kalangan menengah ke atas Pada saat ini, wisatawan lebih mencari penginapan yang tidak hanya sekedar
menawarkan kenyamanan dan kemudahan. Dengan seriing bertambahnya jumlah wisatawan, mereka menyukai kejutan, tampilan dan suasana.
Banyak boutique hotel yang telah membuat karakteristik sendiri untuk setiap ruangnya. Berbagai pandangan mengenai boutique hotel yaitu :
1. Menurut Bhuvan G M, boutique hotel merupakan sebuah hotel yang memiliki 150 hingga 200 kamar, yang istimewa dan didekorasi menarik
2. Boutique hotel merupakan hotel yang tidak melayani lebih dari 150 kamar dan didesain dengan tema masa kini, di mana setiap ruang hotel memiliki konsep yang konsisten.
Universitas Sumatera Utara
24 3. Kata kunci dari boutique hotel adalah kecil small dan disenangi fashionable. Kecil
bukan ukurannya, tetapi jumlah kamarnya yang sedikit tetapi unik istimewa dan nyaman luxury.
Terdapat bermacam-macam definisi dari boutique hotel, tetapi telah disepakati bahwa boutique hotel memiliki komponen-komponen sebagai berikut
16
1. Arsitektural dan Desain :
Tema, keunikan dan keramahan serta keakraban merupakan peran utama di dalam mendesian suatu boutique hotel, yang mana pada akhirnya dapat menarik perhatian turis
wisman maupun wisnus yang berkunjung ke suatu daerah. Selain itu, pihak hotel cenderung lebih akrab dengan tamu-tamu hotelnya, dan berusaha memenuhi kebutuhan individu dari
tamu hotelnya. Boutique hotel tidak memiliki standar tertentu. Konsep dan tema yang digunakan diterapkan
pada keseluruhan bangunan, hal inilah yang membuat tamu tertarik untuk datang. 2. Pelayanan Service
Perbedaan mendasar antara boutique hotel dengan hotel standard adalah tamu-tamu hotel yang memiliki hubungan baik dengan anggota staff hotel. Para staff boutique hotel,
mengenal dengan baik tamu yang pernah menginap. Kebanyakan boutique hotel memiliki kamar yang relatif sedikit. Hal ini disepakati, agar pelayanan yang diberikan oleh para staf
hotel dapat maksimal. 3. Target pemasaran
Target konsumen boutique hotel umumnya adalah konsumen yang berpenghasilan menengah ke atas. Keberhasilan boutique hotel didasari oleh pemilihan lokasi. Kualitas
yang diberikan, permintaan pasar, pendekatan pemasaran, dan penanganan distribusi dan reservasi yang efektif.
Berdasarkan lokasi, boutique hotel dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Boutique hotel yang berada di tengah kota
Boutique hotel yang berlokasi pada daerah ini menjadi tujuan wisatawan. Lokasi sangat mempengaruhi keberhasilan hotel ini, karena lingkungan sekitarnya harus dapat mendukung
keberadaan hotel ini. Kawasan kota yang dipilih diusahakan adalah kawasan yang unik memiliki ciri-ciri khusus. Selain itu, teknologi juga sangat mempengaruhi, baik teknologi
yang meningkatkan ambisi maupun emosional tamu, dapat berupa pencahayaan, fasilitas hiburan, akses internet, dll yang membuat tamu-tamu nyaman. Interior hotel yang
menerapkan konsep tertentu juga menjadi keunikkan boutique hotel.
16
Menurut Lucienne Anhar
Universitas Sumatera Utara
25 2. Boutique hotel resort
Boutique hotel resort lebih bersifat eksotis, kecil dan pribadi. Boutique Hotel ini memberikan kesempatan bagi tamu-tamu untuk menjelajahi perasaan lokal tanpa
meninggalkan kemewahan yang ada. Kriteria lokasi hotel ini terkesan bersembunyi, jauh di sudut-sudut pulau atau gunung. Lokasi berperan penting untuk hotel ini, karena setiap ruang
harus memiliki view yang bagus. Keberhasilan boutique hotel resort ini terletak pada perpaduan antara alam dengan buatan sehingga mempertimbangkan faktor kenyamanan
dan kemewahan tanpa menghilangkan kepribadian komunitas setempat. Prinsip boutique hotel antara lain :
