Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Bahkan di sekolah-sekolah belum membiasakan siswanya untuk berpikir kritis dalam proses pembelajaran matematika. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran matematika masih didominasi oleh guru dengan menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian video study pembelajaran matematika oleh tim video study PPMTK tahun 2007 menunjukkan bahwa ceramah merupakan metode yang paling banyak selama mengajar matematika, waktu yang digunakan siswa untuk problem solving 32 dari seluruh waktu di kelas, guru lebih banyak berbicara dibandingkan dengan siswa, hampir semua guru memberikan soal rutin dan kurang menantang. 9 Hasil pengkajian PPPTK pada tahun 2008 juga menunjukkan bahwa hampir sebagian besar guru menggunakan strategi pembelajaran konvensional dalam pembelajaran. 10 Guru masih menggunakan paradigma lama bahwa pengetahuan sepertinya dapat dipindahkan dari otak guru ke otak siswa. Strategi pembelajaran konvensional kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang secara mandiri melalui pemikirannya sendiri dalam memecahkan permasalahan-permasalahan matematika. Biasanya materi pelajaran yang diajarkan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang. 11 Hal ini berakibat jika siswa diberikan soal yang berbeda dengan soal yang telah diselesaikan oleh guru, maka siswa akan kesulitan untuk menyelesaikannya karena tidak memahami konsep, sehingga daya serap siswa dalam memahami matematika rendah karena cenderung menyerap informasi secara pasif yang berakibat pada lemahnya kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Hal ini merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil TIMSS dan PISA, karena keadaan tersebut tidak sejalan dengan karakteristik dari soal-soal pada TIMSS dan PISA yang substansinya kontekstual, menuntut penalaran, argumentasi, kreativitas dan kemampuan berpikir dalam menyelesaikannya, 9 Fadjar Shadiq, Laporan Hasil Seminar dan Lokakarya Pembelajaran Matematika, 2008, http:fadjarp3g.files.wordpress.com20080607-lapsemlok_limas_.pdf, h.2. 10 Fadjar Shadiq, Laporan Hasil Seminar dan Lokakarya Pembelajaran Matematika, 2008, https:fadjarp3g.files.wordpress.com2008061lapsemilokafadjar.pdf, h. 3. 11 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2008, h.179. sehingga dapat diasumsikan siswa belum mampu mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tingginya. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan cara merubah pembelajaran yang didominasi oleh guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa, dimana siswa diberikan kesempatan untuk membangun pengetahuan dalam pikirannya sendiri, sehingga siswa mampu untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan matematika. Seorang siswa, tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dengan baik tanpa ditantang untuk berlatih menggunakannya dalam matematika. Salah satu strategi pembelajaran yang dipertimbangkan dapat meningkatkan berpikir kritis matematis siswa adalah strategi pemecahan masalah make an organized list. Strategi pemecahan masalah make an organized list merupakan strategi pembelajaran yang menuntut siswa untuk membuat daftar berbagai alternatif penyelesaian yang mungkin digunakan sehingga alternatif yang tidak mungkin digunakan dapat diabaikan oleh siswa. Dengan strategi ini siswa dapat memiliki banyak kesempatan untuk menghasilkan gagasan, mampu mengemukakan pendapatnya untuk memecahkan masalah, mampu meninjau atau menimbang suatu masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda, dan sebagainya. Langkah-langkah strategi pemecahan masalah make an organized list terdiri dari membaca masalah, menulis ulang pertanyaan, menentukan informasi penting, membuat daftar terorganisir, serta mengimplementasikan solusi. Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan diatas, diduga terdapat hubungan antara penerapan strategi pemecahan masalah make an organized list dengan kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Oleh karena itu, peneliti akan mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Strategi Pemecahan Masalah Make an Organized List Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Proses pembelajaran didominasi oleh guru sehingga informasi yang diterima siswa cenderung secara pasif. 2. Proses pembelajaran di sekolah tidak menuntut siswa untuk membangun pengetahuan melalui pemikiran siswa sendiri karena biasanya materi pelajaran yang diajarkan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang. 3. Siswa sulit menerapkan materi yang dipelajari ke dalam soal berbeda karena siswa terbiasa dengan penyelesaian soal yang bersifat prosedural sehingga kemampuan berpikir siswa kurang berkembang. 4. Kemampuan berpikir kritis matematis siswa rendah.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda, maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Strategi pemecahan masalah dibatasi pada make an organized list. Dengan langkah-langkah yaitu membaca masalah, menulis ulang pertanyaan, menentukan informasi penting, membuat daftar terorganisir, mengimplementasikan solusi. 2. Berpikir kritis yang di ukur adalah: a. Elementary clarification memberikan panjelasan sederhana dengan indikator: memfokuskan pertanyaan. b. Basic support membangun keterampilan dasar dengan indikator: memberikan alasan. c. Inference menyimpulkan dengan indikator: membuat kesimpulan dan membuat alternatif cara lain dalam menyelesaikan masalah. d. Strategies and tactics startegi dan taktik dengan indikator: membuat langkah-langkah penyelesaian masalah. 3. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII MTs Daarul Hikmah Pamulang. 4. Materi yang disampaikan adalah relasi dan fungsi.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pemecahan masalah make an organized list ? 2. Apakah kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan strategi pemecahan masalah make an organized list lebih tinggi dari siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengkaji dan menganalisis kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan strategi pemecahan masalah make an organized list. 2. Untuk mengkaji dan menganalisis kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional. 3. Untuk membandingkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan strategi pemecahan masalah make an organized list dengan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran konvensional.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis. 2. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran matematika yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis. 3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi mengenai pengaruh strategi pemecahan masalah make an organized list terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa dan menjadi bahan masukan bagi yang berminat untuk menindaklanjuti penelitian ini. 4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan.

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretik

Berikut akan dibahas beberapa kajian literatur terkait kemampuan berpikir kritis matematis dan strategi pemecahan masalah make an organized list. 1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis a. Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu yang memiliki peranan penting dalam kehidupan. Banyak permasalahan kehidupan sehari-hari yang membutuhkan ilmu matematika, contohnya berhitung yang dibutuhkan dalam perdagangan, dll. Pengertian matematika tidak mudah untuk didefinisikan karena banyaknya fungsi dan peranan matematika terhadap ilmu-ilmu lainnya, sehingga jika terdapat definisi tentang matematika maka itu bersifat tentatif, artinya tergantung kepada orang yang mendefinisikannya. Berikut pendapat para ahli mengenai pengertian matematika. Kata matematika berasal dari bahasa latin yaitu mathematica, yang mulanya diambil dari perkataan Yunani yaitu mathematike yang berarti relating to learning. Perkataan itu mempunyai asal katanya yaitu mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Perkataan mathematike berhubungan erat dengan kata lainnya yang sama, yaitu mathenein yang berarti belajar atau berpikir. 1 Jadi, berdasarkan asal katanya matematika merupakan ilmu pengetahuan yang didapat melalui berpikir. Menurut Johnson dan Rising matematika merupakan pola berpikir, pola mengorganisasikan, suatu pembuktian yang logis, dan bahasa yang digunakan dalam matematika didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, serta representasinya menggunakan simbol yang lebih berupa ide daripada bunyi. 2 Menurut Suherman matematika merupakan ilmu yang tumbuh dan 1 Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: JICA Universitas Pendidikan Indonesia, 2001, h. 18. 2 Ibid., h. 19. 8