Klaim Manajemen Pengelolaan Dana Asuransi Syariah

d. Klaim nilai tunai sebagian, yaitu klaim yang dilakukan ketika usia perjanjian telah mencapai dua tahun atau selalu aktif. Jumlah yang dapat diambil adalah 50 dari tabungan peserta. e. Klaim biaya perawatan, yaitu klaim yang diajukan untuk mengganti kerugian peserta karena ia telah mengeluarkan biaya pengobatan atau perawatan karena sakit atau kecelakaan. Selama penyakit yang diderita tidak termasuk dalam klausa pengecualian polis. f. Klaim tahapan pendidikan, yaitu klaim yang diajukan oleh peserta pada saat jatuh tempo dana pendidikan. Sumber pembayaran klaim pada asuransi jiwa syariah dan asuransi kerugian syariah memiliki perbedaan, yaitu terletak pada pembayaran klaim yang bersumber dari dana tabarru‟. Seperti yang tergambar dalam tabel berikut: Tabel 2. Sumber Pembayaran Klaim Asuransi Jiwa Syariah Peserta Sumber Pembayaran Klaim Tertimpa musibah 1. Tabungan peserta. 2. Bagi hasil investasi. 3. Dana tabarru‟ Habis kontrak 1. Tabungan peserta. 2. Bagi hasil investasi. 3. Kelebihan dana tabarru‟ setelah dikurangi beban asuransi. Mengundurkan diri 1. Tabunan peserta. 2. Bagi hasil investasi. Sedangkan dalam asuransi kerugian syariah adalah sebagai berikut: Tabel 3. Sumber Pembayaran Klaim Asuransi Kerugian Syariah Peserta Sumber Pembayaran Klaim Tertimpa musibah 1. Tabungan peserta. 2. Bagi hasil investasi. 3. Santunan kerugian yang diderita dengan perhitungan yang wajar. Habis kontrak 1. Tabungan peserta. 2. Bagi hasil investasi. Mengundurkan diri 1. Tabungan peserta. 2. Bagi hasil investasi. Untuk meyelesaikan klaim, asuransi syariah berpedoman pada kondisi dan kesepakatan yang telah tertulis dalam polis dengan 2 dua cara, yaitu: a. Mengganti dengan uang tunai b. Membangun ulang atau merenovasi bangunan yang rusak.

7. Reasuransi

Menurut KUHD pasal 271, reasuransi adalah asuransi dari asuransi atau asuransinya asuransi. 5 Pada hakikatnya, reasuransi merupakan pembagian risiko yang dilakukan oleh perusahaan asuransi. Dalam hal ini, perusahaan asuransi yang pertama membagi risiko disebut dengan ceding company, perusahaan asuransi yang menerima risiko dari ceding company 5 Abdullah Amrin, Asuransi Syariah; Keberadaan dan kelebihannyya di Tengah Asuransi Konvensional Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2006 disebut reasuradur, sedangkan perusahaan asuransi yang menerima risiko dari reasuradur disebut dengan retrocessionare. Pada asuransi syariah, reasuransi dikenal dengan reasuransi syariah atau retakaful, yaitu proses saling menanggung antara ceding company dengan reasuradur, dengan proses saling menyepakati dan persyaratannya ditetapkan dalam akad yang dikenal dengan konsep sharing of risk 6 . Pada dasarnya, tujuan reasuransi dan retakaful adalah sama, yaitu untuk memperkecil atau mengurangi beban risiko yang diterima perusahaan asuransi dengan mengalihkan sebagian atau seluruh risiko kepada perusahaan asuransi lainnya. Akan tetapi, terdapat beberapa perbedaan antara reasuransi dan retakaful, yaitu: a. Pada retakaful, mekanisme operasionalnya berdasarkan syariah sehingga terhindar dari unsur maisir, gharar, dan riba‟. b. Transaksi pada retakaful menggunakan sistem bagi hasil mudharabah. c. Konsep yang diusung retakaful adalah konsep sharing of risk. Dalam bekerja sama reasuransi memiliki tiga metode, yaitu: a. Metode fakultatif, yaitu pertanggungan ulang antara pihak penanggung pertama dan para penanggung ulang secara bebas. Artinya, para pihak penanggung ulang tidak terikat atau dapat menolakmenerima pembagian risiko yang ditawarkan oleh penanggung pertama berdasarkan kebijakan akseptasi yang telah mereka tetapkan. 6 Abdullah Amrin, ibid.