Hasil Penelitian ANALISIS DAN PEMBAHASAN

berasal dari rukun tetangga saja. Rukun tetangga, rukun keluarga, terus berkembang akhirnya ada semacam keinginan dari Majelis Uswatun Hasanah, kalau dibentuk rukun kematian gimana? ...”, Sukoso, pengurus rukun kematian di masjid Uswatun Hasanah, menjelaskan. 22 Inilah salah satu dasar utama awal yang melandasi terbentuknya semua rukun kematian. Pada kasus lainnya, permasalahan umat yang kompleks menjadikan satu pedoman baku dalam menyelenggarakan pelayanan jamaah secara paripurna pada Masjid Raya Pondok Indah. “... dari lahir sampai mati kalau bisa di masjid ...”, kata Rusmono, Ketua Unit Pelayanan Jenazah Masjid Raya Pondok Indah. Memenuhi kebutuhan jamaahnya merupakan hal penting yang harus dilakukan pada sebuah tempat ibadah. Dalam hal ini, pengurusan jenazah menjadi salah satu contoh kebutuhan masyarakat. Dengan jarak yang terjangkau, masyarakat dapat lebih cepat mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan. Hal ini disampaikan oleh Cicih, Bendahara Layanan Pengurusan Jenazah Masjid Jami‟ Bintaro Jaya, “Tadinya kita juga untuk keperluan penyelenggaraaan jenazah dari Yayasan Bunga Kemboja. Tetapi karena Yayasan Bunga Kemboja terlalu jauh, jadi bagian sosial masjid kami membentuk sebuah badan yang seperti Kemboja di 22 Wawancara dengan Sukoso. Tangerang, 08 Juli 2013. lingkungan masjid Bintaro. Jadi antara ibu-ibu pengurus membentuk seperti itu ...”. 23 Sama halnya dengan Cicih, Irfan, pengurus masjid Raya Bintaro, menegaskan bahwa banyak jamaah Masjid Raya Bintaro menginginkan adanya sebuah wadah yang mengurusi jenazah. Karena jamaah kerap kerepotan dalam mengurus jenazah, dan menginginkan pelayanan dengan jarak yang terjangkau dan tanpa menunggu lama. “Sebenarnya ini pembentukan rukun kematian menjawab kebutuhan masyarakat juga. Banyak warga sini kadang-kadang kebingungan juga ... mereka yang tidak mau repot, tahunya ke masjid saja. Di masjid biasanya kan jamaah paling mereka hanya menyolati. Ketika mereka bertanya-tanya apakah ada solusinya lagi? Yang kira-kira lebih dekat, lebih gampang ...” ungkapnya. 24 Pendirian Yayasan Bunga Kemboja yang merupakan salah satu dari kumpulan yayasan kematian di Jakarta adalah bukti kesadaran adanya niat warga untuk saling meringankan dari pengurus yayasan kepada anggotanya. Yayasan ini berdiri sejak tahun 1956. Saat itu, pengurusan jenazah secara kelembagaan belum menjadi trend seperti layaknya yang terjadi sekarang. “Pertimbangannya mungkin dari pengurus lama, saat itu belum ada yang mengurus orang-orang yang 23 Wawancara dengan Cicih. Jakarta, 26 Juni 2013. 24 Wawancara dengan Irfan. Tangerang, 25 Juni 2013 meninggal. Jadi, didirikan satu yayasan yaitu Yayasan Bunga Kemboja ...” papar Faturrochman, Sekretaris Yayasan Bunga Kemboja 25 . Latar belakang yang dipaparkan mengenai sejarah pendirian yayasan rukun kematian ini masih kisaran “mungkin”. Artinya, masih terdapat kemungkinan adanya jenis yayasan dalam bidang yang sama pada saat itu. Hal ini terbukti bahwa memang ada sebuah perkumpulan kematian tertua yang berdiri pada tahun 1938 yang bernama PT Palang Hitam. Organisasi ini merupakan warisan dari tangan Belanda yang dipindahtangankan ke Indonesia pada tahun 1953. Dulu PT Palang Hitam disebut dengan NV Verbugt . 26 Dasar pendirian Urusan Penyelenggaraan Jenazah di Yayasan Pesantren Islam al-Azhar memiliki history terkait berdirinya Yayasan Bunga Kemboja. Pertama kali berdiri, Yayasan Bunga Kemboja bertempat di Al Azhar. Hal ini senada dengan yang dijelaskan oleh Sekretaris Yayasan Bunga Kemboja, Faturrochman, “... Yayasan Bunga Kemboja pertama kali berdiri di Al Azhar ...”, katanya. Sebelum Pihak Yayasan Pesantren Islam Al Azhar mendirikan Urusan Penyelenggaraan Jenazah, jamaah Al Azhar meminta pelayanan jenazah kepada yayasan lain yang tak lain adalah Yayasan Bunga Kemboja. Menurut Dayat Daip, Ketua UPJ TPI Al Azhar, pada saat itu pegawai yayasan terkait banyak yang non muslim. Sehingga menimbulkan 25 Wawancara dengan Faturrochman, Sekretaris Yayasan Bunga Kemboja. Jakarta 02 September 2013. 26 Dikutip dari Siti Rohimah, http:jamsos.blogspot.com201301hidup-mati-kereta- mayat.html, pada Senin, 28 Januari 2013 dari Majalah Tempo, 09 Juni 1979. keraguan terhadap pelayanan jenazah yang diberikan yayasan tersebut dan mengeluhkan hal ini kepada pihak pengurus YPI Al Azhar. “... banyaknya permintaan dari jamaah Masjid Agung Al Azhar. Jamaah ini datang ke pengurus Yayasan Pesantren Islam Al Azhar, kenapa kok Al Azhar segini besar tidak ada pelayanan untuk jenazah?” 27 kisahnya. Berawal dari kegelisahan inilah, pada awal tahun 1993, jamaah haji Al Azhar menyerahkan satu unit kendaraan, yaitu L 300, kepada pihak Yayasan Pesantren Islam Al Azhar. Kemudian dikelola pengurus Masjid Agung Al Azhar dan pada tanggal 18 September 1995 dibentuk Kepengurusan Urusan Penyelenggaraan Jenazah dengan SK No.XIIPH-YPIKEP16.95 28 . Pelayanan pengurusan jenazah tidak hanya disediakan bagi mereka yang mampu. Akan tetapi, mereka yang tidak dan kurang mampu dapat memperoleh pelayanan pengurusan jenazah dengan cuma-cuma seperti pelayanan yang diselenggarakan di Yayasan An-Nashr, yaitu sebuah yayasan yang menaungi Masjid An-Nashr Bintaro Sektor V. Berawal dari tergeraknya hati untuk dapat melayani kebutuhan dhuafa dalam segala aspek, Yayasan An-Nashr, menyelenggarakan pengurusan hingga pengantaran jenazah secara gratis. Pelayanan ini dibawahi oleh LKU Lembaga Kesehatan Umat dan menyatu dengan pelayanan kesehatan. Sekretaris Yayasan yang juga merangkap sebagai sekretaris LKU An-Nashr, Vonny Sandralina menuturkan bahwa, 27 Wawancara dengan Dayat Daip. Jakarta, 03 September 2013 28 Dikutip dari http:www.al-azhar.or.idindex.phpsosialunit-penyelengg-jenazah. “... Karena mereka berobat ke sini, meninggal pun ke sini minta tolongnya. Dari situ. Kadang mereka mengambil pemandian dari yang lain, untuk ambulancenya kita yang dipake. Itu pengirimannya bisa kemana-mana, bukan cuma dari sini ke pemakaman saja. Tapi di luar kota, sampai ke Brebes, Ngawi dan tidak ada batasan daerah. Kita ... ntuk dhuafa, dan mereka yang dhuafa kan tidak punya dana. Untuk hidup sehari-hari saja susah. Kalau meninggal, mereka mau dikubur dimana? Di sini kan tanah pemakaman mahal sekali. Sementara yang murah dan tanahnya banyak di kampung. Jadi akhirnya mereka harus dibawa ke kampung ”. 29 Di samping itu, Pengurus Yayasan juga terkadang memberikan bantuan uang duka kepada dhuafa. “Besarnya paling sekitar Rp.200.000-an ”. Meskipun tak seberapa, besar dana yang disalurkan sangat membantu kaum dhuafa. Keprihatinan terhadap nasib dhuafa ini tidak hanya terdapat di Masjid An-Nashr. Namun, pada setiap masjid yang menyelenggarakan rukun kematian selalu menyisipkan pelayanan gratis terhadap kaum papa. Hal ini seperti yang dikatakan Penanggung jawab LPJ Masjid Raya Bintaro Jaya, “Full, gratis. Mereka tidak perlu bayar. Ini merupakan salah satu bentuk pelayanan kita kepada jamaah, juga warga yang kurang mampu” 30 . Pada LPJ Masjid Jami‟ Bintaro Jaya pun memberlakukan dispensasi bagi mereka yang dinyatakan tidak mampu. 