1. Penggunaan elemen-elemen perancangan yang tidak biasa, seperti garis, warna, bentuk, tekstur, pola, ruang dan cahaya.
2. Langgam arsitektur yang berbeda dari lingkungan disekitarnya. 3. Hotel berskala kecil yang memilik style dan ciri khas tersendiri
4. Fokus terhadap style yang eksotis, keramahan dan keakraban serta pelayanan yang memuaskan.
Hal umum yang biasanya ditemui pada boutique hotel yang berhasil terletak pada penataan lingkungan hotel yang berbeda yang ditekankan pada desain arsitektur dan interior. Para
tamu yang masuk ke boutique hotel akan disambut dengan sapaan atas nama mereka, jika mereka sudah pernah menginap di sana, bahkan akan menanyakan kabar pasangannya
maupun anak-anaknya. Boutique hotel selalu berusaha untuk menyenangkan tamu yang menginap di hotelnya. Boutique hotel merupakan suatu konsep hotel yang berbeda,
sehingga menarik minat para wisatawan maupun para pebisnis yang menginap dan umumnya para tamu ini biasanya betah, sehingga mencatat angka rata-rata yang tinggi
pada kunjungan berulang oleh tamu yang sama. Dari data yang diperoleh bahwa belum adanya suatu definisi tetap mengenai boutique hotel.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa boutique hotel adalah sebuah gaya hotel yang dapat diterapkan pada hotel kelas melati maupun hotel berbintang yang mana memiliki konsep
perancangan arsitektur yang memiliki suatu tema tertentu. Yang menjadikan suatu boutique hotel berbeda dengan hotel pada umumnya, tidak hanya terletak pada perangkat luarnya
saja desain, tetapi juga pada segi konsep dan servis yang di tawarkan dari boutique hotel kepada para tamu yang menginap.
Universitas Sumatera Utara
26
2.3.4 Jenis dan fasilitas standar kamar tamu
Jenis kamar hotel Gambar 2.1 pada dasarnya dibedakan atas : 1. Single room : kamar untuk satu orang yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur
berukuran Single untuk satu orang 2. Twin room : kamar untuk dua orang yang dilengkapi dengan dua buah tempat tidur
masing – masing berukuran Single. 3. Double room : kamar yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur berukuran Double
untuk dua orang 4. Double – double : kamar untuk empat orang yang dilengkapi dengan dua kamar tamu
dan dengan tempat tidur berukuran Double untuk dua orang .
17
Fasilitas – fasilitas yang terdapat pada masing – masing kamar tersebut adalah : 1. Tempat tidur jumlah dan ukuran sesuai dengan tipe kamar
2. Kamar mandi privat 3. Lemari pakaian
4. Meja rias dressing table 5. Rak untuk menyimpan koper luggage rack
6. Sofa 7. Telepon, televisi, kulkas mini, peralatan mandi, dan alat tulis
17
Marlina Endy, Panduan perancangan Bangunan Komersial, Andy Yogyakarta, Yogyakarta 2007
Gambar 2.1 Tipe dan layout kamar tidur
koridor
Universitas Sumatera Utara
27 Berikut ini, Gambar 2.2 merupakan bentuk kamar tidur beserta koridor dan pola kamar tidur
pada Gambar 2.3.
Gambar 2.2 Bentuk kamar tidur beserta
koridor
Gambar 2.3 Pola kamar tidur
Universitas Sumatera Utara
28
2.4 Lokasi Usulan Proyek
Dalam mengusulkan lokasi proyek diperlukan data, antara lain data umum lokasi proyek, kriteria yang harus di penuhi dalam pemilihan lokasi, kriteria dalam penentuan objek
pelestarian.
2.4.1 Data Umum Lokasi Proyek
Lokasi proyek berada di kota Medan , Sumatera Utara , Indonesia. Letak geografis kota Medan sebagai berikut :
• Nama kota : Medan Gambar 2.4
• Luas : 26.510 Hektar 265,10 Km
2
atau 3,6 dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara •
Letak : 2º.27 - 2º.47 Lintang Utara dan 98º.35 - 98º.44 Bujur Timur •
Ketinggian : 2,5 – 37,5 di atas permukaan laut •
Batas – batas Site : Sebelah utara , timur , selatan dan barat berbatasan dengan kabupaten deli serdang.
