b. Tingkat risiko degree of risk, adalah suatu ketidakpastian atas kerugian
pada masa mendatang yang sulit diramalkan. c.
Hukum bilangan besar law of large number, adalah semakin banyak objek berisiko hampir sama atau bahkan sama, maka akan semakin baik
bagi perusahaan. Seorang underwriter mempunyai tugas utama yaitu mengatur
penggunaan dana seefisien dan seefektif mungkin dan menghasilkan keuntungan. Pada asuransi syariah, underwriter berperan untuk beberapa
tugas berikut: a.
Mempertimbangkan risiko yang diajukan. b.
Memutuskan penerimaan dan penolakan atas risiko-risiko yang ada. c.
Menetapkan persyaratan dan beberapa ketentuan serta lingkup ganti rugi. d.
Mengenakan biaya upah pada dana kontribusi peserta. e.
Mempertahankan dan meningkatkan margin profit. Selain itu, tugas underwriter adalah melindungi perusahaan terhadap
seleksi kerugian dan menerbitkan polis yang adil bagi nasabah sehingga dapat diterima calon pembeli. Penerbitan polis harus memenuhi 3 tiga syarat
berikut: a.
Menyediakan benefit yang dapat memenuhi kebutuhan nasabah. b.
Premi dalam polis sesuai dengan kemampuan ekonomi nasabah. c.
Premi asuransi bersaing dengan pasar.
Hal-hal yang mempengaruhi proses penentuan underwriting, yaitu: a.
Increasing risk risiko menarik, contoh: suatu penyakit yang risikonya semakin bertambah berat dengan bertambahnya usia tertanggung.
b. Risiko yang tinggi dialami pada tahun-tahun petama polis. Semakin lama
polis berjalan, maka risiko semakin menurun. c.
Constant extra risk risiko ekstra yang tetap
5. Aktuaria
Aktuaria adalah salah satu cabang ilmu matematika terapan yang dipadukan dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya, seperti ilmu peluang,
keuangan, statistik hingga pemrograman komputer. Peran aktuaria pada perusahaan asuransi syariah dikelompokkan menjadi 3 tiga bagian, yaitu:
a. Pembuatan Produk
Aktuaria berperan dalam pembuatan produk yaitu pembuatan premi dasar asuransi syariah yang ditetapkan perusahaan. Peran aktuaris ini berupa
menghitung premi dasar yang sesuai dengan prinsip-prinsip aktuaria. b.
Laporan Keuangan Perusahaan Setiap tahun perusahaan asuransi syariah diwajibkan membuat laporan
keuangan tahunan ke Departemen Keuangan. Laporan keuangan yang dibuat merupakan hasil investigasi aktuaria. Pada asuransi syariah,
khususnya asuransi jiwa, sebagian dana dipisahkan untuk memenuhi kewajiban perusahaan terhadap peserta pada saat terjadi klaim, yang
dikenal dengan dana cadangan.
Aspek aktuaria pada asuransi syariah meliputi perancangan produk, penentuan rate premi produk, distribusi surplus perusahaan, perjanjian
reasuransi atau retakaful, valuasi dan tes solvensi, bunga majemuk dan aspek- aspek lain yang digunakan dalam asuransi syariah.
Sedangkan teknik aktuaria yang sudah diterapkan pada bisnis asuransi syariah, yaitu:
a. Teknik bunga majemuk
Pada teori ini dipelajari tentang pertumbuhan dan bukan merupakan teori riba. Teknik ini banyak digunakan pada evaluasi rancangan penggunaan
dari metoda discount cashflow. Pada asuransi syariah, teori ini dapat diadopsi dengan mengganti sistem bunga menjadi bagi hasil pada
operasional dan keuntungan investasi. Penerapan teori ini dapat ditemui pada perhitungan premi sekaligus untuk produk pembiayaan yang telah
dikurangi hasil investasi sekaligus tersebut dan diterima pada awal perjanjian. Ketetapan premi sekaligus ini harus disetujui oleh Dewan
Pengawas Syariah DPS. b.
Pertimbangan waktu dalam transaksi Mengenai kaitan waktu dan produk asuransi syariah adalah kemungkinan
lebih tingginya tingkat tabarru‟ pada pembayaran bulanan dibandingkan
dengan pembayaran tahunan. Hal ini sesuai dengan skim bai‟ bi tsaman
ajil, yaitu penjualan dengan pembayaran yang tertunda dan harga yang dikaitkan dengan perhitungan waktu.