31 . “Ada”, jawab Rusmono lugas ketika penulis menanyakan adanya layanan bagi mereka yang tidak mampu 32 . 29 Wawancara dengan Vonny Sandralina. Ibid. 30 Wawancara dengan Irfan. Ibid. 31 Lihat Brosur Lembaga Pengurusan Jenazah Masj id Jami‟ Bintaro Jaya. 32 Wawancara dengan Rusmono. Ibid. Begitu pula pada UPJ YPI Al Azhar, Dayat Daip mengatakan, “Ada. Itu bagi mereka yang benar- benar tidak mampu”. 33 Syarat dan ketentuan untuk mendapatkan dispensasi ini pun seragam, yaitu harus ada surat keterangan tidak mampu dari kelurahan atau RTRW setempat. Rusmono, Ketua UPJ Masjid Raya Pondok Indah mengatakan bahwa, “Paling tidak surat keterangan tidak mampu dari kelurahan” 34 . Irfan, penanggungjawab LPJ Masjid Raya Bintaro Jaya mengatakan bahwa, “... yang kita butuhkan adalah surat keterangan tidak mampu dari kelurahan” 35 . Sedangkan pada LPJ Masjid Jami‟ Bintaro Jaya, selain harus menyertakan surat keterangan tidak mampu, juga harus ada rekomendasi dari pengurus Masjid Jami‟ Bintaro Jaya. 36 Pada UPJ YPI Al Azhar pun terdapat beberapa tambahan persyaratan yang harus disertakan. Ketua Urusan Penyelenggaraan Jenazah mengatakan bahwa, “Syaratnya foto copy KTP, Kartu Keluarga, Surat Pengantar dari RTRW bahwa dia tidak mampu ...”. 37 33 Wawancara dengan Ketua Urusan Penyelenggaraan Jenazah Yayasan Pesantren Islam Al Azhar. Jakarta, 03 September 2013. 34 Wawancara dengan Rusmono. Ibid. 35 Wawancara dengan Irfan. Ibid. 36 Lihat brosur Layanan Pengurusan Jenazah Masjid Jami‟ Bintaro Jaya. 37 Wawancara dengan Dayat Daip. Ibid. 2 Aktivitas Rukun Kematian Rukun kematian diselenggarakan untuk meringankan beban keluarga yang sedang berduka. Kegiatan yang dilakukan meliputi memandikan, mengkafani, mensholati dan mengantarkan jenazah ke pemakaman. Prosesi ini menjadi hak bagi setiap anggota rukun kematian. Sedangkan bagi jenazah sendiri, peran rukun kematian tidak muncul sama sekali. Karena anggota atau keluarga anggota akan menghubungi pihak rukun kematian ketika seseorang telah dipastikan meninggal dunia. Sehingga tidak ada pendampingan dari pihak rukun kematian dalam sakaratul maut. Status anggota rukun kematian dapat diperoleh ketika seseorang telah mendaftarkan diri. Prosedur untuk menjadi anggota sebuah rukun kematian tidaklah rumit. Beberapa rukun kematian hanya mensyaratkan anggotanya untuk membayar uang pendaftaran dengan besar yang telah ditentukan, menyerahkan fotocopy Kartu Tanda Penduduk KTP dan Kartu Keluarga KK. Hal ini berlaku pada Yayasan Bunga Kemboja, seperti yang diungkapkan oleh Faturrochman, Sekretaris Yayasan Bunga Kemboja, “Pertama harus membawa fotocopy KTP dan Kartu Keluarga … uang pendaftaran sebesar Rp.100.000,-” . 38 Bendahara Pengurusan Jenazah Masjid Uswatun Hasanah, Sukoso, pun menyatakan persyaratan keanggotaan yang tidak rumit, “… tinggal 38 Wawancara dengan Faturrochman. Jakarta, 02 September 2013. daftar saja. Cukup KTP sama KK aja. Kit a gampang sekali …” katanya. 39 Unit Pelayanan jenazah Masjid Raya Pondok Indah bahkan hanya sebatas mengisi formulir yang disesuaikan dengan Kartu Tanda Penduduk KTP, membayar biaya pendaftaran dan memenuhi kewajiban membayar iuran bulanan sebesar yang ditentukan. Rusmono menjelaskan “… isi formulir lengkap sesuai dengan KTP …” . “… setelah isi formulir, biaya pendaftaran Rp.100.000,- ” tambahnya. 40 Hal ini juga berlaku pada Layanan Pengurusan Jenazah Masjid Jami‟ Bintaro Jaya, “Tinggal datang, isi formulir, bayar uang pangkal dan iuran satu tahu ke depan”, ungkap Cicih, Bendahara Layanan Pengurusan Jenazah Masjid Jami‟ Bintaro Jaya. 41 Selain persyaratan yang telah ditentukan pada beberapa rukun kematian di atas, terdapat syarat lain yang harus dilengkapi oleh calon anggota yaitu berupa foto calon pendaftar. Ketentuan ini berlaku bagi pendaftar pada Urusan Penyelenggaraan Jenazah Yayasan Pesantren Islam Al Azhar. Hal ini dikemukakan oleh Dayat Daip, Ketua Urusan Penyelenggaraan Jenazah Yayasan Pesantren Islam Al Azhar, “Prosedurnya untuk menjadi anggota, yang pertama foto copy KTP, Kartu Keluarga KK, Pas foto 2x3 sebanyak 2 buah … uang pendaftaran Rp.100.000,- … iuran bulanannya Rp.5.000 x 12 bulan. Jadi satu orang Rp.60.000,- …”. 42 39 Wawancara dengan Sukoso. Tangerang, 08 Juli 2013. 40 Wawancara dengan Rusmono. Jakarta, 18 Juli 2013. 41 Wawancara dengan Cicih. Ibid. 42 Wawacara dengan Dayat Daip. Ibid. Lembaga pemulasaran Jenazah Masjid Raya Bintaro Jaya pun memberlakukan ketentuan yang sama, “Mengisi formulir, foto, KTP, kemudian Kartu Keluarga”, jelas Irfan, Penanggung jawab Lembaga Pemulasaran Jenazah Masjid Raya Bintaro Jaya. 43 3 Keanggotaan Mendaftarkan diri menjadi salah satu anggota rukun kematian harus memenuhi kewajiban yang telah ditentukan. Salah satunya dengan membayar iuran yang besarnya telah ditetapkan pihak rukun kematian. Pada hampir semua lembaga atau unit rukun kematian yang menjadi objek penelitian penulis, satu-satunya kewajiban yang harus ditunaikan anggota adalah melakukan pembayaran iuran sesuai ketentuan yang diberlakukan. Bendahara Pengurusan Jenazah Masjid Uswatun Hasanah menegaskan bahwa, “Kewajibannya hanya setiap bulan atau setahun sekali setor, itu saja. Tidak ada kewajiban lain ” 44 . Cicih, Bendahara Layanan Pengurusan Jenazah Masjid Jami‟ Bintaro Jaya, juga mengatakan bahwa satu-satunya kewajiban hanyalah iuran semata bagi anggotanya. “Kalau anggota hanya bayar iuran saja”, katanya 45 . Begitu pula pada Yayasan Bunga Kemboja, “Hanya baya r iuran saja”, kata Sekretaris Yayasan Bunga Kemboja. Besar iuran yang ditetapkan pada setiap rukun kematian pun beragam. Berikut daftar tabel pembayaran iuran per bulan pada rukun kematian yang telah menjadi objek penelitian penulis. 43 Wawancara dengan Irfan. Ibid. 44 Wawancara dengan Sukoso. Ibid. 45 Wawancara dengan Cicih. Ibid. Tabel 5. Besar Iuran Per Bulan, Biaya Pendaftaran dan Jumlah Anggota No. Nama Masjid Yayasan Besar Iuran Biaya Pendaftaran Jumlah Anggota 1. Yayasan Bunga Kemboja Rp. 7.000,-jiwa Rp.100.000,- 115.991 jiwa 2. Masjid Raya Bintaro Jaya Rp. 15.000,-KK Rp.30.000,- 54 KK 3. Masjid Uswatun Hasanah Rp.5.000,-KK Rp.30.000,- 123 KK 4. Masjid Raya Pondok Indah Rp.5.000,-jiwa Rp.100.000,- 350 KK 5. Yayasan Pesantren Islam Al Azhar Rp.5.000,-jiwa Rp.100.000,- 675 KK 6. Masjid Jami‟ Bintaro Jaya Rp.15.000,-KK Rp.80.000,- 382 KK 7. Masjid An-Nashr - - 2.000 Sumber: Data Penelitian Penulis Keterangan: Data akhir Februari 2013 Data KK yang masih aktif. Data Dhuafa yang menjadi pasien LKU An-Nashr. Mekanisme pembayaran dapat dilakukan anggota dengan leluasa. Pembayaran secara langsung menjadi rata-rata cara yang dilakukan oleh anggota rukun kematian. “Rata-rata anggota ke sini, silaturrahim” 46 ungkap Rusmono, Ketua UPJ Masjid Raya Pondok Indah. Bendahara LPJ Masjid Jami‟ Bintaro Jaya pun mengiyakan, “Caranya kebanyakan mereka datang ke sini”. 