• Iklim : tropis , suhu minimum 23°C – 24,1°C , suhu maksimum 30,6°C – 33,1 °C
• Kelembaban udara rata – rata : 78 – 82
• Kecepatan angin rata – rata : 0,42 msec
• Laju penguapan tiap bulannya : 100.6 mm
Gambar 2.4 Peta Pulau Sumatera
Universitas Sumatera Utara
29
2.4.2 Kriteria Pemilihan Lokasi
Dalam memilih lokasi terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi, mengingat fungsi bangunan yang dirancang merupakan bangunan komersil yang bersifat public dan
berskala kota, serta memiliki latar belakang dalam mengatasi bangunan lama bersejarah yang telah lama ditinggalkan, berikut ini dapat dilihat pada tabel 2.2:
No Kriteria Pemilihan Lokasi
Keterangan 1
Tinjauan terhadap arsitektur kota
Lokasi yang dipilih berada dibagian pusat kota dengan pertimbangan komersil dan
berskala kota.
2 Pencapaian
Lokasi harus dapat dicapai dari berbagai arah dan dengan segala alternatif
kendaraan umum, pribadi, pejalan kaki
3 Area pelayanan
Lokasi memiliki area pelayanan ± 1 km dari berbagai fasilitas seperti bank, tempat
ibadah, pasar, kantor, dll
4 Persyaratan lain
Lokasi harus memiliki tingkat privasi yang tinggi dan cocok digunakan sebagai tempat
rekreasi seperti daerah pinggir sungai. Lokasi harus jelas kepemilikannya, terkait
dengan pembebasan lahan, potensi dan peraturan yang berlaku.
Tabel 2.2. Kriteria Pemilihan Lokasi
Universitas Sumatera Utara
30
2.4.3 Kriteria Penentuan Objek Pelestarian
18
Adapun kriteria – kriteria yang hendak di penuhi dalam menentukan objek pelestarian Tabel 2.3
Kriteria Pendapat Ahli
Pendapat Negara Lain Kesimpulan
Catanesse Harvey
Kurniasih Nepal
Inggris Australia
Eks.Depnaker
Estetika Nilai
arsitektural bentuk, gaya,
tata kota, struktur
mewakili prestasi
khusus suatu gaya sejarah
tertentu Keistimewaan
estetika dan arsitektonis
Nilai value dari objek,
mencakup nilai estetik
dari kualitas maupun
bentuk detilnya
Kualitas estetika
Karya seni yang khusus
kreatif, komposisi dari
yang terkemuka
Kreatif dan teknis secara
arsitektur Mencirikan
gaya arsitektur
yang berbeda dengan
lingkungan sekitarnya
Kejamakan
Mewakili kelas jenis khusus
yang spesifik Nilai-nilai yang
terkandung sebagai
ekspresi seni yang mewakili
kurun waktu tertentu
- -
Bagian rantai perkembangan
arsitektur -
Di sekitar lokasi hanya
terdapat dua bangunan
yang memiliki gaya
arsitektur ini
Kelangkaan Sisa warisan
peninggalan terakhir dari
gaya tertentu yang mewakili
jenisnya Mencerminkan
nilai-nilai tradisional
setempat yang tidak
dimiliki daerah lain
Fungsi lingkungan
dan budaya yang unik
keunikan -
- Bangunan ini
mewakili gaya arsitektur
neoklasik
Keistimewaan
Memiliki bentuk
- -
usia Janggal
ajaib secara Keratif
teknis secara Merupakan
suatu
18
Dikutip dari tesis magister, J.P.Marthin Sibarani, ITB 2002, hal 59-60
Tabel 2.3. Kriteria Penentuan Objek Pelestarian
Universitas Sumatera Utara
31 menonjol,
tinggi dan besar, atau
merupakan bangunan
yang pertama dan tertua
arsitektural kerekayasaan
bangunan sudut yang
memiliki focal point berupa
dua buah menara
Peranan Sejarah
