Mata Pencaharian Kehidupan Beragama

tidak terpakai lagi, mulai dari logam, aneka jenis plastik, alumunium, pecahan kaca, potongan-potongan kayu, dan aneka macam kertas.

b. Mata Pencaharian

Bagi kelompok pemulung, tumpuan sektor mata pencaharian mereka adalah mengumpulkan barang-barng bekas. Dalam komunitas pemulung sendiri ada dua cara dalam mengumpulkan barang bekas, mereka yang sudah memepunyai leveransir atau sumber tempat tetap mencari barang-barang bekas, dan mereka yang mencari barang bekas di mana-mana dengan cara sendiri-sendiri. Barang-barang bekas yang mereka cari dikelompokan sesuai dengan jenisnya, kemudian dijual kepada seseorang yang bertindak sebagai agen dalam lingkungan tersebut.

c. Kehidupan Beragama

Soelaiman menjelaskan bahwa karena latar belakang sosial yang berbeda di masyarakat agama, maka masyarakat agama akan memiliki sikap dan nilai yang berbeda pula. Kebutuhan dan pandangan terhadap prinsip keagamaan berbeda- beda, kadangkala kepentingan terhadap agama dapat tercermin atau tidak sama sekali. 44 Karena itu kebhinekaan dalam kelompok masyarakat akan mencerminkan perbedaan jenis kebutuhan agama. Masyarakat marginal sebagai masyarakat strata bawah memiliki tingkat pemahaman dan refleksi ajaran agama yang berbeda dengan kelompok masyarakat lainnya. Pada masyarakat ini, agamanya belum difahami sebagai way 44 M. Munandar Soelaiman, Ilmu Sosial Dasar, Teori dan Konsep Ilmu Sosial, Bandung: Etersco, 1993, h, 51 of life pedoman hidup yang mengandung nilai-nilai yang sangat tinggi. Namun, sebagai tata cara praktis atau resep jitu, yang mereka gunakan untuk memecahkan problem kehidupan. Misalnya ayat Al-quran tertentu dianggap mempunyai daya magis untuk menyembuhkan penyakit, mendatangkan rezeki, menjaga keselamatan, dan sebagainya. Pada umumnya ajaran agama dipahami secara sederhana dan praktis. 45 Dalam praktik kehidupan, konsep halal dan haram, benar dan salah tidak mereka pahami sebagai adanya. Oleh karena itu, untuk memahami agama dalam kehidupan sosial, mereka ini perlu dikaitkan dengan konteks kehidupan sosial budaya, yaitu ajaran agama yang telah direduksi dan diseleksi oleh pemeluknya. Kemudian difungsikan dalam kehidupan sosial mereka sebagai instrumen dalam memecahkan berbagai persoalan hidup. 46

3. Kemiskinan dalam masyarakat marginal