47 Pembayaran dapat pula dilakukan melalui sistem transfer seperti yang dikatakan oleh Dayat Daip, Ketua UPJ YPI Al Azhar, “Pembayaran biasanya anggota datang ke sini, kadang- kadang mereka juga transfer melalui rekening yayasan”. 48 Hal senada 46 Wawancara dengan Rusmono. Ibid. 47 Wawancara dengan Cicih. Ibid. 48 Wawancara dengan Dayat Daip. Ibid. juga diungkapkan oleh Sekretaris Yayasan Bunga Kemboja, “Langsung bayar kemari atau lewat bank transfer setelah itu kita fax struk pembayarannya” 49 . Sedangkan pada Pengurusan Jenazah Masjid Uswatun Hasanah, pembayarannya dapat dilakukan kapan saja dan bisa dititipkan ke petugas yang ditetapkan. “Tidak ada yang menagih. Warga langsung atau saat kumpul arisan atau pengajian ..., ditentukan siapa yang menerima. ... Atau mau langsung ke RTnya masing-masing, jadi leluasa sebenarnya. Akhir tahun biasanya diserahkan ke sini ”. 50 Ketentuan pembayaran anggota dapat dilakukan dengan kesanggupan anggota selagi tidak ditentukan oleh pihak pengurus rukun kematian. L PJ Masjid Jami‟ Bintaro Jaya membebaskan anggotanya untuk membayar kapan saja. Cicih menjelaskan bahwa, “... Ada yang dua bulan sekali, tiga bulan sekali, dan ada anggota yang membayar setahun sekali. Bahkan ada yang dua tahun sekali ” 51 . LPJ Masjid Raya Bintaro Jaya juga menganut paham aturan yang sama, dengan ketentuan pada pembayaran pertama dibayar 6 enam bulan sekaligus. “Cuma awalnya saja, kita 6 bulan pertama. Selanjutnya boleh bulanan, setahun sekali, tiga bulan sekali, terserah anggota. Tidak ada aturan” , katanya 52 . 49 Wawancara dengan Faturrochman. Ibid. 50 Wawancara dengan Sukoso. Ibid. 51 Wawancara dengan Cicih. Ibid. 52 Wawancara dengan Irfan. Ibid. Pada UPJ Masjid Raya Pondok Indah, pembayaran sekaligus 6 enam bulan dan satu tahun menjadi tradisi yang dilakukan oleh anggotanya. “Biasanya dibayar setengah tahun, kadang juga sekalian setahun”, 53 ungkap Rusmono. Pembayaran tahunan mendominasi cara pembayaran yang dilakukan pada UPJ YPI Al Azhar, sebagaimana penjelasan Ketua UPJ terkait, “Ada yang bulanan. Tapi rata-rata langsung setahun bayarnya”. 54 Begitu pula di Yayasan Bunga Kemboja, “Rata-rata per tahun. Kalau per bulan jarang”. 55 Pengurusan Jenazah pada Masjid Uswatun Hasanah pun lebih memilih ketentuan pembayaran satu tahun sekaligus sebagai pembayaran yang lebih tepat, lebih praktis, dan banyak dilakukan oleh anggotanya. Mengingat jumlah pengurus yang minim dan para warga yang banyak memiliki kesibukan di luar rumah. “Rata-rata setahun sekali. Kalau per bulan kita repot juga. Tidak sempat menarik dana. Karena pengurus yang ditunjuk hanya beberapa orang, dan itu juga sosial semua. Kalau pengurus keliling juga tidak mungkin. Belum tentu dapat menenmui orangnya ...”, 56 kata Sukoso. Lamanya anggota melakukan pembayaran tidak ditentukan. Kematian, menjadi patokan dasar sebagai batas pembayaran yang dilakukan setiap anggota. “Rutin terus sampai death” 57 , jawab Rusmono ketika pertanyaan sebuah pertanyaan mengenai jangka waktu 53 Wawancara dengan Rusmono. Ibid. 54 Wawancara dengan Dayat Daip. Ibid. 55 Wawancara dengan Faturrochman. Ibid. 56 Wawancara dengan Sukoso. Ibid. 57 Wawancara dengan Rusmono. Ibid. pembayaran anggota terlontar. Hal senada diungkap oleh Ketua UPJ YPI Al Azhar, Dayat Daip. “durasi membayar iurankontribusi s ampai meninggal” 58 , katanya. Begitu pula di Yayasan Bunga Kemboja, “Sampai dia meninggal. Kalau si anggota meninggal putus perjanjiannya” 59 , kata Faturrochman. “... tidak ada batas waktu. Selama hidup, bayar”, Bendahara LPJ Masjid Jami‟ Bintaro mengiyakan. Keanggotaan pada suatu rukun kematian menjadi satu jalan untuk meringankan beban keluarga yang sedang berduka. Akan tetapi, tidak setiap rukun kematian atau lembaga pengurusan jenazah langsung dapat menjamin pengurusan anggota yang mendaftar tanpa penetapan tarif tambahan. Pada Yayasan Bunga Kemboja misalnya, hak anggota untuk mendapatkan pengurusan jenazah hanya dapat dinikmati ketika sudah memasuki jangka waktu 6 enam bulan setelah pendaftaran dilakukan. Faturrochman menegaskan bahwa, “...status keanggotaannya baru berlaku setelah enam bulan dari waktu pendaftaran. Dibuat dengan limit enam bulan ...”. Hal ini dilakukan untuk menyiasati agar tidak terjadi kebobolan keuangan yang sebelum ketentuan ini ditetapkan sering terjadi. Jika kematian terjadi sebelum jangka waktu 6 enam bulan tersebut, anggota dikenakan biaya penuh, yaitu sebesar 58 Wawancara dengan Dayat Daip. Ibid. 59 Wawancara dengan Faturrochman. Ibid. Rp.4.500.000,-. “Kita akan tetap melayani, hanya dikenakan biaya Rp.4.500.000,- ”, jelas Sekretaris Yayasan Bunga Kemboja. 60 Kebijakan yang hampir sama juga berlaku di Lembaga Pengurusan Jenazah Masjid Jami‟ Bintaro Jaya. Ketentuan pengurusan jenazah secara free hanya dapat dinikmati ketika kematian datang setelah 6 enam bulan dari tanggal pendaftaran. Pengaturan bagi anggota yang mendapat kemalangan, demikian mereka menyebutnya, sebelum tenggang waktu 6 enam bulan tersebut, dikenakan biaya 50 dari tarif non anggota atau harga normal. Besar biaya yang harus dibayar non anggota sebesar Rp.1.700.000,-. Jadi, bagi anggota LPJ yang mengalami kemalangan sebelum enam bulan pendaftaran dikenakan biaya sebesar Rp.850.000,-. Model ini seperti dituturkan oleh Bendahara LPJ Masjid Jami‟ Bintaro Jaya, “... kalau misalkan sebelum 6 bulan dia meninggal, itu bayar setengah harga dari harga normal. Tapi kalau di atas 6 bulan, itu free”. Menangani urusan kematian bukan melulu soal financial. Karena ketentuan manfaat yang diperoleh anggota setelah jangka waktu 6 enam bulan ini diberlakukan dengan tujuan agar tercipta kecenderungan saling tolong menolong antara anggota yang mampu dan dhuafa. Artinya, keberadaan dana infaq ini akan menciptakan subsidi silang bagi dhuafa. 60 Wawancara dengan Faturrochman. Ibid. “Sebenarnya kita bukan cari untung rugi. Kalau misalkan dihitung- hitung setahun 180.000. Jadi kalau memang dibilang rugi, ya kita rugi. Untuk yang memandikan saja, honornya Rp.175.000,-. Belum lagi honor atau uang saku untuk tim lapangan lainnya, belum yang bawa ambulancenya. Kalau dibayar 50 dari harga normal, itu juga tidak dapat menutupi kebutuhan biaya penyelenggaraan jenazah secara utuh. Untuk kafan saja Rp.300.000,- memang kita tidak berbisnis, tidak ada untung rugi. Makanya, kita berinfaq Rp.1.700.000,-. Itu semua untuk subsidi silang kalau ada yang dhuafa. Ja di bisa saling membantu”. 