Memiliki nilai sejarah, lokasi
peristiwa sejarah, babak
perkembangan suatu kota,
atau berhubungan
dengan orang terkenal
Saksi suatu peristiwa
sejarah -
Memiliki kepentingan
sejarah, bagian buku
dari cerita rakyat
legenda; memiliki
kepentingan arkeologi
Berasosiasi dengan tokoh
peristiwa penting
Dihargai masyarakat
berasosiasi dengan tokoh,
peristiwa dan tindakan yang
penting Pertama kali
dibuka, bangunan ini
diresmikan oleh walikota
pertama kota Medan
Penguat Kawasan
Kehadirannya mempengaruhi
kawasan sekitarnya dan
bermakna dalam
meningkatkan mutu dan citra
lingkungan Berfungsi
sebagai suatu “anchorage
memories” telah beberapa
generasi menjadi
landmark suatu tempat
Fungsi objek dalam
lingkungan kota yang
memperkuat karakter kota
Bermakna kekotaan
- Wajah kota
dan lansekap yang baik
sehingga memperkuat
kawasan sekitarnya
Terletak dikawasan
bersejarah sehingga
berfungsi sebagai
anchorage memories
Kekuatan -
- -
Mudah rusak -
- Kokoh
Sumber : Menurut tesis magister, J.P.Marthin Sibarani, ITB 2002 , Catanesse 1979, Harvey Nasir,19979, Lubis 1990, Kurniasih
1992, Analisa
Universitas Sumatera Utara
xiii
2
.4.4 Pemilihan Lokasi Site
Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan RUTRK
Kota Medan sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat distribusi, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi jasa kepariwisataan, dan
pusat perdagangan regional dan internasional, maka dalam pelaksanaannya studi Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kotamadya Medan menetapkan adanya satuan-satuan
Wilayah Pengembangan Pembangunan WPP, dimana tujuan dari WPP ini adalah mengoptimalkan pembangunan di setiap sektor atau wilayah. WPP Kotamadya Medan
dibagi menjadi lima wilayah tabel 2.4, yaitu :
WPP Cakupan
Kecamatan Pusat
Pengembangan Peruntukan Lahan
Program Pembangunan
A M. Belawan
M. Marelan M. Labuhan
BELAWAN Pelabuhan, Industri,
Permukiman, Rekreasi, Maritim
Jalan baru, jaringan air minum, septic tank,
sarana pendidikan dan permukiman.
B M. Deli
TJ. MULIA Perkantoran,
Perdagangan, Rekreasi Indoor,
Permukiman Jalan baru, jaringan air
minum, pembuangan sampah, sarana
pendidikan. C
M. Timur M. Perjuangan
M. Tembung M. Area
M. Denai M. Amplas
AKSARA Permukiman,
Perdagangan, Rekreasi
Sambungan air minum, septic tank,
jalan baru, rumah permanen, sarana
pendidikan dan kesehatan.
D M. Johor
M. Baru M. Kota
M. Maimoon M Polonia
INTI KOTA CBD, Pusat
Pemerintahan, Hutan Kota, Pusat
Pendidikan, Perkantoran,
Rekreasi Indoor, Permukiman
Perumahan permanen, pembuangan sampah,
sarana pendidikan.
E M. Barat
M. Helvetia M. Petisah
M. Sunggal M. Selayang
M. Tuntungan SEI SEKAMBING Permukiman,
Perkantoran, Perdagangan,
Konservasi, Rekreasi, Lapangan
Golf, Hutan Kota Sambungan air
minum, septic tank, jalan baru, rumah
permanen, sarana pendidikan dan
kesehatan.
Tabel 2.4. Pembagian Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
xiii Keberadaan kawasan perencanaan dapat dilihat pada peta di bawah ini Gambar 2.5 :
Lokasi Site
Terdapat 3 alternatif lokasi, yakni : 1.
