Instrumen Penelitian METODOLOGI PENELITIAN
uji persyaratan instrumen yaitu, uji validitas dan uji reliabilitas. Selain itu juga, untuk mengetahui tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. Uji persyaratan
tersebut meliputi : 1.
Uji Validitas Validitas yang digunakan adalah validitas item, yaitu ketepatan
mengukur yang dimiliki oleh sebutir item dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut. Sebelum dilakukan uji coba
instrumen tes kemampuan berpikir kritis ke siswa, terlebih dahulu peneliti melakukan penilaian instrumen tersebut kepada para ahli yaitu dengan
memberikan form penilaian instrumen. Penilaian instrumen tes oleh para ahli ini dimaksudkan untuk
memperoleh uji validitas isi instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematis dengan menggunakan metode Content Vailidity Ratio CVR.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
4
⁄ ⁄
Keterangan: CVR = Konten validitas rasio Content Validity Ratio
= Jumlah penilai yang menyatakan item soal esensial N = Jumlah penilai
Validitas isi dengan metode CVR dilakukan pada tiap item soal. Jika nilai CVR tidak memenuhi signifikansi statistik yang ditentukan dari tabel nilai
minimum CVR yang disajikan Lawshe maka soal tersebut tidak valid dan akan dihilangkan.
Penilaian para ahli ini melibatkan 12 orang ahli dalam bidang matematika diantaranya 2 orang dosen dan 10 orang guru. Dari 10 soal yang
diuji dengan CVR, didapat 7 soal valid dengan minimum skor 0,56. Setelah dilakukan uji validitas isi dengan CVR, selanjutnya peneliti
melakukan uji coba instrumen tes kepada 24 orang siswa. Pengukuran validitas
4
C. H Lawshe. 1975. A Quantitative Approach to Content Validity. By Personnel Psychology, INC. h. 567-568.
instrumen tes dapat ditentukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut.
5
2 2
2 2
y y
N x
x N
y x
xy N
r
xy
Keterangan : r
xy
= koefisien korelasi validitas instrumen. N = banyaknya siswa yang mengikuti tes.
x = skor siswa pada setiap butir soal. y = skor total pada seluruh siswa.
Uji validitas instrumen dilakukan untuk membandingkan hasil perhitungan
dengan pada taraf signifikansi 5, dengan terlebih
dahulu menetapkan derajat kebebasan yaitu dk = n – 2. Soal dikatakan valid
jika nilai . Sebaliknya soal dikatakan tidak valid jika nilai
. Berdasarkan hasil perhitungan validitas dari 8 butir soal yang diuji, diperoleh 8 butir soal tersebut valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keterpercayaan hasil tes. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf keterpercayaan yang tinggi jika tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Artinya, suatu tes memiliki reliabilitas yang baik jika alat ukur itu memilki konsistensi yang handal walau
dikerjakan oleh siapapun dalam level yang sama, dimanapun dan kapanpun. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus alpha
cronbach:
6
∑ ∑
∑
Keterangan: = Koefisien reliabilitas tes.
= Banyaknya butir item valid. = Varian total.
5
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2012, Cet. I, h. 87.
6
Ibid., h. 122.
∑ = Jumlah varians skor tiap-tiap item.
Klasifiakasi Interpretasi Uji reliabilitas adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4 Klasifikasi Interpretasi Uji Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Interpretasi
Sangat Baik 0,60
≤ 0,80 Baik
0,40 ≤ 0,60
Cukup 0,20
0,40 Rendah
0,00 0,40
Sangat Rendah
Berdasarkan perhitungan reliabilitas instrumen diperoleh nilai 0,76. Maka instrumen tersebut dapat disimpulkan memiliki kriteria reliabilitas tinggi,
dan memenuhi persyaratan instrumen yang memiliki ketetapan jika digunakan. 3.
Indeks Kesukaran Soal Tingkat kesukaran untuk setiap item soal menunjukkan apakah butir
soal itu tergolong sukar, sedang atau mudah. Untuk mengetahui tingkat kesukaran tiap butir soal berbentuk uraian digunakan rumus:
7
Keterangan : = Indeks Kesukaran item ke-i.
= jumlah skor yang diperoleh responden pada item ke-i. JS = Jumlah skor maksimum item ke-i dikali dengan jumlah responden.
Klasifikasi interpretasi indeks kesukaran tiap butir soal yang digunakan adalah sebagai berikut :
8
7
Ibid., h. 223.
8
Ibid., h. 225.
Tabel 3.5 Klasifikasi Interpretasi Indeks Kesukaran
Nilai IK Interpretasi
0,00 IK ≤ 0,30 Sukar
0,30 IK ≤ 0,70 Sedang
0,70 IK ≤ 1,00 Mudah
Berdasarkan hasil perhitungan uji tingkat kesukaran diperoleh 7 butir soal dengan tingkat kesukaran sedang dan 1 butir soal dengan tingkat
kesukaran mudah. 4.
Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan sebuah soal untuk membedakan
antara siswa yang menjawab dengan benar berkemampuan tinggi dengan siswa yang menjawab salah berkemampuan rendah. Untuk mengetahui daya
pembeda tiap butir soal digunakan rumus:
9
Keterangan : D = Daya Pembeda.
BA = Jumlah skor siswa kelompok atas. BB = Jumlah skor siswa kelompok bawah.
JA = Skor maksimum siswa kelompok atas. JB = Skor maksimum siswa kelompok bawah.
Klasifikasi interpretasi daya pembeda tiap butir soal yang digunakan adalah sebagai berikut:
10
9
Ibid., h. 228.
10
Ibid., h. 232.
Tabel 3.6 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda
Nilai DP Interpretasi
0,00 - 0,20 Jelek
0,21 - 0,40 Cukup
0,41 - 0,70 Baik
0,71 - 1,00 Baik sekali
Berdasarkan hasil perhitungan uji daya pembeda soal diperoleh 6 soal memilki daya pembeda cukup, 1 soal baik, dan 1 soal jelek.
Berikut adalah rekap hasil uji validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda:
Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
No. Soal
Validitas Indeks
Kesukaran Daya
Pembeda Keterangan
1 Valid
Sedang Cukup
Digunakan 2
Valid Mudah
Cukup Digunakan
3 Valid
Sedang Cukup
Digunakan 4
Valid Sedang
Cukup Digunakan
5 Valid
Sedang Cukup
Digunakan 6
Valid Sedang
Jelek Digunakan
7a Valid
Sedang Cukup
Digunakan 7b
Valid Sedang
Baik Digunakan
Derajat Reliabilitas 0,76