61 Sedangkan di LPJ Masijd Raya Bintaro Jaya, manfaat pengurusan jenazah dapat diperoleh tanpa ada masa tenggang waktu dari awal periode pendaftaran-keanggotaan. Meskipun dalam brosur Lembaga Pemulasaran Jenazah Masijd Raya Bintaro Jaya yang diperoleh penulis, pada poin nomor 3, tertulis bahwa “Yang dimaksud anggota ialah setelah satu bulan dari tanggal pendaftaran dinyatakan sah sebagai anggota”. Akan tetapi, penanggung jawab LPJ Masjid Raya Bintaro Jaya menegaskan bahwa, “Itu memang ada di brosur dan harus direvisi ulang. Sebenarnya ketika mereka mendaftarkan diri, ia harus membayar Rp.30.000,-. Apalagi sudah iuran bulanan. Itu tanpa menunggu satu bulan. Tapi rata-rata begini, itu tidak harus menunggu satu bulan. Karena ketika mereka mendaftar, mereka bayar untuk enam bulan. Itu mungkin membingungkan jamaah juga; mungkin nanti kita coba direvisi. Tapi pada kenyataannya seperti itu, mereka membayar 6 bulan jadi mereka tetap berhak. Walaupun belum satu bulan lamanya dari pendaftaran untuk menjadi anggota; kita tetap akan mem bantu”. 62 Manfaat standar yang dapat diperoleh anggota dari rukun kematian yang diikutinya, di setiap kelompok rukun kematian, berupa memandikan jenazah, mengkafani, menyolatkan, dan mengantarkan jenazah ke pemakaman untuk dikuburkan. Hal ini seperti yang 61 Wawancara dengan Cicih. Ibid. 62 Wawancara dengan Irfan. Ibid. dijelaskan oleh Cicih, Bendahara LPJ Masjid Jami‟ Bintaro Jaya, “Hak anggota dari memandikan, mengkafani, mensholatkan, dan mengantarkan jenazah dari rumah duka ke TPU terdekat” 63 . Rusmono, Ketua UPJ Masjid Raya Pondok Indah, menjelaskan: “Haknya meliputi fardhu kifayah, satu, memandikan berikut perlengkapan mandi. Ada bantalannya, ada baknya, ada sabunnya, dipinjamkan kecuali sabun. Yang kedua, mengkafankan berikut perlengkapan mengkafani, kain kafan, kapas, tali pengikat, minyak wangi, bubuk cendana, kapur barus, dan lain-lain. Yang ketiga, ini tentatif, menyolatkan. Menyolatkan tidak harus kita, kewajiban sama- sama. Menyolatkan mau dibawa ke masjid, monggo, kalau dekat. Mau di rumah juga silakan ... Kalau tidak ada, kita yang mengimami, tapi kalau ada keluarganya, silakan”. 64 Di samping menyediakan pelayanan pengurusan jenazah pada umumnya, beberapa rukun kematian juga menyediakan pelayanan ekstra yang dikenakan biaya tersendiri. Bentuk pelayanan ini berupa bantuan kepada pihak-pihak yang terkait dengan keperluan jenazah, misalnya pengurusan izin pemakaman, perizinan keluar kota, penggunaan pesawat dan lain sebagainya. Pada LPJ Masjid Jami‟ Bintaro Jaya menyediakan paket pelayanan khusus berupa pengadaan paket bunga komplit, bantuan pengurusan prosedur pengambilan jenazah di Rumah Sakit jika diperlukan, tim ta‟ziyah sebanyak 10 orang, pelayanan mobil jenazah keluar kota, penjemputan dari Bandara Soekarno-Hatta sampai ke rumah duka, penggunaan Voorreider dalam 63 Wawancara dengan Cicih. Ibid. 64 Wawancara dengan Rusmono. Ibid. atau luar kota, pengadaan kendaraan bus atau mini bus dan bantuan untuk pengurusan perizinan tempat pemakaman yang di maksud. 65 Paket pelayanan khusus juga disediakan oleh Lembaga Pemulasaran Jenazah Masjid Raya Bintaro jaya. Pelayanan ini terdiri dari pelayanan mobil jenazah ke luar kota, penjemputan dari Bandara Soekarno-Hatta sampai ke rumah duka, penggunaan vooreider dalam atau luar kota, pengadaan tenda, kursi dan wireless perangkat sound system untuk di tempat pemakaman atau di rumah duka, pengadaan kendaraan bus atau mini bus, dan dokumentasi photo atau film profesional. 66 Akan tetapi, pada realitanya, pengurus LPJ Masjid Raya Bintaro Jaya menyebut pelayanan ini sebagai kasus yang harus didiskusikan terlebih dahulu, khususnya pada pelayanan penjemputan jenazah dari Bandara. Irfan menjelaskan bahwa, “... membawa jenazah dari bandara, kita tidak ada yang siap untuk hal tersebut karena terdapat syarat-syarat khusus. Yang begitu sifatnya kasus. Kita coba obrolin, apakah ada tenaga yang siap ... Yang begitu kita diskusikan, kita sebut kasus. Jadi, kita diskusikan, tenaganya ada yang siap, pengurus mengizinkan, silakan ...”. 67 UPJ Yayasan Pesantren Islam Al Azhar pun menyediakan pelayanan ekstra yaitu berupa bantuan pengurusan pemakaman, menyiapkan ustadz untuk mendoakan, mengantar jenazah ke bandara dan penyewaan peti. Selain itu, UPJ YPI Al Azhar juga menyediakan 3 65 Brosur Layanan Pengurusan Jenazah Masjid Jami‟ Bintaro Jaya. 66 Brosur Lembaga Pemulasaran Jenazah Masjid Raya Bintaro Jaya. 67 Wawancara dengan Irfan. Ibid. tiga jenis kendaraan yang disesuaikan dengan permintaan anggota dan tentu dengan tarif yang berbeda-beda pula per km-nya. Hal ini ditegaskan oleh Dayat Daip, “...Untuk L-300 biayanya Rp.7.000,-km, Hilux Rp.10.000,-km, dan Hyundai Rp.13.000,-km. Jadi biayanya per jarak tergantung jenis kendaraan yang diminta”. 68 Anggota rukun kematian bisa kehilangan hak manfaatnya. Terdapat beberapa alasan untuk anggota kehilangan hak manfaatnya seperti kasus pindah rumah ke luar kota. Status dana bagi anggota yang telah mengundurkan diri kebanyakan menjadi infaq yang tidak dapat ditarik kembali. Kecuali pada Rukun Kematian Masjid Uswatun Hasanah yang memberikan penawaran kepada anggota mengenai dana terkait. Sukoso mengatakan bahwa, “Dana yang ada kita tawarkan kepada mereka, mau diambil apa gimana. Tapi biasanya diinfaq saja” 69 . Berbeda dengan rukun kematian di Masjid Uswatun Hasanah, pihak LPJ Masjid Jami‟ Bintaro Jaya tidak memberikan penawaran bagi anggota yang mengundurkan diri untuk mengambil dananya kembali. Karena pada dasarnya dana yang telah masuk tidak dapat diambil kembali. Cicih menuturkan bahwa, “Tidak bisa diambil lagi. Kebetulan dalam kasus seperti itu, para anggota tidak meminta pengembalian, dan kita juga tidak menawarkan”. 70 Menyikapi dana anggota yang mengundurkan diri, Pihak UPJ Yayasan Pesantren Islam Al Azhar 68 Wawancara dengan Dayat Daip. Ibid. disertai dengan www.alazhar-indonesia.com 69 Wawancara dengan Sukoso. Ibid. 70 Wawancara dengan Cicih. Ibid. menuturkan, “Dana mereka hangus, tidak dapat dikembalikan. Jadi infaq istilahnya”. 71 Penanganan bagi dana yang mengundurkan diri menjadi satu ketentuan dalam yang telah diatur dalam perjanjian pada Yayasan Bunga Kemboja. “Dana iuran tidak kita kembalikan atau tidak dapat diminta kembali. Itu sudah ada dalam perjanjian”, kata Faturrochman, Sekretaris Yayasan Bunga Kemboja. 72 Sedangkan pada Lembaga Pemulasaran Jenazah Masjid Raya Bintaro Jaya, kebijakan untuk dana anggota yang mengundurkan diri masih menjadi hal yang akan didiskusikan lagi oleh pengurusnya. Akan tetapi, selama ini memang secara otomatis dana ini menjadi infaq. “Ini masih mau dibicarakan lagi sama pengurus. Selama ini, semacam infaq saja. ...”, 73 kata Irfan. Kewajiban membayar iuran rukun kematian tidak selalu dilakukan secara rutin oleh anggota, sehingga sering terjadi tunggakan pembayaran. Jika hal ini terjadi, salah satu cara yang dilakukan pihak rukun kematian yaitu dengan menelepon anggota dan mengingatkan pembayaran mereka. Bendahara LPJ Masjid Jami‟ Bintaro Jaya mengungkapkan, “Saya telpon, mereka diingatkan tentang sudah sekian bulan ada tunggakan pembayaran iuran. Kalau misalkan ada yang tidak sempat ke masjid dan minta diambil di rumah, ya saya akan ambil” 74 . Kebijakan yang hampir sama juga dilakukan oleh LPJ Masjid 71 Wawancara dengan Dayat Daip.ibid. 72 Wawancara dengan Faturrochman. Ibid. 73 Wawancara dengan Irfan. Ibid. 74 Wawancara dengan Cicih. Ibid. Raya Bintaro, “... Kita coba remainder, kami ingatkan ... Diinformasikan laporan keuangan, terakhir pembayaran dan berapa bulan yang belum dibayarkan ... Ketika kita informasikan juga nanti ada orang yang datang ke sini ...” kata Irfan. 75 UPJ YPI Al Azhar juga menerapkan kebijakan yang sama ditambahkan dengan penawaran pada anggota untuk melanjutkan atau memutuskan pembayaran iuran. Ketua UPJ YPI Al Azhar menjelaskan “... biasanya kita telponin kemudian kita informasikan kepada anggota mengenai keterlambatan pembayarannya dan kita tawarkan apakah mau diteruskan atau tidak. Jika memang diteruskan biasanya mereka datang ke kantor dan membayar lunas, tapi kalau tidak diteruskan kita coret daftar keanggotaan mereka ...”. 76 Selain dengan menelepon anggota, cara lain digunakan oleh Yayasan Bunga Kemboja yaitu dengan memberikan peringatan melalui surat. Faturrochman menuturkan, “Jika satu bulan tidak membayar, kita kasih surat pertama. Bulan kedua, kita kasih surat peringatan. Jika masih belum membayar, kita kasih lagi surat ketiga. Jika tidak ada tanggapan sama sekali selama tiga bulan, kita anggap dia sudah mengundurkan diri”. 77 Sedangkan pada UPJ Masjid Raya Pondok Indah, kesadaran diri dari anggota menjadi kunci lancar atau tidaknya pembayaran. “Pernah kita menggunakan peringatan tapi tidak ada 75 Wawancara dengan Irfan. Ibid. 76 Wawancara dengan Dayat Daip. Ibid. 77 Wawancara dengan Faturrochman. ibid r espon positif. Akhirnya kesadaran sendiri saja”, ungkap Rusmono. 78 Selain belum dibentuk kepengurusan yang tetap, Pengurusan Jenazah di Masjid Uswatun Hasanah juga belum mengatur kebijakan terkait anggota yang tidak membayar. Hal ini seperti diungkapkan Sukoso, “... Sanksi untuk mereka memang belum dibuat”. 79 Penunggakan pembayaran tidak mengurungkan pihak rukun kematian untuk memberikan pelayanan kepada anggota. Mengingat bahwa pengurusan jenazah merupakan kewajiban sesama muslim. Irfan umpama menjelaskan bahwa “.. ketika aturan kita tidak diikuti dan mereka membutuhkan bantuan kita, Insya Allah kita tetap membantu. Atas nama kewajiban sesama muslim”. 80 Hal senada juga diungkapkan Bendahara Rukun Kematian Masjid Uswatun Hasanah, “Mereka akan tetap dilayani. Karena itu tadi; mengurus jenazah merupakan kewajiban sesama muslim. Jadi kita harus bantu”. 81 Di samping tetap membantu, ketentuan penagihan atas penunggakan pembayaran juga tetap dilakukan. Kebijakan ini ditetapkan sebagai pinalti karena anggota tidak menyelesaikan kewajibannya. Hal ini berlaku di UPJ Masjid Raya Pondok Indah, “Itu nanti tinggal dibicarakan. Silakan diselesaikan dulu urusan keuangannya, kalau tidak kita kenakan biaya. Tapi mungkin tidak penuh Rp.2.500.000,-, mungkin Rp.1.000.000,- atau berapa ...”, kata 78 Wawancara dengan Rusmono. Ibid. 79 Wawancara dengan Sukoso. Ibid. 80 Wawancara dengan Irfan. Ibid. 81 Wawancara dengan Sukoso. Ibid. Rusmono. 82 LPJ Masjid Jami‟ Bintaro Jaya juga menerapkan kebijakan yang sama. Akan tetapi, pihak LPJ menambahkan jeda waktu bagi keluarga berduka untuk melakukan pelunasan. Cicih menjelaskan bahwa, “... Kami tetap melayani, tapi setelah kita layani nanti baru kita ingatkan. Itu pun kita kasih jeda waktu, biasanya seminggu. Kalau seminggu tidak ada kabar, kami telpon ...” 83 . Yayasan Bunga Kemboja juga memberlakukan kebijakan ini. Ketentuan ini seperti yang dituturkan oleh Sekretaris YBK, “... tetap kita layani. Tapi tetap kita tagih sampai bulan dia meninggal”. 84 Sedangkan pada UPJ YPI Al Azhar, kondisi perekonomian anggota menjadi salah satu pertimbangan untuk memberi kebijakan tentang pembayaran yang harus dilakukan anggota, apakah ia harus membayar tarif non anggota atau melunasi tunggakan pembayarannya sebagai anggota. Ketua UPJ YPI Al Azhar mengatakan bahwa, “Jika dia ada permohonan pelayanan ke sini, tetap kita layani. Nanti kita hitung-hitung. Kalau memang si anggota ini sudah keluar dari anggota, kita sampaikan bahwa dia harus bayar penuh. Tapi kalau kondisi ekonomi si anggota tidak memungkinkan bayar tarif non anggota, kita tawarkan untuk melanjutkan keanggotaannya. Jadi dia hanya harus melunasi keterlambatan pembayarannya saja. Selama ini memang pernah terjadi seperti itu. Penawaran yang kita tawarkan merupakan sebuah kebijakan dari kita juga untuk memberikan pelayanan yang baik bagi anggota”. 85 82 Wawancara dengan Rusmono.ibid. 83 Wawancara dengan Cicih. Ibid. 84 Wawancara dengan Faturrochman. Ibid. 85 Wawancara dengan Dayat Daip. Ibid. 4 Klaim Proses pengajuan klaim yang dilakukan anggota terhadap lembaga pengurusan jenazah atau rukun kematian dapat dilakukan dengan mudah. Hampir semuanya dapat dilakukan hanya dengan prosedur menelepon pihak pengurus rukun kematian. Bahkan pelayanan rukun kematian terhadap anggotanya terbilang cepat. Kapanpun anggotanya memerlukan pelayanan, pihak rukun kematian selalu siap 24 jam. Hal ini dibenarkan oleh Ketua UPJ YPI Al Azhar, Dayat Daip, “Via telpon saja ... Kita pelayanan 24 jam, tapi posisi di kantor dari jam 7 pagi sampai jam 3. Seteah itu kita pelayanan di rumah” 86 . Bendahara LPJ Masjid Jami‟ Bintaro Jaya membenarkan hal yang sama. “Tinggal telepon saja. Misalnya, telepon saya ... Tapi kita harus tahu akan dimandikan jam berapa, dimakamkan dimana dan jam berapa berangkat dimakamkannya ...”. 87 UPJ Masjid Raya Bintaro Jaya pun menggunakan mekanisme yang sama dalam pengajuan klaim. “... Cukup telepon saja, atau kalau mereka mau datang juga, ya silakan. Silahkan pilih mana yang kira-kira tidak menyusahkan mereka. Kalau mau telepon, ya silahkan telepon. Nanti siapa namanya, kita samakan alamatnya. Kita berangkat”, kata Irfan. 88 86 Wawancara dengan Dayat Daip. Ibid. 87 Wawancara dengan Cicih. Ibid. 88 Wawancara dengan Irfan. Ibid. Sistem via telpon juga diadopsi oleh Yayasan Bunga Kemboja dan UPJ Masjid Raya Pondok Indah. “Via telpon. Kita operasional 24 jam ...” tutur Sekretaris Yayasan Bunga Kemboja. 89 Begitu pula penuturan dari Rusmono, Ketua UPJ Masjid raya Pondok Indah, “Tinggal telpon saja. Kita percaya saja”. 