xiii Kesawan ini seolah-olah terpisah dan tidak menyatu dengan kawasan sekitar. Untuk itulah
Medan Boutique Hotel ini dibangun dengan perancangan melalui pendekatan secara kontekstual yang mempertimbangkan karakter fisik yang telah ada untuk menciptakan
hubungan yang harmonis terhadap lingkungan, sehingga menghasilkan sebuah kontinuitas visual yang baik.
Brent C Brolin dalam bukunya Architecture in Context 1980 menjelaskan, kontekstualisme adalah kemungkinan perluasan bangunan dan keinginan mengaitkan bangunan baru
dengan lingkungan sekitarnya. Dengan kata lain, kontekstualisme merupakan sebuah ide tentang perlunya tanggapan
terhadap lingkungannya serta bagaimana menjaga dan menghormati jiwa dan karakter suatu tempat.
Pendapat lain mengatakan bahwa arti konteksual adalah sebagai berikut : 1. Kontekstual berarti berusaha keras agar ada “kesesuaian” antara pendatang baru, yaitu
bangunan atau karya arsitektur dengan kondisi tapak yang telah ada sebelumnya 2. Kesesuaian tidak berarti harus sama
3. Kesesuaian yang dimaksud adalah memperkuat, memperbesar, menyelamatkan, memperbaiki atau meningkatkan kualitas lingkungan yang ada.
4. Kontekstual merupakan suatu hal yang penting dalam arsitektur, karena Arsitektur bukanlah objek yang berdiri sendiri , melainkan harus menjadi satu kesatuan harmonis
dengan sekitarnya, menjadi satu kesatuan jaringan secara sosial, budaya maupun ekologis. Keberadaannya harus memberikan keseimbangan.
3.3. Penerapan kontektual dalam judul proyek
Kontekstual, sesuai dengan pengertian diatas, berarti meningkatkan kualitas Kawasan Kesawan yang telah ada sebelumnya menjadi lebih baik. Untuk mewujudkan hal ini,
dilakukan pendekatan dari segi fasade bangunan disekitarnya. Dengan menganalisa gaya bangunan disekitar lokasi, pola fasade dan ornament yang digunakan.
Kontekstual pada aspek fisik, dapat dilakukan dengan cara : 1. Mengambil motif-motif desain setempat :
misalnya bentuk massa, pola atau irama bukaan, dan ornamen desain pada kawasan Kesawan. Seperti bentuk :
a.Geometri :
Universitas Sumatera Utara
xiii Berdasarkan standar geometri atau bentuk. Misalnya bentuk persegi, bulat, segitiga, kubus
dll. b.Kompleksitas :
Berdasarkan derajat kesederhanaan atau daya tarik bangunan tersebut. Terbagi atas 2: - Bentuk sederhana = regular
- Bentuk kompleks = iregular c.Orientasi : Berdasarkan hubungan bentuk secara vertikal maupun horizontal
2. Menggunakan bentuk-bentuk dasar yang sama Adapun dalam pengambilan bentuk dasar yang sama tetap melalui proses pengaturan
kembali sehingga memiliki tampak yang berbeda. 3. Memiliki efek visual yang sama
Yakni dalam melakukan pencarian bentuk-bentuk baru dalam mendisain tetap memiliki efek visual yang sama atau mendekati yang lama.
4. Mengabstraksi bentuk-bentuk asli kontras Dalam arsitektur kontekstual hubungan yang simpatik tidak selalu ditunjukkan dengan
desain harmonis yang biasanya dicapai dengan penggunaan kembali elemen desain yang dominan yang terdapat pada bangunan lama. Hubungan yang harmonis tersebut bisa
dicapai dengan solusi desain yang kontras. Bentuk-bentuk asli pada bangunan lama tidak digunakan langsung, namun bisa diabstraksikan ke dalam bentuk baru yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
xiii
Gambar 3.2 ekterior Piramida Louvre Pyramide du Louvre Gambar 3.1 ekterior Piramida Louvre Pyramide du Louvre
3.4. Studi Banding Sejenis
Studi Banding berdasarkan kesamaan Tema: 1.
Louvre Pyramid , Paris
39
Piramid Louvre Pyramide du Louvre adalah sebuah pyramid besar yang menggunakan konstruksi kaca dan baja, dimana dikelilingi oleh tiga piramid kecil, di bagian
tengah dari istana Louvre Palais du Louvre di Paris. Piramid terbesar berfungsi sebagai entrance Museum Louvre. Selesai pada tahun 1983, dan menjadi landmark dari kota Paris.
Gambar 3.1
Di desain oleh arsitek I.M. Pei, yang juga bertanggung jawab dalam mendesain museum di Jepang. Struktur yang digunakan adalah segmen-segmen dari kaca, yang mana mencapai
ketinggian 20.6 meter 70 kaki; dengan dasar bujur sangkar dengan sisi-sisi 35 meter 115 kaki.
Terdiri dari 603 kaca berbentuk belah ketupat dan 70 segmen kaca segitiga. Gambar 3.2
Piramida dan lobi bawah tanah diciptakan karena adanya masalah pada entrance awalnya yang tidak
dapat menampung pengunjung yang berdatangan tiap harinya. Pengunjung masuk dengan
menuruni piramid menuju lobi dan kemudian naik kembali menuju bangunan utama Louvre.
