Uji Autokorelasi Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

72 ZPRED dimana sumbu Y adalah Y telah diprediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di- studentized. Jika ada titik pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2011. Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan. Oleh karena, jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik plot.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu problem autokorelasi pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t- 1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, salah satunya dapat dilihat dari angka Durbin Watson D-W sebagai berikut: 73 1 Bila nilai D-W terletak antara batas atas du dan 4-du maka koefisien autokorelasi sama dengan nol dan berarti tidak ada autokorelasi. 2 Bila nilai D-W lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound dl maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol dan berarti ada autokorelasi positif. 3 Bila nilai D-W lebih besar daripada 4-dl, maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol dan berarti ada autokorelasi negatif. 4 Bila nilai D-W terletak di antara batas atas du dan batas bawah dl ataupun terletak antara 4-du dan 4-dl berarti hasilnya tidak dapat disimpulkan. Selain uji Dubin Watson, uji statistik lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji run test. Jika nilai run test memiliki tingkat signifikan di atas  0,05 berarti tidak terjadi autokorelasi Ghozali, 2011. 3 . Analisis Regresi Berganda Pengujian hipotesis menggunakan alat analisis regresi berganda. Penggunaan regresi ini dimaksudkan untuk mengetahui secara terpisah parsial berbagai variabel independen yang ada dalam hal ini sktruktur kepemilikan yang diwakili kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional, dividend payout ratio, cash holding, dan kualitas audit tanpa ada pengaruh unsur variabel lain. Sedangkan pengujian hipotesis 74 menggunakan alat analisis regresi berganda. Selain dapat melihat pengaruh masing-masing variabel independen, analisis regresi berganda dapat juga digunakan untuk melihat sejauh mana pengaruh interaksi variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: Dimana : Q : Variabel Nilai Perusahaan  : Konstanta  1 : Koefisien regresi pertama, yaitu besarnya perubahan Y apabila X 1 berubah 1 satuan X 1 : Kepemilikan Manajerial  2 : Koefisien regresi kedua, yaitu besarnya perubahan Y apabila X 2 berubah 1 satuan X 2 : Kepemilikan Institusional  3 : Koefisien regresi kedua, yaitu besarnya perubahan Y apabila X 3 berubah 1 satuan X 3 : Dividend Payout Ratio  4 : Koefisien regresi keempat, yaitu besarnya perubahan Y apabila X 4 berubah 1 satuan X 4 : Cash Holding  5 : Koefisien regresi kelima, yaitu besarnya perubahan Y apabila X 5 berubah 1 satuan Y =  +  1 X 1 +  2 X 2 +  3 X 3 +  4 X 4 +  5 X 5 +  75 X 5 : Kualitas Audit e : Error term

4. Koefisien Determinasi

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 78 102

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Bursa Efek Indonesia

0 26 103

Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Kebijakan Dividen, Cash Holding, Ukuran Perusahaan dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Perusahaan LQ – 45 Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 - 2013

2 11 124

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN DIVIDEND PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 5 13

PENDAHULUAN PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 2 6

KESIMPULAN PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 3 25

PENGARUH FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT PENGARUH FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2001-2007.

0 4 11

PENDAHULUAN PENGARUH FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2001-2007.

0 2 6

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL, RISIKO KEUANGAN, NILAI PERUSAHAAN, DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO TERHADAP PERATAAN LABA (Studi Pada Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2016)

0 1 17

Pengaruh struktur kepemilikan saham terhadap nilai perusahaan : studi empiris pada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia - USD Repository

0 1 100