90 Sedang pada Pengurusan Jenazah Masjid Uswatun Hasanah, dengan terjangkaunya tempat tinggal anggota, pengurus rukun kematian akan langsung mengetahui adanya musibah yang terjadi pada salah seorang warganya. Sukoso menjelaskan bahwa “Kebetulan wilayah kita tidak terlalu luas. Jadi begitu ada yang meninggal di RT. 08 atau 09, kita langsung tahu, karena memang benderanya kelihatan dari depan sini.sambil menunjuk ujung jalan rumahnya ...”. 91 Rata-rata rukun kematian hanya bersedia mengcover biaya operasional di daerah sekitarnya. Luas wilayah pengcoveran mencakup kabupaten dan provinsi. Di luar wilayah yang telah ditentukan, pihak rukun kematian menyatakan tidak bersedia memberi pelayanan. LPJ Masjid Raya Bintaro Jaya hanya menyanggupi pelayanan pada wilayah Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan. “...Dari sisi kawasan, kita kawasan Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan. Nah, di luar itu kita tidak layani ...”, kata Irfan. 92 Sedang Yayasan Bunga Kemboja menyanggupi kawasan yang lebih luas, yaitu meliputi wilayah 89 Wawancara dengan Faturrochman. Ibid. 90 Wawancara dengan Rusmono. Ibid. 91 Wawancara dengan Sukoso. Ibid. 92 Wawancara dengan Irfan. Ibid. Jabodetabek. “Kita hanya melayani pelayanan di Jabodetabek. Kalau wafatnya di luar kota, kita tidak melayani ...” 93 , tutur Sekretaris Yayasan Bunga Kemboja. Jangkau area di luar wilayah operasi menjadi salah satu penyebab putusnya perjanjian hak manfaat anggota rukun kematian. Menyikapi kemungkinan kejadian kematian di luar batas wilayah yang ditentukan, beberapa rukun kematian menerapkan kebijakan dengan memberi penggantian dana atau sejenis santunan. Yayasan Bunga Kemboja memberlakukan ketentuan pemberian uang penggantian perawatan jenazah sebesar Rp.80.000,- bagi anggota yang usianya 5 lima tahun ke bawah, dan Rp.90.000,- bagi anggota yang berusia 5 lima tahun ke atas, bagi anggota muslim. Sedang bagi anggota beragama kristen, Rp.90.000 untuk usia di bawah 5 lima tahun, dan Rp.140.000,- bagi yang berusia 5 lima tahun ke atas. Penggantian uang perawatan dapat diambil sesuai ketentuan yang diberlakukan di YBK. Pertama, anggota harus sudah terdaftar selama 6 enam bulan dari tanggal pendaftaran. Kedua, anggota harus melampirkan fotocopy surat kematian dari RS atau puskesmasdokter, dan dari kelurahan setempat. Ketiga, pengambilan uang duka tidak boleh melampaui 6 enam bulan dari tanggal wafat. Ketentuan ini berlaku bagi semua anggota YBK. 94 93 Wawancara dengan Faturrocman. Ibid. 94 Lihat brosur Yayasan Bunga Kemboja. Kebijakan yang sama juga berlaku di Lembaga Pemulasaran Jenazah masjid Raya Bintaro Jaya. Jika anggota tidak menggunakan jasa LPJ Masjid Raya Bintaro Jaya karena keluarganya tidak melapor saat musibah atau wafat di luar kota, anggota mendapatkan uang perawatan. Anggota yang berusia kurang dari 10 tahun, mendapatkan uang sebesar Rp.300.000,-. Sedangk anggota yang berusia di atas 10 tahun, mendapatkan uang penggantian sebesar Rp.350.000,-. Penggantian uang perawatan ini dapat diambil dengan ketentuan apabila anggota sudah terdaftar selama tiga bulan dari tanggal pendaftaran dan membawa fotocopy surat kematian dari rumah sakit, Puskesmas dan dari RT setempat. 95 Ketentuan ini juga diperkuat oleh Irfan, “Kalau memang mereka menggunakan jasa lain, tetap kita datangi . Kita ta‟ziyah ke sana, kemudian ada santunan yang kita berikan. Rata-rata antara Rp. 350.000, di brosur ada ...”. 96 Layanan Pengurusan Jenazah Masjid Jami‟ Bintaro Jaya pun memberlakukan kebijakan penggantian uang perawatan bagi anggota yang tidak melapor saat musibah atau wafat di luar kota. Besar uang penggantian bagi anggota yang berusia kurang dari 10 tahun sebesar Rp.300.000,-, sedang bagi yang berusia di atas 10 tahun mendapatkan penggantian uang sebesar Rp.400.000,-. Syarat dan ketentuan untuk mendapatkan uang penggantian ini yaitu apabila anggota sudah terdaftar selama satu tahun dari tanggal pendaftaran dan membawa 95 Lihat brosur Lembaga Pemulasaran Jenazah Masjid Raya Bintaro Jaya. 96 Wawancara dengan Irfan. Ibid. fotocopy surat kematian dari rumah sakit, puskesmas atau RT setempat. 97 Penggantian uang perawatan juga diberlakukan di Pengurusan Jenazah Masjid Uswatun Hasanah. Pada rukun kematian ini, besar penggantian biaya perawatan disesuaikan dengan besarnya pengeluaran ketika pengurusan jenazah ditangani sendiri oleh pihak Pengurusan Jenazah Masjid Uswatun Hasanah. Sukoso mengatakan bahwa “Umpama tadinya ada orang pengikut rukun kematian di sini, tapi setelah 3 tahun dia pindah. Itu kita menyalurkan. Ada yang meninggal, berapa biaya pengurusan di sana, kita akan hitung sendiri. Kalau kita mengurus dari awal sampai makam Rp.800.000,-, kita berikan santunan sebesar Rp.800.000,-. Itu juga kalau kita tidak ikut mengurus. Hal ini pernah terjadi beberapa waktu yang lalu.”. 98 5 Manajemen Perkumpulan rukun kematian berdiri dari tingkat RT, jamaah masjid, lembaga hingga berbentuk yayasan berbadan hukum. Sistem manajemennya pun beragam. Dari pengurusan jenazah dengan model tradisional, setengah sosial profesional sampai profesional. Pola manajemen tradisional dilakukan dengan pelaksanaan yang sederhana, seadanya dan tidak ada pembagian tugas khusus atau kepanitiaan. Pada pola ini, tidak ada penggajian, dan semua pekerjaan pengurus dilakukan dengan sukarela. Salah satu rukun kematian yang tergolong sangat sederhana dan apa adanya dapat ditemui pada Yayasan An-Nashr, yaitu 97 Lihat B rosur Layanan Pengurusan Jenazah Masjid Jami‟Bintaro Jaya. 98 Wawancara dengan Sukoso. Ibid. sebuah yayasan yang menaungi Masjid An-Nashr, Bintaro. Wakil Sekretaris Yayasan An- Nashr mengatakan bahwa “Untuk pengurusan jenazah karena masih sekalian ambulance, itu hubungannya ke LKU Layanan Kesehatan Umat. Masih kita-kita juga ”. 99 Pada beberapa masjid lain, manajemen pengurusan jenazah juga tergolong masih sederhana dan seadanya, seperti Pengurusan Jenazah yang ada di Masjid Uswatun Hasanah. Pengurusan Jenazah yang beranggotakan warga RT.06 Perumahan Pondok Jaya Bintaro ini berjalan dengan struktur kepengurusan yang belum tetap dan mengutamakan kepentingan warga. Hal ini Seperti yang dikatakan Bendahara Pengurusan Jenazah Masjid Uswatun Hasanah, “...Kita juga masih mau membuat kepengurusan yang permanen dan professional. Karena struktur yang ada sekarang belum tetap. ... penunjukkannya juga tidak memakai surat resmi. . Jadi semuanya masih dikerjakan secara gotong royong, kerja sosial dan benar-benar untuk kepentingan warga. Siapa yang sempat, dia yang mengurus ”. 100 Pola manajemen kedua adalah manajemen setengah sosial profesional. Manajemen rukun kematian seperti ini telah membentuk kepanitiaan khusus, akan tetapi model rangkap jabatan kerap terjadi. Sehingga kerjasama dengan pihak lain dalam melakukan tugas lapangan masih sangat diperlukan. Model manajemen ini terjadi pada LPJ Masjid Raya Bintaro Jaya. Manajemen Lembaga Pemulasaran 99 Wawancara dengan Vonny Sandralina. Tangerang, 26 Juni 2013. 