Lokasi A Gambar 2.6
Lokasi berada di Jalan Perintis Kemerdekaan dengan luas lahan + 1.7 Ha terletak di Kecamatan
Medan Timur. Berdekatan dengan Universitas Nomenesen, SMA Negeri11, Hotel Grand Angkasa
dan Hotel JW.Marriot. Dengan sebuah rumah PTP di bagian depan lahan
Gambar 2.5. Peta Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan
WPP D
CBD, Pusat Pemerintahan, Hutan
Kota, Pusat Pendidikan, Perkantoran,
Rekreasi Indoor
, Permukiman
WPP E
Permukiman, Perkantoran, Perdagangan,Konservasi,
Rekreasi, Lapangan Golf, Hutan Kota
WPP A
Pelabuhan, Industri, Permukiman,
Rekreasi ,
Maritim
WPP B
Perkantoran, Perdagangan,
Rekreasi Indoor ,
Permukiman
WPP C
Permukiman,Perdagangan, R
ekreasi
Gambar 2.6. Alternatif Lokasi 1
Universitas Sumatera Utara
xiii
2. Lokasi B Gambar 2.7
Lokasi berada di Jalan Tembakau Deli, dengan lus lahan + 2.3 Ha terletak di Kecamatan Medan
Barat. Berdekatan dengan Pusat perbelanjaan Deli Plaza, Hotel JW.Marriot, Capital Building
3. Lokasi C Gambar 2.8
Lokasi berada di Jalan Ahmad Yani VII – Jalan Hindu, dengan luas lahan + 1.3 Ha, terletak di
Kecamatan Medan Barat. Berdekatan dengan Pusat perbelanjaan Palladium, Pusat Jajanan Merdeka
Walk, Hotel Grand Aston City Hall, Hotel Aryaduta, Pasar Ikan Lama.
Berikut ini, tabel 2.5 merupakan kriteria dan penilaian dari alternatif – alternatif lokasi yang dipilih :
Kriteria Lokasi
Alternatif 1 Alternatif 2
Alternatif 3
Luas lahan 2
1.7 Ha 3
2.3 Ha 2
1.3 Ha
Tingkatan Jalan 3
Jalan Arteri Primer 3
Jalan Arteri Sekunder 1
Jalan Kolektor
Pencapaian ke Lokasi 3
Mudah karena dapat diakses dari segala
penjuru Medan baik dengan kendaraan
pribadi maupun angkutan umum
3 Mudah
karena dapat diakses dari segala
penjuru Medan baik dengan kendaraan
pribadi maupun angkutan umum
3 Mudah karena dapat
diakses dari segala penjuru Medan baik
dengan kendaraan pribadi maupun
angkutan umum
Jangkauan terhadap Struktur kota
1 Berada dipusat kota dan
merupakan daerah 1
Berada dipusat kota dan merupakan daerah
3 Berada dipusat kota dan
merupakan daerah Gambar 2.7. Alternatif Lokasi 2
Gambar 2.8. Alternatif Lokasi 3
Tabel 2.5. Kriteria Penilaian Lokasi
Universitas Sumatera Utara
xiii
pengembangan pendidikan, kesehatan,
pemukiman, perdagangan
pengembangan pendidikan, kesehatan,
pemukiman, dan perkantoran.
pengembangan pariwisata, perkantoran,
dan perhotelan
Fungsi Pendukung sekitar lokasi
1 Pertokoan, kantor, plaza,
hotel, pendidikan, sarana pariwisata lainnya.
2 Kantor,
hotel, sarana pariwisata lainnya ,
pemukiman mewah . 3
hotel, kantor, rekreasi, pusat
perbelanjaan, plaza
RUTRK Pengembangan Perdagangan dan
Rekreasi
1 Kurang Sesuai
1 Kurang Sesuai
3 Sesuai
Fungsi eksisting 3
Pertokoanruko, bangunan kolonial
3 bangunan kolonial
3 Bangunan kolonial,
bangunan kosong
Kontur
Relatif datar Relatif datar
Relatif datar
Pengenalan Entrance 2
Baik 1
Sulit 1
Sulit
Total Nilai 16
17 19
Peringkat 3
2 1
NB : 3 = sangat baik ; 2 = cukup baik ; 1 = kurang baik Berdasarkan analisa terhadap 3 lokasi yang dipilih, terlihat bahwa tabel penilaian
memperlihatkan
LOKASI C
merupakan lokasi yang paling sesuai untuk dijadikan sebagai site untuk
“ Medan Boutique Hotel “
, karena : •
Lokasi sangat strategis, berada dipusat kota dan dapat diakses dari berbagai penjuru kota.
