Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

berada. Meskipun kita bersembunyi di tempat yang tidak diketahui, atau berada dalam benteng yang sangat kokoh, kematian akan tetap menemukan kita. Islam merupakan agama yang lengkap dan universal. Syariat Islam mengatur segala aspek kehidupan manusia. Baik aspek ketuhanan, etika, akhlak, ibadah maupun muamalah. Pada masa hidup, manusia mempunyai peraturan- peraturan tertentu yang harus diketahui dan dilaksanakan. Begitu pula setelah masa kematian, terdapat aturan-aturan yang harus diketahui dan dilaksanakan, yaitu penyelenggaraan jenazah. Hukum prosesi ini adalah fardhu kifayah dan merupakan kewajiban bagi seluruh umat Islam. Menyelenggarakan kegiatan yang wajib terkait dengan jenazah, mencakup memandikan, mengkafani, menshalatkan dan menguburkan, serta tahlilan bagi yang memerlukan, membutuhkan persiapan dan perlengkapan. Dari tahun ke tahun, kain kafan, wewangian, hingga tanah pemakaman harganya semakin melambung. Sehingga untuk menguburkan jenazah, kita harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Sedangkan manusia tidak mengetahui kapan kematian akan datang dan dalam keadaan ekonomi seperti apa manusia akan menemui ajal. Jika kematian datang ketika manusia dalam keadaan ekonomi yang berada, tentu tidak akan timbul permasalahan. Sebaliknya, permasalahan akan muncul ketika kematian datang pada saat manusia mengalami kesulitan ekonomi, terlebih bagi masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan. Setiap keluarga mengharapkan makam yang layak dan jarak yang terjangkau sehingga dapat diakses dengan mudah. Di samping itu, dalam masyarakat kita berlaku anggapan bahwa jika terdapat makam yang tidak terurus, maka keluarganya tidak peduli dengan orang tua yang telah merawatnya semasa hidup dan dianggap keluarga yang kualat. Oleh karena itu, untuk memperoleh semua kemudahan tersebut dan mengantisipasi segala kemungkinan yang tidak diinginkan, warga mencoba menyelenggarakan semacam investasi dalam wadah rukun kematian yang dikelola oleh lembaga sosial atau yayasan keagamaan. Praktek rukun kematian ini dilakukan dengan mengadakan iuran atau arisan bersama. Praktek pengumpulan dana ini tidak dicover oleh asuransi-asuransi profesional yang ada. Akan tetapi, manajemen, pengelolaan dan peraturan dari praktek perasuransian warga ini belum jelas. Atas dasar inilah, penulis mengangkat skripsi dengan judul “Rukun Kematian dalam Perspektif Asuransi Syariah pada Beberapa Masjid dan Yayasan ”.

B. Identifikasi Masalah

Masalah yang dapat diidentifikasi sehubungan dengan topik di atas adalah sebagai berikut: 1. Semakin banyaknya rukun kematian yang diselenggarakan warga, tempat ibadah atau pun yayasan. 2. Semakin tingginya ketertarikan warga terhadap keanggotaan rukun kematian.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk mempermudah pembahasan dalam skripsi ini, maka pembatasan dan perumusan masalah sangat perlu disampaikan. Adapun pembatasan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini yaitu: 1. Obyek lembaga yang diteliti adalah beberapa tempat ibadah yang mempunyai rukun kematian dan lembaga sosial keagamaan yang menyelenggarakan rukun kematian. 2. Untuk keperluan survei, penelitian ini dilakukan di kawasan Jabodetabek, sedangkan studi mendalam dilakukan pada beberapa tempat ibadah dan yayasan yang memiliki rukun kematian. 3. Aspek yang akan diteliti meliputi manajemen, administrasi, sistem dan mekanisme pembayaran, proses pengajuan klaim, dan pengelolaan dana peserta rukun kematian. Sesuai dengan fokus dan pembatasan di atas, maka rumusan masalah yang akan dijawab dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan rukun kematian? 2. Berapa besar kontribusi premi, mekanisme pembayaran serta penghitungan besaran kontribusi premi iuran yang harus dibayarkan anggota? 3. Bagaimana proses mengajukan dan mengeksekusi klaim premi di atas? Kapan waktu pengajuan klaim? 4. Apa saja hal-hal yang dicover dalam rukun kematian jika terjadi klaim?