100 Wawancara dengan Sukoso. Tangerang, 08 Juli 2013. Jenazah masih tergolong seadanya. Irfan, sebagai Penanggung Jawab Lembaga Pemulasaran Jenazah MRBJ menuturkan, “Kita memang ada penanggungjawab dalam kepengurusan... Timnya kita baru ada tim untuk jenazah laki-laki, kalau yang perempuan kita belum ada yang memandikannya. Kita kerjasama sama dengan pihak luar ” 101 . “... Tim kita ngantor semua sekretariat masjid. Kalau bergerak semua, kantornya sepi ...” tambahnya 102 . Hal yang sama juga terjadi di Masjid Raya Pondok Indah. Saat ini, pengurus UPJ Masjid Raya Pondok Indah hanya terdiri dari Ketua dan Bendahara. Rusmono, Ketua Unit Pelayanan Jenazah Masjid Raya Pondok Indah menuturkan “pengurus inti sebenarnya tidak banyak, hanya 3 orang. Ketua, sekretaris, dan bendahara. Dulu saya sekretaris, karena ketua pensiun, akhirnya saya jadi ketua. Karena saya yang tadinya juga mengurusi administrasi dan mengerti semua administrasi UPJ, jadi akhirnya hanya ada Ketua dan Bendahara. Pada akhirnya, ketua yang jadi tulang punggung semua hal dalam UPJ ”. Sama halnya seperti LPJ Masjid Raya Bintaro Jaya, pengurus UPJ Masjid Raya Pondok Indah juga mengadakan kerjasama dengan pihak luar untuk menyelesaikan beberapa hal tertentu . Katanya, “Kita ada organisasinya. Kepengurusannya. Ada orang yang dibayar oleh kita, tapi sifatnya freelance, sewaktu-waktu dibutuhkan, kita bayar ”. 103 101 Wawancara dengan Irfan. Tangerang, 25 Juni 2013. 102 Wawancara dengan Irfan. Ibid. 103 Wawancara dengan Rusmono. Jakarta, 18 Juli 2013. Model pola manajemen rukun kematian yang ketiga adalah model profesional. Model ini telah terorganisir dengan baik. Pemilahan tugas kantor dan lapangan telah tertata rapih. Tidak ada jabatan yang rangkap dalam pola ketiga ini. Salah satu contoh rukun kematian yang mulai masuk ke tahap ini adalah Layanan Pengurusan Jenazah yang terdapat di Masjid Jami‟ Bintaro. Di masjid ini, LPJ sudah terorganisasi dengan baik. Cicih, Bendahara LPJ Masjid Jami‟ Bintaro Jaya, mengatakan “Misalkan ada yang meninggal, saya langsung telpon koordinator lapangan. Jadi kita ada timnya tersendiri. Kalau misalkan perempuan, ada yang memandikan perempuan. Laki- laki juga sama”. Kemudian ia menambahkan, bahwa “Kita sudah masuk ke tahap profesional, walaupun mungkin belum seprofesional Kemboja. Tim lapangan ada tersendiri, tenaga yang memandikan juga ada. Jadi kalau ada yang telpon tengah malam, saya langsung telpon tim lapangan. Kita sudah siap tanpa harus ada keluarga yang meninggal itu datang ke sini”. 104 Model manajemen profesional dapat ditemui di Urusan Penyelenggaraan Jenazah Yayasan Pesantren Islam Al Azhar dan Yayasan Bunga Kemboja. Pada Yayasan Pesantren Islam Al Azhar, meski masih menjadi unit di bawah yayasan, Urusan Penyelenggaraan Jenazah dikelola secara profesional. Ketua UPJ YPI Al Azhar mengatakan bahwa “Selama ini, semuanya sudah terorganisasi dengan 104 Wawancara dengan Cicih. Jakarta, 26 Juni 2013. baik. Kita memanage semua. Kita punya manajemen ”. 105 Kecuali untuk bagian keuangan yang masih menginduk ke Bagian Keuangan Yayasan Pesantren Islam Al Azhar. Hal ini seperti dikatakan oleh Dayat Daip selaku ketua UPJ YPI Al Azhar. “...Kita juga membuat laporan juga ke yayasan. Penyetoran pendapatan sekian, anggotanya yang meninggal ini, kita rekap semua. Kemudian penyetoran uang ke bagian keuangan. Nanti penggajian untuk setiap bulan kita mengambil ke bagian keuangan. Semua yang mengeluarkan dana adalah bagian keuangan. Prosedurnya kita ke yayasan. Jadi kita tidak berdiri sendiri. Kita membuat laporan ke yayasan, mendapat gaji dari sana, kita juga setor pendapatan ke bagian keuangan”. 106 Manajemen Yayasan Bunga Kemboja sudah terkenal profesional. Saat ini, Yayasan Bunga Kemboja memiliki karyawan sekitar 100 orang, seperti dipaparkan oleh Faturrochman selaku Sekretaris Yayasan Bunga Kemboja saat ini, “Pengurus seperti yang tercantum di brosur saja sudah ada 10 orang, tapi jumlah karyawan sekitar 100 orang”.”Semua bagian sudah terorganisasi. Ada pengurus, pegawai dan petugas lapangan. Insya Allah”, tambahnya. Yayasan yang juga mengurus pejuang kemerdekaan atau veteran ini dapat menangani 10 anggota yang meninggal dalam satu hari. “...Sehari kita bisa menangani 10 anggota yang meninggal. Terkadang juga terjadi kekurangan tim untuk memandikan. Tapi kita siasati dengan menunda beberapa saat untuk pemandian jenazah jika terjadi permintaan waktu yang bersamaan”, paparnya. 107 105 Wawancara dengan Dayat Daip. Jakarta, 03 September 2013. 106 Wawancara dengan Dayat Daip. Ibid. 107 Wawancara dengan Faturrocman. Jakarta, 02 September 2013. 6 Pengelolaan Dana Penentuan besar dana yang disetorkan anggota mengacu pada beberapa hal. Pertama, besar dana iuran ditentukan melalui rapat pengurus rukun kematian. Saat pertanyaan mengenai prosedur penentuan besar dana yang disetorkan anggota, Faturrochman menjawab “kita harus melakukan rapat pengurus ...” 108 . Bendahara Pengurusan Jenazah Masjid Uswatun Hasanah juga mengatakan hal yang sama. “Besar dana ditentukan waktu rapat pengurus ...” katanya. 109 Prosedur yang sama juga dilakukan oleh UPJ YPI Al Azhar. “Kita hasil dari keputusan pengurus, ...” ungkap Ketua UPJ Yayasan Pesantren Islam Al Azhar. Kedua, hasil survei ke Lembaga Pengurusan Jenazah yang ada di masjid lain. Prosedur ini diadopsi oleh LPJ Masjid Jami‟ Bintaro Jaya dan LPJ Masjid Raya Bintaro Jaya. Cicih, Bendahara LPJ Masjid Jami‟ Bintaro Jaya mengatakan “kita survei dulu ke Al Azhar, Pondok Indah, untuk dijadikan bahan perbandingan dengan LPJ luar” 110 . “Kita lihat lembaga-lembaga atau masjid yang menangani hal yang sama. Maksudnya masjid-masjid yang mempunyai Lembaga Pengurusan Jenazah” 111 , kata Irfan, Penanggung Jawab LPJ Masjid Raya Bintaro Jaya. Ketiga, perkembangan harga pasar. Pertimbangan ini berlaku pada Yayasan Bunga Kemboja, “... Pertimbangannya kenaikan BBM, harga 108 Wawancara dengan Faturrochman. Ibid. 109 Wawancara dengan Sukoso. Ibid. 110 Wawancara dengan Cicih. Ibid. 111 Wawancara dengan Irfan. Ibid. bahan- bahan perawatan jenazah”, kata Faturrochman menjelaskan. 112 Dayat Daip, Ketua UPJ YPI Al Azhar mengatakan hal yang sama bahwa “Jadi, kita rapat terlebih dahulu, terus kita kondisikan dengan perkembangan. Dengan kenaikan BBM, harga barang-barang naik, kita diskusikan dengan pengurus. Nanti pengurus mengeluarkan keputusan. Harga di pasar kita perhitungkan, ...”. 113 LPJ Masjid Raya Bintaro Jaya pun memberlakukan ketentuan ini seperti yang dikemukakan Irfan, “Nah, itu juga jadi salah satu pertimbangan juga, ... Pertimbangan-pertimbangan itu seperrti menentukan harga ... Harga sekian, kita coba realisasikan dengan kebutuhan pembelian barang dan tenaga kita”. 