• Pada lokasi lahan terdapat sebuah bangunan lama bersejarah dengan gaya arsitektur
neoklasik serta kawasan yang memiliki atmosfir bangunan bersejarah. •
Lokasi lahan yang hampir pada seluruh tepinya dikelilingi oleh sungai yang merupakan potensi yang sangat baik untuk dikembangkan menjadi sarana rekreasi, shopping street.
3.4.5. Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak Rancangan
Adapun data mengenai tapak perancangan, antara lain :
1. Kasus Proyek
: Medan Boutique Hotel
2.
Status Proyek : Fiktif
3. Pemilik Proyek : Pihak Swasta
4. Lokasi Tapak
: Jln. Ahmad Yani VII – Jln. Hindu, Kecamatan Medan Barat Kotamadya Medan Gambar 2.9
Universitas Sumatera Utara
xiii
Batas Utara : Jln. Ahmad Yani VII
Batas Timur : Jln. Hindu
Batas Selatan: Jln. Sutoyo
Batas Barat : Sungai Deli
5. Luas Lahan
: + 1,3 Ha + 13.000 m
2
6. Kontur
: Relatif datar
7.
KDB : 90-100
8. KLB :
Bangunan di sekitar site memiliki KDB yang berkisar 80 hingga 100, dengan ketebalan bangunan yang relatif tipis dan jarak bebas belakang
bangunan 1–4 metar sangat rapat dan tidak terdapat jarak bebas samping kiri–kanan bangunan 0nol
9. GSB
Jln. Ahmad Yani VI : 1.25 meter
Jln. Hindu
: 1.25 meter
10. Bangunan Eksisting : Kantor Eks Depnaker Medan Warenhuis
11. Potensi Lahan :
Terletak dipusat kota
Berada pada kawasan bersejarah, pusat perbelanjaan
Transportasi lancar dan baik
Luas site mendukung +
Memiliki jalur utilitas yang baik
1,3 Ha
Gambar 2.9 Peta Sumatera Utara, Kota Medan, Tagula Kawasan Kesawan
Universitas Sumatera Utara
xiii
2.5 Studi Kelayakan
Berdasarkan hasil survey statistik, tingkat penghunian hotel tertinggi di Indonesia adalah Medan. Tingkat hunian ini mencapai angka 70.
19
• Sumut merupakan salah satu dari 10 besar destinasi wisata unggulan di Indonesia
Angka ini mengalahkan Bali yang memiliki tingkat hunian 65.Terdapat beberapa alasan mengapa sumatera Utara memiliki
potensi sebagai tujuan wisata para pelancong
1
, yakni : •
Sumut memiliki 10 objek wisata andalan yang berskala internasional •
Sumut merupakan pintu gerbang wisatawan mancanegara yang mengunjungi wilayah Indonesia bagian barat
• Sumut memiliki lokasi yang strategis, yang mana berdekatan dengan negara-negara
tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Selain itu, Industri pariwisata Sumatera Utara diyakini semakin membaik pada tahun 2010
dan kunjungan wisatawan dapat meningkat. Dalam harian Bisnis Indonesia, kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara menegaskan bahwa pemerintah akan terus
melanjutkan program sadar wisata bagi masyarakat, selain itu, Disbudpar Sumut juga telah mencanangkan kalender event pariwisata Tabel 2.6 pada Januari 2010 silam. Dengan
tujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik ke kota Medan.
Dengan adanya perencanaan event tahunan tersebut, tentunya diperlukan fasilitas-fasilitas akomodasi yang memadai.
