Bahan Struktur Bahan Bangunan Elektrikal

xiii Objek Kelemahan Kelebihan Rangka batang Refleksi besar bila diterpa angin Fleksibilitas ruang tinggi, bentangan relatif besar 14 -22 meter, kuat dalam bentangan horizontal. Dinding Pemikul Fleksibilitas ruang kurang, perlu keahlian khusus Tidak menggunakan kolom, waktu pengerjaan cepat. Balok Induk dan Pendukung Ruang plafon relatif kecil 120 -124 bentang Bentang 9-18 meter, rangka penguat lantai Kabel baja Bukan sebagai rangka utama, ruang gaya tarik yang besar Daya tarik yang tinggi, bentangan 100-300 meter, fleksibilitas tinggi. Plat Lantai Precast Selisih ketinggian relatif kecil Praktis dalam pengerjaan, bentangan 4-10 meter, ruang plafon lebih tinggi.

4.6.1.2. Bahan Struktur

Pada tabel 4.20 menunjukkan perbandingan bahan struktur, antara lain : Tabel 4.20 Bahan struktur Kriteria Beton Baja Komposit Unsur Agregat kasarhalus, air dan semen Besi, karbon, oksigen Beton dan Baja Sifat Mudah dibentuk, praktis Kaku Relatif fleksibel Kekuatan Gaya tekan Gaya tarik Gaya tekan dan tarik Daya tahan apicuaca 100-450 o Cnon korosi 250 o C korosi 100-450 o Cnon korosi Pengontrolan kualitas Ketat Relatif merata Ketat Keahlian Menengah Ahli khusus Ahli khusus Tabel 4.19 Prinsip struktur atas Universitas Sumatera Utara xiii Pelaksanaan Bertahap, di lapangan Singkat, pabrikan Singkat, pabrikan atau lapangan Jenis Bertulang, praktekan Variasi rangka dan profil Variasi Contoh Balok, kolom, lantai, dinding core Balok, kolom, kabel struktur Balok, kolom, lantai, dinding core.

4.6.1.3. Bahan Bangunan

Tabel 4.21 menujukkan keterangan bahan bangunan beserta sifat-sifatnya Tabel 4.21 Bahan bangunan Objek Keterangan Kayu a. Digunakan untuk bangunan kecil dan rendah b. Sebagai struktur rangka dan balok c. Jenis bahan pabrikan d. Tidak tahan terhadap rayap e. Perawatan intensif f. Gaya sesuai arah serat Aluminium a. Sebagai struktur pendukung b. Jenis bahan pabrikan c. Perlu keahlian khusus d. Tahan cuaca tropis e. Penghantar panas f. Ringan Gipsum a. Tingkat stabilitas tinggi b. Daya tahan tinggi c. Kedap suara d. Anti serangga e. Ringan Pemasangan praktis f. Aplikasi pada plafon dan partisi Kaca a. Sebagai sturktur pelingkup b. Perlu keahlian khusus c. Permukaan yang rentan terhadap cuaca d. Tahan terhadap kelembaban e. Ringan Transparan f. Kuat pada fungsi tertentu Universitas Sumatera Utara xiii Kriteria pemilihan sistem struktur bangunan adalah : faktor ketinggian, faktor teknis teknologi, faktor fisik, faktor ekonomis.

4.6.1.4. Sistem Struktur

Sistem struktur dibedakan menjadi dua yakni : sistem struktur rangka dan sistem dinding pemikul.

1. Sistem Struktur Rangka

Sistem struktur rangka berupa penggunaan balok dan kolom yang terikat secara kaku pada sebuah simpul. Sistem ini merupakan jenis struktur yang umum digunakan oleh masyarkat pada bangunan yang hanya 1 - 20 lantai. Pemilihan jenis struktur ini karena pertimbangan efektif dan merupakan sistem yang dianggap paling ekonomis untuk tinggi bangunan yang terbatas. Bangunan bertingkat banyak penggunaan modul sudah menjadi hal yang perlu diperhatikan. Jenis-jenis modul yang digunakan : a. Struktur rangka beraturan grid rata satu arah : Jenis struktur ini menggunakan modul yang jaraknya sama hanya untuk satu arah saja. b. Sistem Grid Beraturan Grid dua arah Gambar 4.21: Sistem gridnya mempunyai ukuran yang sama untuk kedua arah. c. Sistem Grid Berirama satu dan dua arah Gambar 4.22 X X Gambar 4.21. Sistem grid beraturan dua arah Universitas Sumatera Utara xiii Sistem Grid Satu Bentang murni dan berirama d. Sistem Grid Dua Bentang murni dan berirama e. Sistem Grid 90, 45, 60 derajat rata dan berirama Gambar 4.23 f. Sistem Rangka Beraturan Radial Gambar 4.24

2. Sistem Struktur Dinding Pemikul

a. Dinding Pemikul Beraturan Grid Satu Arah b. Dinding Pemikul Beraturan Grid Dua Arah Gambar 4.22. Sistem Grid Berirama satu dan dua arah Gambar 4.23. Sistem Grid 90 . 45 dan 60 rata dan berirama Gambar 4.24. Sistem rangka beraturan radial Universitas Sumatera Utara xiii c. Dinding Pemikul Beraturan Grid Berirama Satu Arah Gambar 4.25 d. Dinding Pemikul Beraturan Grid Berirama Dua Arah Gambar 4.26 e. Sistem Struktur Gabungan Gambar 4.27

4. 6. 2. Analisa Utilitas Bangunan

Dalam analisa utilias bangunan adapun pengkajian yang dilakukan mengenai sistem penghawaan, sanitasi, elektrikal, pencahayaan, pembuangan sampah, transportasi vertikal. Gambar 4.25. Sistem dinding pemikul beraturan grid berirama satu arah Gambar 4.26. Sistem dinding pemikul beraturan grid berirama dua arah Gambar 4.27. Sistem struktur gabungan Universitas Sumatera Utara xiii 4.6.2.1Sistem penghawaan Sistem penghawaan dapat dibagi duaTabel 4.22, yaitu : 1. Penghawaan alami 2. Penghawaan buatan Tabel 4.22 penghawaan Analisa Penghawaan alami Penghawaan buatan Keuntungan  Biaya lebih murah  Dapat dimodifikasi untuk membentuk estetis bangunan  Dapat merata di setiap ruang  Tingkat kelembaban dan suhu dapat dikontrol  Udara yang dialirkan dapat dibersihkan Kerugian  Kenyamanan yang diciptakan tidak dapat di kontrol  Tidak dapat merata di setiap ruang  Bergantung pada iklim dn tempat  Biaya lebih mahal  Dibutuhkan ruangan yang besar sebagai tempat peletakan peralatan penghawaan  Membutuhkan bantuan energi lain Kenyamanan thermal secara alami dapat diperoleh dengan cara : 1. Penggunaan sun screen dan shading 2. Penggunaan kaca reflektif 3. Penggunaan sistem kaca ganda 4. Penggunaan air untuk pendingin 5. Penggunaan blower roof fan untuk mempercepat aliran udara Kenyamanan termal secara buatan dapat diperoleh dengan cara Tabel 4.23 : 1. penghawaan sistem AC Central 2. penghawaan sistem AC Package tabel 4.23 Prinsip, keuntungan dan kerugian jenis AC AC Prinsip Keuntungan Kerugian Split • Air cooled system • Water cooled system • Temperature udara setiap • Memerlukan space pada Universitas Sumatera Utara xiii ruangan masing- masing dapat dikontrol sendiri • Tidak memerlukan pemipaan • Instalasi sangat sederhana dindingkurang baik bagi dekorasi interior • Distribusi kapasitasnya terlalu baku • Kurang baik bagi fasade eksterior dan berisik Central Air system • Condenser, evarator dan AHU diletakaan pada suatu tempat • Udara dingin dialirkan melalui dusting • Menggunakan central AHU yang dilengkapi central direct examtion coil atau central direct draigne coil • Rangkaian lebih sederhana dan pendek sirkulasinya • Mudah dirancang dan dipasang rangkaiannya • Pemeliharaan pada centralnya saja, operasi dan maintenance lebih mudah • Initial cost tinggi biaya ducting dan isolasi • Ukuran shaft dan ducting sama tinggi, jadi memerlukan ducting tinggi yang mengurangi ketinggian ruangan dalam. Central water system • AHU diletakan pada setiap ruanganlantai dengan kapasitas pelayanan tertentu ruang pelayanan yang maksimalnya adalah 3000 m³ • Setiap AHU dihubungkan oleh pipa air dingin dengan central. • Rangkaian lebih sederhana dan pendek sirkulasinya • Mudah dirancang dan dipasang rangkaiannya • Pemeliharaan pada centralnya saja, operation dan maintenance lebih mudah • Ukuran shaft lebih kecil, baik bagi dekorasi ruang • Initial cost tinggi biaya isolasi pipa pada ducting • Memerlukan water dalam jumlah besar dan memerlukan tempat penampungannya Universitas Sumatera Utara xiii pamer

4.6.2.2. Sistem Sanitasi

Sistem sanitasi dibagi menjadi dua, yakni :

1. Sistem air bersih

Jenis sistem air bersih yang digunakan dibagi dalam dua bagian yaitu : a. Sistem distribusi air bersih down feed tangki atap Tabel 4.24 Tabel 4.24 sistem distribusi air bersih down feed Keuntungan Kerugian  Penyaluran air digunakan dengan memanfaatkan bantuan sistem gravitasi, sehingga memhemat biaya operasional bangunan.  Sistem pemipaan lebih sedikit.  Penyaluran tidak merata.  Diperlukan ruang untuk peletakan tangki pada bagian atas bangunan. b. Sistem distribusi air bersih Up feed Tabel 4.25 Tabel 4.25 sistem distribusi air bersih up feed Keuntungan Kerugian  Penyaluran air dapat merata di setiap tempat.  Air pada bagian plumbing terun bergerak sehingga mengurangi peristiwa korosi pada pipa-pipa besi  Ruang yang diperlukan lebih kecil.  Biaya operasional lebih mahal  Sistem pemipaan lebih banyak  Dapat terjadi ledakan akibat dari tekanan mesin pompa.

2. Sistem distribusi air buangan

Sumber air kotor dalam bangunan berasal dari : Universitas Sumatera Utara xiii a. Air hujan Drainase Disalurkan dari atap bangunan ke pipa-pipa pembuangan air hujan secara vertikal dan kemudian diteruskan ke saluran pembuangan kota b. Air kotor cair Disalurkan melalui pipa pembuangan secara vertikal dan kemudian diteruskan ke saluran pembuangan kota. Khusus pembuangan dari dapur, air kotor disaring dalam bak penampungan lemak. c. Air kotor padat Disalurkan melalui pipa pembuangan air kotor padat secara vertikal dan dibuang ke bak septictank dan kemudian diresapkan ke dalam tanah melalui bak resapan.

4.6.2.3. Elektrikal

Sistem distribusi listrik Diagram 4.2 pada bangunan dapat diperoleh dengan cara : 1. Didistribusikan secara langsung dari PLN 2. Didistribusikan langsung melalui generator set Genset 3. Didistribusikan melalui UPS Uninteruped Power Supply

4.6.2.4. Pencahayaan