114 Dana anggota yang terkumpul digunakan untuk membeli peralatan pengurusan jenazah. Jenis pemanfaatan dana ini merupakan suatu keharusan bagi rukun kematian. “... Paling untuk membeli perlengkapan pengurusan jenazah”, ungkap Rusmono 115 . Sukoso mengatakan bahwa penggunaan dana yang masuk dari masyarakat digunakan untuk membeli perlengkapan perawatan jenazah. “Hanya untuk ini saja. Beli papan lahat, biaya tenaga yang memandikan, kain kafan, dan biaya ambulance” 116 , katanya. Hal senada juga dikatakan Irfan, Penanggung jawab LPJ di Masjid Raya Bintaro Jaya. Pemanfaatan dana paling utama digunakan untuk membeli peralatan 112 Wawancara dengan Faturrochman. Ibid. 113 Wawancara dengan Dayat Daip. Ibid. 114 Wawancara dengan Irfan. Ibid. 115 Wawancara dengan Ketua UPJ Masjid Raya Pondok Indah. Jakarta, 18 Juli 2013. 116 Wawancara dengan Sukoso. Ibid. pengurusan jenazah. Karena perlengkapan seperti kain kafan, bubuk wangi, kapur barus, minyak angin, dan air mawar ini harus tersedia kapan pun dibutuhkan. Ia menuturkan bahwa, “Pemanfaatan dana yang terkumpul, yang pertama, kita gunakan untuk pembelian barang- barang kebutuhan LPJ. Hal-hal yang biasa kita persiapkan adalah kain kafan, kesediaan wangi-wangian kaya bubuk wangi, kapur barus, minyak angin, air mawar. Itu kita stok. Karena biayanya lumayan mahal. Satu paket saja, kalau kita beli, harganya paling murah Rp.450.000,- ”. 117 Di samping untuk pembelian peralatan perawatan jenazah, dana anggota juga digunakan untuk biaya operasional yang berkaitan dengan transport. “... Misalnya mobil yang tadinya tidak memakai AC, jadi ber- AC. Dari mobil yang tadinya jelek jadi cakep. Larinya ke operasional”, kata Faturrochman, Sekretaris Yayasan Bunga Kemboja 118 . Ketua UPJ YPI Al Azhar juga mengiyakan bahwa “Untuk biaya operasional, penggajian, transport, peralatan, mobil, bensin, service mobil. Jadi untuk itu” 119 . Selain digunakan untuk belanja kebutuhan dasar LPJ, terdapat investasi yang diikuti beberapa LPJ yang menjadi objek penelitian penulis. Investasi ini dilakukan untuk melengkapi operasional, agar LPJ dapat memenuhi kebutuhan jamaah. Hal ini dikemukakan oleh Cicih, Bendahara LPJ Masjid Jami‟ Bintaro Jaya, 117 Wawancara dengan Irfan, Penanggung jawab LPJ di Masjid Raya Bintaro Jaya. Tangerang, 25 Juni 2013. 118 Wawancara dengan Faturrocman. Ibid. 119 Wawancara dengan Dayat Daip. Ibid. “Kita setor ke bank. Masih di bank...”. “... Rencananya kita ingin menambah ambulance lagi satu untuk operasional, takutnya ada yang bentrok kebutuhan bersamaan ...”, Cicih menambahkan. 120 Hal yang sama juga dilakukan oleh Pengurusan Jenazah Masjid Uswatun Hasanah. “Masih tersimpan, ... Kemarin rencananya ingin beli ambulance sendiri ... Dana kita simpan di bank, sebagai tabungan”, katanya. 121 Pada UPJ Masjid Raya Pondok Indah, investasi tidak dilakukan. “Tidak ada” 122 , Rusmono mengatakannya dengan lugas. LPJ Masjid Raya Bintaro Jaya tidak melakukan investasi. Dana anggota yang masuk digunakan untuk keperluan yang berkaitan dengan ambulance. “Dana di sini tidak ada yang diinvestasikan. ... Dana yang masuk untuk itu saja, maintenance ambulance”, kata Irfan 123 . UPJ YPI Al Azhar menyerahkan dana anggotanya ke bagian keuangan yayasan. Meskipun demikian, Dayat Daip mengakui bahwa terdapat tabungan dan deposito yang diikuti UPJ YPI Al Azhar. Investasi bersifat jangka panjang ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan kepada jamaah dengan lebih baik. “... Mungkin nanti kita bisa beli mobil yang baru. Karena pelayanan kepada jamaah harus meningkat”, paparnya. Sedangkan Faturrochman mengatakan bahwa Yayasan Bunga Kemboja tidak mengikuti investasi apapun. Menurutnya, jika dana anggota diikutkan 120 Wawancara dengan Cicih. Ibid. 121 Wawancara dengan Sukoso. Ibid. 122 Wawancara dengan Rusmono. Ibid. 123 Wawancara dengan Irfan. Ibid. dalam investasi, maka ini telah menyimpang dari tujuan sosial. “Tidak ada. Menyimpang itu. Bukan untuk sosial”, katanya 124 .

D. Interpretasi Rukun Kematian dari Perspektif Asuransi Syariah

Penyelenggaraan rukun kematian menjadikan bukti kesadaran masyarakat terhadap sebuah persiapan yang harus dilakukan dalam menghadapi kematian. Sama halnya dengan kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan asuransi bagi masa depan. Contoh lain mengungkapkan bahwa dua perkumpulan ini mempunyai kesamaan dimensi. Terdapat dimensi asuransi dalam rukun kematian yang merupakan wadah sosial. Pada rukun kematian terdapat iuran yang dikumpulkan oleh para anggota yang kemudian dapat digunakan bagi anggota lain yang mendapat kemalangan atau kematian terlebih dahulu di antara para anggotanya. Jika dalam asuransi syariah, kumpulan dana ini kita sebut sebagai kumpulan dana tabarru‟, yaitu dana kebajikan, derma atau sedekah; jenis akad yang berorientasi pada kepentingan sosial. 125 Penggunaan dana iuran ini digunakan untuk melaksanakan penyelenggaraan jenazah jika terdapat klaim dari anggota. Sama halnya dengan penerapan tabarru‟ pada asuransi syariah. Karena pelayanan klaim pada rukun kematian bersifat jasa, maka dana ini juga menjadi dana operasional bagi rukun kematian. Oleh karena itu, rukun kematian dapat dikatakan sebagai pangsa pasar asuransi. 124 Wawancara dengan Faturrochman. Ibid. 125 Ahmad Subagyo, Kamus Istilah Ekonomi Islam, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009 Pada hakikatnya, asuransi syariah adalah suatu bentuk kegiatan saling memikul risiko di antara sesama manusia sehingga antara satu dengan lainnya menjadi penanggung atas risiko yang lainnya. 126 Kegiatan ini dilakukan atas dasar tolong-menolong dengan menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang kemudian digunakan untuk membayar klaim kepada peserta lain yang terkena musibah. Mekanisme yang sama juga dianut oleh rukun kematian. Meskipun beberapa rukun kematian menetapkan jangka waktu penggunaan hak keanggotaan. Akan tetapi, terdapat beberapa kelemahan pada rukun kematian jika dipandang dari kacamata asuransi syariah. Pertama, dari sisi prinsip, asuransi syariah menganut prinsip keadilan yang tertuang dengan adanya jangka waktu pembayaran premi bagi anggota. Prinsip ini berbeda dengan rukun kematian yang tidak memiliki batas jangka waktu dalam pembayaran. Dengan demikian, pada rukun kematian terdapat ketidakadilan bagi anggota yang berumur panjang dan keuntungan bagi yang berumur pendek. Berikut contoh perhitungan iuran yang mengandung ketidakadilan. Seseorang yang telah lanjut usia baru menyadari pentingnya keanggotaan rukun kematian, kemudian ia mendaftarkan diri. Misalkan setelah 6 bulan mendaftar, ia meninggal dunia, dan tentunya mendapatkan pelayanan dari lembaga penyelenggaraan jenazah karena ia telah membayar biaya pendaftaran dan kewajiban iuran untuk jangka 126 Abdullah Amrin, Meraih Berkah Melalui Asuransi Syariah; Ditinjau dari Perbandingan dengan Asuransi Konvensional, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2011