kata lain, penelitian ini hendak mengungkapkan bahwa ada sebuah peluang pada rukun kematian untuk dijadikan pangsa pasar bagi industri asuransi syariah.
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Rukun Kematian di Tempat Ibadah
Awalnya, rukun kematian terbentuk dari kepedulian warga masjid terhadap kesulitan jamaah dalam menyelenggarakan jenazah.
Namun, seiring
dengan peningkatan
biaya operasional
penyelenggaraan jenazah, pengurus masjid mulia menggagas untuk membentukan wadah penyelenggaraan jenazah yang kemudian disebut
dengan rukun kematian. Dari latar belakang ini, pengelolaan rukun kematian lebih bersifat sosial-keagamaan, daripada berdimensi bisnis.
Sisi kemanusiaan ini, maka ketentuan pengelolaan administrasi dan manajemen rukun kematian lebih bersifat sosial-tradisional.
Manajemennya sederhana, dan iurannya juga sangat sederhana. Studi ini menyurvei keberadaan rukun kematian di sejumlah
tempat ibadah masjid dan musala di wilayah JABODETABEK. Sebanyak 160 tempat ibadah dijadikan sebagai sampel survei dengan
112 masjid 71.8 dan 44 musala 28.2 . Sementara itu, 107 buah tempat ibadah berlokasi di wilayah pemukiman warga, dan 53 buah
berada di lingkungan komplek perumahan. Berapa banyak tempat ibadah yang menyelenggarakan memiliki rukun kematian? Dari 160,
hampir seperempat 24.4 tempat ibadah telah memiliki rukun kematian.
Ada yang menarik dari fenomena rukun kematian. Tidak hanya masjid yang memiliki rukun kematian, banyak musala juga telah
memiliki rukun kematian. Secara statistik, 26 masjid telah memiliki rukun kematian, dan 23 musala juga telah memiliki rukun kematian.
Selain itu, tidak hanya masjid atau musala besar, dengan daya tampung besar yang memiliki rukun kematian. Sejumlah musala dengan
kapasitas daya tampung jamaah kurang dari 100 orang juga telah memiliki rukun kematian. Perlu ditambahkan, walaupun lebih akrab
dengan watak urban dan warga komplek, gejala rukun kematian juga relatif merata diselenggarakan oleh tempat ibadah di pemukiman
warga biasa kampung atau di kawasan komplek perumahan. Sebanyak 23.4 tempat ibadah di pemukiman sudah memiliki rukun
kematian, dan 26.4 tempat ibadah di lingkungan komplek sudah memiliki rukun kematian.
Ringkasnya, fenomena rukun kematian bukan hanya menjadi ciri tempat ibadah besar yang akrab dengan fenomena masyarakat
urban. Bahkan fenomena rukun kematian juga lekat dengan tradisi masyarakat biasa yang tinggal di lingkungan tempat ibadah dengan
kapasitas daya tampung yang sedikit. Bahkan ada sebuah musala yang menyelenggarakan rukun kematian hanya memiliki daya tampung
jamaah sekitar 50 orang.