Tabel 2.6 Kalender Event Pariwisata SUMUT 2010
20
Kalender event
pariwisata Sumatera Utara 2010 Event
Bulan
Festival Food and Fashion Maret
Festival Budaya Melayu Mei
Pesta Danau Toba Juli
Pesta Rontang Bittang Juli
Horas Fiesta Samosir Juli
Ramadan Fair Agustus
Warisan Budaya Islam se-Sumut September
Gema Pariwisata September
Sumut Expo Oktober
Arung Jeram November – Desember
Sumber : Dinas KebudayaanPariwisata Sumut
19
harian Kompas, Rabu, 17 Maret 2010, “ Pertumbuhan Hotel Berbintang di Medan
”
20
harian Bisnis Indonesia, Rabu, 23 Desember 2009, “ Pariwisata Sumut diyakini tumbuh pada 2010
”
Universitas Sumatera Utara
xiii
Tabel 2.7. Jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Sumatera Utara menurut 3 pintu masuk Bandara Udara Polonia – Pelabuhan Laut Belawan – Pelabuhan Laut Tanjung Balai Asahan
Tahun 2009
2008 2007
2006 2005
Rata-rata Wisman
162.985
152.294 134.130 121.846 115.264 137.303
Sumber : BPS Propinsi Sumatera Utara, “ Medan Dalam Angka 2009 “
Dari tabel 2.7 di atas dapat terlihat bahwa setiap tahunnya jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kota Medan semakin meningkat walaupun dalam jumlah angka yang
tidak begitu signifikan.
Tabel 2.8.Perbandingan tingkat penghunian kamar dari tahun 2005 hingga 2008
Tahun 2008
2007 2006
2005
33.8 46.2
50.5 54.6
43.8 47.2
45.5 48.3
60.39 57.07
60.61 50.79
56.19 60.65
63.34 48.54
62.1 50.6
46.1 62.7
Sumber : BPS Propinsi Sumatera Utara, “ Medan Dalam Angka 2009 “
Dari perbandingan tabel 2.8 di atas dapat diperoleh bahwa, tingkat penghunian kamar hotel bintang 5 mendominasi diantara hotel berbintang lainnya.
TAHUN JENIS JUMLAH
HOTEL KAMAR
TEMPAT TIDUR 2005
147 5073
7438
2006 160
5654 8297
2007 165
5813 9121
2008 167
6277 10121
BINTANG 12
529 766
BINTANG 1
67 144
BINTANG 9
890 1465
BINTANG 7
1196 2035
BINTANG 3
700 2032
NON-CLASSIFIED
135 2895
3679
Sumber : BPS Propinsi Sumatera Utara, “ Medan Dalam Angka 2008 “
Tabel 2.9. Jumlah hotel, kamar dan tempat tidur dari tahun 2005 hingga 2008
Universitas Sumatera Utara
xiii
Tabel 2.10. Rata – rata Lama Menginap Tamu Mancanegara + Nusantara Pada Hotel Akomodasi Lainnya Menurut Tahun dan Kelas Hotel di Kota Medan tahun 2005 – 2008 Hari
Tahun 2008
2007 2006
2005
1.07 1.13
1.21 1.23
1.7 1.4
1.4 0.92
1.56 1.37
1.37 1.7
1.96 1.88
1.88 1.59
1.72 1.25
1.23 2.23
Sumber : BPS Propinsi Sumatera Utara, “ Medan Dalam Angka 2009 “
Berdasarkan artikel pada harian Bisnis Indonesia
21
1. Tamu hotel
, I Gde Pitana, Direktur Pemasaran Luar Negeri Kemenbudpar, berkata “Indonesia hanya menawarkan apa yang dimiliki. Itu saja
yang dijual.” Menurut I Gde Pitana, pariwisata di Indonesia perlu menguasai secara detil potensi pasar yang digarap dan pariwisata yang dikembangkan harus berorientasi pada
kemampuan membuat produk yang memang disukai pasar. Di kota-kota seperti Roma, Paris, London dan Amsterdam, jutaan turis yang setiap tahun ke sana bukan untuk menginap di
hotel tingkat-tingkat berkonstruksi baja dan kaca, mereka ke sana karena atmosfir sejarah yang unik dengan bangunan-bangunan tua yang berabad lamanya, untuk menghirup nafas
sejarah, untuk masuk ke sebuah dunia lain. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, untuk mengembangkan dunia pariwisata, diperlukan sesuatu yang memang benar-benar menarik
minat wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara
2.6 Tinjauan Fungsi