39
http:en.wikipedia.orgwikilouvre_pyramid
Universitas Sumatera Utara
xiii
Gambar 3.3 pyramidee Inversee yang berfungsi sebagai skylight
Gambar 3.4 denah lantai dasar dari Piramida Louvre
Konstruksi dari piramida sendiri mengundang berbagai kontroversi karena orang-orang merasa bahwa sangatlah tidak harmonis, sebuah bangunan futuristic berada di tengah-
tengah bangunan yang berlanggam klasik. Akan tetapi ada juga pujian yang mengatakan bahwa museum ini
sukses dengan adanya penekanan kontras pada arsitektur kontekstual dari penggabungan langgam
yang lama dengan yang baru, klasik dengan modern. Piramida utamanya merupakan piramida terbesar
diantara piramida-piramida yang ada disekitar museum, termasuk La Pyramidee Inversee yang
mengarah ke bawah, yang berfungsi sebagai skylight. Piramid kaca merupakan tambahan terakhir pada saat merancang Louvre, museum yang
terkenal di Paris, dimana tidak terintegrasi dengan bangunan-bangunan di sekelilingnya. Dengan ketinggian 71 kaki, konstruksi baja menyokong 603 kaca berbentuk prisma dan 70
kaca bersegi tiga dengan ketebalan 21mm, memberikan gambaran elegan dan transparan. Selesai pada tahun 1989, dari piramid
kaca, dapat memasukkan cahaya ke dalam pusat resepsionis museum dan
merupakan konsep utama dari museum ini Gambar 3.3 dan Gambar 3.4.
Universitas Sumatera Utara
xiii
Gambar 3.5 ekterior Turtle Bay Towers
Gambar 3.6 ekterior rumah kaca di Turtle Bay
2. Turtle Bay Towers
40
,
41
,
42
Turtle Bay Towers Gambar 3.5 merupakan sebuah apartemen yang terletak di antara Second Avenue First
Avenue di New York. Ledakan gas yang merusak hampir seluruh bangunan, seluruh struktur dibutuhkan rekonstruksi
pada tahun 1978. Bangunan 26 lantai, batu bata beige, condop dibangun pada tahun 1929 dan memiliki 337
apartemen. Apartemen ini merupakan hasil konversi dari sebuah gedung kantor industri dan pada akhirnya
mendapatkan penghargaan dari American Institue of Architects tahun 1978.
Pintu masuk bangunan yang berkanopi adalah sebuah arcade yang telah dimundurkan dari garis sempadan
bangunan. Lobi yang luas terletak di balik partisi kaca, dimana menyiku di bagian atas. Di bagian barat dari dinding
lobi di bentuk melengkung dan menjadi bagian dari dinding kotak surat yang terlihat dari jalan. Bangunan ini memiliki
penjaga pintu, sebuah garasi, ruang pengkondisian udara buatan yang terpisah, beberapa teras dan ruang penyimpanan bawah tanah, tetapi tidak terdapat trotoar dan balkon.
Selain itu, bangunan yang berlantai 24 ini pernah mengalami lendakan yang menghancurkan shaft lift
pada sisi barat, sehingga menghancurkan dinding fasade setinggi 50 kaki dari lantai bawah hingga
atas. Sang arsitek menyiasati banyak perubahan, seperti :
• Rerestorasi fasade bangunan sesuai dengan
aslinya •
Pemanfaatan struktur bangunan dalam perancangan lift kembali, yakni menggunakan lift servis menjadi lift penumpang.
• Penggantian struktur rumah kaca yang terintegrasi dengan performa tinggi thermal
enclosure •
Penggantian seluruh atap bertingkat
40
http:www.cityrealty.comnycmanhattanturtle-bay-towers-310-east-46th-street8621
41
http:www.hlzimmerman.comworkturtle_bay_towers.html
42
http:www.emporis.comapplication?nav=buildingid=turtlebaytowersapartments-newyorkcity-ny-usalng=3
Universitas Sumatera Utara
xiii •
Perbaikan perluasan batubata dan perkuatan struktur kerangka baja •
Penggantian dinding parapet Karena bagian bawah dari rumah kaca merupakan interior ruangan, sehingga menjadi sulit
untuk perancah dan rig untuk melakukan pekerjaan pada bagian luar. Tantangan proyek meliputi penyesuaian sistem perancah permanen untuk mengatasi
kesulitan mengakses fasade bangunan pada perawatan kedepannya. Sistem ini terdiri dari tiang perancah yang dihubungkan dengan kerangka baja struktural bangunan.
Dari kedua contoh studi banding di atas, diambil kesimpulan berupa tabel 3.1 sebagai berikut :
Tabel 3.1 Perbandingan contoh bangunan dengan tema sejenis Louvre Pyramid
Turtle Bay Towers JENIS BANGUNAN
Museum Apartemen
ARSITEK I.M.PEI
Howard L.Zimmerman TAHUN
1983 1929
JENIS KONTEKSTUAL Kontras
Harmoni STRUKTUR BANGUNAN
Kaca, Baja baja
GAYA BANGUNAN modern
Neo-Classicm
Universitas Sumatera Utara
xiii
Gambar 3.7 eksterior rumah-rumah di Ponte Vecchio, Florence, Italia
3.5. Studi Banding berdasarkan pendekatan desain arsitektur Kontekstual