42
dalam melakukan audit, sehingga mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi.
Banyak penelitian menemukan kualitas audit berkorelasi positif dengan kredibilitas auditor dan berkorelasi negatif dengan
kesalahan laporan keuangan. Laporan keuangan yang berkualitas merupakan salah satu elemen penting dalam meningkatkan perusahaan.
Hal ini disebabkan laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang diperlukan oleh investor untuk menentukan strategi investasi dan untuk
melakukan berbagai analisis menilai sebuah perusahaan.
6. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dapat dilihat melalui nilai pasar atau nilai buku perusahaan
dari ekuitasnya.
Dalam neraca
keuangan, ekuitas
menggambarkan total modal perusahaan dan nilai pasar bisa menjadi ukuran nilai perusahaan. Penilaian terhadap perusahaan, tidak hanya
mengacu pada nilai nominal tetapi dapat juga dilihat dari kinerja perusahaannya. Sedangkan menurut Keown, et. al. 2003, nilai
perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar. Harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli
diartikan sebagai harga pasar atas perusahaan itu sendiri. Di bursa saham, harga pasar berarti harga yang bersedia dibayar oleh investor untuk setiap
lembar saham perusahaan. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang selalu
dikaitkan oleh harga saham.
43
Menurut Keown, et. al. 2003 terdapat variabel-variabel kuantitatif yang dapat digunakan untuk memperkirakan nilai suatu perusahaan, antara
lain: nilai buku, nilai pasar saham, nilai appraisal, dan nilai arus kas. Nilai buku merupakan jumlah aktiva dari neraca dikurangi kewajiban yang
ada atau modal pemilik. Nilai buku tidak menghitung nilai pasar dari suatu perusahaan secara keseluruhan karena perhitungan nilai buku berdasarkan
pada data historis dari aktiva perusahaan. Nilai pasar saham adalah suatu pendekatan untuk memperkirakan
nilai bersih dari suatu bisnis. Apabila saham didaftarkan dalam bursa sekuritas dan secara luas diperdagangkan, maka pendekatan nilai dapat
dibangun berdasarkan nilai pasar. Pendekatan nilai merupakan suatu pendekatan yang paling sering digunakan dalam menilai perusahaan besar,
dan nilai ini dapat berubah dengan cepat. Nilai appraisal perusahaan yang berdasarkan appraiser independent
akan mengijinkan pengurangan terhadap goodwill apabila harga aktiva perusahaan meningkat. Goodwill dihasilkan sewaktu nilai pembelian
perusahaan melebihi nilai buku aktivanya. Nilai arus kas yang diharapkan adalah nilai yang dipakai dalam
penilaian merger atau akuisisi. Nilai sekarang dari arus kas yang telah ditentukan akan menjadi maksimum dan harus dibayar oleh perusahaan
yang ditargetkan target firm, pembayaran awal kemudian dapat dikurangi untuk menghitung nilai bersih sekarang dari merger. Nilai
sekarang present value adalah arus kas bebas dimasa yang akan datang.
44
Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham
Brigham, 1996. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai
perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga
tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan
investasi, pendanaan financing,
dan manajemen aset.
Secara umum banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam penilaian perusahaan, diantaranya adalah:
a pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau price earning ratio atau metode kapitalisasi proyeksi laba;
b pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas; c pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen;
d pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva; e pendekatan harga saham;
f pendekatan economy value added. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah dengan
menggunakan rasio Tobin’s Q. Rasio ini dikembangkan oleh Profesor
James Tobin 1967 dan dinilai dapat memberikan informasi yang paling baik, karena rasio ini dapat menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi
dalam perusahaan seperti terjadinya perbedaan cross sectional dalam
45
pengambilan keputusan investasi. Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena dapat menunjukan estimasi pasar keuangan saat ini
tentang nilai hasil pengembalian setiap dana yang diinvestasikan. Jika rasio
Tobin’s Q diatas satu, ini menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada
pengeluaran investasi sehingga akan menarik munculnya investasi baru sedangkan jika rasio
Tobin’s Q dibawah satu menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva tidak menarik investor untuk memberikan
investasinya yang baru. Menurut Sofyaningsih dan Hardiningsih 2011 yang menyebutkan
bahwa nilai perusahaan diukur melalui Tobins Q, yang diformulasikan :
Dimana : Tobins Q
: Nilai perusahaan MVE
: Nilai Ekuitas Pasar Market Value Equity D
: Nilai buku dari total hutang BVE
: Nilai buku dari equitas Book Value Equity Market Value Equity MVE diperoleh dari hasil perkalian harga
saham penutupan akhir tahun closing price dengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahun. Book Value Equity BVE diperoleh dari selisih
total aset perusahaan dengan total kewajibannya. Menurut Smithers dan Wright 2007, keunggulan
Tobin’s Q adalah : a.
Tobin’s Q mencerminkan aset perusahaan secara keseluruhan;
46
b. Tobin’s Q mencerminkan sentimen pasar, misalnya analisis dilihat
dari prospek perusahaan atau spekulasi; c.
Tobin’s Q mencerminkan modal intelektual perusahaan; d.
Tobin’s Q dapat mengatasi masalah dalam memperkirakan tingkat keuntungan atau biaya marjinal.
Sedangkan kelemahan Tobin’s Q yang dikemukakan juga oleh
Smithers dan Wright 2007 adalah bahwa Tobin’s Q dapat menyesatkan
dalam pengukuran kekuatan pasar karena sulitnya memperkirakan biaya atas pergantian atas harta, pengeluaran untuk iklan dan penelitian serta
pengembangan menciptakan aset tidak berwujud.
B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
Adapun keterkaitan antar variabel dependen dan independen dalam penelitian ini adalah:
1. Struktur Kepemilikan
Dalam perspektif teori agensi, agen yang risk adverse dan cenderung mementingkan dirinya sendiri akan mengalokasikan resources dari
investasi yang tidak meningkatkan nilai perusahaan ke alternatif investasi yang lebih menguntungkan. Permasalahan agensi akan mengindikasikan
bahwa nilai perusahaan akan naik apabila pemilik perusahaan bisa mengendalikan perilaku manajemen agar tidak menghamburkan resources
perusahaan, baik dalam bentuk investasi yang tidak layak maupun dalam bentuk shirking. Struktur kepemilikan yang baik mampu mengatur dan
mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan