pembaca. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang formal dan lugas.
2. Deskripsi artistik impresionistik
Deskripsi impresionistik adalah deskripsi yang mengarah kepada pemberian pengalaman kepada pembaca bagaikan berkenalan langsung dengan
objek yang disampaikan, dengan jalan menciptakan sugesti dan impresi melalui keterampilan penyampaian dengan gaya yang memikat dan pilihan kata yang
menggugah. Deskripsi ini berusaha menciptakan suatu penghayatan terhadap objek melalui imajinasi pembaca.
18
Agar pembaca memiliki penghayatan yang demikian, penulis harus dapat menyajikan objek sejelas-jelasnya, setepat-tepatnya, dan sehidup
mungkin. Untuk itu penulis dituntut untuk dapat menggunakan diksi yang tepat dan kalimat-kalimat yang dapat menghadirkan objek deskripsi di depan
pembaca. Berdasarkan kategori yang lazim, karangan deskripsi dipilih atas dua
kategori, yakni karangan deskripsi orang dan karangan deskripsi tempat.
a. Deskripsi Orang
Kerumitan manusia tidak hanya struktur atomi dan morfologi tubuh,tetapi juga karena akal budi dan jiwa yang dimilikinya. Hal ini akan
menyulitkan seseorang menghasilkan deskripsi yang memuaskan. Seseorang yang bersungguh-sungguh membuat deskripsi tentang seorang tokoh, harus
mengetahui ciri utama sang tokoh seperti tingkah laku, bentuk tubuh, watak, penampilan, dan sebagainya. Seseorang yang bertampang gagah, berparas
menarik, belum tentu memiliki watak dan moral yang baik. Sebaliknya, seseorang yang berwajah seram bertingkah laku kasar, mungkin memiliki hati
yang baik.
18
Ibid.,
b. Deskripsi Tempat
Tempat memegang peranan yang sangat penting dalam setiap peristiwa. Tak ada peristiwa yang terlepas dari lingkungan dan tempat, semua kisah akan
selalu mempunyai latar belakang tempat. Jalannya sebuah peristiwa akan lebih menarik kalau dikaitkan dengan tempat terjadinya peristiwa tersebut.
C. Pendekatan Deskripsi
Pendekatan dalam pendeskripsian dapat dibedakan atas pendekatan realistis, pendekatan impresionistis, dan pendekatan menurut sikap penulis.
a. Pendekatan Realistis
Dalam pendekatan realistis penulis berusaha agar deskripsi yang dibuatnya itu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, seobjektif mungkin.
Perincianperincian perbandingan antara satu bagian dengan bagian yang lain dilukiskan sedemikian rupa, sehingga tampak seperti dipotret atau sesuai
dengan aslinya. Walaupun demikian, tidak ada sebuah deskripsi yang persis sama dengan keadaan yang sebenarnya, atau seperti yang dapat dilihat dengan
mata. Gambaran kesibukan sebuah stasiun pada saat kereta api datang dan ada yang akan berangkat, tidak akan sama persis seperti aslinya walaupun penulis
sudah berusaha mengamati dan menggambarkan keadaan dengan secermat- cermatnya.
b. Pendekatan Impresionistis
Impresionistis adalah pendekatan yang berusaha menggambarkan sesuatu secara subjektif sesuai dengan impresi penulis.
19
Penulis berusaha menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan yang diperolehnya, yang bersifat
19
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia “Untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa”,
Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009, h. 241.
subjektif. Penulis menonjolkan pilihannya dan interpretasinya. Penulis menyeleksi secara cermat bagian-bagian yang diperlukan untuk dideskripsikan.
Kemudian, baru berusaha menginterpretasikannya. Fakta-fakta yang dipilih oleh penulis harus dihubungkan dengan efek yang ingin ditampakan. Fakta-
fakta ini dijalin dan diikat dengan pandangan-pandangan subjektif si penulis.
c. Pendekatan Menurut Sikap Penulis
Pendekatan ini sangat tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai, sifat objek,
serta pembaca
deskripsinya. Dalam
menguraikan sebuah
persoalan,penulis mungkin mengharapkan agar pembaca merasa tidak puas terhadap suatu tindakan atau keadaan, atau penulis menginginkan agar pembaca
juga harus merasakan bahwa persoalan yang tengah dihadapi merupakan masalah yang gawat. Penulis juga dapat membayangkan bahwa akan terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan, sehingga pembaca dari mula sudah disiapkan dengan sebuah perasaan yang kurang enak, seram, takut, dan sebagainya.
Penulis harus menetapkan sikap yang akan diterapkan sebelum mulai menulis. Semua detail harus dipusatkan untuk menunjang efek yang ingin
dihasilkan. Perincian yang tidak ada kaitannya dan menimbulkan keragu-raguan pada pembaca, harus disingkirkan penulis dapat memilih misalnya salah satu
sikap seperti masa bodoh, bersungguh-sungguh, cermat, sikap seenaknya, atau sikap yang ironis.
4. Pembelajaran Menulis
Belajar dan mengajar merupakan dua istilah dalam dunia pendidikan yang sangat populer. Kedua istilah itu mengacu kepada suatu proses yang terjadi dalam
suatu rangkaian unsur yang saling terkait. Belajar berarti berusaha agar memperoleh
kepandaian atau ilmu. Sedangkan mengajar merupakan suatu proses yang kompleks.
Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik